Kategori: Lampung Tengah

  • Putusan Pengadilan Picu Kerusuhan Massa di Lampung Tengah Tiga Luka, Tiga Rumah Dibakar Ini Kronologisnya?

    Putusan Pengadilan Picu Kerusuhan Massa di Lampung Tengah Tiga Luka, Tiga Rumah Dibakar Ini Kronologisnya?

    Lampung Tengah (SL)-Ribuan massa gabungan kelompok massa Forum Bersama menyantroni kediaman salah satu komplotan pelaku terlibat bentrok wkatu lalu, yang berada di Bumi Ratu Nuban induk. Sekitar 1300 massa gabungan merangsek persis di Jalur Lintas Sumatera. Tiga warga yang coba mempertahankan rumahnya dirusak terluka akibat luka tembakan dan panah masih dirawat di RSU AM, yang sebelumnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Demang Sepulau Raya (RSUDSR), Jum’at (15/3/2019) dini hari.

    Rangga luka tembak didada kiri

    Tiga rumah warga Kampung Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Bumi Ratu Nuban Lamteng dibakar pada bagian dapur, dan sekitar empat rumah yang pagarnya dirusak oleh sekelompok massa. Massa datang secara tiba tiba dari arah belakang perkampungan.

    Warga Bumi Ratu Nuban sempat panik, dengan kedatangan ribuan massa yang menerobos ke perkampungan dengan membawa sejumlah senjata tajam dan senjata api rakitan (senpira) jenis bedil locok, panas. Korban atas nama Ibrahim dan Ijul luka pada bagian kaki mirip luka kena panah, dan Rangga masih kritis akibat luka tembak di bagian dada.

    Informasi dilokasi kejadian meyebutkan dugaan sementara kedatangan ribuan massa itu diduga karena tidak atas vonis hukuman dalam kasus pertikaian hingga tewas yang melibatkan warga Bumi Ratu beberapa waktu lalu. Sekolompok massa yang mendatangi kampung tersebut dan meyerang warga kemudian membakar sejumlah rumah dan menembak warga Bumi Ratu yang hendak mempertahankan haknya.

    Masa bersenjata bergerak malam hari

    Kabar bentrok mulai tersebar sejak Kamis (14/3) pukul 22.00. Baru Jumat (15/3) pukul 03 : 30 Wib, amarah dari ribuan warga kedua kelompok massa berhasil ditenangkan oleh anggota gabungan dari TNI dan Polri. “Kami  tidak siap, karena masa menyerang dari arah belakang kampung. Entah dari mana mereka,” kata salah seorang warga kepada sinarlampung.com.

    Hingga Jumat (15/3) pukul 15.00, situasi masih memanas, konsentrasi massa Bumi Ratu Nuban masih berkumpul. Karena mereka marah kampungnya di diserang massa. Aparat kepolisian dan pemerintah daerah masih terus berada di lokasi untuk menenangkan warga agar tidak terlibat bentrok susulan. Warga diminta tidak terprovokasi dengan ulah kelompok yang tidak bertanggung jawab.

     

    Kronologis Kerusuhan

    Pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2019 sekira Pkl 09.00 Wib telah berangkat beberapa Perwakilan Paguyuban Pambers Lamteng ke Pengadilan Negeri Bandar Lampung untuk menghadiri sidang Putusan perkara Penganiayaan yang mengakibatkan Korban An. Alwi (MD) di Dsn Kebagusan, Kp. Bumi Ratu Nuban, Kab. Lamteng.

    Massa sebelum menyerang

    Sekira Pkl 09.00 Wib beberapa perwakilan setiap Ranting Paguyuban Pambers Lamteng, berangkat ke Pengadilan Negeri Bandar Lampung yang didomisili menggunakan kendaraan R4 dan R2 yang diikuti dari beberapa kecamatan antara lain Kec. Bekri, Kec. Gunung Sugih, Kec. Kota Gajah, Kec. Bumi Ratu Nuban, Kec. Kotagajah, Kec. Punggur, Kec. Bangunrejo. Yang berjumlah sekitar 250 (orang Masa)

    Pada Pkl 14.00 Wib didapat informasi hasil putusan sidang Sdr. Yusuf Sukarji dan Sdr. Gideon oleh Hakim Pengadilan Negeri Bandar Lampung dengan hasil sidang putusan Sdr. Yusuf Sukarji Vonis 7 (tujuh) tahun Kurungan Penjara, dan Sdr. Gideon Vonis 3 (Tiga) tahun kurungan Penjara.

    Pada Pkl. 14.15 wib didapat informasi dalam hasil sidang putusan tersebut, pihak keluarga Sdr. Yusuf Sukarji dan pihak Paguyuban Pambers merasa keberatan dan mengajukan untuk Banding. Pada Pkl 15.00 Wib didapat informasi Masa Paguyuban Pambers mendatangi Mapolda Lampung untuk menyampaikan keberatan dengan hasil putusan sidang vonis Sdr. Yusuf Sukarji dan Sdr. Gideon,

    Pada Pkl 15.30 Wib, Perwakilan massa Lk. 8 Orang di terima oleh Subdit 1 Reskrimum Polda Lampung, Ipda Sunarto dengan hasil mediasi di ruang Subdit 1 Krimum Polda Lampung bahwa pihak Yusuf Sukarji menginginkan pelaku pembakaran rumah dilakukan penangkapan.

    Apabila pihak kepolisian tidak segera melakuan tindak penangkapan maka pihak simpatisan Yusuf Sukarji akan melakukan tindakan penangkapan sendiri. Pihak Yusuf Sukarji akan membuat Laporan Polisi susulan terkait pengrusakan Gereja pada saat kejadian.

    Tanggapan dari pihak Subdit I Krimum Polda Lampung bahwa Subdit I akan melaporkan terlebih dahulu kepada pimpinan akan segera menindak lanjuti tuntutan dari pihak Yusuf Sukarji.

    Pada Pkl 17.15 Wib berdasarkan korlap massa Kecamatan Punggur dan Kotagajah Supri Bejo dan Sucipto didapat informasi bahwa Paguyuban Pambers menuntut kepada pihak kepolisian untuk segera memperoses hukum para pelaku pengeroyokan Mody, serta Pengerusakan dan pembakaran rumah Sukarji.

    Massa Meninggalkan Polda Lampung

    Korlap massa Tomo dari Kampung Bangunrejo Kecamatan Gunung Sugih bahwa paguyuban Pambers sesegera mungkin untuk merapatakan barisan dan mengumpulkan massa. Pada Pkl. 17.25 wib, massa paguyuban pambers meninggalkan Mapolda Lampung.

    Pada Pkl 17.50 wib Sucipto massa paguyuban pambers wilayah timur (kec. Punggur, kec. Kotagajah, Kec. Gunung Sugih) sekitar 150 orang sudah bergeser meninggalkan Mapolda Lampung via jalur Tegineneng Metro menggunakan dua unit dan ran pribadi sekitar 30 unit, untuk kembali ke kediaman masing masing.

    Pada pukul 18.26 Wib perkembangan hasil informasi dari Abu Jumroh selaku perwakilan pemuda Pambers yang didapat bahwa Seluruh Paguyuban Pambers se Lamteng akan berkumpul dan berkonsentrasi di rumah Yusuf Sukarji Di Dusun Kebagusan, Kp. Bumi Ratu, Kec. Bumi Ratu Nuban, Kab. Lamteng sekira 20.00 Wib dengan rencana tuntutan memberitahukan hasil sidang putusan vonis Yusuf Sukarji dan Gedion serta hasil pertemuan atau mediasi di Mapolda Lampung.

    Didapat info bahwa massa menghendaki kehadiran Bupati Lamteng dan Kapolres Lamteng untuk menindak lanjuti permintaan dan tuntutan yang disampaikan massa Paguyuban Pambers. Mobil Bus  AA-1715-CF pembawa rombongan Pambers Yusuf Sukarji memasuki Tol Natar, pukul 18.30 Wib, keluar pintu Tol Trimurjo, pukul 19.30 bus menurunkan dua orang di Kp. Tanggul Angin, di pasar Punggur 35 Orang.

    Pada hari kamis 14 maret 2019 pkl 22.30 WIB terjadi Konsentrasi masa dari Paguyuban Panbers Kab Lampung Tengah merasa tidak puas dengan pelaku pembakaran rumah Sukarji yang di bakar oleh masa dari Desa Bumi Ratu, Kec Bumiratu Nuban. Karena pelaku pembakaran sampai sekarang belum di tangkap oleh pihak Polisi sedangkan pemilik rumah danDion sudah putusan pengadilan.

    Di dusun Tani Maju sekitar 250 org masa gabungan Wilayah Timur di Dusun Bumiagung 250 orang gabungan Wilayah. Jumat pukul 00.30 wib sudah bergabung 1300 org di Jalan Lintas akan menyerang kerumah warga perlaku pembakaran rumah Sukarji di Desa Bumiratu Induk. Sedangkan pihak pengamanan Polisi da TNI sudah stanby menghalau masa.

    Pada pkl. 01.30 WIB situasi memanas karena masa bergerak ke Desa Bumi Ratu Induk dan terjadi pembakaran 4 rumah milik warga kampung. Pukul 02.00 WIB Damkar 2 Unit datang ke lokasi kejadian langsung melakukan pemadaman. Pada pukul. 02.30 WIB masa dari Pambers dan mayarkat berangsur sudah berkurang kembali ke rumah pimp kelompok masing2.

    Pada pukul 03.00 WIB diadakan mediasi ke pihak massa dirumah Mantan kepala kampung Bumi Ratu Nuban yg dihadiri oleh Wakapolda Lampung, Dandim 0411/LT, Kapolres Lamteng, Kepala Kampung. Bumi Ratu Nuban, Tokoh Adat, mayarakat Bumi Ratu Nuban. Pada pukul 04.00 WIB situasi sdh Kodusif Masa dari 2 belah pihak sdh kembali ke rumahnya masing2. Pejabat TNI dan Polri masih tetap di lokasi kejadian.

    Kasus September 2018

    Medio Tanggal 3 September 2018 lalu, terjadi perkelahian antara warga Dusun Kebagusan Luar dengan warga Dusun I bernama Alwi. Alwi meninggal dunia akibat tusukan benda tajam. Sementara dari warga Dusun Kebagusan Luar, Yusuf dan Gidon ditetapkan sebagai tersangka. Yusuf dan Gidon oleh pengadilan telah dijatuhi vonis hukuman penjara. Yusuf di ganjar tujuh tahun dan Gidon tiga tahun penjara. Massa sempat mendatangi kediaman Yusuf dan Gidon, dan membakar rumah mereka.

    Terkait putusan itu, pihak keluarga terpidana Yusuf dan Gidon dari Paguyuban Panbers Lamteng ingin pelaku pembakaran rumah Sukarji juga di proses hukum. Karena sampai saat ini belum juga ditangkap oleh pihak Polisi.

    Bupati Kapolres dan Kodim kunjungi lokasi

    Pemkab Lampung Tengah menyatakan akan menginvetarisir kerugian akibat dari bentrok antarkelompok warga di Kampung Bumi Ratu, Kecamatan Bumi Ratu Nuban. Sedikitnya ada empat rumah yang terbakar akibat peristiwa yang terjadi Kamis malam tersebut. “Tadi sudah diinventarisir kerugian terkait permasalahan ini,” kata Bupati Lamteng, Loekman Djoyosoemarto, Jumat pagi.

    Namun demikian, lanjut dia, hal yang terpenting terkait masalah ini adalah menangani psikologis terkait dampak dari kejadian tersebut. “Yang kita tangani justru bukan itu (kerusakan). Kalau masalah kerugian materil ini gampang, bisa dihitung dan ada aturannya untuk memberikan bantuan. Saat ini yang terpenting bagaimana kita mengatasi psikologis masyarakat Bumi Ratu atas kejadian ini,” ujar Loekman, saat meninjau lokasi terjadinya bentrok antarwarga di Kampung Bumi Ratu, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Jumat, 15 Maret 2019.

    Bersama Kapolres Lamteng, AKBP I Made Rasma serta Dandim 0411 LT, dan sejumlah pejabat di lingkungan pemkab setempat, Loekman meninjau lokasi rumah warga yang terkabar akibat kejadian tersebut. (Juniardi)

  • Bupati Lamteng Ingin Wujugkan Mimpi Bandar Jaya Jadi Kota Kebanggan

    Bupati Lamteng Ingin Wujugkan Mimpi Bandar Jaya Jadi Kota Kebanggan

    Lampung Tengah (SL)-Plt Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto memimpikan bisa mewujudkan kota kebanggan. Ia berharap hal itu bisa dimulai dari Kelurahan Bandarjaya, Kecamatan Terbanggibesar. Kota seperti itu berupa kebersihan dan sehat, sehingga berdampak peningkatan kualitas penduduknya.

    “Kalau bisa hidup bersih dan sehat kenapa tidak. Bisa dimulai dari warganya sendiri dengan menjaga lingkungannya. Kita juga akan tata Bandarjaya sehingga menjadi kota kebanggaan daerah ini,” katanya, saat berada di Kelurahan Bandarjaya Barat, Sabtu, 2 Maret 2018.

    Saat itu ia juga memperbaiki gorong-gorong dengan membawa alat berat. Di beberapa titik terdapat genangan air yang berpotensi menyebabkan banjir dan masalah lingkungan. Di musim hujan, air tidak bisa mengalir dan mengakibatkan mampet, hingga meluap ke badan jalan.

    “Ada beberapa gotong-gorong mampat di seputaran Jalan Manggis Bandarjaya Barat. Kita berharap ada kesadaran warga juga memperbaiki dan menjaga lingkungannya,” ujarnya (Ersyan)

  • Sekda dan Kadis Kominfo Lamteng Hadiri Parade Ogoh-ogoh

    Sekda dan Kadis Kominfo Lamteng Hadiri Parade Ogoh-ogoh

    Lampung Tengah (SL)-Sekertaris Daerah (Sekda) Lampung Tengah, Adi Erlansyah didampingi Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Sarjito mengahadiri Parade Ogoh-ogoh tahun 2019 di Lapangan Merdeka Seputih Raman, Minggu (03/03). Dalam agenda rutin yang digelar sebelum Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu tersebut, setidaknya menampilkan 42 Parade Ogoh-ogoh yang dibagi dua golongan, 30 rombongan dewasa dan 12 anak-anak.

    Mewakili sambutan Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto, Sekda Adi Erlansyah menyampaikan apresiasi dengan diselenggarakannya Parade Ogoh-ogoh tersebut. Dia berharap Parade ini dapat menjadi sarana pelestarian dan pengembangan seni budaya di Lamteng.

    “Saya harapkan Parade Ogoh-ogoh dapat menjadi agenda rutin wisata di Kabupaten Lampung Tengah. Kita juga mendukung penuh pelestarian budaya melalui event-event Parade ini. Yang diperlukan adalah promosi agar budaya dan seni Ogoh-ogoh di Lamteng dapat menjadi salah satu daya tarik wisata,” ujar Sekda dihadapan ribuan masyarakat Seputih Raman yang hadir dalam Parade Ogoh-ogoh.

    Sementara Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Lampung Tengah, Ketut Suwendra menjelaskan, dalam Parade ini menampilkan 42 Ogoh-ogoh yang dibagi dua golongan, 30 rombongan dewasa dan 12 anak-anak. “Dari 42 peserta ini juga, 37 Ogoh-ogoh dari Seputih Raman dan 5 ogoh-ogoh dari luar kecamatan,” terang Ketut Suwendra.

    Dia juga menjelaskan, Parade Ogoh-ogoh adalah kesenian yang disakralkan terutama sebelum memasuki Hari Raya Nyepi. Namun demikian, ini merupakan simbol angkara murka, sehingga setelah pertunjukan semua Ogoh-ogoh akan dibakar.

    “Kami masyarakat Hindu Bali yang tinggal dan sudah menjadi penduduk Lampung Tengah sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah yang peduli dengan keberadaan kami, sehingga Parade Ogoh-ogoh ini dimasukkan dalam kalender wisata tahunan.” ungkapnya.

    Turut hadir dalam Parade Ogoh-ogoh, Sekda Lampung Tengah Adi Erlansyah, Kadis Kominfo Sarjito, perwakilan Dandim Lamteng, Kapolres Lamteng, Kapolsek Seputih Raman, Anggota DPRD Lampung I Komang Koheri dan I Made Suarjaya, Anggota DPRD Lamteng Winarti, dan para Tokoh Adat dan Agama (Ersyan)

  • Soal Jual Beli Kios Pasar Bandar Jaya, DPRD Lamteng Undang Dinas Perdagangan dan UPTD Pasar

    Soal Jual Beli Kios Pasar Bandar Jaya, DPRD Lamteng Undang Dinas Perdagangan dan UPTD Pasar

    Lampung Tengah (SL)-Komisi II DPRD Lampung Tengah (Lamteng) menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama Dinas Perdagangan dan UPTD Pasar Bandar Jaya, Satpol PP, Inspektorat, dan Dinas Perhubungan setempat, Senin (04/03/2019).

    Hearing tersebut sebagai tindaklanjut sidak Komisi II DPRD Lamteng, yang menemukan adanya indikasi jual-beli kios dan los di Pasar Rakyat Bandar Jaya, sebagaimana pengakuan dari beberapa pedagang dipasar tersebut.

    Sekertaris Komisi II DPRD Lamteng, Anang Hendra Setiawan mengatakan, hearing yang digelar ini untuk menanyakan langsung kepada dinas-dinas terkait masalah yang terjadi di Pasar Rakyat Bandar Jaya, baik itu indikasi jual-beli kios dan los, pengelolaan pasar, ketertiban parkir dan keamanannya.

    Menurutnya, jika DPRD dan dinas-dinas terkait berkomitmen membangun komunikasi yang sinergi sebagai mitra kerja, tentu permasalahan yang ada di Pasar Rakyat Bandar Jaya akan mendapatkan solusi terbaik untuk diselesaikan. “Kami yakin dalam hearing kali ini kita akan mendapatkan kontribusi positif, bagaimana Pasar Rakyat ini bisa berfungsi dengan baik, sehingga dapat menghasilkan pundi-pundi PAD di Lamteng,” ujar politisi Demokrat Lampung Tengah ini.

    Di kesempatan itu Wakil Ketua Komisi II DPRD Lamteng, Sumarsono juga meminta Bidang Pasar untuk melakukan sosialisasi kepada para pedagang dalam waktu dekat, agar Pasar Rakyat tersebut bisa berfungsi dengan baik. Kemudian Satpol PP juga, dimana tugas nya sebagai penegakkan Perda, Dinas Perhubungan mengenai ketertiban parkir, dan Dinas Perdagangan sebagai pengelolaan pasar.

    “Kita semua harus berkomitmen dan sepakat membenahi persoalan ini. Kami (DPRD) akan perjuangan pedagang bisa berjualan di Pasar Rakyat yang telah disediakan pemerintah. Yang pertama pasar ini harus layak digunakan pedagang untuk berjualan, sehingga ada peningkatkan ekonomi nya. Dan harapan kita kedepan, dengan mereka (pedagang) terkordinir dengan baik di satu lokasi, tentu pembinaan nya juga akan lebih efektip.” ungkapnya.

    Sementara Kepala Dinas Perdagangan Lamteng, Edrin Indra Putra menyatakan bahwa dugaan indikasi jual-beli kios dan los di Pasar Rakyat Bandar Jaya tidak dibenarkan. Bahkan ia menegaskan jika ada bawahannya yang terlibat dalam dugaan tersebut akan diproses secara hukum. “Saya sudah tanyakan kepada bawahan terkait indikasi itu. Tapi pengakuan mereka tidak ada. Dan mereka siap diproses secara hukum jika terbukti melakukan, sesuai dengan arahan bapak bupati.” katanya. (Ersyan)

  • Yustin Lantik EIlya Lusiana Loekman Sebagai Ketua Umum Pengkab Persatuan Drumband Indonesia Lampung Tengah

    Yustin Lantik EIlya Lusiana Loekman Sebagai Ketua Umum Pengkab Persatuan Drumband Indonesia Lampung Tengah

    Lampung Tengah (SL)-Ketua Umum Pengprov Persatuan Drumband Indonesia (PDBI) Provinsi Lampung Yustin Ridho Ficardo melantik Ibu Ellya Lusiana Loekman sebagai Ketua Umum Pengkab PDBI Kabupaten Lampung Tengah masa bakti 2019-2022, di Komplek Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah, Rabu (6/3/19).

    Pada kesempatan itu, Ibu Yustin meminta agar Drumband Provinsi Lampung dapat meningkatkan prestasi serta mengharumkan nama daerah dalam berbagai ajang perlombaan baik pada kancah nasional maupun internasional. “Selaku Ketua Umum Pengprov PDBI Lampung, saya menyambut baik serta berikan apresiasi setinggi-tingginya atas terlaksananya acara pelantikan ini, tidak lupa saya juga berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu motivasi dan juga momentum untuk perbaikan, penyempurnaan dan revitalisasi keolahragaan,” ujar Yustin yang juga Ketua TP PKK Provinsi Lampung.

    Menurut Yustin, dalam bidang drumband para pengurus diharapkan semakin mengangkat prestasi dan pembinaan, sehingga mampu membangun keunggulan dikancah nasional hingga dunia di masa yanv akan datang.

    Selama ini, lanjut Yustin, PDBI Kabupaten Lampung Tengah sudah cukup berperan dalam menjalankan visi dan misinya serta telah terlibat aktif dalam menjalankan program dan aktivitas sesuai program kerja yang telah ditentukan. “PDBI Kabupaten Lampung Tengah ini sudah cukup baik saya kira, yaitu sudah sangat berpartisipasi dalam peningkatan sumber daya manusia dan kemajuan pembangunan bagi masyarakat khususnya dalam kualitas dan kuantitas dunia perdrumband-an di Lampung ini,” tutur Yustin.

    Sementara itu, Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto yang diwakili Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Pesawaran Iman Saputra optimistis bahwa PDBI Provinsi Lampung ke depannya akan mampu menjadi yang terbaik dalam berbagai ajang perlombaan manapun. “Oleh karena itu, saya yakin dan percaya PDBI dapat mengantarkan drumband ini dalam ajang yang lebih tinggi lagi, dan juga mamou melahirkan kader penerus estafet,” tuturnya.

    Iman berharap acara tersebut menjadi langkah awal yang baik dalam upaya mensukseskan drumband menjadi salah satu olahraga yang paling banyak diminati oleh generasi muda. “Untuk itu, dibutuhkan kerja keras dan komitmen tidak hanya dari unsur PDBI, tapi juga dari seluruh masyarakat pemerintah dan sektor swasta dalam mewujudkan kesuksesan drumband di Kabupaten Lampung Tengah,” harapnya.

    Ellya Lusiana Loekman sebagai Ketua Umum Pengkab PDBI Kabupaten Lampung Tengah mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang besar kepada Ibu Apriliani Yustin Ficardo atas kehadirannya memberikan semangat dan motivasi bagi seluruh peserta, yang juga terdiri dari ratusan siswa yang tergabung dalam kelompok drumband dari tiap tiap sekolah di Lampung Tengah.

    “Atas namakan PDBI Kabupaten Lampung Tengah, saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Yustin yang telah berkesempatan hadir, semoga kehadirannya dapat memberikan kebaikan dan menambah semangat kita untuk mencapai tujuan yang lebih baik,” tuturnya.

    Acara pelantikan tersebut berlangsung meriah dengan diikutselenggarakannya lomba drumband dari berbagai sekolah TK, SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Lampung Tengah. (rls/hms)

  • Dana Desa Se-Lampung Tengah Diduga Menguap Hingga Rp6 Miliar?

    Dana Desa Se-Lampung Tengah Diduga Menguap Hingga Rp6 Miliar?

    Lampung Tengah (SL)-Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2018 di Lampung tengah disinyalir menguap, hingga Rp6 miliar lebih, dan melibatkan oknum mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK), Kabupaten Lampungtengah (Lamteng), ZI.

    Sebagai Kepala Dinas, Zi diduga melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN) anggaran, dengan modus merekayasa mengadakan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur desa, dan mengarahkan pelaksana kegiatan aparatur Desa se-Lampung Tengah, kepada rekanan dari luar Lampung Tengah.

    Kegiatan pelatihan Kepala Desa Se-Lampung Tengah bayar Rp20 juta perdesa

    Pada kegiatan pelatihan peneingkatan Kapasitas Desa, diadakan di salah satu Hotel di Bandar Lampung, dengan memungut anggaran kepada setiap kepala kampung senilai Rp20 juta perdesa. Hal itu juga bertentangan Permendes No.19 Tahun 2017 mengenai prioritas penggunaan Dana Desa TA 2018 pasal 7.

    Penyusuran wartawan di Lampung Tengah membenarkan bahwa para kepala desa terpaksa mengikuti kegiatan yang diarahkan kepala dinas tersebut. “Ya kami serba salah. Kami terpaksa ikuti dari pada proses lainnya terhambat,” kata salah satu Kades yang tidak mau disebut namanya.

    Dia juga mengaku heran, mengapa harus di Bandar Lampung, dan menggunakan rekanan lain. “Padahal pengembangan kapasitas di desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diswakelolakan oleh masing-masing desa atau badan dengan bekerjasama antar-des (4) Swakelola     oleh     badan     kerjasama     antar-desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan mekanisme kerja sama antar- desa,” katanya, Minggu (3/3/2019).

    Dalam Permendes Nomor 19 Tahun 2017, dinyatakan bahwa penggunaan Dana Desa dalam rangka pemberdayaan, harus dilakukan dengan prinsip swakelola oleh desa, dimana pengadaan barang atau jasa mulai perencanaan, dikerjakan dan diawasi oleh masyarakat kampung itu sendiri.

    “Yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah, justru pada TA 2018, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Lampung Tengah diduga bekerja sama dengan pihak ketiga yang bukan berasal dari Lampung Tengah dan tidak melaksanakan pasal 7 peraturan menteri desa PDTT tersebut. Pelatihan tersebut seharusnya dilakukan oleh kampung atau oleh badan kerja sama antar desa, bukan diserahkan pada pihak ketiga,” kata Kades Lainnya.

    Pelatihan Kades se-Lampung tengah 2018

    Menurut Kades, bahwa pelatihan tersebut diarahkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Lampung Tengah, ZI, untuk diserahkan pada pihak ketiga tanpa adanya proses musyawarah antar desa, bahkan kecamatan sebagai perpanjang tangan Bupati tidak dilibatkan dalam proses pelaksanaan pelatihan ini.

    “Pelatihan dibagi kedalam empat termin. Termin pertama yakni Bimtek peningkatan kapasitas bagi aparatur kampung melalui sosialisasi permendagri No.20 Tahun 2018, lalu termin kedua yaitu Bimtek pengelolaan BUMDES, Ketiga Bimtek pengelolaan asset desa dan termin ke-empat Workshop pembuatan profil desa. Jadi pelatihan tersebut diadakan selama empat hari,” katanya.

    Pelaksanaan pelatihan dadakan di Bandarlampung, pada Bulan November sampai dengan Desember 2018. Padahal Lampung tengah memiliki lokasi yang representative untuk melakukan pelatihan semacam itu, sehingga uang tidak beredar dikampung melainkan hanya beberapa orang saja serta hannya aparatur kampung yang terlibat dalam pelatihan tersebut. “Jika dilaksanakan dikampung masing-masing pelatihan tersebut akan dapat mengikutsertakan aparat kampung lebih banyak lagi sehingga tujuan pelatihan dapat tercapai lebih maksimal,” sesalnya.

    Para Kades di Lampung Tengah berharap kepada Kementrian Desa dan aparat penegak hukum harus segera mengaudit pelaksanaan peltihan ini yang diduga adanya indikasi korupsi dan penyahgunaan penggunaan Dana Desa TA 2018. “Dana Desa merupakan uang rakyat yang peruntukannya untuk kesejahteraan rakyat desa. Sehingga di TA 2019 hal ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

    Sementara itu, Sekretaris PMK Lampung Tengah Laksono saat diminta tanggapan terkait masalah tersebut melalui via telponnya mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan atasannya. ”Saya Koordinasikan dengan pak kadis dulu,” ujarnya singkat pada Minggu (3/3/2019), di langsir penaberlian.com.

    Sementara Inspektorat Kabupaten Lampungtengah, melalui Irban  2 yakni, Yasir, baik secara korvirmasi tertulis maupun lewat via telpon. “Semua ada prosedur dan aturan, dan saya selaku bawahan bertindak tentunya atas petunjuk pimpinan saya, mohon maklum bos,” ujar Yasir singkat. (pen/jun)

  • Kepala Kampung Payung Makmur Diduga “Kocok Bekem” Anggaran Dana Desa

    Kepala Kampung Payung Makmur Diduga “Kocok Bekem” Anggaran Dana Desa

    Lampung Tengah (SL)-Sejumlah masyarakat menuding bantuan Dana Desa, Kampung Payung Makmur, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, disalah gunakan untuk kepentingan memperkaya diri kepala kampung setempat, Zimamul Wafa. Pasalnya, dana desa yang seharusnya secara aturan dikelola secara swakelola oleh Tim Pengelola TKegiatan (TPK), Namun pekerjaan tersebut dikelola langsung oleh kepala kampung. Keterlibatakn sejumlah pamong hannya sekedar formalitas.

    “Dana Desa kampung kami dikelola langsung oleh kepala kampung. Masyarakat serta aparat kampung tidak tau berapa jumlah anggaran dan dibelanjakan untuk apa saja,” kata warga Kampung Payung Makmur, yang minta dirahasiakan idetitasnya itu.

    Hal lain dibuktikan dengan selama Zimamul Wafa menjabat kepala kampung menjabat, harta kekayaannya meningkat draktis. “Contohnya saja pada tahun 2017 lalu, dalam satu tahun kepala kampung kami membeli aset, berupa mobil, tanah perkebunan, sawah dan peladangan bernilai ratusan juta. Padahal kami tau lurah kami tidak ada penghasilan yang bisa menghasilkan pertahun puluhan juta. Kok ini bisa ratusan juta, uang dari mana, “ katanya.

    Hal senada dikatakan salah satu tokoh masyarakat kampung setempat. Dia menyebutkan bahwa sudah menjadi rahasia umum jika kepala kampung mereka dikenal sangat berani dengan urusan dana bantuan yang bersumber dari uang rakyat itu. “Enggak heran lagilah kalau masalah dana bantuan. Semua dikelola oleh kepala kampung serta keluarganya,” katanya.

    Jadi, kata Dia, wajar saja jika setiap tahun dia punnya uang banyak, “Karena hampir semua proyek atau bantuan tidak beres. Tahun 2018 saja, dia beli tanah dan sawah senilai ratusan juta, belum lagi yang lainnya seperti pembuatan sewa tarup yang bisa menghabiskan puluhan juta,” katanya.

    Bahkan, lanjutnya, sekarang mereka hanya diam, karena jika protes justru dikucilkan. “Kami cuma bisa diam karena jika kami protes juga percuma kami bisa dikucilkan. Pak lurah sekarang semakin menjadi-jadi dan sanggup terang-terangan serta arogan kepada warga dan bawahaannya. Jika mengusik bisa dipecat, karena mungkin dia merasa dibekingin oleh oknum anggota dewan,“ ujarnya.

    Lebih jauh narasumber juga menceritakan, meski dalam RAB kampung ada anggaran untuk pemberdayaan serta pembinaan mencapai ratusan juta setiap tahunnya, namun dia mengaku dikampungnya tidak pernah ada pembinaan. “Selama ini kami selaku masyarakat tidak pernah ada pembinaan dari kampung. Terus anggaran untuk pembinaan ratusan juta itu untuk apa,” katanya.

    Selain itu, narasumber juga menceritakan sepak terjang keluarga kepala kampungnya. Bukan hannya urusan kepemerintahan saja, bidang keagamaan menurut narasumber, keluarga kepala kampung dibilang ingin selalu menguasai. Bahkan kata dia dari jaman ayahnya masih hidup masjid induk dimonopoli oleh keluarga kepala kampung.

    “Jangankan urusan pemerintah, masjid induk saja yang dibuat oleh desa dimonopoli. Jamaah masjid sudah puluhan tahun tidak tau pendapatan uang amal, dan sumbungan dari warga untuk pembngunan masjid untuk apa. Sebab tidak pernah diumumkan saat jumatan seperti daerah lain,” ujarnya.

    Parahnya lagi untuk pennyembelihan korban saja setiap tahun yang menikmati keluarga besar pak lurah, padahal seharusnya dibagikan untuk kaum fakir miskin, “Apa lagi urusan dana desa, yah kami pasrah saja, diingetin juga percuma, beraninya ada di dia, pintarnya juga ada di dia semua, seolah-olah dia kebal hukum,” beber narasumber.

    Narasumber juga mengatakan, jika beberapa waktu lalu kepada kampungnya pernah mendapat masalah, namun kata dia kepala Kampung Payung Makmur terbilang lihai agar terlepas dari jeratan hukum. “Setau saya dulu dia pernah tersandung masalah, namun pak kakam terbilang lihai agar terhindar dari jeratan hukum. Ada salah satu LSM yang menangani kasus tersebut dijebak dengan uang dan ahirnya ditangkap. Uang Rp10 juta untuk menjebak LSM tersebut kabarnya dari pinjam uang karang taruna, dan hingga kini uang tersebut tidak jelas,” imbuhnya.

    Terpisah, Kepala Kampung Payung Makmur, Zimamul Waffa, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, mengelak jika dana desa disalah gunakan. Dia mengatakan jika dana desa sudah direalisasikan sesuai aturan. “Itu tidak benar, bantuan dana desa sudah dikerjakan sesuai dengan aturan,“ kata Zimam Wafa. (dpt/red)

  • 315 Tenaga Honorer K2 Lamteng Ikut Tes Penerimaan P3K

    315 Tenaga Honorer K2 Lamteng Ikut Tes Penerimaan P3K

    Lampung Tengah (Sl)-Sebanyak 315 orang tenaga Honorer K2 Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Lampung Tengah (Lamteng) mengikut tes Penerimaan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K).Kegiatan dilaksanakan di SMA I Kecamatan Kotagajah, Sabtu 23 Februari 2019.

    Kepala Bidang (Kabid) Mutasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSD) Lamteng, Agus mengatakan jumlah keseluruhan yang akan mengikuti tes P3K sebanyak 473 orang. “Hari ini ada 315 orang (tes P3K), kita bagi menjadi tiga lokal, perlokal berjumlah 35 orang. Kalau untuk total keseluruhannya ada 473 orang tenaga Honorer K2,” kata Agus.

    Masih dikatakan Agus, 158 orang tenaga Honor K2 lainnya akan menjalakan tes pada Minggu (24/2) ditempat yang sama.Agus menerangkan, dalam hal ini mulai dari tempat pelaksanaan, jumlah peserta yang masuk data BKN dan lulus berkas semuanya dari pusat. ”Kita (BKSDM) disini sifatnya hanya memfasilitasi.” terangnya (Ersyan)

  • Polres Lamteng Gelar Milenial Road Safty Milenial

    Polres Lamteng Gelar Milenial Road Safty Milenial

    Lampung Tengah (SL)-Ribuan masyarakat turut meraimaikan Milenial Road Safety Festival yang digelar Polres Lampung Tengah di halaman gedung serba guna (GSG) BTN, Kecamatan Way Pengubuan Minggu (24/2/2019). Kegiatan ini diawali dengan jalan sehat yang dilepas langsung oleh Kapolres Lamteng AKBP I Made Rasma, didampingi Dandim 0411/Letkol Czi Burhannudin.

    Selanjutnya Kapolres di dampingi Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto melepas balon sebagai simbol keselamatan, serta melakukan penanda tanganan komitmen moral pelopor keselamatan berlalu lintas. Kapolres dalam sambutannya berpesan kepada kaum milenial di Lampung Tengah untuk patuh dan tertib berlalu lintas.

    Karena menurut Kapolres dalam kurun waktu lima tahun terakhir kecelakaan yang terjadi di Lamteng didominasi oleh kaum milienial. “Selama ini kaum milenial sebagai korban atau pelaku dari kecelakaan. Lima tahun terakhir peristiwa kecelakaan di Lamteng didominasi oleh kaum milenial,” kata Kapolres.

    Masih dikatakan Kapolres, kaum milienial di Lamteng juga diharapkan mampu menjadi duta-duta dalam berlalulintas. ”Kalian harus bersemangat menggelorakan mengajak masyarakat untuk patuh berlalulintas,” seru Kapolres.

    Sementara Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemato mengapresiasi kegiatan Polres Lamteng atas diselenggarakannya Milenial Road Safty Milenial. Kegiatan ini menurut Loekman tidak hanya penting menjaga keselamatan berlalulintas. Akan tetapai melalui gerakan ini diharapkan mampu menakan anggka kecelakaan di Lamteng yang didominasi generasi usia produktif.

    “Melalui kegiatan ini saya harapkan dapat menciptakan generasi yang peduli dan patuh berlalu lintas. Kaum milenial di Lamteng saya harapakan juga dapat berperan aktif menekan angka kecelakaan lalu lintas. Mari membangun budaya tertib berlalu lintas bersa kaum milenial,” kata Loekman.

    Pantauan dilokasi, selain jalan sehat kegiatan ini juga diisi dengan bhakti sosial berupa donor darah. Nampak pula stand-stand terpasang dibeberapa lokasi ikut memeriahkan acara ini. Kemeriahan juga nampak terasa dengan adanya hadiah yang diberikan oleh panitia berupa kendaraan roda dua bagi peserta yang beruntung. Selain itu panitia juga menghadirkan beberapa orang artis D Academy untuk menghibur peserta yang hadir. (Ersyan)

  • Ruang Hemodialisa RSUD DSR Penuhi Kebutuhan Masyarakat Kasus Ginjal dan Cuci Darah

    Ruang Hemodialisa RSUD DSR Penuhi Kebutuhan Masyarakat Kasus Ginjal dan Cuci Darah

    Lampung Tengah (Sl)-Keberadaan ruang Hemodialisa merespon Kebutuhan masyarakat akan penanganan kasus ginjal dan cuci darah di Lamteng. Karena ketidakadaan ruang maka kebanyakan pasien dirujuk ke rumah sakit lain.Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Demang Sepulau Raya kini miliki fasilitas Hemodialisa.

    Empat dari 10 alat kini sudah beroperasi, Rabu 20 Februari 2019.“Total sudah ada 10 alat (cuci darah) yang kita miliki. “Namun, karena butuh tenaga khusus maka saat ini empat yang sudah beroperasi. Enam alat masih menyusul untuk kita oeprasikan,” ujar Otniel Sriwidiatmoko kepada sejumlah awak media.

    Sampai saat ini lanjut Otniel, sudah sekitar 45 pasien yang mendaftarkan diri untuk dilakukan perawatan di ruang Hemodialisa RSUD DSR. “Tenaga medisnya ada enam orang mulai dari dokter jaga hingga dokter spesialis. Pelayanan seperti bagian lainnya selama jam kerja. Jadi begitu pasien mendaftar akan langsung kita tangani,” terangnya.

    Ia berharap, dengan adanya ruang Hemodialisa maka pasien cuci darah dan ginjal yang ada di Lamteng bisa melakukan peaawatan di RSUD DSR tanpa perlu lagi keluar kota atau rumah sakit lainnya (Ersyan)