Kategori: Nasional

  • Pekerja PGN Tewas Tertimpa Pipa Gas

    Pekerja PGN Tewas Tertimpa Pipa Gas

    Riau (SL) – Pekerja Pipa gas PGN yang berada dibukit batrem meninggal dunia akibat kecelakaan kerja pada Jumat malam, Sabtu (19/05/2018).

    Menurut keterangan kerabat kerja korban peristiwa pada malam disaat sedang kerja, korban tertimpa pipa gas dan mengalami cidera berat kepala terkena pipa dan tewas dilokasi kejadian.

    Korban yang meninggal dunia pada saat ini masih berada di rumah sakit umum daerah Kota Dumai, dan mayat kabarnya masih didalam kamar mayat untuk dijahit kepala cidera dan langsung disholatkan.

    Informasi diperoleh wartawan korban bernama Ridwan tinggal jalan Teladan Kecamatan Dumai Barat. Razak salah satu yang mengawasi pekrja pipa gas PGN yang berada di Bukit Batrem ketika di konfirmasi awak media melalui via seluler mengatakan dirinya tak dapat bicara, “Coba hubungi pimpinan saya Sudarmaji,” katanya. Namun awak media tidak berjumpa dengan Sudarmaji yang katanya berada di RSUD Kota Dumai.

    H Daniel tetangga korba dan orang yang memasukan kerja ketika jumpa awak media di RSUD mengatakan bahwa korban kerja di PGN atas usulan dirinya. “Saya yang memasukan kerja, dalam hal ini perusahan harus bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja ini,” katanya. (Srt/nt)

  • Gabung PAN, Fakhrurrazi Nyaleg DPRD Aceh Utara

    Gabung PAN, Fakhrurrazi Nyaleg DPRD Aceh Utara

    Aceh Utara (SL) – Aktivis Mahasiswa Fakhrurrazi menegaskan kebulatan tekadnya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur politik elektoral atau di Partai Amanat Nasional (PAN).

    “Saya ini warga negara juga sebagai pemuda, perjuangan akan tetap terus saya lakukan, apakah itu sebagai parlemen jalanan atau secara elektoral saya tidak peduli,” katanya.

    Karena, kata dia,  baginya untuk berhenti mengabdi kepada masyarakat itu seperti sulit rasanya, “Ini adalah bentuk tanggung jawab kita semua sebagai pemuda, sebagai pemuda saat ini tanggung jawab itu ada di tangan kita. jadi keterwakilan pemuda dalam parlemen itu penting, karena ini soal produktifitas, peduli terhadap sesama, bukan soal gengsi antar sesama karena di sebabkan oleh sentimen kelas yang berbeda,” katanya.

    “Saya besar di jalanan, berjuang bersama kawan-kawan mahasiswa lainnya itu bukan hanya kemarin, esok, lusa dan seterusnya, sampai detik ini pun saya akan tetap disini sampai cita-cita bersama itu kita rebut,” tambahnya.

    Pemuda harapan bangsa, jadi sekarang kita berpikir melalui apa yang dapat kita salurkan untuk membantu, mengabdi kepada bangsa, sekarang musim politik, musim partai. Kalau kita menyalurkan sendiri bukan tidak bisa, bisa tapi tidak bisa disalurkan kalau tidak mengikuti partai politik karena partai politik memang jalannya menuju kekuasaan, melalui partai politiklah kita rebut cita-cita bersama. Menang sebagai dprk kemudian berkontribusi kepada masyarakat”, kata Aktivis mahasiswa ini.

    Fakhrurrazi mengaku kini menjadi kader PAN, alasan masuk PAN karena PAN, komunitasnya berpikir untuk bangsa ini. “Saya lihat sejalan, bukan saya tidak ada yang ngajak, ada yang ngajak dari beberapa partai tapi ini pilihan saya”, katanya.

    Ketua DPD PAN Aceh Utara, Sanusi membenarkan bahwa dia (Fakhrurrazi) sudah menjadi kader partai berlambang Matahari itu. “Benar bahwa Fakhrurrazi sudah menjadi kader partai kami, kami sangat terbuka dengan siapa pun yang ingin menjadi kader apa lagi pemuda sebagai generasi ke depan”, pungkasnya.

    Untuk itu Fakhrurrazi mengaku, tahun ini maju menjadi calon anggota legislatif untuk DPR Kabupaten Aceh Utara, Saya sudah resmi, bersama PAN,” (tutupnya. (red)

  • Prajurit Lantamal XII Awali Bulan  Ramadhan 1439 H Baca Tartil Al-Qur’an

    Prajurit Lantamal XII Awali Bulan  Ramadhan 1439 H Baca Tartil Al-Qur’an

    Pontianak (SL) – Prajurit Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XII Pontianak Dalam menyambut dan mengawali hari pertama bulan suci Ramadhan 1439 H Tahun 2018, Prajurit Lantamal XII yang beragama muslim laksanakan kausri Agama  dengan meramaikan bacaan tartil Alqur’an bersama sama metode tartil iqra’ di Masjid Ar- Rahmah Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XII Pontianak Jalan Kom. Yos Sudarso No. 1 Kota Pontianak, Kamis (17/5/18).

    Pembacaan tartil Alqur’an yang di pimpin takmir Masjid Ar-Rahmah Mayor Laut (P) Asep Haerussoleh kepada para prajurit baik perwira, bintara, tamtama maupun PNS bersama sama serentak dengan khusuknya membaca suratul Alfatihah.

    Untuk bisa membaca Al Quran secara tartil, maka harus paham dengan tajwid setiap harakat, panjang-pendek, serta lantunan nada dalam membaca Al-Quran harus dipegang yang masih salah ketika membaca Al-Quran memang tidak masalah selama dalam batas belajar.

    Lebih lanjut, jika tidak mau memperbaiki kesalahan dalam membaca Al-Quran, maka itu tidak dibenarkan sehingga agar mampu membaca Al-Quran secara tartil adalah dengan memahami tajwid. Kemudian jangan bosan untuk terus berlatih membaca Al-Quran. Ujarnya”

    Pembacaan tartil Al Quran di harapkan para prajurit lebih memahami dasar baca Al-Quran yang benar dan lebih memantapkan keimanan dan ketaqwaan sebagai prajurit matra laut Lantamal XII. (Hen)

  • Presiden Soal Atasi Terorisme: Tindakan Preventif Lebih Penting dari Langkah Represif

    Presiden Soal Atasi Terorisme: Tindakan Preventif Lebih Penting dari Langkah Represif

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa untuk mengatasi masalah terorisme, tindakan preventif jauh lebih penting dibandingkan langkah-langkah represif. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden dalam sambutannya saat berbuka puasa bersama pimpinan lembaga negara, menteri Kabinet Kerja, tokoh agama Islam, dan tokoh-tokoh lainnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 18 Mei 2018.

    “Langkah-langkah preventif yang paling baik adalah bagaimana kita semuanya bisa membersihkan lembaga-lembaga pendidikan dari TK, dari SD, dari SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan juga ruang-ruang publik, mimbar-mimbar umum, dari ajaran-ajaran ideologi yang sesat yaitu terorisme,” ucap Presiden.

    Hal ini menjadi sorotan Presiden karena dari serangkaian aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, semuanya melibatkan anak-anak di bawah umur.

    “Seharusnya anak-anak ini, masih dalam kondisi, mungkin masih senang bermain-main di halaman rumah atau di gang-gang, dan juga seharusnya anak-anak ini juga masih dalam kondisi senang-senang sekolah. Dan mungkin juga masih senang-senangnya berkumpul dengan keluarga, berkumpul dengan teman-temannya,” katanya.

    Presiden menggarisbawahi betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah melibatkan anak-anak dalam melakukan aksinya. Oleh karena itu, Presiden berharap tidak ada lagi keluarga yang hancur karena ideologi sesat seperti terorisme.

    “Saya hanya ingin mengingatkan artinya ini apa? Artinya ideologi yang kejam ini, ideologi terorisme ini telah masuk ke dalam sendi-sendi keluarga kita, keluarga di Indonesia. Ini yang harus hati-hati di sini,” ujar Kepala Negara.

    Peran keluarga, lanjut Presiden, seharusnya membangun masa depan anak, memberikan rasa optimisme kepada anak, memberikan nilai-nilai yang baik, dan nilai-nilai budi pekerti kepada anak. “Tapi justru kebalikannya, hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa pemerintah dan DPR sedang berusaha agar Undang-Undang Antiterorisme bisa segera diselesaikan secepatnya. Sementara itu, terkait proses pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI untuk menangani terorisme, Presiden mengatakan bahwa hal tersebut hanya akan dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri.

    “Pemerintah dalam proses membentuk Komando Operasi Khusus Gabungan yang berasal dari Kopassus, dari Marinir, dari Paskhas, dalam rangka memberi rasa aman kepada masyarakat, tetapi dengan catatan itu dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri,” ujar Presiden.

    Jakarta, 18 Mei 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Korupsi Warisan Turun Temurun Masa Orde Baru

    Korupsi Warisan Turun Temurun Masa Orde Baru

    Jakarta (SL) – Orde Baru yang runtuh 20 tahun lalu masih menyisakan peninggalan lamanya yaitu korupsi. Meski selama 20 tahun reformasi berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi angka korupsi, namun rupanya rasuah tak jua lenyap dari negeri ini.

    Selama Orde Baru, bau anyir korupsi terasa menyengat. Tetapi kekuasaan yang sentralistis membuat kasus-kasus korupsi menguap. “Kasus di zaman Orba itu karena sentralisasi kekuasaan. Apalagi biasanya pemilik kewenangan itu mainnya di kekuasaan yang tersentralisasi,” kata Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar kepada Tempo di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta beberapa waktu lalu.

    Menariknya, kata Zainal, kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme di Orde Baru menjadi legal karena memiliki payung hukum berupa keputusan presiden (keppres). “Misal keppres-keppres yang memberikan kewenangan tertentu pada anak Pak Harto kala itu,” katanya.

    Zainal menyebutkan salah satu contoh kasusnya adalah mobnas atau mobil nasional. Pada 1996, Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 yang menginstruksikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman modal agar secepatnya mewujudkan industri mobil nasional.

    Bersamaan dengan dikeluarkannya Inpres Nomor 2 Tahun 1996 itu, ditunjuklah PT Timor Putra Nasional (TPN) sebagai pionir mobil nasional. TPN adalah perusahaan milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.

    Dengan ditunjuknya TPN sebagai pionir mobil nasional, perusahaan itu dibebaskan dari bea masuk dan pajak lainnya dengan syarat TPN harus menggunakan komponen lokal sebesar 20 persen pada tahun pertama, 40 persen pada tahun kedua, dan 60 persen pada tahun berikutnya.

    Demi melancarkan proyek mobnas Timor, bukannya membangun pabrik perakitan dan industri komponen untuk menunjang mobnas, Presiden Soeharto malah mengeluarkan kembali Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996. Inti dari keppres itu adalah TPN tak perlu melalui tahapan pemenuhan komponen lokal itu dan boleh mengimpor mobil secara utuh atau completely built up. Dengan begitu, TPN memperoleh fasilitas antara lain pembebasan bea masuk impor mobil.

    Akibat meng-anakemas-kan TPN inilah, Indonesia kemudian digugat oleh Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), karena dianggap antara lain melanggar pasal memberikan perlakuan dikriminatif terhadap perusahaan lainnya.

    Gurita bisnis keluarga Cendana sempat ditulis oleh Majalah Time dengan judul Suharto Inc. Majalah Time saat itu bekerja sama dengan pengajar sosiologi korupsi di Universitas Newcastle George Junus Aditjondro. George pada September 1998 menerbitkan buku berjudul From Suharto to Habibie: The Two Leading Corruptors of the New Order.

    Pada edisi 24 Mei 1999, Time Asia kemudian meluncurkan artikel 14 halaman berjudul Suharto Inc: How Indonesia’s Longtime Boss Built a Family Fortune.

    Tulisan ini kemudian digugat oleh keluarga Cendana. Pada 30 Agustus 2007 majelis kasasi Mahkamah Agung memutuskan Time dinyatakan melawan hukum atas tindakannya memuat tulisan tersebut. Time dihukum ganti rugi immaterial Rp 1 triliun terhadap Soeharto.

    Putusan itu membatalkan putusan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 6 Juni 2000 yang memenangkan Time atas Soeharto. Putusan pengadilan pertama itu sempat dikuatkan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada 16 Maret 2001.

    Namun pada 16 April 2009, upaya peninjauan kembali yang diminta Time berhasil. Majelis hakim Mahkamah Agung memenangkan Time pada April 2009.

    Upaya mengendus harta Soeharto juga sempat dilakukan dua lembaga raksasa yakni Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia. Mereka pernah meluncurkan berkas setebal 48 halaman berjudul Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative atau Prakarsa Pengembalian Aset Curian.

    Dalam berkas di halaman 11 dilansir sepuluh pemimpin politik paling korup di dunia, dan mantan presiden Soeharto bertengger di urutan pertama. Berdasarkan data itu total hasil curiannya mencapai US$ 15-35 miliar atau sekitar Rp 135-315 triliun pada kurs tahun 2007.

    Adapun pemerintah mengusut harta Soeharto dimulai setelah ia lengser. Pada 1 September 1998, Kejaksaan Agung menemukan sejumlah penyelewengan pada yayasan yang dikelola Soeharto.

    Soeharto saat itu membantah tudingan tersebut. Muncul di televisi, Soeharto berkata, “Saya tidak punya uang satu sen pun di luar negeri.”

    Korupsi di era Soeharto tak lepas dari keputusan presiden yang dikeluarkan saat itu. Menurut Hamid Chalid, salah satu pelopor pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi, mengatakan ada puluhan keppres yang menyimpang di era Orde Baru. Hal itu terungkap dari hasil kajian yang dilakukan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) dan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK)

    Ketika Soeharto lengser, PSHK dan MTI mengusulkan kepada pengganti Soeharto, BJ Habibie, untuk mencabut keppres tersebut. “Ada 53 keppres yang dicabut keberlakuannya oleh pemerintahan Habibie waktu itu,” kata Hamid yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas MTI.

    Hamid menuturkan, menghapuskan KKN merupakan semangat reformasi. Sulitnya memberantas korupsi di era Soeharto karena semua berada di bawah kendali pemerintah pusat. Menurut dia, tak satu pun orang yang berani menyuarakan yang berbeda untuk melawan. Bahkan, KKN dipandang sebagai sesuatu yang wajar.

    Karena itu, Hamid menilai bahwa upaya pemberantasan korupsi harus dimulai dari komitmen kepala negara. “Artinya bagaimana seorang pemimpin berperilaku punya impact yang luas ke bawah. Sebetulnya, it’s really a matter of leadership. Masalahnya pada kepemimpinan,” katanya. (sumber tempo.co)

    Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. TEMPO/Rully Kesuma

  • Lumpuhkan Teroris, Kapolri Berikan Reward Dirlantas dan Personil Polda Riau 

    Lumpuhkan Teroris, Kapolri Berikan Reward Dirlantas dan Personil Polda Riau 

    PEKANBARU (SL) -Kapolri Jenderal Polisi Prof. Drs.H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D memberikan penghargaan kepada personil Polda Riau yang berhasil melumpuhkan teroris yang menyerang Mapolda Riau, Rabu pagi (16/05/2018) sekitar pukul 09.00 WIB

    Kapolri memberikan penghargaan kepada Dirlantas Polda Riau Kombespol Rudi Syafruddin berupa pin emas, atas jasa Rudi telah dalam menghentikan serangan teroris di Polda Riau.

    Selanjutnya, Kaurham Subditbankum Bidkum Polda Riau Kompol Faridh Abdullah dinaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari Kompol ke AKBP karena menjadi korban dalam serangan teroris di Polda Riau

    Serta Kapolri memberikan Reward kepada Iptu anumerta Luar biasa H. Auzar, dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi dari Ipda menjadi Iptu karena menjadi korban dan gugur dalam serangan teroris di Polda Riau. Selanjutnya kepada Aipda Luarbiasa Johanes Bakti Panjaitan,SH Jabatan Ba Gakkum Subbid Provost Bidpropam Polda Riau. Dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi dari Kompol ke AKBP karena telah berjasa dalam menghentikan serangan teroris di Polda Riau

    Terakhir Kapolri memberikan penghargaan kepada Bripka Hendric jabatan  Provost Polda Riau Ba Gakkum Subbid Provost Bidpropam Polda Riau dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi tinggi dari Brigadir menjadi Bripka karena telah berjasa dalam menghentikan serangan teroris di Polda Riau.

    “Penghargaan ini saya berikan kepada personil yang berhasil melumpuhkan kawanan teroris yang menyerang Polda Riau. Baik yang menjadi korban (gugur,red) maupun yang berhasil menyelamatkan diri,”ungkap Kapolri (***)

  • Hari Pertama Ramadhan Polsek Pontianak Utamakan Keamanan

    Hari Pertama Ramadhan Polsek Pontianak Utamakan Keamanan

    Pontianak (SL) – Dihari pertama masuknya bulan ramadhan, keamanan selalu diutamakan Polsek Pontianak timur, agar yang menjalankan ibadah lebih khusyuk, sesuai arahan Kapolsek Pontianak timur, Kompol Abdul Hafidz.SH yang mengarahkan anggotanya untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat yang sedang menjalankan ibadah sholat dan menyarankan angotanya juga ikut sholat berjamaah, dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan manfaatkan kesempatan himbau masyarakat terkait Kamtibmas dengan mengikuti kegiatan keagamaan berbaur bersama warga, Kamis 17 /5/2018.

    Seperti yang dilakukan, Kasi Humas Polsek Pontianak Timur IPDA Iskak yang menghadiri kegiatan sholat subuh berjamaah di masjid Jami, sholat subuh berjamaah pertama di bulan ramadhan, dihadiri, oleh Ustadz Syeh Anas Jaber dari Jakarta, selain ustadz syekh Anas hadir dalam safari romadhon iyalah Habib Fahmi dari Pontianak, Ustad Faisol dari Malaysia dan juga dihadiri, Sultan Syarif Melvin Alqadrie.

    Selesai sholat subuh dilanjutkan dengan siraman rohani dari Habib Fahmi dan dilanjutkan oleh Ustadz Faisol dari Malaysia. Kegiatan berakhir pada pukul 05.40 wib (Hen)

  • Presiden Salat Tarawih di Masjid Istiqlal

    Presiden Salat Tarawih di Masjid Istiqlal

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo melaksanakan salat tarawih pertama Ramadan tahun ini di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018. Presiden tampak mengenakan baju koko putih, sarung, dan peci hitam.

    Presiden tiba sekitar pukul 18.50 WIB dengan didampingi sejumlah menteri. Tampak hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Presiden Moeldoko.

    Setibanya di Masjid Istiqlal, Presiden langsung melaksanakan salat sunah tahiyatul masjid yang kemudian dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah. Setelah salat Isya dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran dan ceramah yang disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar.

    Dalam ceramahnya Nasaruddin mengajak jamaah untuk berhati-hati dalam menggunakan telepon genggam dan lebih giat membaca Alquran di bulan Ramadan.

    “Saya ingin mengingatkan hati-hati kemuliaan Ramadan jangan ditukar dengan kepentingan sesaat. Hati-hati memberikan statement, hati-hati menggunakan jari kita untuk mengenter whatsapp, jari jemari harus juga berpuasa. Kita di depan handphone, saya mengajak untuk meninggalkan benda kecil itu untuk membaca Quran,” kata Nasaruddin.

    Selesai ceramah, Presiden kemudian melaksanakan salat tarawih berjamaah. Bertindak sebagai imam dalam salat tarawih ini adalah Drs. H. Muhasyim Abdul Majid, M.A.

    Setelah selesai melaksanakan salat tarawih, Presiden bersama para menteri pergi meninggalkan Masjid Istiqlal.

    Jakarta, 16 Mei 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin
    [17/5 05:10] Yudi Wijanarko Istana: Foto: Biro Pers Setpres

  • Polsek Pontianak Timur Amankan Jamaah Tarawih

    Polsek Pontianak Timur Amankan Jamaah Tarawih

    Pontianak (SL) – Hari pertama shalat tarawih Ramadhan 1439 H, Personil Polsek Pontianak Timur shalat berjamaah bersama warga Kecamatan Pontianak Timur, Rabu malam (16/5/18)

    Kapolsek Pontianak Timur Kompol Abdul Hafidz.SH, mengatakan selain beribadah juga demi menjamin keamanan dan kenyamanan warga Pontianak Timur yang menunaikan shalat tarawih di hari pertama Ramadhan, setelah shalat Isya. “Hari peryama ini banyak warga yang berdatangan dari berbagai tempat baik yang berjalan kaki maupun yang mengunakan kendaraan mobil roda empat maupun roda dua sepeda motor, hingga memenuhi halaman Masjid. Ini harus mendapat perhatian,” kata Kapolsek.

    Menurut Kapoksek, seluruh petugas Bhabinkamtibmas dibantu fungsi yang lain, diintruksikan untuk mengamankan jalannya sholat tarwih, sejak hari pertama sampai akhir Ramadhan. “Petugas juga sekaligus pengamanan kendaraan warga agar tetap aman hingga pelaksanaan shalat tarawih usai,” katanya.

    Disamping melaksanakan shalat, Bhabinkamtibmas dan angota yang lain memantau disekitar masjid demi kenyamanan jamaah yang sedang menunaikan ibadah tarawih. Masing-masing Personil Polsek Pontianak Timur disebar ke beberapa titik Masjid  yang ada di wilayah Pontianak Timur.

    Kapolsek menambahkan untuk malam pertama ini, jamaah yang melaksanakan shalat tarawih cukup padat. Untuk di masjid Jami saja terdapat sekitar kurang lebih 1500 jamaah. Bertindak sebagai imam Ust Zulkarnain, dengan jumlah rakaat sebanyak 23 rakaat.

    “Saya menghimbauan kepada warga yang menjalankan sholat tarawih agar tidak merasa bimbang atau takut,” katanya. (Hendi)

  • Wakapori Hadiri Pemakaman Iptu Auzar Yang Tewas di Mapolda Riau

    Wakapori Hadiri Pemakaman Iptu Auzar Yang Tewas di Mapolda Riau

    Pekanbaru (SL) – Wakapori Komjen Syafruddin menghadiri pemakaman Iptu Auzar yang ditabrak terduga teroris di Mapolda Riau. Dia menyatakan Polri begitu berduka.

    “Kita menghadiri pemakaman saudara kita yaitu Anumerta Auzar. Yang baru saja dinaikkan pangkatnya hari ini. Dalam rangka tugas meninggal karena serangan terudga teroris. Duka yang mendalam bagi keluarga polri,” tutur Syafruddin.

    Hal tersebut disampaikan Syafruddin usai pemakaman Auzar di TPU yang ada di Kelurahan Bambu Kuning, Tenayan Raya, Pekanbaru, Selasa (16/5/2018).

    Syafruddin ke Pekanbaru karena mengenal langsung sosok Auzar. Keduanya sudah lama saling mengenal. “Saya punya hubungan emosional yang lama, 25 tahun lamanya. Oleh karena itu saya hadir selaku pimpinan Polri dan keluarga dan sebagai sahabat,” tutur Syafruddin.

    Auzar meninggal dunia setelah ditabrak oleh teroris yang menyerang Mapolda Riau pada Selasa pagi tadi. Dua rekan Auzar mengalami luka-luka karena serangan teroris ini. Dua wartawan juga terluka. (red)