Kategori: Nasional

  • Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan Nyaris Sama

    Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Korea Selatan Nyaris Sama

    Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anhzar Simanjuntak Saat Meluncurkan Buku Hasil Karyanya di Menteng, Jakarta, Rabu (28/2/18)

    Jakarta (SL) – Peluncuran buku “Nalar Politik Rente” karya Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anhzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta, Rabu malam (28/2) berlangsung meriah.

    Ratusan pengunjung memadati ruangan. Tamu-tamu yang kebanyakan kelompok pemuda itu terlihat bersemangat mengikuti peluncuran yang disiarkan langsung oleh TVMu itu dari awal hingga akhir.

    Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, budayawan Jaya Suprana, tokoh nasional DR. Rizal Ramli dan sang penulis buku Dahnil Simanjuntak duduk di barisan depan bersama perwakilan dari sejumlah partai politik.

    Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah Irfannusirrasman dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Setelah itu Pemimpin Umum Kantor Berita Politik RMOL Teguh Santosa sebagai pihak penerbit membuka acara dan mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu dan undangan.

    “Saya selalu bahagia bila hadir di ruangan ini, karena saya merasa pulang ke rumah sendiri,” ujar Teguh Santosa yang pernah menjadi Ketua bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah.

    Menurut Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta ini, manuskrip Dahnil Simanjuntak mengingatkannya pada buku yang ditulis Prof. Arief Budiman di pertengahan 1990an silam. Buku berjudul “Negara dan Pembangunan” itu membandingkan proses pembangunan ekonomi dua negara Asia, Indonesia dan Korea Selatan.

    “Proses pembangunan di kedua negara ini memiliki banyak persamaan,” ujar Teguh lagi.

    Di mulai pada periode yang sama, yakni era 1960an, juga dimotori oleh aktor yang sama-sama berlatar belakang jenderal militer dengan kekuasaan penuh di seluruh negeri. Kiblat, pendekatan dan teori-teori pembangunan yang digunakan pun sama.

    Kedua negara pada era itu sama-sama menerapkan sistem negara otoriter birokrtik.

    “Tetapi hasilnya berbeda. Korea Selatan menjadi negara otoriter birokratik pembangunan, sementara Indonesia menjadi negara otoriter birokratik rente. Sektor ekonomi dan politik dipenuhi pencari rente semata,” ujar Teguh lagi.

    Inilah sebabnya, pembangunan ekonomi Indonesia tidak pernah substansial, tidak punya basis industri yang memadai, dan akhirnya Indonesia hanya menjadi pasar. Sumber daya alam yang begitu banyak dikuasai oleh kekuatan asing.

    “Politik rente sudah lama menjadi penyakit bangsa Indonesia,” demikian Teguh sambil berharap buku Dahnil ini bisa menginspirasi pembaca untuk bersama-sama membebaskan Indonesia dari politik rente. (rls)

  • Presiden Lantik Irjen Pol Heru Winarko Sebagai Kepala BNN

    Presiden Lantik Irjen Pol Heru Winarko Sebagai Kepala BNN

    Presiden Joko Widodo Jabat Tangan Irjen Pol. Drs. Heru Winarko, S.H Saat Dirinya Dilantik Sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/03/18)

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo melantik Irjen Pol. Drs. Heru Winarko, S.H, sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 1 Maret 2018. Dirinya menggantikan Kepala BNN sebelumnya, Budi Waseso, yang memasuki masa pensiun.

    Heru Winarko dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14/M Tahun 2018 tanggal 28 Februari 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional.

    Ditemui usai pelantikan, Presiden Joko Widodo mengungkap alasan menjatuhkan pilihannya kepada Heru Winarko. Menurutnya, pengalaman dan integritasnya selama berada di KPK akan sangat berguna untuk BNN.

    “Kita ingin agar BNN ini nantinya memiliki standar-standar yang baik seperti yang Pak Heru sudah terapkan di KPK. Standar-standar yang dibawa dari KPK ke BNN. Baik standar governance, standar tata kelola organisasi, dan yang paling penting sisi integritas. Karena di peredaran narkoba uangnya besar sekali, omzetnya besar. Mudah menggoda orang untuk berbuat tidak baik,” tuturnya.

    Ia juga menyampaikan harapannya soal BNN ke depannya. Presiden ingin agar BNN mampu melakukan pencegahan terkait masuk dan beredarnya barang-barang haram tersebut di Indonesia.

    “Kemudian juga bisa menurunkan sebanyak-banyaknya pengguna narkoba ,” Ia menambahkan.

    Sebelum dilantik sebagai Kepala BNN, Heru Winarko, pria lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985 itu menjabat sebagai Deputi Bidang Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi sejak September 2015. Ia juga pernah menjabat sebagai Kapolda Lampung pada tahun 2012.

     

  • 11 Orang Tewas, Tim SAR Gabungan Masih Cari Korban Longsor

    11 Orang Tewas, Tim SAR Gabungan Masih Cari Korban Longsor

    Tim SAR Saat Mencari Korban Longsor, Minggu (25/2/2018) (Foto/Dok/Detik)

    Jakarta (SL)-Tim SAR gabungan masih mencari korban longsor di Brebes, Jawa Tengah. Sampai saat ini, sudah ada 11 orang tewas akibat bencana itu.

    “Berdasarkan laporan dari Posko Tanggap Darurat Bencana Longsor di Brebes hingga saat ini terdapat 11 korban meninggal dunia, 7 orang hilang belum ditemukan, 4 orang masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas, dan 4 orang selamat yang sebelumnya dilaporkan hilang,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Minggu (25/2/2018).

    Sutopo menerangkan, proses pencarian, penyelamatan, dan evakuasi masih terus dilakukan di Desa Panjang, Kecamatan Salem, Brebes. Sebanyak 400 personil tim SAR gabungan dari TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana, dan relawan dikerahkan.

    ”5 alat berat pun dikerahkan membantu pencarian korban. Komandan Kodim 0713/Brebes selaku Komandan Tanggap Darurat Bencana Longsor Brebes terus memimpin percepatan evakuasi korban,” kata Sutopo.

    Sementara itu, penanganan banjir di Kecamatan Losari, Brebes sudah surut. Meski begitu, banjir masih menggenani lahan pertanian dan pemukiman. Sedangkan untuk trasportasi sudah bisa dilalui baik darat maupun kereta api.

    Petugas sedang fokus untuk mempebaiki tanggul Sungai Cisanggarung yang jebol. Ada dua lokasi tanggul jebol yang saat ini sedang diperbaiki.

    “Di Dukuh Kalibuntu Desa Bojongsari tanggul jebol sepanjang 60 meter dan lebar 6 meter. Sedangkan di Dukuh Babakan Desa Bojongsari sepanjang 25 meter lebar 6 meter,” ucap Sutopo.

    Berikut identitas korban longsor Brebes.:

    Korban meninggal dunia yang ditemukan:
    1.Hj. Kadini (P, 66 th), Desa Pasirpanjang (TKP, 22-2-2018).
    2. Casto (L, 48 th), Desa Bentarsari (TKP, 22-2-2018).
    3. Wati (P, 80 th), Desa Pasirpanjang (TK, 22-2-2018).
    4. Radam (L, 59 th), Desa Cikokol /Bantarkawung, (TKP, 22-2-2018).
    5. Kiswan/Tewol (L, 45 th) Desa Pasirpanjang (TKP, 22-2-2018).
    6. Wartinah (P, 46 th) Desa Ciputih (TKP, 23-2-2018).
    7.Carki (P, 53 th) Desa Pasirpanjang (RSU Majenang).
    8. Sarmah (P, 60 th) Desa Pasirpanjang (TKP, 24-2-2018).
    9. Turkiah (P, 44 th) Desa Pasirpanjang (TKP 25-2-2018).
    10. Rasminah (P) Desa Pasirpanjang.
    11.Casti (P, 58 th) Desa Pabuaran.

    Korban dirawat di RSU/Puskesmas :
    1.Windi Yuliani (P, 19 th) Ds. Bentar (RSU Margono).
    2 Turti (P, 46 th) Ds. Pasirpanjang (Puskesmas Bentar).
    3. Watira (P, 50 th) Ds. Pasirpanjang (Puskesmas Bentar).
    4. Minarto (L, 50 th) (Puskesmas Bentar).

    Korban hilang belum ditemukan :
    1. Marsui (L) Desa Pasirpanjang.
    2. Suwirso (L) Desa Pasirpanjang.
    3. Haryanto (L) Desa Pasirpanjang.
    4. Wastim Wahyu (L, 48 th) Desa Pasirpanjang.
    5. Darsip (P) Desa Pasirpanjang.
    6. Rustam Rusyadi (L) Desa Bentar.
    7.Sujono (L, 57 th) Desa Pasirpanjang.

    Korban selamat yang sebelumnya dilaporkan hilang:
    1.Daswa (L) Ds. Pasirpanjang.
    2. Ajid (L) Ds. Bentar.
    3. Tarsinah (P, 54 th) Ds. Pasirpanjang.
    4. Kuswanto (L, 60 th) Da. Pasirpanjang.

    (Detik.com)

  • Cara Orang Gila ‘Dioperasikan’ Tuk Serang Ulama

    Cara Orang Gila ‘Dioperasikan’ Tuk Serang Ulama

    Soeripto, Pengamat Intelejen (Foto/DOk/Jun)

    Jakarta (SL)-Beberapa kasus penyerangan orang gila terhadap tokoh agama, ulama atau kiai, seperti yang disampaikan polisi, memunculkan banyak spekulasi dari masyarakat. Mulai dari keraguan diagnosa polisi hingga kecurigaan dalang yang mengarahkan orang yang disebut gila tersebut.

    Apakah benar orang gila bisa diarahkan untuk melakukan operasi dan penyerangan di lapangan? Ternyata Pengamat Intelejen, Soeripto mengatakan, orang gila pun bisa ‘dioperasikan’.

    “Operasi penyerangan seperti ini bisa menggunakan orang gila. Mereka bukan didoktrin, seperti orang waras, tapi mereka direkayasa suasana jiwanya, disentuh sisi emosinya,” ungkap Soeripto yang dikenal sebagai tokoh intelijen ‘tiga zaman’ ini, Rabu (21/2), dilansir Republika.

    Orang gila yang akan dioperasikan ini, kata dia, dipelajari dulu dimana sisi emosinya tersentuh. Kapan orang-orang gila ini mudah terpancing, dan bertindak agresif dan kapan dia menjadi tenang.

    Setelah dipelajari sisi emosinya, kemudian disentuh emosinya tersebut, hingga kemudian orang gila yang siap dioperasikan ini akan bertindak agresif. “Jadi, orang gila pun sangat bisa untuk dioperasikan,” ujarnya.

    Mantan staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) periode 1967-1970 ini mengatakan contohnya ada. Salah satunya, kasus pembunuhan Presiden AS John F Kennedy. Pelaku pembunuhan Kennedy, menurutnya, latar belakang kejiwaannya tidak stabil. Tapi pelaku berhasil membunuh Kennedy.

    Secara nalar orang awam memang sulit diterima, bagaimana orang gila bisa menentukan targetnya. Tapi bagi Soeripto, dalam pengetahuan intelejen kemampuan observasi dan mengidentifikasi orang dengan tepat itu bisa. Dan setelah itu barulah mereka diprogram.

    “Jadi sebelum mereka diprogram dan dioperasikan, mereka sudah dipelajari lebih dulu. Dan ketika dioperasikan, ternyata bisa berjalan beriringan di berbagai daerah. Ini berarti jaringannya berjalan baik,” ujarnya.

    Karena itu, diungkapkan dia, tidak heran bila kejadian penyerangan tokoh agama dan ulama ini terjadi berturut-turut dan tidak hanya terjadi di satu tempat. Dan tidak mungkin ini disebut kebetulan. “Pasti ada skenario dan rekayasanya,” tegasnya.

    Dan yang bisa melakukan hal semacam ini, menurutnya, adalah mereka yang punya kemahiran dan pengetahuan untuk melakukan operasi intelejen tertutup, bukan terbuka.

    Operasi terbuka biasanya dilakukan orang biasa, mereka memiliki pengetahuan secara umum. Tapi kalau operasi tertutup dioperasikan oleh orang orang yang memiliki pengetahuan khusus, dan biasanya memiliki kemampuan operasi intelejen yang baik.

    “Jadi dari analisa deduktif spekulatif saya pasti ada yang ‘ngerjain’ artinya ada rekayasa.” Walau benar secara medis penyerang didiagnosa gila, tapi dia bisa direkayasa melakukan penyerangan kepada pada orang orang tertentu.

    “Bukan berarti saya menuduh lembaga intelejen terlibat disini,” tegasnya. Tapi, mereka yang mengoperasikan ini, bisa jadi memiliki kemampuan intelejen, dan memiliki kemampuan operasi tertutup.

    Dan apa tujuan operasi ini?. Menurut Soeripto tentu tujuannya tidak lain untuk memberikan kepanikan dan ketakutan pada masyarakat. Karena dulupun, menurutnya, hal seperti ini pernah terjadi, jadi cara seperti ini bukanlah hal yang aneh.*

  • Usut Kasus Korupsi di Aceh Timur, LEMKASPA Apresiasi Kejari

    Usut Kasus Korupsi di Aceh Timur, LEMKASPA Apresiasi Kejari

    Aceh Timur (SL)-Kejaksaan Negeri Aceh Timur terus bekerja mengusut berbagai kasus tindak pidana korupsi yang ada di wilayah Aceh Timur, mulai dari kasus penyaluran bantuan sosial bibit kedelai, dugaan korupsi anggaran biaya perawatan kenderaan bermotor di dinas kesehatan, dugaan korupsi bangunan gedung kantor BPN Aceh Timur, dugaan tindak pidana korupsi penyaluran dana sertifikasi guru dan sederet kasus kasus lainnya, diantara kasus tersebut ada yang sudah tuntas, ada juga yang sedang berlanjut.

    Lembaga Kajian Strategis Pembangunan Aceh (LEMKASPA) Cabang Aceh Timur, mengapresiasi kinerja Kejaksaan Negeri Aceh Timur, yang terus melakukan upaya penegakan supremasi hukum atas dugaan tindak pidana korupsi di wilayah Aceh Timur, hal itu disampaikan oleh ketua LEMKASPA Aceh Timur, Sanusi Madli, Senin (26/2/2018) di Idi Rayeuk, Aceh Timur.

    “Kita patut bergembira atas kinerja Kejari Aceh Timur yang terus melakukan upaya serius pemberantasan tindak pidana korupsi. Kita berharap, semoga tetap konsisten mengawal dan mengusut persoalan tindak pidana korupsi yang ada di daerah itu, hari ini bergembira, jangan sampai besok kecewa, kejari jangan memberikan peluang kepada pelaku apabila memang sudah memenuhi unsur terjadinya korupsi.” kata sanusi

    Menurutnya, kemajuan yang diperlihatkan jajaran Kejari Aceh Timur dalam mengusut tindak pidana korupsi patut di dukung oleh semua pihak karena perbuatan korupsi ini sudah menjadi kebiasaan dan tradisi buruk yang terus dipelihara oleh aparatur pemerintah di negara ini.

    “Korupsi ini seperti kanker ganas yang ada dalam pemerintahan, yang merusak struktur
    dan penghambat utama terhadap jalannya pembangunan, para koruptor semakin mahir dan sangat sistematis dalam mencuri uang rakyat,” kata mantan ketua DPM Unsyiah ini

    Karena itu, kata dia, seluruh elemen yang berperan dalam pemberantasan korupsi mulai dari pemerintah, masyarakat hingga mahasiswa perlu bergerak secara bersama-sama, “upaya pemberantasan korupsi butuh peran aktif masyarakat untuk mengingatkan aparat hukum baik jajaran kepolisian, kejaksaan maupun KPK, pemberantasan korupsi ini tidak bisa hanya mengandalkan kejari saja, tapi semua kita harus bergerak dalam kapasitas dan kemampuan nya masing masing, ada yang berperan sebagai pendakwah, pengingat, informan, pelapor, dan sebagai nya,” lanjut sanusi

    Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia, praktek korupsi makin mudah ditemukan diberbagai bidang, kepentingan pribadi menjadi lebih utama dibandingkan kepentingan umum, keserakahan telah merasuki jiwa jiwa para aparatur pemerintahan.

    “Korupsi merupakan persoalan mendesak yang harus diatasi, agar tercapai pertumbuhan dan geliat ekonomi yang sehat, kepada para pendidik calon calon generasi pemimpin masa depan, perlu lebih bersemangat dalam membangun kesadaran peserta didik, membangun rasa peduli dan sosial terhadap sesama, ini salah satu cara meberantas korupsi yang bisa dilakukan oleh para guru, para orang tua, dan para tengku,” tutup sanusi

  • ABK dan Petugas Medis Kapal Karnel Tewas Keracunan

    ABK dan Petugas Medis Kapal Karnel Tewas Keracunan

    Korban tewas di tangani medis

    Banjarmasin (SL) -Empay pekerja bongkar muat dan seorang petugas medis pelabuhan, ditemukan tewas pada Sabtu (24/2/2018) malam, sekitar pukul 20.30 wib, diduga akibat terhirup gas beracun dalam kapal barang berisi karnel atau biji sawit yang sandar di Pelabuhan Martapura Baru, Banjarmasin.

    Mereka yang tewas adalah pekerja bongkar muat bernama Jani (48 tahun), David (30 tahun), Syahrani (40 tahun) serta Madi (55 tahun) yang bertugas sebagai mandor, serta Kamal, perawat klinik 1st Aid PHC PT Pelindo III Banjarmasin.

    Keempat korban (pekerja) sempat dilarikan ke IGD Rumah Sakit TPT dr Soeharsono. Namun, nyawa mereka tidak bisa terselamatkan. Sedangkan Kamal, petugas medis klinik di pelabuhan, dilarikan ke IGS Rumah Sakit Suaka Insan. Namun, ia bernasib sama, nyawanya tak tertolong.

    Informasi dihimpun jejakrekam.com, kapal barang MV Sumiei, baru sandar di Pelabuhan Martapura Baru. Kapal barang tersebut mengangkut sekitar 1.600 ton kernel atau biji kelapa sawit.

    Kapal berlabuh dari pelabuhan di Grogot, Kalimantan Timur, dan rencana menuju Jambi. Namun, karena masih ada ruang kosong, kapal ini akhirnya singgah di Pelabuhan Martapura Baru untuk mengangkut 500 ton kernel.

    Saat palka atau ruang penyimpan barang dibuka, tiga pekerja langsung masuk. Padahal, sudah diperingatkan. Sebab, berdasar aturan, ruang penyimpanan barang di kapal baru bisa dimasuki setelah dua atau tiga jam. Hal ini, untuk membuang gas beracun.

    Saat berada di antara tumpukan kernel, ketiga pekerja langsung tidak sadarkan diri. Melihat hal tersebut, sang mandor pun ikut masuk ke palka. Naas, mandor ini bernasib sama dengan tiga anak buahnya.

    Peristiwa ini lantas dilaporkan ke petugas keamanan dan klinik setempat. Seorang petugas medis, yang mengira ruangan tersebut sudah bebas dari gas beracun, lantas masuk ke palka. Namun rupanya, gas beracun masih ada di ruangan dan ikut keracunan.

    Kapolsek KPL Banjarmasin, Kompol Susilawati mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap kasus ini. “Kita sudah meminta keterangan sejumlah saksi. Termasuk nahkoda dan abk kapal. Untuk sementara, dugaannya kelima korban tewas mengalami keracunan gas,” ujar Susi. (jjk/nt)

  • Puluhan Warga Keracunan Tiga Tewas Usai Santap Daging Penyu

    Puluhan Warga Keracunan Tiga Tewas Usai Santap Daging Penyu

    Mentawai (SL) -Kabar duka datang dari Mentawai, Sumatera Barat. Puluhan warga keracunan usai menyantap daging penyu dalam sebuah pesta adat (punen) di Desa Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Minggu (18/2/2018) lalu.

    Dari puluhan orang keracunan, tiga meninggal dunia, 16 korban masih menjalani perawatan intensif di Balai Kesehatan Desa Taileleu dan dua orang di Puskesmas Siberut Barat Daya.

    Lahmuddin SiregarKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, mengatakan, kejadian ini bermula saat masyarakat berburu penyu di perairan pantai barat untuk keperluan punen, Sabtu (17/2/2018).

    Dari hasil berburu itu mereka mendapatkan satu penyu cukup besar sekitar 50-60 kilogram dan panjang 1,5 meter. Penyu hasil berburu mereka masak dengan merebus, setelah itu barulah disantap bersama-sama.

    Usai menyantap daging penyu, puluhan warga dari empat suku ini mengalami gejala keracunan seperti pusing, muntah, sesak napas, tenggorokan berlendir sampai gatal-gatal. Dua hari kemudian seorang korban dinyatakan meninggal, disusul dua korban lain pada hari berikutnya.

    Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Mentawai, dari tiga orang korban meninggal dunia, satu di antaranya berumur 66 tahun dan dua lainnya balita yang masing-masing berumur 4,5 tahun dan 2,5 tahun.

    Korban keracunan penyu menjalani perawatan intensif di Puskesmas, mereka keracunan usai menyantap daging penyu pada saat pesta adat, Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Minggu (18/2/2018) lalu.

    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Mentawai, sedikitnya 95 orang terdampak usai mengkonsumsi daging penyu ini.

    “Diduga korban mengalami keracunan usai mengkonsumsi daging penyu. Ini ditandai matinya enam ekor kucing sesaat setelah makan sisa makanan dari bahan penyu masyarakat terdampak,” kata Lahmuddin lewat sambungan telepon.

    Dari penuturan warga, katanya, di dalam tubuh penyu ditemukan telur yang sudah mengeras sebanyak150 butir. Ini menunjukkan, bahwa penyu sedang fase bertelur. Namun Dinas Kesehatan kesulitan melakukan pengecekan sampel karena sudah tak tersisa.

    “Sampel sudah habis, paling kalau bisa cangkang kita periksa. Sebelumnya, pemeriksaan sampel keracunan penyu tahun 2013, pada daging penyu positif mengandung arsenik,” katanya.

    Saat ini, kondisi mulai tenang, namun Puskesmas meminta warga tidak memakan penyu lagi. “Kondisi mulai stabil, tenaga medis dan setok obat-obatan cukup.”

    Ke depan, katanya, mereka akan kembali mengimbau masyarakat Mentawai tak lagi mengkonsumsi penyu, karena selain beracun, penyu juga salah satu satwa laut langka dan dilindungi UU.

    Harfiandri Damanhuri, peneliti penyu dari Universitas Bung Hatta, Padang mengatakan, pantai barat daya tempat kejadian keracunan merupakan tempat pendaratan penyu. Kalau dilihat siklus mereka, saat ini memang fase pendaratan dan peneluran. Fase ini, katanya, biasa sejak November hingga Juli.

    Penyu bertelur itu, katanya, sebenarnya sudah matang kelamin. Kalau dilihat panjang mencapai 1,5 meter bisa dikategorikan penyu tua (lebih dari 50 tahun), sudah tiba masa fase bertelur.

    Dia bilang, arah migrasi penyu pantai barat tak diketahui pasti, tetapi secara genetik, tukik penyu di perairan Pantai Pariaman ada hubungan dengan tukik penyu di Aceh, juga di Mentawai.

    “Jika dilihat genetik penyu di Perairan Mentawai, masuk ke siklus arah Andaman, berputar mengarungi Samudera Hindia. Di Samudera Hindia itu banyak industri, otomatis banyak pembuangan limbah. Itu yang dimakan penyu, masuk ke tubuh.”

    Logam-logam berat ini, katanya, terakumulasi dalam tubuh penyu, terus meningkat dan tak berkurang. Makin tua penyu makin besar risiko karena mengandung racun lebih tinggi. “Itu yang dikonsumsi manusia.”

    Kasus keracunan daging penyu di Mentawai yang menelan korban jiwa bukan kali pertama. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Penyu Sumatera Barat, Universitas Bung Hatta, sejak 2005 hingga sekarang, tercatat 37 orang meninggal karena mengkonsumsi penyu.

    Kejadian terakhir di Dusun Sao, Pulau Sipora, 24 Maret 2013, menyebabkan 148 orang dilarikan ke rumah sakit, empat meninggal. Di antara korban tewas, ada bayi 11 bulan keracunan melalui air susu ibu.

    Berdasarkan penelitian Harfiandri, penyebab keracunan penyu di Mentawai, lantaran dalam daging mengandung arsenik.

    “Berdasarkan penelitian kadar toksin penyu lebih banyak dibandingkan ikan,” katanya.

    Pada daging penyu terdapat logam berat kadmium tiga kali lipat dibanding ikan dan kandungan merkuri 10 kali lipat lebih tinggi. Penyu juga mengandung arsenik, polutan organik persisten atau campuran berbagai pestisida. Pada daging hewan itu, katanya, juga ada mikroba penyebab tuberculosis dan salmonela.

    “Ini konsekuensi dari kebiasaan penyu yang mampu menjelajah samudera. Daya jelajah mencapai 10.000 kilometer.”

    Saat akan bertelur, penyu biasa datang ke Mentawai karena perairan jernih dan bersih. Setelah bertelur di 300 kepulauan kecil di Mentawai, mereka kembali menjelajah. Wilayah jangkauan penyu, katanya, bisa sampai ke Afrika atau Meksiko.

    Dalam perjalanan inilah, penyu bisa memakan logam berat dari alga atau ubur-ubur, yang menjadi makanan utama. Alga adalah jenis tumbuhan air paling banyak menyerap logam berat. Penyu yang dikonsumsi di Mentawai, rata-rata berusia lebih 50 tahun.

    Hampir semua penyu kini mengandung racun jika dibanding era 50 tahun lalu, umur penyu sampai 100 tahun.

    “Penyu sendiri tahan racun. Bila dikonsumsi manusia bisa fatal, bahkan masyarakat pedalaman Mentawai ada yang kena tumor payudara di Dusun Tiop. Tumor ini dari logam berat yang terkandung dalam daging penyu. Racun juga dapat masuk ke air susu ibu.”

    Soal tradisi berburu penyu di sepanjang pantai barat daya Mentawai, kata Harfiandri, memang masih sering dilakukan masyarakat.

    Di desa ini, katanya, ada rumah menyimpan sekitar 26 kerapas penyu yang tergantung di dinding. Dilihat dari jenis, katanya, merupakan penyu hijau dengan panjang rata-rata lebih satu meter. Di rumah itu pula jadi tempat mereka berunding memaparkan hasil buruan.


    Tangkap penyu dan posting di Facebook

    Di tempat berbeda, di Pantai Bataeit, Kecamatan Siberut Barat, seorang pemuda Mentawai dengan nama akun Facebook Silainge Mentawai memposting foto-foto penyu hasil buruan.

    Dari foto yang dia bagikan pada 18 Februari itu terlihat satu penyu dibawa dengan kapal kayu. Tampak puluhan butir telur penyu ditaruh dalam wadah plastik. Mirisnya, di dalam perut penyu yang dibedah itu terlihat ratusan kuning telur penyu yang menyerupai telur ayam.

    Postingan ini mendapat berbagai komentar dari para netizen, termasuk komentar Kepala BPSPL Padang, Muhammad Yusuf.

    Yusuf mengatakan, penyu merupakan hewan dilindungi. “Ini kan dilindungi, bisa kena hukum jika tetap mengkonsumsi,” tulisnya di kolom komentar. Hingga berita ini diturunkan, tak ada tanggapan dari si pemilik akun. (sumaterazone.co.id)

  • Kemendagri Bantah Tawarkan Pinjaman SMI Rp1 Triliun ke Pemprov Lampung

    Kemendagri Bantah Tawarkan Pinjaman SMI Rp1 Triliun ke Pemprov Lampung

    Direktur Jenderal Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Drs Syarifuddin MM (Foto/Dok/net)

    JAKARTA (SL)-Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membantah pernah menawarkan dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) kepada Pemerintahan Provinsi Lampung sebesar Rp 1 triliun. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Drs Syarifuddin MM kepada Pers di Jakarta, Kamis (22/2).

    “Wah gak ada itu! Kami (Kemendagri-red) tidak punya kewenangan untuk menawar-nawarkan kayak calo begitu kepada siapapun, termasuk kepada Provinsi Lampung,” tegasnya menjawab pernyataan Wakil Ketua DPRD Lampung, Imer Darius dari Fraksi Partai Demokrat (PD) yang mengatakan Kemendagri menawarkan pinjaman PT SMI sebesar Rp 1 triliun kepada Pemerintahan Provinsi Lampung.

    Ia menjelaskan, prosesnya pengajuan pinjaman kepada PT SMI itu langsung dari pemerintah daerah ke PT SMI setelah mendapat persetujuan dari DPRD, dan tidak melibatkan Kementerian Dalam Negeri.

    “Mereka mengajukan pinjaman setelah mendapat persetujuan dari DPR setempat langsung ditujukan kepada SMI. Dalam ajuan peminjaman sudah jelas peruntukan dananya untuk proyek infrastruktur tertentu,” ujarnya.
    Syarifuddin mempertanyakan siapa dan darimana sumber yang mengatakan Kementerian Dalam Negeri menawarkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun tersebut.

    “Kami akan cek, siapa yang main-main seperti ini,” tegasnya.

    Sehubungan dengan kebocoran dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) segera berkoordinasi dan meminta BPKP, BPK dan KPK untuk segera memeriksa dan mengawasi secara ketat pada daerah-daerah yang sedang melangsungkan Pilkada Serentak 2018.

    Kebocoran dana SMI segera kami koordinasikan dan minta BPKP, BPK dan KPK untuk turun tangan mengawasi lebih ketat lagi. Agar dana pinjaman pada SMI digunakan sesuai dengan peruntukan infrastruktur,” tegas menanggapi temuan kebocoran dana pinjaman SMI di Provinsi Lampung beberapa waktu lalu.

    Ia menjelaskan bahwa Kemendagri dan Kemenkeu bertugas menopang agenda pemerintah pusat untuk meratakan keadilan ekonomi dan kesejahteraan diseluruh Indonesia. Agenda tersebut hanya bisa dilakukan apabila infrastruktur tersedia secara merata diseluruh Indonesia, SMI dibentuk untuk menyediakan pinjaman bagi pembiayaan pembangunan Infrastruktur di semua daerah.

    “Kalau ada kebocoran karena ada pilkada, maka itu adalah perilaku individu yang harus segera ditindak. Tidak mungkin karena Pilkada, kita menghentikan atau pending agenda percepatan pembangunan infrastruktur,” ujarnya. (Rls)

  • Indonesia Kebanjiran Beras Import Dari Negara Vietnam

    Indonesia Kebanjiran Beras Import Dari Negara Vietnam

    Beras Bulog Sudah Sampai Dipelabuhan Tanjung Wangi Sejak Rabo (21/2/2018) (Foto/Dok/Google)

    Banyuwangi (SL)-Sebanyak 20 ribu ton yang sudah berlebel Bulog sudah sampai dipelabuhan Tanjung Wangi sejak Rabo (21/2/2018) hingga kini masih tahapan pembongkaran untuk diangkut menuju menuju gudang-gudang Bulog di Banyuwangi.

    “Benar mas itu beras dari vietnam, tugas cek jumlah beras diatas kapal ada 4 orang, ada perwakilan dari Bulog, dari Pelindo, dari pihak kapal dan PT Jakarta Loid, jadi kalau beras turun 1, masing masing perwakilan dari perusahaan juga harus tahu semua,” Ungkapnya pada Faktanews.

    Kasub Drive IX Banyuwangi David Siswanto mengatakan, beras vietnam 20 ribu ton beras yang turun dipelabuhan Tanjung Wangi tidak untuk dikonsumsi dan tidak diedar di Banyuwangi maupun Jawa Timur.

    “Itu bisa jadi dikirim ke NTB, Papua. Beras itu hanya transit saja di pelabuhan Tanjung Wangi, dan berasnya disimpan di gudang bulog Banyuwangi dulu,”jelas David. (23/2/2018).

    Mengenai pembungkus (sak) beras tersebut juga mencantumkan Bulog, menurut David hal itu karena beras tersebut sudah menjadi milik negara atau Bulog setelah resmi mengimpor dari negara yang bersangkutan.

    “Setelah impor itu maka beras sudah milik Bulog, jadi sak beras bermerek bulog, tapi juga ada nama Vietnam juga di saknya,”jelasnya. (Rls)

  • Lagi Tim Gabungan Amankan 1,6 Ton Sabu Sabu

    Lagi Tim Gabungan Amankan 1,6 Ton Sabu Sabu

    Ka BNN Komjen Pol Budi Waseso (Foto/Dok/Jun)

    Bandarlampung (SL)-Petugas Bea Cukai dan Mabes Polri berhasil mengamankan kapal ikan berbendera Taiwan yang mengangkut puluhan karung diduga berisikan sabu seberat 1,6 ton, Selasa (20/02) sekira pukul 03.00 Wib.

    Kapal pengangkut sabu KM 61870 ditangkap oleh petugas di perairan dekat pulau Mariam Kecamatan Belakang Padang, karena melintas diluar TSS dan masuk perairan Indonesia dengan menggunakan kapal Patroli 20007 milik Bea dan Cukai.

    Saat pemeriksaan Dokumen yg ada dikapal diindikasikan palsu, ABK Kapal tidak memiliki Paspor  Kemudian pukul 10.30 kapal tersebut ditarik ke Dermaga Jeti Kawasan Logistik sekupang Jalan RE. Martadinata, Kec Sekupang.

    Dan sekitar pukul 12.15 WIB, Tim dari Bea cukai Batam melakukan pemeriksaan isi Kapal KM 61870 yang berbendera Taiwan dan ditemukan puluhan karung narkoba jenis sabu.

    Pelaku Bersama Barang Bukti Narkoba Yang Di Amankan (Foto/Dok/Jun)

    Empat ABK Kapal diperiksa oleh Tim Mabes Polri melalui Translate dan didapatkan identitas mereka. Yakni Than may Chan (69), Than Yiie (33), Than Chun wiu (43) dan Shei Leui hua (63).

    Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi membenarkan penangkapan itu. Sementara ini barang bukti diperkirakan seberat 1,6 ton.

    Tim Gabungan dari Satgassus Polri, Direktorat IV Tipidnarkoba, Bea Cukai Pusat, dan Bea Cukai Batam telah memantau rencana penyelundupan sabu sebanyak 1,6 ton di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, sejak pekan lalu.

    Tim Gabungan tersebut berhasil menangkap empat pelaku yang membawa 1,6 ton sabu menggunakan kapal berbendera Singapura, pada Selasa (20/2/2018). “Pengungkapan ini bermula saat Tim Gabungan Satgassus Polri melakukan koordinasi awal bersama perwakilan Bea Cukai Kanwil Kepri di Kantor Dit Narkoba Polda Metro Jaya pada hari Kamis, 15 Februari 2018,” kata Kombes Pol Argo Yuwono, Kabid Humas Polda Metro Jaya, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2018).

    Kemudian, Tim Advance berangkat menuju ke Batam pada hari Jumat, 16 Februari 2018. Tim Advance berkoordinasi dengan Bea Cukai Kanwil Kepri pada hari Sabtu, 17 Februari 2018 yang berlokasi di Pelabuhan Punggur, Batam.

    Kemudian, Tim Tindak bergabung dengan Kapal Bea Cukai dengan Nomor Lambung BC 2005.

    “Tim Tindak bersama Kapal Bea Cukai Tiba di sekitaran Perairan Anambas, Kepri pada hari Minggu, 18 Februari 2018. Dilanjutkan dengan Patroli di sekitaran Perairan Anambas, Kepri,” jelasnya.

    Lalu, hari Senin, 19 Februari 2018 Tim Advance mendapat informasi mengenai Koordinat Kapal target yang berlokasi di 01.09.227 U / 103.48.023 T.

    Selanjutnya dilakukan Koordinasi dengan Bea Cukai Kanwil Kepri untuk dilakukan penyisiran dan pengejaran kapal target.

    “Kemudian, akhirnya pada hari Selasa, 20 Februari 2018 sekira pukul 02.00 WIB telah dilakukan penangkapan oleh Satgassus Polri dan Bea Cukai dengan menggunakan Kapal BC 7005 di perairan Karang Helen Mars,” jelasnya.

    Yaitu yang berdekatan dengan Karang Banteng, dan berhasil mengamankan satu unit kapal Ikan berisi jaring ketan asal Taiwan dengan bendera Singapura dan tidak terdapat dokumen serta surat-surat kapal

    “Lalu sekira pukul 08.00 wib kapal digiring menuju Pangkalan Bea Cukai Sekupang bersamaan dengan Kapal Bea Cukai 20007 yang turut serta Tim Bareskrim Polri,” ujar Argo.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui terdapat 81 karung dengan masing-masing berisi 20 kg sabu. (ydr/nt/jun)