Kategori: Nusantara

  • Pengalihan Betonisasi Jalan Jadi Polemik Warga Perumahan Taman Raya Rajeg Tangerang

    Pengalihan Betonisasi Jalan Jadi Polemik Warga Perumahan Taman Raya Rajeg Tangerang

    Tangerang (SL) – Pengalihan lokasi betonisasi jalan di Perumahan Taman Raya Rajeg Kabupaten Tangerang telah menjadi polemik antar warga di perumahan tersebut.

    Salah satu warga yang terlibat polemik itu adalah Wanto warga RT14/RW 07. Wanto mengatakan bahwa betonisasi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Tangerang tersebut seharusnya dilakukan persis di depan rumahnya sesuai dengan usulan Musrenbang tingkat Kecamatan Rajeg pada bulan Maret 2020 maupun sesuai cek lokasi rombangan aparat Dinas Perkim yang telah memberikan tanda merah (Sto) pada 10 Agustus 2021.

    “Seharusnya Batonisasi itu untuk wilayah RT saya dan melalui jalan di depan rumah saya”, nelas Wanto Rabu, 25 Agustus 2021.

    Hal itu sesuai dengan pengajuan melalui Musrembang Kecamatan Rajeg dua tahun lalu, yaitu Betonisasi jalan sepanjang 150 meter di RT 14/RW 07.

    Namun entah kenapa, saat akan dimulai pelaksanaan proyek betonisasi jalan tersebut, pelaksana proyek malah mengalihkan betonisasi jalan tersebut ke RT 15 atas perintah Ketua RW 07 .

    Tentu saja pengalihan tersebut dipersoalkan oleh Wanto, terlebih didapat pengakuan dari sang Ketua RW bahwa dia mengajukan jalan tersebut pada bulan Februari 2021 melalui Dinas PUPR dan sudah banyak mengeluarkan dana untuk memberikan uang rokok kepada oknum tukang ukur dan orang dinas perkim serta pengajuan judul agar lokasi yang akan dibetonisasi sesuai dengan kemauannya.

    “Saya mengajukan pada bulan Februari 2021 melalui Dinas Bina Marga itupun sudah habis banyak untuk tukang ukur, orang dinas dan yang lainnya,” tutur Ketua RW 07 dihadapan awak media.

    Terkait persoalan itu Dinas Perkim melalui PPTK Dinas Perkim Kabupaten Tangerang Saepul akhirnya melakukan mediasi terkait perselisihan tersebut.

    Dari hasil mediasi tersebut ujar Saepul, diperoleh kesepakatan bahwa betonisasi untuk RT 14 dilaksanakan sepanjang 30 meter dan untuk RT 15 sepanjang 130 meter.

    Saat disinggung pengakuan Ketua RW memberikan uang rokok l, Saepul dengan tegas membantahnya.

    “Tidak ada yang boleh menerima uang rokok, itu tidak boleh terjadi. Tak boleh menerima sepeserpun”, tegasnya.

    Di informasikan mediasi yang dilakukan di kantor Dinas Perkim tersebut dihadiri oleh kedua belah pihak yang bersengketa, Sekdis Perkim Ubaidillah, PPTK Saepul serta beberapa orang yang mewakili warga perumahan Taman Raya Rajeg.

    Darli, warga RT 14/07 mengatakan, melihat pembangunan di wilayah kalau dipandang tidak begitu indah dalam pembangunan jalan lingkungan yang dikerjakan oleh pihak Pemkab Tangerang.

    “Terdapat jalan utama lingkung warga RT 014/07 yang panjangnya 120 m, terlihat tidak tertata rapih, 30 m perlihatan bentonisasi, 30 m terlihat paving blok dan sisa jalan tanah yang becek kalau hujan,” katanya. (Suryadi)

  • Oknum Anggota Polairud Digrebek Warga dalam Mobil Goyang Bersama Istri Orang?

    Oknum Anggota Polairud Digrebek Warga dalam Mobil Goyang Bersama Istri Orang?

    Kendari (SL) – Oknum anggota Ditpolairud Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) tertangkap warga berada dalam mobil goyang bersama istri orang, yang parkir di sekitar Stadion Lakidende, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Selasa 24 Agustus 2021, dini hari sekitar pukul 1.00.

    Keduanya tertangkap basah dan dipergoki warga berduaan dalam mobil yang bergoyang. Warga mencurigai oknum polisi itu berselingkuh. Oknum polisi tersebut kini menjalani pemeriksaan di Bid Propam Polda Sultra.

    Menurut keterangan salah seorang warga yang mengetahui penggerebekan itu, awalnya warga curiga dengan adanya sebuah mobil Honda VRV dengan nomor polisi DT 1468 GE di belakang stadion yang begoyang-goyang.

    “Ada warga yang lihat mobil putih di belakang stadion posisi berhenti tapi bergoyang-goyang. Dia lalu memanggil warga lain untuk datang ke lokasi. Ternyata di dalamnya ada anggota (polisi). Warga kemudian menghubungi piket siaga Polsek Mandonga,” ungkap warga.

    Kapolsek Baruga, AKP I Gusti Komang Sulastra saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa penggerebekan tersebut. Setelah digrebek, mereka langsung dilaporkan di Polsek Mandonga.  “Saya tidak tahu jelas kronologisnya, coba ke Polsek Mandonga, karena disana dilaporkan tadi malam,” kata Gusti.

    Kapolsek Mandonga, AKP Ketut Arya Wijanarka mengatakan, oknum polisi tersebut langsung dibawa ke propam Polda Sultra untuk dilakukan pemeriksaan. “Sudah di Polda, diperiksa di sana,” kata Arya singkat.

    Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Bid Humas Polda Sultra, Kompol Dolfi Kumaseh, membenarkan peristiwa tersebut.

    “Iya benar, semalam ada seorang anggota kepolisian terciduk berduaan dengan istri orang dalam mobil,” ujar Dolfi Kumasen, Selasa 24 Agustus 2021 siang.

    Menurut Dolfi, petugas Polairud Polda Sultra tersebut tengah menjalani pemeriksaan. “Saat ini yang bersangkutan tengah menjalani pemeriksaan di Bid Propam Polda Sultra,” ujar Dolfi. (Red)

  • Sidang Perkara Korupsi Lahan Samsat Malimping Hadirkan Saksi Kepala Bapenda Propinsi Banten

    Sidang Perkara Korupsi Lahan Samsat Malimping Hadirkan Saksi Kepala Bapenda Propinsi Banten

    Banten (SL) – Dalam sidang majelis hakim Tipikor Serang mencecar Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten Opar Sohari saat diperiksa sidang kasus pengadaan lahan untuk Samsat Malingping Lebak. Opar Sochari jadi saksi untuk terdakwa Samad selaku Kepala UPTD di kasus pengadaan yang nilainya Rp5 miliar di tahun 2019.

    Majelis hakim yang diketuai Hosiana Mariana Sidabalok mencecar Opar karena ia mengaku baru tahu bahwa pengadaan lahan Samsat di Lebak itu bermasalah setelah diperiksa oleh penyidik Kejati.

    Padahal dihadapan hakim ia mengatakan dirinyalah yang membuat tim pengadaan sebagai kepala Bapenda. Kepala Bapenda itu juga bahkan lupa siapa yang jadi konsultan studi kelayakan.

    “Harusnya ada pengawasan dari bapak, tetap diawasi supaya uang negara nggak mencle ke mana-nama, uang rakyat juga terjamin,” kata Hosiana kepada saksi Opar di Pengadilan Tipikor Serang, Banten, Selasa, 24 Agustus 2021.

    Hakim bahkan menanyakan apakah tim pengadaan lahan samsat itu mempertanggungjawabkan laporan secara rutin pada dirinya. Mulai dari ketua, sekretarisnya hingga apa laporan bulannya.

    Opar yang dicecar hanya menjawab bahwa memang ada laporan. Tapi, hakim kesal karena sebagai pimpinan kenapa kepala badan itu mengaku baru tahu ada masalah setelah persoalan hukum.

    “Masa bapak tahu setelah ada pemanggilan. Terdakwa apakah melakukan tugas sesuai tupoksinya,” tanya hakim.

    “Melaksanakan, terlalu proaktif. Segala sesuatu dia yang ngatur,” jawab Opar.

    Saat ditanya maksud dari penjelasan itu, Opar mengatakan bahwa anak buahnya itu membeli lahan peruntukan Samsat terlebih dahulu dari warga yang kemudian dijual ke Bapenda. Ia juga mengatakan bahwa ada kelebihan pembayaran harga yang dibayarkan Bapenda ke tanah peruntukan Samsat.

    “Saya tahu bahwa dia (terdakwa) beli di bawah harga, tidak sesuai yang direncanakan. Seingat saya yang dianggarkan sesuai appraisal Rp500 ribu,” ujarnya.

    Dihadirkannya Opar sebagai saksi karena ia sebagai Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen. Ia juga membuat tim appraisal untuk proyek pengadaan yang lahan yang salah satu timnya adalah terdakwa yang waktu itu bertugas sebagai sekretaris tim.

    “Pertama membuat SK tim. Kami membutuhkan upaya untuk bertanggung jawab dan tertib administrasi. Saya masuk di tim. Pak samad sebagai UPT Malingping, tapi di sini sebagai sekretaris tim pelaksanaan,” ujar saksi Opar di hadapan hakim. (suryadi)

  • Sedang Susun Tesis, Mahasiswa ITB Asal Pamekasan Ditemukan Tewas di Kontrakan

    Sedang Susun Tesis, Mahasiswa ITB Asal Pamekasan Ditemukan Tewas di Kontrakan

    Bandung (SL) – Kasus mahasiswa Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB), asal Madura, ANH yang ditemukan tewas di kamarnya diduga akibat bunuh diri. Polisi menemukan tali yang digunakan korban, secarik kertas bertuliskan permohonan maaf.

    Kasat atuan Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Tri Handono mengatakan seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial ANH yang ditemukan tewas di kamarnya dan diduga bunuh diri, Minggu 22 Agustus 2021 dini hari.

    Menurut Rudi, mahasiswa tersebut tewas dengan cara gantung diri di kamar kontrakannya atau kamar indekos yang berada di Jalan Cisitu, Kota Bandung.

    “ANH ditemukan tewas pada Minggu dini hari. Positif gantung diri, dia menyiapkan tali, talinya ditemukan di luar kosan,” kata Rudi di Bandung, Minggu 22 Agustus 2021 siang.

    Rudi mengatakan, ANH terakhir diketahui sempat bertemu dengan rekan-rekannya pada Sabtu 21 Agustus 2021 malam. ANH juga menyimpan secarik kertas bertuliskan permohonan maaf.

    “Dia menulis di secarik kertas permintaan maaf dan menyiapkan barang,” katanya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan ANH mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil (S2) ITB angkatan 2018, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).

    “Almarhum sudah menempuh studi di ITB selama 3 tahun (6 semester), dan sedang dalam tahap menyusun tesis,” kata Naomi.

    Menurutnya, ANH merupakan mahasiswa yang berasal dari daerah Madura dan berdomisili di Bandung di rumah indekos yang berlokasi di Cisitu Lama, bersama beberapa rekannya yang juga berstatus sebagai mahasiswa Teknik Sipil ITB.

    Jenazahnya sempat di RSHS dan diurus pihak keluarga almarhum yang tinggal di Bandung. Jenazah akan dibawa pulang dan dimakamkan di daerah asalnya di Pamekasan Madura.

    “Institut Teknologi Bandung menyampaikan rasa duka cita yang mendalam,” kata Naomi (red)

  • Isu Pengunduran Diri Sekda Banten Dibenarkan Kepala BKD

    Isu Pengunduran Diri Sekda Banten Dibenarkan Kepala BKD

    Banten (SL) – Isu mundurnya Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Al Muktabar dibenarkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten, Komarudin.

    Kepada sinarlampung.co, Komarudin mengatakan, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) telah menerima surat pengunduran diri Sekda Banten Al Muktabar. “Surat sudah disampaikan ke Pak Gubernur, dan Gubernur Banten menyetujuinya,” katanya.

    Disampaikan lagi oleh Komaruddin bahwa Surat tersebut disampaikan Senin, 23 Agustus 2021.

    “Dengan disetujuinya pengunduran diri ini, maka dalam waktu dekat Gubernur akan segera menunjuk Plt Sekda, ya satu dua hari ini lah,” ujarnya.

    Kata Komarudin, dalam surat pengunduran diri tersebut, Al Muktabar mengaku akan kembali bertugas di Kemendagri. “Awalnya kan dari sana, jadi beliau pindah lagi ke sana (Kemendagri-red). Apalagi, beliau juga kan masih tercatat di kepegawaian Kemendagri,” ungkapnya.

    Komarudin membantah sejumlah berita miring yang menyebutkan muculnya ketidakharmonisan antara gubernur dengan sekda yang melatarbelakangi pengunduran diri ini.

    “Yang itu yang nggak bener (berita miring-red). Yang bener itu yang bersangkatuan memilih berkarir kembali di Kemendagri,” katanya pada sinarlampung. Co. (suryadi)

  • Sekda Banten Al-Muktabar Dikabarkan Mengundurkan Diri dari Jabatannya

    Sekda Banten Al-Muktabar Dikabarkan Mengundurkan Diri dari Jabatannya

    Banten (SL) – Informasi mengenai Sekda Banten Al Muktabar mengundurkan diri ini ramai beredar dan menjadi perbicangan di lingkungan Pemprov Banten maupun kalangan wartawan.

    Seorang pejabat di lingkungan Pemprov Banten membenarkan Sekda Banten Al Muktabar mengundurkan diri dari jabatannya

    Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya ini, Sekda Banten telah menyampaikan permohonan pengunduran dirinya kepada Gubernur Banten Wahidin Halim, Senin 23 Agustus 2021 malam.

    “Betul. Informasi dari sumber terpercaya dan kredibel bahwa Sekda Banten mengajukan permohonan pengunduran diri,” kata pejabat pada wartawan.

    Alasan Sekda Banten Al Muktabar mundur dari jabatannya karena akan mengikuti lelang jabatan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    “Sekda Banten mengajukan permohonan pengunduran diri untuk mengikuti open bidding salah satu jabatan Dirjen di Kemendagri,” ucap sumber.

    “Itu yang menjadi alasan beliau (Sekda) dan langsung tadi malam disetujui oleh gubernur,” ucapnya.

    Selanjutnya persetujuan Gubernur Banten tentang pengunduran diri Sekda Banten Al Muktabar akan disampaikan ke Kemendagri.

    “Persetujuan itu dikirimkan ke Kemendagri karena yang meng-SK-kan (jabatan Sekda) Kemendagri atas nama Presiden RI,” ucapnya.

    Pada prosesnya nanti, Pemprov Banten menunggu keputusan resmi dari Kemendagri terkait pemberhentian Sekda Banten.

    Belum ada keterangan resmi dari Pemprov Banten maupun Sekda Banten Al Muktabar perihal kabar pengunduran dirinya.

    Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten Komarudin belum merespon panggilan telepon maupun pesan yang dikirimkan Kabar Banten.

    Begitu juga dengan Sekda Banten Al Muktabar. Saat dihubungi, yang bersangkutan belum merespon. (suryadi)

  • Staff Bidang Keuangan Polda Sumatera Barat Ditemukan Tewas Gantung Diri

    Staff Bidang Keuangan Polda Sumatera Barat Ditemukan Tewas Gantung Diri

    Padang (SL) – Oknum anggota polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda), Rs (40) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali, di kediamannya, di kawasan Perumahan Intan Sari Indah Blok C2, Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 21 Agustus 2021.

    Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, sehari sebelumnya, Jumat 20 Agustus 2021, sekitar pukul 18.42 WIB, Aipda RS sempat melakukan komunikasi dengan rekan dinasnya. RS sempat berkomunikasi via whatshapp dengan temannya, FR (35) yang tinggal satu komplek. FR mengirim pesan yang mengeluhkan jantungnya berdebar kencang kepada RS, namun tidak ada respon.

    FR mencoba menelpon korban, namun juga tidak ada jawaban. Besoknya, Sabtu 21 Agustus 2021 sekitar pukul 05.35 WIB, FR bersama dengan WG (37) berinisiatif untuk melihat korban ke rumahnya, dan mereka menemukan RS sudah meninggal dunia dalam posisi gantung diri. Dugaan sementara, korban bunuh diri karena masalah pribadi.

    Kabid Humas Polda Sumatera Barat Kombes Satake Bayu Setianto membenarkan korban berpangkat Aipda dan bertugas di Polda Sumbar bidang keuangan (Bidkeu), dan ditemukan gantung diri dirumahnya. “Sebelum gantung diri, RS sempat berkomunikasi dengan temannya, FR (35), melalui WhatsApp pada Jumat, 20 Agustus 2021 sekitar pukul 18.42 WIB”, ujar Satake.

    Menurut Satake, FR yang masih tinggal satu komplek dengan RS membalas pesan korban yang mengeluhkan jantungnya berdebar kencang. Namun, RS tidak membalas dan FR kemudian menelpon korban, namun tidak ada jawaban.

    “Keesokannya pada Sabtu (21/8/2021) sekitar pukul 05.35 WIB, FR bersama dengan WG (37) berinisiatif untuk melihat korban ke rumahnya. Sayangnya, mereka menemukan RS sudah meninggal dunia dalam posisi gantung diri,” katanya.

    Dugaan sementara, lanjut Satake, korban bunuh diri karena masalah pribadi. “Meskipun demikian, kami belum bisa pastikan itu yang menjadi penyebab gantung diri. Mungkin pihak keluarga bakal dimintai keterangan,” ucapnya, Minggu 22 Agustus 2021. (Red)

  • Detik-Detik Proklamasi,Yeni Tikam Janda Simpanan Suaminya di Kebun Karet

    Detik-Detik Proklamasi,Yeni Tikam Janda Simpanan Suaminya di Kebun Karet

    Muara Enim (SL) – Tak hiraukan HUT RI, seorang ibu rumah tangga, Yeni (35) menikam hingga tewas janda anak satu, Beni Aryani (35), yang diduga menjadi teman selingkuhan suaminya. Peristiwa ini terjadi di area kebun karet di Desa Desa Tapus, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa, 17 Agustus 2021, sekitar pukul 09.00 WIB.

    Yeni menikam Aryani hingga tewas, lantaran kesal Aryani tidak menghiraukan peringatanya, agar Aryani tidak lagi berhubungan suaminya.

    Pagi itu, Yeni melabrak Aryani dan menanyakan sejauh mana Aryani dengan suaminya. Saat itu, Aryani menjawab bahwa mereka tidak punya hubungan spesial seperti yang disangkakan Yeni.

    Namun, Yeni tidak percaya terhadap pengakuan Aryani. Yeni pun mengultimatum Aryani agar menjauhi suaminya.  Akan tetapi, ultimatum dari Yeni ditanggapi Aryani dengan tantangan. “Bukan urusanmu itu. Suka-sukakulah,” jawab Aryani saat itu.

    Yeni yang darahnya sudah mendidih, lantas mengeluarkan pisau yang ternyata sudah disiapkannya di balik pinggangnya. Yeni langsung menikam Aryani dan mengenai bagian bahu.

    Melihat Aryani bersimbah darah dan terkapar di tanah, Yeni makin kesetanan, lalu menikam bagian perut dan lengan Aryani hingga akhirnya Aryani tewas kehabisan darah.

    Setelah menghabisi nyawa Aryani, Yeni langsung ke kantor Polsek Lembak, menyerahkan diri.

    Kapolsek Lembak, AKP Sigit Widodo membenarkan kejadian tersebut. Ia bilang, Yeni kini dipindahkan ke markas Polres Muara Enim guna mengantisipasi amuk warga.

    Tak lama setelah Yeni menyerahkan diri, polisi mendatangi TKP dan mengevakuasi jasad Aryani. Warga pun ramai menyaksikan proses evakuasi tersebut.

    Belakangan diketahui, korban Aryani merupakan seorang janda anak satu, yang ditinggal mati suaminya sejak beberapa tahun terakhir. (Red)

  • Istri dan Anak Kontraktor Dibunuh, Jasadnya Ditemukan dalam Bagasi Alphard di Teras Rumah

    Istri dan Anak Kontraktor Dibunuh, Jasadnya Ditemukan dalam Bagasi Alphard di Teras Rumah

    Subang (SL) – Istri dan anak gadis seorang kontraktor, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), tewas mengenaskan. Jasad keduanya ditemukan dalam bagasi mobil Alphard D-1890-FY yang diparkir di halaman rumah, di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu 18 Agustus 2021 pagi.

    Saat ditemukan, kondisi kedua korban tidak berbusana dengan luka parah di bagian kepala. Kasus pembunuhan ibu dan anak itu menggegerkan warga kampung. Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan kasus dugaan pembuhunan tersebut.

    Kedua korban kali pertama ditemukan Yosef (55), suami dan ayah korban sepulangnya dari luar kota. Yosep yang tiba di rumah mengendarai motor mengaku sudah menaruh curiga ada yang tidak beres saat memasuki area rumahnya.

    Yosef menceritakan awalnya dia pulang ke rumah dari Cijengkol. Dia memarkirkan sepeda motor. Sebelum masuk ke rumah, dia merasa ada yang aneh karena posisi mobilnya yang diparkirkan berubah.

    Terakhir, mobil terparkir mengarah ke sebelah selatan namun ketika pulang mendapati arah mobil menjadi ke arah utara. Lalu ia melihat semua kaca mobil terbuka. Setelah itu dia masuk ke dalam rumah. Ketika di dalam ia melihat isi rumah berantakan, istri dan anaknya pun tidak ada.

    Yosef mengaku sempat mencari keberadaan istri dan anaknya ke semua ruangan termasuk kamar mandi. Kemudian, ia menemukan bercak darah di lantai hingga menemukan istri dan anaknya tersebut sudah bersimpah darah dengan kondisi bertumpuk di bagasi bagian belakang mobil miliknya.

    Setelah menemukan istri dan anaknya sudah tak bernyawa dan bersimbah darah, Yosep  sempat teriak teriak rampok, kemudian bersama RT melapor ke Kepala Desa setempat.

    “Awalnya saya mendapatkan laporan dari suaminya Tuti (korban) bahwa sekitar pukul 07.30 WIB istri serta anaknya ditemukan tewas dengan kondisi banyak darah di dalam bagasi belakang mobil,” kata Kepala Desa Jalan Cagak, Indra Jenal, Rabu 18 Aguatus 2021.

    Indra menjelaskan, kedua korban ditemukan dengan kondisi darah mengalir ditumpuk di bagasi mobil jenis Alphard bernomor polisi D-1890-FY yang terparkir di depan rumah.
    Saat ditemukan, kondisi kedua korban tidak berbusana dengan luka para di bagian kepala.

    “Suaminya sempat terdengar berteriak perampok. Dengan teriakan itulah ketua RT dan warga setempat mendatangi rumah korban,” katanya.

    Menurut Indra Zainal Alim, Yosef, suami dan ayah korban merupakan seorang kontraktor.

    “Ketua RT dan warga yang laporan. Pagi itu, terdengar suara teriakan perampok yang bersumber dari rumah korban. Ketua RT dan warga yang mendengar langsung bergegas ke rumah korban karena khawatir terjadi sesuatu,” kata Indra.

    Setelah Indra mendapat laporan, langsung melaporkan ke pihak kepolisian Subang. Dan  pihak polisi melakukan identifikasi. Polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan saksi termasuk suami korban.

    Jenazah Tuti dan Amelia sudah dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Sartika Asih, Kota Bandung, untuk menjalani autopsi. Polisi belum menyimpulkan penyebab tewasnya kedua korban.

    Namun, polisi mengatakan ada luka yang dialami ibu-anak tersebut yang diduga akibat aksi kekerasan. “Kedua korban memiliki luka yang sama yaitu luka di bagian jidat (kening) dugaan bekas luka dengan benda tumpul,” kata Kanit Reskrim Polsek Jalan Cagak, Iptu Karsa.

    Karsa mengatakan, kedua korban tinggal bersama suaminya bernama Yosef. “Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap suami korban. Belum diketahui apakah keduanya merupakan korban perampokan atau bukan, karena belum melakukan pemeriksaan ada atau tidaknya barang yang hilang,” katanya.

    Dari hasil oleh TKP, dugaan sementara pelaku membunuh kedua korban di dalam kamar. Setelah itu, korban diseret ke kamar mandi dan dibersihkan untuk menghilangkan jejak sebelum diletakkan di bagasi mobil.

    Korban diduga dibunuh pelaku dengan menggunakan papan gilesan mencuci baju. Dari hasil oleh TKP polisi mengamankan beberapa barang bukti, salah satunya benda diduga menjadi alat pembunuhan yaitu papan tempat cuci pakaian.

    Barang bukti tersebut disembunyikan oleh pelaku di gudang yang ditumpuk dengan barang-barang lainnya. Guna kepentingan penyelidikan, area rumah di pasang garis polisi. (Red)

  • Salah Paham Antara Wartawan Media Online dan Oknum Satresnarkoba Polres Metro Kota Tangerang Berakhir Damai

    Salah Paham Antara Wartawan Media Online dan Oknum Satresnarkoba Polres Metro Kota Tangerang Berakhir Damai

    Tangerang (SL)Miss komunikasi antara wartawan dan oknum anggota Satnarkoba Polres Metro Tangerang pada Selasa(17/8 ) lalu, berakhir dengan kesepakatan damai di kedua belah pihak.

    Baca Sebelumnya : Oknum Polisi Tampar Wartawan Online, Begini Kronologinya

    Dalam mediasi perdamaian tersebut, Kasubbag Humas Kompol Abdul Rachim didampingi Kanit 1 Satresnarkoba AKP Riyanto SH beserta oknum anggota Polres yang terlibat pemukulan Aiptu Sutrisno bertandang ke kantor Sekretariat Bersama (Sekber) Jalan Ahmad Yani Pemda lama Kota Tangerang Jumat, 20 Agustus 2021.

    Dari hasil mediasi tersebut pihak Polres Metro Tangerang menyampaikan permintaan maaf kepada korban Yayan yang merupakan wartawan media online Suluh Multi Media Group.

    “Atas nama pribadi dan institusi, kami mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas insiden yang terjadi.Terus terang kami menyesalkan kejadian tersebut, karena ini menyangkut hubungan baik antara Polres Metro Tangerang dan JTR yang sudah cukup lama terjalin”, ujar Rachim

    Sementara Kanit 1 AKP Riyanto dalam kesempatan ini juga mengatakan hal senada, Dirinya berharap kejadian ini bisa diselesaikan agar tidak melebar.

    “Atas arahan Kapolres kami hadir disini dan meminta maaf atas perlakuan anggota saya baik disengaja maupun tidak, agar bisa diselasaikan dengan cara musyawarah dan tidak melebar”, singkat Riyanto.

    Setelah adanya penyampaian maaf dari perwakilan Polres Metro Tangerang, pelaku dan korban pun akhirnya bersalaman dan saling bermaafan.

    Di tempat terpisah, Kapolres Metro Tangerang Kombespol Deonijiu De Fatima mengaku tak mentolerir peristiwa kekerasan yang dilakukan anak buahnya. Dirinya tetap akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku untuk memberikan efek jera.

    “Sebagai pimpinan saya mengucapkan maaf lahir batin atas perlakuan anggota saya”, ucapnya.

    Lebih lanjut Kapolres mengutarakan dalam perbincangannya dengan mapolres bersama perwakilan dari himpunan Jurnalis Tangerang Raya (JTR).

    “Dalam kejadian ini kiranya tidak ada yang memanasi suasana buatlah kesejukan dalam menyelesaikan masalah. Agar hubungan baik kita yang selama ini terjalin dengan baik selalu tetap terjaga ke arah sinergitas lebih baik lagi. Dan meskipun sudah meminta maaf, saya akan tetap memberikan sanksi tegas kepada semua anggota saya tanpa kecuali bila tidak menjalankan tribata yang baik”, terang Kapolres diakhir perbincangannya. (suryadi)