Kategori: Nusantara

  • Pulang Kampanye Ganjar-Mahfud di GBK Bus Satgas Hanura Terbalik di Tol Ngawi Tiga Orang Tewas Ditempat

    Pulang Kampanye Ganjar-Mahfud di GBK Bus Satgas Hanura Terbalik di Tol Ngawi Tiga Orang Tewas Ditempat

    Surabaya, sinarlampung.co-Bus PO Eva Trans Jaya W-7401-UO berpenumpang 50 rombongan Satgas Partai Hanura, terguling di ruas Tol Ngawi-Solo KM 554.650 A dengan tujuan Surabaya. Informasi awal, tiga orang dikabarkan tewas di lokasi dan puluhan orang lainnya menderita luka-luka, Minggu 4 Februari 2024.

    Dalam video yang beredar tampak menunjukan kondisi para penumpang Bus Trans Jaya usai kecelakaan di pinggir jalan tol, tepatnya di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.

    Bus yang mengangkut rombongan anggota Satgas Partai Hanura terguling setelah menyalip sebuah truk. Detik-detik kecelakaan maut itu terekam di CCTV tol milik Jasa Marga.
    Dari video yang dilihat wartawan, awalnya bus pariwisata yang mengarah ke Surabaya itu hendak mendahului truk yang ada di dalamnya.

    Jarak antara bodi belakang truk dan bumper bus tersebut terlihat mepet. Setelah itu, sopir bus terlihat mendadak membanting setirnya ke kanan. Rupanya, manuver tersebut terlalu kencang. Bodi kanan bus menabrak pembatas tengah tol. Setelah itu, bus terguling ke arah kiri dengan sangat kencang.

    Saking kencangnya bus yang terguling, jalanan sampai tak terlihat di CCTV. Sebab, jalanan tersebut tertutup empasan debu efek tergulingnya bus. Akibatnya tiga orang tewas dan belasan orang mengalami luka-luka. Ketiga orang yang meninggal dunia adalah sopir bus bernama Catur Pancoro (47), warga Tulangan Sidoarjo; Hadi Umar F (21), warga Mojo Lebak, Mojokerto; dan Aditya (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.

    Bus kemudian melintang di tengah jalan Tol Ngawi-Solo Km 554. Korban meninggal dievakuasi ke kamar jenazah Rumah Sakit Soeroto Ngawi. Sementara korban luka dilarikan ke Puskesmas dan Rumah Sakit Widodo Ngawi.

    Supatmo salah satu penumpang selamat mengatakan, bus ini mengangkut Satgas Hanura dari Jakarta menuju Surabaya usai mengikuti kegiatan kampanye di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu 3 Februari 2024. “Kami dari Jakarta abis ikut kegiatan di GBK. Ini lagi perjalanan pulang,” ujarnya, Minggu 4 Februari 2024.

    Dia menceritakan saat kejadian duduk di barisan kursi bus paling belakang. Dia tidak mengetahui persis penyebab kecelakaan namun merasakan saat bus terguling. “Posisi saya lagi tidak tidur, sadar jadi merasakan saat kecelakaan. Saya tidak tahu gimana kejadiannya tapi tiba-tiba sudah kecelaakaan. Saya langsung berupaya selamatkan diri dengan teman-teman, keluar bus lewat kaca jenderal yang pecah,” katanya.

    Dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh polisi, diperkirakan bahwa sopir bus diduga kehilangan kendali karena mengantuk, menyebabkan tergulingnya bus tersebut. Setelah insiden, petugas kepolisian langsung melakukan evakuasi bangkai bus dan membersihkan barang-barang penumpang yang berserakan di sekitar TKP.

    Kanit Gakum Satlantas Polres Ngawi, Ipda Yudi Irawan, mengungkapkan bahwa bus tersebut membawa 50 satgas kampanye dari Gelora Bung Karno Jakarta, yang sedang dalam perjalanan pulang menuju Surabaya.

    “Kami tengah menyelidiki penyebab pasti kecelakaan ini, namun dugaan sementara adalah sopir mengantuk. Semua barang bawaan penumpang juga sudah berhasil dievakuasi dan TKP telah dibersihkan,” ujar Ipda Yudi Irawan.

    Kasat PJR Ditlantas Polda Jawa Timur AKBP Alex Sandy Siregar, membenarkan perostiwa tersebut, dan masih dalam penyelidikan. “Benar, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, pagi tadi,” kata Alex Sandy Siregar, kepada media, Minggu 4 Februari 2024.

    Menurut Alex Sandy peristiwa itu terjadi saat bus melintas dengan kecepatan tinggi dari arah Jakarta menuju Surabaya. “Bus dari Jakarta menuju Surabaya. Untuk penyebab masih dalam penyelidikan,” ungkapnya. (Red)

  • Diundang Klarifikasi Tiga Wartawan Babak Belur Dikeroyok Gerombongan Pelaku Ilegalogging, Kapolsek Sebut Dugaan Pemerasan?

    Diundang Klarifikasi Tiga Wartawan Babak Belur Dikeroyok Gerombongan Pelaku Ilegalogging, Kapolsek Sebut Dugaan Pemerasan?

    Semarang, sinarlampung.co-Diundang untuk klarifikasi berita oleh Kelompok spesilais pencuri kayu hutan Ilegal Logging alias para blandong, tiga wartawan media online, menjadi korban penganiayaan, di Desa Lebak, Kecamatan, Grobogan, Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah, Sabtu 27 Januari 2024.

    Ketiga wartawan adalah yakni HM wartawan Independennews.com, BMA Wartawan MokiNews.com, dan TS wartawan Berita7.net. Ketiganya mengalami sejumlah luka lebam di sekujur tubuh akibat hantaman benda tumpul dan pukulan tangan para pelaku. Ketiga sempat dirawat di rumah sakit Grobogan.

    Ketiga wartawan di keroyok para pelaku, yang juga melibatkan warga Desa Lebak yang diduga terprovokasi oleh pelaku inisial M bersama sopir mobilnya yang belum diketahui identitasnya.

    Kepada wartawan, HM yang merupakan wartawan IndependenNews.com, mengatakan sekira pukul 10 pagi Sabtu itu, dirinya diundang untuk datang ke Desa Lebak oleh gembong blandong inisila M. Dalihnya untuk mengklarifikasi soal kayu tebangan yang dimilikinya.

    “Pagi sekitar jam 10 pagi, dia M itu menghubungi saya agar bisa datang ke Desa Lebak bersama rekan-rekan yang kemarin memergoki M saat sedang menimbun kayu tebangan hutan di rumah salah satu warga Desa Ngaben,” kata HM.

    Tanpa menaruh rasa curiga HM< BMA, dan TS kemudian mendatangi tempat yang telah ditentukan oleh M yakni di pasar Desa Lebak. Namun baru saja mereka tiba di lokasi pasar Desa Lebak, mereka langsung disambut dengan tinju, dan hamtaman benda tumpul dari sekelompok blandong bersama puluhan warga, yang rupanya telah disiapkan M.

    “Saya tiba di lokasi langsung dipukul sama sopirnya (M), demikian juga dua rekan saya juga langsung ditendang hingga tersungkur,” terang korbanUsai membabi buta menganiaya, di depan kepala desa setempat mereka memaksa para korban untuk menandatangani surat pernyataan agar perbuatan sekelompok blandong yang meresahkan tersebut tidak dilaporkan ke pihak Kepolisian.

    “Kami dipaksa agar menandatangani surat pernyataan itu, kami tak mampu menolak lantaran mereka terus mengintimidasi di hadapan ratusan masa. Atas peristiwa tersebut, kami anggota dari grup Grobokan Network akan mengambil langkah hukum, dan melapor ke Polres Grobogan,” katanya.

    Kabar Dugaan Pemerasan?

    Para wartawan saat mediasi bersama Kepala Desa.

    Sementara kabar lain menyebutkan, para pelaku ternyata empat orang berinisial TG, HK, MK, MS. Mereka babak belur dihakimi warga di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, Sabtu 27 Januari 2024 karena diduga mencoba melakukan aksi pemerasan.

    Dari empat itu, tiga orang mengaku wartawan tergabung sebagai Jurnalis Grobogan Network, salah satu dari tiga orang itu juga diketahui sebagai Calon Anggota Legeslatif (Caleg) DPRD Grobogan. Sedangkan satu orang lainnya diketahui sebagai Purnawirawan TNI.

    Kapolsek Grobogan AKP Candra Bayu kepada wartawan mengatakan sebelumnya keempat orang tersebut telah mengaku sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diduga tengah melakukan pemerasan.

    Dalam aksinya mereka juga mengaku telah mendapat perintah dari pejabat di Grobogan temuan penyimpangan tentang ilegal logging yang menurut mereka telah dapat. “Dengan dalih punya bukti penyimpangan, mereka meminta sejumlah uang dengan nilai mencapai puluhan juta rupiah pada warga yang dianggap melakukan penyimpangan,” kata Kapolsek.

    Menurut Kapolsek, sebelumnya mereka sudah diberi uang oleh warga, namun keempat orang itu masih saja meminta uang. Dan jika tidak diberi uang mereka mengancam akan memviralakan pada Medis Sosial (Medsos). Karena merasa diperas, sehingga kesabaran tidak terkendali lagi hingga warga yang hidupnya di desa kawasan hutan tersebut marah dan menghakimi mereka.

    Sementara insiden tidak bisa dihindari dan warga langsung menyerang keempat orang yang mengaku sebagi LSM. ”Sudah dikasih uang, minta lagi. Mintanya banyak (sampai puluhan juta). Ngakunya sebagai wartawan dan warga diancam akan dimedsoskan (disebarkan di medsos), warga jengkel juga,” jelas Kapolsek, Minggu 28 Januari 2024.

    Mengetahui adanya insiden itu, kemudian Kepala Desa Lebak, Kasman berinisiatif untuk mendamaikan. Kades melakukan mediasi untuk mendamaikan antara warga dengan keempat orang yang mengaku sebagi LSM dan wartawan tersebut. ”Dari kades, didamaikan. Semua dimediasi, agar tidak ada massa lagi. Mereka sempat dirubung, didorong-dorong,” tambah Kapolsek.

    Dalam surat yang sempat beredar melalui medsos menyebutkan bahwa, keempat orang yang diduga pelaku pemerasan ini menandatangani surat pernyataan bermaterai dengan berisikan empat poin dan diketahui oleh Kades Lebak.

    Diantaranya bertuliskan, Pertama, keempatnya meminta maaf kepada warga Desa Lebak. Kedua, mereka tidak akan mengulangi lagi aksinya, yaitu meminta pungutan, meliput, dan menyebarkan ke media yang dapat mengganggu warga. Ketiga yaitu mereka siap aksi pemerasan tersebut diberitakan. Dan yang keempat, mereka siap diberi sanksi hukum apabila mengulangi lagi.

    Meski demikian, TG salah seorang anggota yang terlibat dalam peristiwa itu dan tergabung dalam Jurnalis Network Grobogan mengatakan, jika terbitnya surat pernyataan tersebut karena adanya keterpaksaan saja. Mereka merasa tertekan untuk bersedia membuat surat pernyataan tersebut karena merasa tertekan dan tak berdaya melawan situasi.

    Hal senada dikatakan Manto, selaku orang pertama yang mengundang ke 3 korban meminta kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan. Manto menepis isu-isu dugaan pemerasan. ”Mereka tidak pernah memeras saya mas, tolonglah persoalan ini di selesaikan secara baik-baik saja,” kata Manto, selaku koordinator para blandong melalui sambungan telepon WhatsApp menggunakan salah satu ponsel milik pegawai BKPH, Minggu 28 Januari 2024.

    Manto yang semoat diundang ke Purwodadi Kota oleh pegawai BKPH untuk dimediasi dengan para korban melalui koordinator Group GROBOGAN NETWORK, sempat datang. Namun saat pegawai BKPH dan perwakilan para korban sama-ama tiba di lokasi pertemuan, tiba-tiba Manto menghindar karena takut ada balas dendam dari para korban. (Red)

  • Dibawa Sehat Dipulangkan Tewas, Kapolda Copot Lima Anggota Polres Ketapang Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

    Dibawa Sehat Dipulangkan Tewas, Kapolda Copot Lima Anggota Polres Ketapang Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

    Pontianak, sinarlampung.co-Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) Irjen Pol Pipit Rismanto mencopot lima anggota Polres Ketapang, buntut tewasnya seorang tersangka RF (22), yang diduga akibat dianiaya polisi. Mereka yang dicopot diantaranya Kasat Reskrim AKP Fariz Kautsar Rahmadhani, Kapolsek Benua Kayong Iptu Rodi Maryoko, Kanit Reskrim Aiptu Teguh Pratomo, dan Bripka Yassirullah Gasam, Bripka Andriyanto, Jum’at 26 Januari 2024.

    Mereka dicopot dan dimutasi ke Yanma Polda Kalbar dalam rangka Dimosi atau pemeriksaan, tertuang dalam Surat Telegram No : ST/85/I/KEP/2024 Tanggal 26-1-2024 yang ditandatangani Kapolda Kalbar Karo SDM Kombes Pol Sugiarto. Kapolda juga menunjuk AKP Wawan Darmawan yang sebelumnya PS Kanit 3 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Kalbar menjadi Kasat Reskrim. Jabatan Kapolsek Benua Kayong digantikan Iptu Iwan Marwanto yang sebelumnya Ps Panit Unit 2 Subdit 3 Ditintelkam Polda Kalbar.

    Kelima anggota Polres Ketapang itu dicopot pasca buntut tewasnya seorang pemuda berinisial RF (22) yang diduga sebagai pelaku pencurian. Kasusnya menjadi viral, Sabtu 27 Januari 2024. Pelaku diamankan Polsek Benua Kayong dan Polres Ketapang dirumahnya. Namun RF dikembalikan dalam kondisi meninggal. Saat jasad dimandikan, keluarga dikagetkan dengan bekas penganiayaan di bagian sekujur tubuh RF.

    Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto mengungkapkan, RF betul terduga pelaku pencurian dan diamankan petugas. Namun dalam prosesnya terjadi tindakan kontraproduktif yang dilakukan 2 orang anggota dan 1 orang informan. “Kami memastikan atas peristiwa tersebut, kami komitmen semua diproses secara tegas, obyektif dan transparan,” kata Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto.

    Atas temuan itu, lanjut Kapolda pihaknya membentuk tim khusus dan melakukan tindakan tegas terhadap para oknum polisi yang melakukan kesalahan pelanggaran hukum serta kode etik. “Langsung kita copot jabatan Kasat Reskrim Polres Ketapang, Kapolsek Benua Kayong, Kanit Polsek Benua Kayong dan dua Anggota Polsek Benua Kayong,” kata Pipit Rismanto kepada awak media.

    Saat ini lanjut Kapolda, para oknum polisi terduga yang terlibat penganiayaan terhadap Almarhum RF, sudah dalam pemeriksaan Propam Polda Kalbar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan mempertanggung jawabkan perbuatan mereka secara hukum.

    Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Raden Petit Wijaya, menambahkan sesuai perintah Kapolda tidak satupun oknum anggota polri yang melakukan tindak pidana dan kode etik akan dibiarkan. “Semua akan di proses secara hukum dan kode etik polri,” kata Raden Petit Wijaya.

    Raden Petit Wijaya, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk percayakan proses hukum kepada jajaran Polda Kalbar, khususnya untuk menindak tegas para pelaku oknum polisi yang melanggar hukum dan kode etik.

    Sebelumnya RF (22), warga asal Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) dikembalikan ke pihak keluarga dalam kondisi tewas. RF awalnya dijemput di rumahnya oleh pihak kepolisian atas dugaan kasus pencurian, Sabtu 27 Januari 2024.

    Paman RF, Marjuki menduga, RF keponakannya dianiaya pihak kepolisian karena dipaksa mengaku atas sebuah tuduhan kejahatan. Menurut polisi saat itu, RF meninggal karena sakit asma atau sesak napas. “Tentu kami tidak percaya, karena tidak ada riwayat penyakit itu. Pada malam itu juga dia masih sehat tidak ada penyakit apapun,” ujar Marjuki. (Red)

  • Polresta Bogor Tangkap Komplotan Penguras Solar Subsidi dari Lima SPBU di Kota Bogor yang Dijual ke Industri, Pertamina Siapkan Saksi

    Polresta Bogor Tangkap Komplotan Penguras Solar Subsidi dari Lima SPBU di Kota Bogor yang Dijual ke Industri, Pertamina Siapkan Saksi

    Bogor, sinarlampung.co-Kepolisian Resort Kota Bogor menggulung komplotan penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dari kota Bogor untuk industri di Jakarta. Selain menangkap sopir mobil box modifikasi, petugas juga menangkap dua pegawai SPBU yang melancarakan aksi bisnis BBM ilegal itu.

    Tiga orang tersangka yang masing-masing berinisial LL (50), NA (27), FA (26). Ketiganya memiliki peran masing-masing. Untuk LL berperan sebagai sopir truk yang digunakan untuk mengangkut solar, NA dan FA merupakan operator SPBU yang membantu LL.

    Petugas menangkap LL (55), saat membawa hampir dua ton BBM yang disedot dari SPBU, ditampung dalam toren kapasitas 1000 liter atau satun ton BBM, yang disembunyikan di dalam boks mobil. Sopir pembawa truk pengangkut solar bersubsidi yang akan dibawa ke Pulo Gadung. “Pengemudi boks berinisial LL ditangkap saat tengah mengisi BBM solar subsidi di SPBU Warung jambu, Kota Bogor,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, kepada awak media.

    Menurut Bismo Teguh Prakoso, pelaku terindikasi bagian dari sindikat penyalahgunaan BBM bersubsidi jenis solar dari Bogor untuk dibawa ke Jakarta. “Dugaan sementara mereka merupakan anggota sindikat penyalahgunaan Bahan Bakar minyak (BBM) solar subsidi dari Kota Bogor untuk industri di Jakarta,” katanya.

    Selain mengamankan pengemudi boks, petugas juga menangkap dua orang petugas SPBU yang diduga ikut serta melancarkan aksi tersangka. “Kami juga mengamankan dua petugas SPBU yang diduga terlibat, dan mengetahui tindak pidana penyalahgunaan BBM subsidi yang dilakukan tersangka,” ungkapnya.

    Kapolresta mengatakan, modus pelaku menggunakan truk itu masuk ke SPBU untuk mengisi bbm. Petugas SPBU pun mengisi BBM ke tangki mobil boks tersebut. Namun solar yang masuk ke tangki ini kemudian disedot menggunakan pompa dan dipindah ke toren yang disembunyikan di dalam boks mobil.

    Dalam mobil boks itu terdapat tiga toren dengan kapasitas masing-masing toren 1000 Liter dan digunakan untuk menampung solar subsidi yang disedot dari tangki. “Pelaku juga menggunakan sejumlah barcode pembelian solar subsidi agar tidak dicurigai oleh konsumen lainya,” ucap Kapolresta.

    Dalam menjalankan aksinya, pelaku mengisi BBM di empat SPBU di Kota Bogor yakni SPBU Warungjambu, SPBU Pomad, SPBU Karadenan dan SPBU KS Tubun. Pelaku mengaku sudah melakukan aksinya sejak bulan desember 2023 lalu.

    “Pelaku mengisi BBM di empat SPBU di Kota Bogor yakni SPBU Warungjambu, SPBU Pomad, SPBU Karadenan dan SPBU KS Tubun. Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 55 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara,” katanya.

    Pertamina Siapkan Sanksi Lima SPBU

    Pertamina Regional Jawa Bagian Barat (JBB) menyiapkan sanksi terhadap empat SPBU yang terlibat sindikat penyalahgunaan BBM solar bersubsidi di Kota Bogor. “Apabila ditemukan penyaluran SPBU tidak sesuai ketentuan yang berlaku, sesuai Perpres 191 tahun 2014, maka kami siap menindak penyalur (SPBU) itu,” kata Sales Brand Manager (SBM) Pertamina Regional JBB, Raden Tri Wahyu.

    Menurut Raden Tri Wahyu, sanksi yang akan diberikan mulai dari peringatan, kemudian penghentian penyaluran BBM Subsidi, skorsing, kemudian stop permanen SPBU itu. “Awalnya sementara ditutup. Ketika tidak diindahkan, kami bener-bener stop SPBU itu. Ketika tidak diindahkan lagi, pemutusan kerja dengan penyalur itu,” katanya.

    Secara peruntukannya, penyaluran BBM Solar bersubsidi itu peruntukkannya sudah diatur negara. Dimana, penerima Solar bersubsidi ini penguna UMKM, transportasi umum, kemudian angkutan orang dan barang (bukan kebun dan tambang), pertanian serta nelayan.

    “BBM Subsidi ini ada uang negara. Maka sektor yang berhak mendapatkan sektor yang diatur negara. Jadi harapan kami, berharap penyaluran BBM ini tepat sasaran,” ujarnya.

    Raden Tri Wahyu mengapresiasi langkah Polresta Bogor Kota utuk membongkar sindikat penyalahgunaan BBM Solar bersubsidi ini. “Pertama kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya pada Polresta Bogor Kota atas pengungkapan kasus ini. Pada prinsipnya kami memiliki tujuan yang sama. Yakni memerangi adanya penyelewengan BBM Subsidi,” tandasnya.  (Red)

  • Bidan Desa di Muara Dua Kisam Tewas Gantung Diri

    Bidan Desa di Muara Dua Kisam Tewas Gantung Diri

    OKU Selatan, sinarlampung.co-Seorang Bidan Desa UPT Puskesmas Kisam Tinggi, Kecamatan Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, bernama Agustina Febriani (32) ditemukan tewas tergantung di kamar rumah orang tuanya, di Desa Muaradua Kisam, Kecamatan Muaradua Kisam, Selasa 23 Januari 2024 tepat Pukul 11.19 Wib.

    Korban yang meninggalkan dua anak itu kali pertama ditemukan kakak kandunganya, Defri (43), yang pagi itu berniat membangunkan korban yang tidak keluar kamar meski sudah pukul 11.00 lebih. Defri memanggil sambil mengetuk-ngetuk kamar namun tidak ada jawaban. Sementara ayah dan ibunya sedang

    Karena tidak juga ada respon, Defri berinisiatif melihat kondisi korban melalui jendela luar kamar. Saat menyibak gorden penutup jendela, Defri kaget spontan berteriak minta tolong. “Beberapa kali diketuk dan dipanggil tidak ada sahutan. Saya memeriksa melalui jendela luar kamar. Ketika gorden disibak korban terlihat sudah tergantung dengan posisi kepala miring kekanan dan lidah terjulur,” kata Defri.

    Mendengar teriakan Defri warga berdatangan dan segera menurunkan korban. Korban tergantung dengan seutas tali mengikat dileher. Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Muaradua Kisam. SEkitar 15 menit kemudian Tim Puskesmas Kecamatan tiba di lokasi dan langsung memeriksa keadaan korban.

    Medis menyatakan korban sudah meninggal duani. Dari keterangan Defri bahwa untuk sementara korban memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diduga karena mengalam depresi. Namun belum diketahui pasti defresi soal apa hingga korban berbuat nekad.

    Kepala Desa Muaradua Kisam, Yoga mengatakan bahwa benar korban pertama kali ditemukan oleh saudaranya DF. Karena saat kejadian korban hanya tinggal seorang diri didal rumah. “Memang saat kejadian, dalam rumah korban sendiri. Ayah dan Ibu korban menjemput cucunya di Desa Tenang,” kata Yoga.

    Defresi Masalah Keluarga?

    Sebelum ditemukan tewas, Agustina Febriani kerap terlihat murung, melamun dan menyendiri dan seperti orang linglung. “Belakangan ini memang korban nampak seperti orang linglung kerap melamun dan menyendiri di tempat kerja,” kata RY, rekan sesama Bidan di Puskemas Kisam Tinggi.

    Menurut RY, korban memang diketahui sedang bermasalah dirumah tangganya. Dia bertengkar dengan suaminya. Karena itu, korban memilih pulang ke Desa asalnya, tempat orang tuanya tinggal di Desa Muaradua Kisam, Kecamatan Muaradua Kisam, OKU Selatan.

    Sebagai Bidan Desa di Desa Padang Lai, Kecamatan Kisam Tinggi korban memang jarang masuk di UPT Puskemas Muaradua. Korban meninggalkan dua anak perempuan yang masih kecil-kecil. “Saya kaget dengar kabar ini. Anaknya ada dua orang, satu masih usia sekitar 3 tahun yang sulung masih kelas 3 SD,” katanya.

    Kepala UPT Puskesmas Muaradua Kisam Pedri mengatakan bahwa memang korban masih berstatus sebagai Nakes UPT Puskesmas Kisam Tinggi. Dan korban hendak mengajukan pindah dari UPT Puskemas Kisak Tinggi ke UPT Puskesmas Muaradua Kisam, lantaran masalah rumah tangga yang dihadapinya. “Almarhumah, masih sebagai nakes Puskesmas Kisam Tinggi. Mau mengajukan pindah ke Muaradua Kisam, baru via telepon,” katanya. (Red)

    DISCLAIMER:

    Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa, terdekat.

  • Oknum Guru Agama di Bengkulu Gerayangi 24 Murid SD Tempatnya Ngajar?

    Oknum Guru Agama di Bengkulu Gerayangi 24 Murid SD Tempatnya Ngajar?

    Bengkulu, sinarlampung.co-Seorang guru agama di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Marga Sakti Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara, diduga telah melekukan pelecehan seksual kepada 24 muridnya. Mayoritas korbannya masih duduk di kelas V SD. Pelaku beraksi saat melakukan praktek materi belajar sholat dan perkemahan, dengan memegang hingga meremas dada para korban.

    Kejahatan pelaku inisial HI dilakukan sejak Desember 2023 lalu dan terbongkar setelah salah satu korban mengadu kepada orang tuanya, Kamis 18 Januari 2024 kemarin. “Pelakunya oknum guru inial HI. Korbannya ada 24 orang yang berasal dari murid kelas 5 SD,” kata Kapolsek Putri Hijau Iptu Achmad Nizar, kepada awak media, Minggu 21 Januari 2024.

    Menurut Kapolsek, kasus itu terungkap setelah orang tua korban ada yang melapor ke Polsek Putri Hijau, “Terungkap setelah ada salah satu korban menceritakan kepada orang tuanya, jika pelaku telah mencabuli korban. Mendengar itu, orang tua korban langsung melapor,” katanya.

    Dari laporan itu, lanjut Kapolsek, petugas melakukan penyelidikan dan mengamankan pelaku yang sudah beranak istri ini. Hasil pemeriksaan, korban ternyata lebih dari satu orang. Rata-rata murid SD yang menjadi korban pencabulan adalah mereka yang masih berusia 11 tahun. “Modus pelaku melakukan aksinya adalah pura-pura menegur murid perempuan saat praktik sholat. Dan memanfaatkan teguran itu untuk melecehkan para korban,” lanjut Kapolsek.

    Dari hasil penyidikan sementara, aksi asusila pelaku, dilakukan sejak Desember 2023, hingga yang terakhir pada Kamis (18 Januari 2024) kemarin. Dari pengakuan tersangka, perbuatan dilakukan di beberapa tempat. “Ada yang di ruang kelas, termasuk ada yang di lokasi agenda perkemahan.

    “Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 82 ayat (1),(2) jo Pasal 76E UU RI No. 17 Tahun 2016, tentang Penetapan Peraturan Pengganti UU RI No. 1 tahun 2016, tentang perubahan kedua atas UU RI No. 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak,” katanya. (Red)

  • Tergiur Perhiasan Emas Ibu Muda di Boltim Mutilasi Keponakannya, Uang Buat Beli HP dan Perhiasan

    Tergiur Perhiasan Emas Ibu Muda di Boltim Mutilasi Keponakannya, Uang Buat Beli HP dan Perhiasan

    Boltim, sinarlampung.co–Seorang Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sulawesi Utara (Sulut) tega memutilasi keponakannya sendiri untuk bisa menguasai kalung emas milik korban. Pelaku sudha ditangkap dan ditetapkan tersangka kasus mutilasi bocah perempuan TAM (9). Pelaku kini ditahan di Polres Boltim, Kamis 18 Januari 2024.

    Sebelumnya, warga gempar dengan penemuan mayat seorang bocah dengan kondisi badan dan kepala terpisah di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut). Jenazah korban ditemukan warga di Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, Kamis 18 Januari 2024. Hasil penyelidikan polsi mengungkap pelaku pembunuhan adalah tantenya sendiri.

    Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi mengatakan pelaku awalnya melihat korban bersama ibunya berada di rumah neneknya di Kecamatan Tutuyan, Boltim, Kamis 18 Januari 2024 pukul 10.30 Wita. Niat jahat pelaku mulai muncul saat melihat korban mengenakan kalung emas, gelang dan anting emas.

    “Kemudian pelaku pergi ke rumah neneknya. Sesampainya di sana pelaku mengajak korban untuk pergi ke rumah pelaku. Saat korban di rumah pelaku, korban disuruh untuk menunggu karena pelaku akan menitipkan anak balitanya kepada perempuan Wira Mamonto yang adalah tante pelaku,” ujar Sugeng kepada wartawan, Jumat 19 Januari 2024.

    Setelah menitipkan anaknya, pelaku kembali ke rumah dan mengajak korban untuk mengambil sayur. Pelaku juga sudah membawa sebilah pisau untuk menjalankan aksinya. “Sekitar pukul 11.00 Wita, pelaku bersama korban berjalan kaki ke lorong baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim. Dengan membawah sebilah pisau, pelaku dan korban melewati jalan belakang,” jelasnya.

    Korban kemudian mengeluh capek dalam perjalanan sehingga meminta pelaku untuk menggendongnya. Pelaku pun menuruti permintaan korban dan membawanya ke lokasi tujuan demi melancarkan niat jahatnya. Kemudian pelaku menggendong korban.

    “Setelah sampai di tempat kejadian pelaku menurunkan korban dan mendorongnya sampai terjatuh tertelungkup di tanah, kemudian pelaku menindih korban dari atas sehingga korban sudah tidak bisa bergerak. Kemudian pelaku menutup mulut korban dan menggorok leher korban dari arah kiri dan kanan sehingga terputus. Dan pelaku menjatuhkan kepala korban ke dalam selokan,” ujar Kapolres.

    Usai membunuh korban, pelaku berdiri dan mengambil perhiasan yang dikenakan korban di tubuhnya. Selanjutnya pelaku mendorong badan korban ke selokan. “Setelah itu pelaku berdiri dan mengambil perhiasan korban berupa, satu buah kalung, satu buah gelang, dan dua buah cincin. Setelah perhiasan emas diambil pelaku mendorong badan korban sehingga terjatuh ke dalam selokan,” ungkapnya.

    Pelaku kemudian membuang pisau yang digunakan untuk membunuh korban lalu kembali ke rumahnya. Di rumah, pelaku bahkan sempat mandi dan salat. Sedangkan baju yang dikenakan ditinggalkan di atas mesin cuci. “Pisau pelaku dibuang di tempat yang tidak jauh dari TKP, pelaku langsung pulang mandi dan salat mengikuti jalan belakang. Dan baju yang digunakan pelaku diletakkan di atas mesin cuci,” terang Sugeng.

    Selanjutnya pelaku menuju ke rumah tantenya untuk menjemput anaknya yang masih balita. Pelaku kemudian pergi menjual perhiasan yang diambil dari korban. “Pelaku pergi ke rumah tantenya untuk menjemput anak balitanya. Pelaku pergi bersama anaknya untuk menjual emas di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan Kabupaten Boltim dengan menggunakan bentor,” tandasnya.

    Suami Tak Terlibat

    Polisi memastikan suami pelaku yakni pria berinisial MK tidak terlibat dalam kasus pembunuhan yang dilakukan istrinya. “Sudah kita periksa dia tidak terlibat, istrinya juga mengakui bahwa suaminya tidak terlibat,” ujar Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi kepada detikcom, Sabtu 20 Januari 2024.

    Sugeng mengatakan lelaki MK memang sempat dicurigai ikut membantu istrinya melakukan pembunuhan. Namun kecurigaan tersebut pada akhirnya tidak terbukti. “Dia lagi kerja saat istrinya melakukan pembunuhan” kata Sugeng.

    Sugeng mengakui pihaknya hingga kini masih mengamankan MK di Polres Boltim. Hal ini dilakukan agar MK tidak menjadi sasaran amukan keluarga korban. “Selama ini kan ada beredar isu suaminya terlibat, padahal enggak. Dia pergi bekerja,” katanya.

    Lebih lanjut Sugeng menjelaskan pihaknya masih menunggu kedatangan keluarga korban untuk menjemput MK. Hal ini sekaligus untuk meluruskan kesalahpahaman keluarga korban yang curiga MK terlibat melakukan pembunuhan. “Suaminya kan ada dari pihak keluarga datang menanyakan status suaminya, kita sudah jelaskan tidak ada masalah. Cuma ini didinginkan dulu, kalau pun dia mau pulang dari Polres harus keluarga korban yang jemput,” katanya.

    Miskin Tapi Gaya Hidup Hedon

    Polisi mengungkap motif Arnita Mamonto alias Aning memutilasi ponakannya, TAM (8) untuk mencuri perhiasan emas karena untuk memenuhi gaya hidup hedonnya. “Sampai saat ini tidak ada konflik antara pelaku dengan keluarga korban tapi memang atas dasar ekonomi dari pelaku ini,” kata Kasat Reskrim AKP Denny Tampenawas saat konferensi pers di Mapolresta Boltim, Jumat 19 Januari 2024.

    “Pelaku suka untuk hidup Hedon sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup itu yang bersangkutan langsung mengambil kesimpulan seperti itu yaitu membunuh dan mencuri perhiasan korban,” tambah Denny.

    Dijual Rp3,6 Juta

    Kasat menyebut berdasarkan keterangan saksi dari penjaga toko emas, perhiasan itu dijual pelaku dengan harga Rp3.670.000. “Saksi menyebutkan ada seorang ibu berambut pirang tidak dikenal dengan membawa seorang anak balita laki-laki sekitar 12.30 Wita membawa kalung emas dan sudah dijual seharga Rp3.670.000. Dan sudah diantar dengan kendaraan bentor,” kata kasat.

    Menurut Kasat, uang tersebut digunakan pelaku untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Uang hasil penjualan emas curian itu dipakai membeli emas dengan berat 0,55 gram Rp478 ribu dan handphone Rp 1,1 juta. “Setelah itu pelaku pergi ke toko membeli popok, susu SGM, minuman, dan cokelat dengan total harga Rp150 ribu. Setelah itu pelaku membayar bentor yang disewa seharga 20 ribu,” katanya. (Red)

  • Tarif Empat Jalan Tol Trans Sumatra Segera Naik?

    Tarif Empat Jalan Tol Trans Sumatra Segera Naik?

    Bandar Lampung, sinarlampung.co-Empat ruas di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), dikabarkan akan diberlakukan penyesuaian tarif pada tahun 2024. Ruas Tol yang dimaksud adalah Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, Tol Palembang – Indralaya, Tol Pekanbaru – Dumai, dan Tol Sigli – Banda Aceh.

    Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan secara kualitas ruas-ruas tersebut sudah memenuhi syarat untuk dilakukan penyesuaian tarif dan diharapkan dapat mendapatkan perizinan. “Memang penyesuaian tarif itu cukup krusial untuk menjaga kelangsungan jalan tol dan menciptakan iklim investasi jalan tol yang kondusif, kami berharap dapat terlaksana sesuai target,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis 11 Januari 2024.

    Menurut Tjahjo PT Hutama Karya pada ketentuannya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan memastikan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di jalan tol yang dikelola. Tjahjo mengakui, sebelum jalan tol diizinkan untuk dilakukan penyesuaian tarif, terlebih dulu dilakukan penilaian dan pengujian. “Dalam pelaksanaannya harus melihat kondisi dan situasi terkini, jika ada special case (kejadian khusus) seperti sebelumnya ada pandemi, penyesuaian tarif juga harus ditunda terlebih dahulu,” ungkapnya.

    Dibeberkan Tjahjo, beberapa ruas yang baru dioperasikan pada tahun 2023 adalah Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 5 & 6 (Blang Bintang – Baitussalam), Tol Binjai – Langsa Seksi 2 (Stabat – Kuala Bingai), Tol Indralaya – Prabumulih & Tol Indrapura – Lima Puluh. Keseluruhan ruas tersebut masih dioperasikan tanpa tarif atau belum berbayar.Adapun ruas yang paling lama beroperasi tanpa tarif adalah Tol Sibanceh Seksi 5 dan 6, yang sudah berlangsung sejak Juni 2023 atau telah lebih dari 7 bulan dioperasikan tanpa tarif. (Red)

  • Satu Anggota Ops Damai Cartenz Gugur Ditembak KKB

    Satu Anggota Ops Damai Cartenz Gugur Ditembak KKB

    Intan Jaya, sinarlampung.co Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Apen Kobogau (Wakil Pangkodap VIII) menyerang anggota Ops Damai Cartenz di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Satu anggota dikabarkan gugur terkena tembakan.

    Menurut informasi yang dilansir dari Humas Polri, serangan dadakan itu dilakukan dari belakang Tower BTS Telkomsel di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

    Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno, membenarkan kabar tersebut. Satu anggota Ops Damai Cartenz, Bripda Alfandi Steve Karamoy terkena tembakan. Bripda Alfandi sempat dievakuasi dan dirawat di Puskesmas Sugapa, namun sayang nyawanya tak tertolong.

    “Anggota Bripda Alfandi Steve Karamoy terkena tembakan di bagian rahang kiri tembus rahang kanan dan akhirnya dinyatakan gugur,” ujar Kasatgas Humas, Jumat, 19 Januari 2024.

    Bayu menjelaskan, anggota Ops Damai Cartenz yang berada di wilayah tersebut mengalami serangan dari KKB selama 30 menit dari arah belakang pos. Pengejaran terhadap para pelaku tengah dilakukan.

    “Kami saat ini masih melakukan penyisiran terhadap pergerakan KKB di Wilayah Intan Jaya,” ujarnya.

    Ditambahkan Kepala ops Damai Cartenz Kombes. Pol. Faizal Ramadhani, pihaknya memastikan penegakan hukum kepada pelaku.

    “Saat ini pasukan kami masih melakukan pengejaran dan penyisiran di sekitar TKP,” jelasnya. (*)

  • Ketua RT di Cilincing Ditembak Pencuri Motor

    Ketua RT di Cilincing Ditembak Pencuri Motor

    Jakarta, sinarlampung.co-Benyamin Pasang Rore (52), Ketua RT 03 RW 10 Kelurahan Semper Barat, Cilincing, terluka tembak oleh kawanan pencuri sepeda motor, saat mencoba menghalangi pelaku yang akan melarikan diri karena kepergok pemilik rumah warga dilingkungannya. Korban kini masih di Rumah Sakit Koja, Jakarta, Kamis 18 Januari 2024 malam.

    Informasi dilokasi kejadian menyebutkan, saat itu kedua pelaku mencoba beraksi mencuri motor Honda Scoopy dengan nomor polisi B-4110-UBD yang diparkir di garasi kontrakan. Aksi pelaku terlihat dari CCTV rumah. Yanti, pemilik rumah mencurigai pria berjaket dan helm yang mendekati motor lalu keluar rumah dan teriak maling.

    Pelaku kaget dan langsung berlari keluar, dan naik motor rekannya yang menunggu di tepi jalan. Benyamin yang mendengar terikan Yanti keluar rumah dan berpapasan dengan pelaku, spontan langsung memukul dengan tangan kosong dan mengenai helm salah satu pelaku.

    Saat bersamaan pelaku lainnya membalas dengan tembakan dua kali ke arah Benyamin. Akibat Benyamin tersungkur dengan dua luka tembak pada bagian lengan atas bagian dalam. Kasusnya kini ditangani Polsek Cilincing. “Ya benar terjadi saat aksi pencurian sepeda motor Honda Scoopy dengan nomor polisi B-4110-UBD,” kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragih, kepada awak media, Kamis 18 Januari 2024.

    Kapolsek menjelaskan saat itu seorang warga bernama Yati melihat adanya pria mencurigakan dimonitor CCTV. Pelaku yang memakai jaket dan helm langsung menuju motor Honda Scoopy di garasi kontrakan. “Atas kecurigaan itu, kemudian saksi turun dari lantai dua dan langsung menegur pelaku serta berteriak maling,” ucapnya.

    Begitu mendengar teriakan, pelaku langsung keluar dari kontrakan dan mendatangi rekannya yang sudah menunggu di luar pintu. “Keduanya lantas melarikan diri menggunakan sepeda motor dan berpapasan dengan korban Benyamin yang merupakan Ketua RT,” ujar Kapolsek.

    Korban saat itu spontan memukul dengan tangan kosong dan mengenai helm salah satu pelaku. Namun bersamaan pelaku lainnya kemudian membalas dengan tembakan ke arah Benyamin sebanyak dua kali. “Korban mengalami dua luka pada bagian lengan atas bagian dalam. Saat ini, Benyamin masih dirawat di RS Koja,” katanya.

    Petugas sudah melakukan olah TKP, meminta keterangan saki. Dari lokasi kejadian, polisi menyita dua buah peluru gotri yang diduga melukai korban. Selain penyidik juga menyisir CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut. (Red)