Kategori: Nusantara
-
Tak Puas Dengan Kinerja Pemda, Kantor Bupati Kuansing Dikepung Ratusan Massa
Telukkuantan (SL) – Ratusan massa Kenegerian Taluk Kuantan, Kecamatan Kuantan Tengah, menggelar aksi orasi dikantor Pemerintah Daerah dan Kantor DPRD Kabupaten Kuansing, Rabu (24/10). Ketua Musyawarah Besar (Mubes) Kenegerian Taluk Kuantan, Ir. Emil Harda, MBA saat ditemui media, disela – sela aksi mengatakan aksi ini untuk menyampaikan beberapa tuntutan kepada Ketua DPRD, Bupati Kuansing, Wabup, dan Sekda Kuansing. Sementara untuk jumlah aksi ini diikuti sekitar 500 peserta.“Aksi kali ini merupakan aksi damai untuk menyampaikan tuntutan – tuntutan kami kepada eksekutif dan legeslatif,” ujar Emil. Lanjut Emil, adapun tuntutan yakni untuk mensikapi perkembangan terakhir dari proses pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan pemerintah di Kabupaten Kuantan Singingi diantaranya memperhatikan perkembangan dan dinamika yang terjadi, baik secara nasional maupun global, maka sangat diperlukan keseriusan dan kehati-hatian daerah dalam menjalankan program pembangunan agar lebih efisien, efektif dan optimal serta terarah pada sasaran yang tepat dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.Dengan semakin mengecilnya anggaran Daerah sudah selayaknya Pemerintah Daerah melakukan penajaman-penajaman dalam skala prioritas pembangunan dengan mengedepankan sebesar-besarnya pada kepentingan rakyat banyak dan urgensi program bagi perbaikan kualitas hidup masyarakat.“Pantauan dan analisa kami belum terlihat adanya sinergi kebijakan dan kesamaan pandangan antara Bupati dan Wakil Bupati serta Sekretaris Daerah dalam melaksanakan program pembangunan sehingga lebih banyak menimbulkan ketidakpastian dan kebingungan masyarakat,” terangnya.Selain itu, ada tuntutan lain yakni penggunaan Gedung UNIKS yang telah dibangun dengan menggunakan uang rakyat sesegera mungkin agar menjadi wahana mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum bagi masyarakat Kuantan Singingi. Termasuk pemanfaatan Pasar Modern dan Bangunan Hotel Kuansing untuk kiranya bisa berguna secara efisien dan efektif bagi masyarakat.“Perlu kami ingatkan bahwa membiarkan aset negara terbengkalai dan tidak dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan tujuan pembangunannya pada saat pengajuan anggaran adalah tindakan yang tidak sesuai dengan undang-undang dan bertentangan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang akuntabel,” tuturnya.“Kami juga mengingatkan agar penyelesaian masalah-masalah tersebut jangan sampai membuat kegiatan-kegiatan pokok tidak dapat diselenggarakan. Apalagi membuat dana-dana yang sudah seharus dikucurkan kepada masyarakat seperti Alokasi Dana Desa (ADD) menjadi terkendala. Sampai hari ini ADD Tahap II masih menyisakan 63 desa yang belum menerima. Hal ini sangat bertentangan dengan Peraturan Bupati Nomor 1 tahun 2018 yang menyebutkan ADD tahap II dibayarkan selambat – lambatnya bulan Agustus,” terangnya.Aksi ini langsung di sambut oleh Bupati kuansing, H. Mursini dan Sekda Kuansing di Kantornya. Terkait tuntuntan massa ini Bupati memberikan aspresiasi dengan adanya ererasi terhadap pemerintah daerah, sementara itu Apa yang menjadi tuntutan massa terhadap pemerintah daerah akan segera dipelajari terlebih dahulu.“Saya atas nama pemerintah Daerah menerima apa yang menjadi tuntutan masyarakat Kenegerian Taluk Kuantan, terkait banyaknya tuntutan tersebut maka ia dan jajarannya akan segera mungkin mempelajari dan menyelesaiakan persoalan ini,” pungkas Bupati.(hariantimes) -
Satu Keluarga Tewas Berlumuran Darah dan Mulut Berbuih
Tragis. Begitulah kejadian yang ditemui warga saat mendapati 1 keluarga tewas dengan berlumuran darah dan mulut berbuih. Polisi masih mendalami laporan warga pada Rabu (24/10) siang sekira pukul 15.00 Wib tersebut.
Adalah tetangganya, Jonson Sinaga, yang curiga rumah James Samosir (31) di Dusun Janji Mauli, Desa Tambun Sukkean, Onanrunggu tak seperti biasanya. Dengan 2 anak kecil di rumah itu, tentu suatu hal yang ganjil jika hingga pukul 10.00 Wib tanpa ada aktivitas. Belum lagi, kerbau belum dikeluarkan sebagaimana biasanya.
Mendapati hal itu, Jonson kemudian memanggil para tetangga dan Kades. Kebetulan, salah satu perangkat desa yang melintas, diminta ikut untuk melihat apa yang sedang terjadi. Kades dan saksi mendapati James sudah tergeletak saat melihat dari balik dapur. Dari laporan polisi, tubuh James terdapat luka di dahi dan tangan.
Warga makin terkejut, saat masuk ke dalam, Rosalina boru Gultom (28) bersimbah darah di dalam kamar. Rolli boru Samosir, ibu Rosalina yang tinggal 200 meter dari lokasi, makin lemas saat melihat cucunya Rauli Agnes (3) dan Fransiskus (2) berlumuran darah diatas tempat tidur. Dari ketiganya, mengeluarkan buih dan cairan hijau.
Barang Bukti yang didapati, 1 kayu sekira 1 meter, cairan Petisida, parang berlumuran darah serta pakaian korban . Guna penyelidikan lebih lanjut, korban dibawa Autopsi ke RS Bhayangkara Polda untuk mengetahui penyebab kematian korban.(dinamikajambi)
-
Massa Parade Tauhid Pekan Baru Tuntut Bubarkan Banser
Pekanbaru (SL) – Massa ormas Islam di Kota Pekanbaru Riau turun ke jalan menuntut agar pembakar bendera tauhid oknum Banser di Garut Jawa Barat pada Senin lalu (22/10/2018) dihukum setegas-tegasnya. Massa juga menuntut pembubaran organisasi banser tersebut.
Massa ormas Islam yang turun ke jalan di pusat Kota Pekanbaru di Tugu Zapin longmarch dari Masjid Agung An Nur Jalan Hang Tuah Pekanbaru berjalan kaki menuju pusat Kota Pekanbaru sejauh 4 Km. Mereka berasal dari Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) MUI Riau, KAMMI, HMI, FPI, DMI, Kadi, Paham Riau, PETA, ACT, BWA, FSLDK Riau, dan lain-lain.
Massa terdiri dari kaum pria dan wanita dengan tegas membela NKRI, mereka menyanyikan Lagu Indonesia Raya, menuntut pelaku pembakar bendera tauhid di Garut Jawa Barat agar dihukum.
Sementara Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo didampingi Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto turut bergabung dengan massa demonstran. Kapolda Riau dan Kapolresta Pekanbaru naik ke mobil pickup demonstran massa nampak sudah tersulut marah atas pembakaran bendera tauhid.
Menurut Kapolda Riau sehubungan peristiwa di Garut Jawa Barat biarkanlah itu jadi tugas tanggungjawab penegak hukum di Jawa Barat. Seluruh warga Riau dan Pekanbaru khususnya mari bersama-sama ciptakan situasi keamanan yang sejuk dan kondusif. Saat ini sedang berlangsung kegiatan pemilu presiden dan pileg. Di tengah sambutan Kapolda Riau ini, massa berseru Huuu….
“Kita mengetahui peristiwa itu melihat dari sosial media tidak tahu alur kejadian yang sebenarnya terjadi. Saya mengajak saudara-saudara saya sekalian agar arif menanggapi masalah yang terjadi. Saya dengar ada permintaan pembubaran ormas, itu tanggungjawab pemerintah. Mari bersama-sama, Pak Danrem dan Forkopimda Riau mari menjaga daerah kita jangan terpengaruh berita-berita yang belum tentu benar. Mari kita jangan daerah kita. Kita cinta damai,” seru Irjen Pol Widodo Eko P.
Sementara massa GMMK Riau menuntut agar oknum banser yang membakar bendera tauhid dihukum dan banser dijauhi dari pengaruh liberalisme. Umat Islam jangan terpengaruh dengan situasi yang memanas ini.
-
Penyaluran Bantuan Dari PWI Kota Bogor Tiba Di Palu
Palu (SL) – Bantuan yang disalurkan PWI Kota Bogor pagi tadi tiba di Kantor PWI Provinsi Sulawesi Tengah, Jalan Sultan Hassanudin nomor 10, sekira pukul 10.10 WITA. Untuk sementara bantuan tersebut ditampung di kantor PWI sebelum di nantinya disalurkan menuju titik-titik sasaran.
Eko Hadi bersama empat jurnalis lainnya dari PWI Kota Bogor yang sudah sejak dua hari lalu tiba di lokasi menuturkan, bantuan tersebut tiba sesuai jadwal. “Alhamdulillah bantuan dengan selamat tiba sesuai jadwal,” tuturnya.
Eko bersama empat jurnalis lainnya Resa Bunai, Ozzi, Adho serta David dari PWI Kota Bogor terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada Rabu dini hari sekira pukul 03.50 WIB dan tiba di Bandara Mutiara SIS Al-Jufri pada pukul 7.30 WITA. “Untuk sementara kita tampung dulu di Kantor PWI Provinsi Sulteng dan selanjutnya akan kita salurkan ke titik-titik sasaran berdasarkan petunjuk jaringan relawan kami disini,” terang Eko.
Ia mengatakan, jika penyaluran bantuan tersebut akan diutamakan bagi korban yang berada di wilayah terpencil dan jarang tersentuh. “Kami akan berkoordinasi juga dengan jaringan lain untuk dapat menjangkau lokasi sasaran yang jarang atau mungkin belum tersentuh bantuan,” katanya.
-
Ditresnakoba Polda Riau Amankan 25 Kg Sabu dan 50 Ribu Butir Ekstasi
Riau (SL) – Polda Riau menangkap dua orang tersangka inisial RA dan FZ terkait kasus narkoba. Sebanyak 25 kg sabu dan 50 ribu butir ekstasi diamankan. “Barang bukti ini diamankan dari dua tersangka dengan jaringan yang berbeda. Satu tersangka pertama 5 Kg sabu, tersangka kedua 20 kg sabu dan 50 ribu ekstasi,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Haryono dalam jumpa pers di Polda Riau, Kamis (25/10/2018).
Haryono menjelaskan RA ditangkap di Kota Dumai dengan barang bukti 5 kg sabu. RA disuruh oleh sindikatnya mengambil sabu di pelabuhan tikus. “Memakai jaringan terputus, RA disuruh seseorang mengambil barang bukti di pelabuhan tikus. Tidak ada orang di lokasi tersebut, terkecuali RA, saat itu kita tangkap,” kata Haryono.
Sementara, FZ ditangkap pada 15 Oktober 2018 lalu. FZ awalnya berangkat dari Medan menuju Pekanbaru dengan mobil toyota Camry warna hitam nopol B 8989 DV. “Sampai di Pekanbaru, dia dihubungi seseorang untuk meletakkan mobilnya di terminas bus AKAP,” kata Haryono. Setelah menyerahkan mobilnya, FZ dibawa seseorang untuk berkeliling dengan sepeda motor. Mobilnya dibawa seseorang yang merupakan jaringan narkoba. “Setelah mobil dibawa ternyata diisi narkoba jenis sabu 20 kg dan 50 ribu ekstasi yang diletakan di bagian bagasi belakang mobil tersebut. Selanjutnya seseorang menghubungi FZ untuk menjemputnya,” kata Haryono.
Wadir Narkoba Polda Riau AKBP Andri Sudarmadi menambahkan FZ sepertinya mengetahui dibuntuti. Dia tidak jadi mengambil mobilnya dan kabur ke Medan. Polisi pun menyusul dan melacak keberadaan pelaku. Akhirnya, FZ dibekuk ke esokan harinya. “Dari Medan tersangka kita bawa ke Pekanbaru. FZ rencananya akan membawa barang bukti tersebut ke Jakarta yang akan diterima oleh seseorang,” kata Andri. Menurut Andri, FZ bukan sebagai kurir. Dia diduga sebagai pengendali peredaran narkoba. “Kita masih kembangkan kasus ini, untuk mengungkap jaringan lainnya,” pungkasnya. (rel/nt)
-
15 Guru Disandera Pemberontak Papua, Ada yang Diperkosa Bergilir?
Jayapura (SL) – Sedikitnya 15 guru dan sejumlah tenaga kesehatan di Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, disandera pemberontak dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Mereka mendapat perlakuan keji, bahkan salah satu guru mengalami pemerkosaan secara bergilir selama dalam penyanderaan.
Informasi yang dirangkum, para guru dan paramedis disandera selama 14 hari mulai tanggal 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018 di Mapenduma. Mereka akhirnya berhasil diselamatkan dengan bantuan Kepala Puskesmas Mapenduma Naftali Wandikbo.
“Memang benar ada laporan tentang 15 orang guru dan tenaga kesehatan yang selamat setelah sempat disandera KKB dari tanggal 3 hingga 17 Oktober,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal di Jayapura, Minggu (21/10/2018). Dia membenarkan selain menyandera, KKB juga memerkosa salah satu guru yang dilakukan secara bergiliran. “Apa yang dilakukan KKB terhadap korban yang mengajar di SD YPGRI 1 di luar batas kemanusiaan,” ujarnya.
Kamal mengungkapkan, sebelum diterbangkan ke Wamena para korban sempat diamankan dan menginap di kediaman Kepala Puskesmas Mapenduman Naftali Wandikbo. “Untuk korban pemerkosaan saat ini dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, setelah diterbangkan dari Wamena,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dari laporan yang diterimanya, aksi yang dilakukan KKB itu lantaran diduga mereka mencurigai kehadiran para guru dan tenaga medis merupakan aparat keamanan yang menyamar untuk memantau kegiatan mereka.
Kepala Dinas Pendidikan Nduga Fredik Samuel Bapundu mengatakan, awalnya tidak mengetahui adanya kasus penyanderaan tersebut. Begitu mendengar, dirinya langsung mencari tahu kebenarannya mengingat di Distrik Mapenduma terdapat SD YPGRI 1 dan SMPN 1 serta satu puskesmas.
Diketahui, untuk mencapai daerah Mapenduma, dapat dilakukan dengan melalui jalan darat dari Wamena-Yal yang dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar dua jam atau terbang langsung ke Mapenduma dengan menggunakan pesawat berbadan kecil. (inews)
-
Acara Penggalangan TNI Manunggal KB Kesehatan Polsek Taman Sari Berikan Pelayanan SKCK Gratis
Jakarta Barat (SL) – Polsek Metro Taman Sari Polres Metro Jakarta Barat memberikan pelayanan pembuatan SKCK gratis bagi warga dalam acara Penggalangan TNI Manunggal KB Kesehatan tingkat Provinsi DKI Jakarta di Kawasan Kota Tua Jakarta Barat, Rabu (24/10/2018).
Kapolsek Metro Taman Sari Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ruly Indra Wijayanto SIK MSI mengatakan, pelayanan SKCK gratis diberikan kepada masyarakat yang datang ke acara penggalangan TNI Manunggal KB Kesehatan.
“Kami selaku aparat kepolisian turut serta dalam acara TNI tersebut dengan mengadakan pembuatan SKCK gratis dengan target 36 warga pada hari penutupan Penggalangan Tni Manunggal Kb Kesehatan Tingkat DKI Jakarta,” ujar AKBP Ruly Indra Wijyanto Sik, Msi yang ditemui di sela acara.
AKBP Ruly juga menjelaskan, diharapkan dengan adanya pelayanan SKCK gratis maka dapat membantu masyarakat yang membutuhkan baik untuk melamar kerja atau kegiatan lainya. “Semoga SKCK gratis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
-
Polisi: Tiga Pembakar Bendera Tak Memenuhi Unsur Pidana
Jakarta (SL) – Polda Jawa Barat dan Polres Garut telah melakukan gelar perkara terbuka kasus dugaan pembakaran bendera bertuliskan lafaz kalimat Toyyibah, atau yang dinyatakan polisi sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Hasil gelar perkara polisi itu akhirnya menyatakan tidak bersalah kepada tiga orang pelaku pembakar bendera di Garut itu.
“Terhadap tiga orang anggota Banser yang membakar tidak dapat disangka melakukan perbuatan pidana karena salah satu unsur yaitu niat jahat tidak terpenuhi,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada Republika.co.id pada Kamis (25/10).
Karena itu lanjut dia, status tiga orang yang diamankan polisi pascakejadian ini tetap berstatus saksi. Ketiganya yakni ketua panitia dan pelaku pembakaran bendera diduga milik HTI.
Ia menuturkan alasan memutuskan tidak bersalah kepada tiga orang tersebut karena tidak ditemukan niat jahat. Ketiganya melakukan aksi pembakaran karena spontanitas melihat adanya bendera HTI di tengah-tengah acara peringatan Hari Santri Nasional (HSN).
“Sejak awal mereka melarang peserta membawa atribut lain selain bendera merah putih, tidak boleh membawa bendera HTI dan ISIS,” kata Dedi.
Namun yang terjadi justru ada orang yang dengan sengaja mengeluarkan bendera HTI dan mengibar-ngibarkan. Sontak saja mereka yang hadir langsung menarik mundur laki-laki tersebut dan meminta keluar dari acara HSN.
Sedangkan bendera HTI tersebut kata Dedi, langsung dibakar. Karena mereka tahu bahwa HTI merupakan organisasi yang telah dilarang di Indonesia.
“Tiga orang anggota Banser secara spontan membakar bendera tersebut dengan pertimbangan bendera tersebut adalah bendera HTI dan agar tidak digunakan lagi,” jelas Dedi.
Karena itu, terangnya, tindakan pembakaran tersebut adalah respon terhadap tindakan dari pembawa bendera. Sehingga polisi sekali lagi menyatakan tidak menemukan niat jahat terhadap tindakan pembakaran yang dilakukan anggota banser tersebut.
“Karena perbuatan dilakukan spontan maka tidak ada niat jahat dari ke tiga orang anggota Banser tersebut saat melakukan pembakaran, karena sebelumnya sudah ada larangan membawa bendera selain bendera merah putih,” kata Dedi.
Seperti diketahui, insiden tersebut terjadi pada saat peringatan HSN Senin (21/10) lalu. Aksi pembakaran bendera diduga milik HTI memicu kekecewaan umat dan mendapatkan banyak kecaman.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, bendera yang dibakar dalam insiden pembakaran merupakan bendera tauhid. MUI tidak menjumpai adanya lambang Hizbut Thahrir Indonesia (HTI) di bendera tersebut.
“Memang itu tidak ada HTI-nya, jadi itu kalimat tauhid. Kami melihat yang dibakar kalimat tauhid karena tidak ada simbol HTI,” kata Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas, di kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (23/10). (Republika)
-
Hadiri Tahlilan Warga, Kapolsek Cengkareng Berikan Himbauan Kamtibmas
Cengkareng (SL) – Kapolsek Cengkareng Kompol H Khoiri SH MH didampingi Bhabinkamtibmas Kelurahan Duri Kosambi Bripka Achmad Haris, menghadiri acara Tahlil Almarhum Ustad H. mujidin yang berlokasi di Jalan Raya Duri Kosambi Tanah Koja RT 009/02 Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, Rabu (25/10/18) malam.
Selesai tahlil, Kapolsek Cengkareng Kompol H Khoiri SH MH memberikan pesan-pesan Kamtibmas kepada warga yang hadir dalam acara tahlil tersebut. Khoiri mengatakan, agar warga masyarakat turut mempolisikan diri untuk membantu ketertiban dan keamanan khususnya di wilayah RW 02 Kelurahan Duri Kosambi.
“Peran serta orangtua dalam mengawasi putra putri sangat penting, karena kenakalan remaja bukan semata- mata tanggung jawab pihak Kepolisian, namun tanggung jawab kita semua,” ucap Khoiri.
Lebih jauh Kapolsek mengatakan, ditahun politik ini jangan mempercayai berita bohong / Hoax yang dapat Memecah belah Bangsa ini. Antisipasi tawuran, jangan sampai anak kita menjadi korban tawuran atau pelaku. Hindari narkoba maupun pemakai atau pengedar.
“Ditahun politik ini, Polri bersikap netral. Kejadian yang di Garut bukan pembakaran Lapad Tauhid tapi pembekaran bendera HTI. Organisasi HTI pun telah dibubarkan oleh Pemerintah,” katanya. Sementara, ucapan terima kasih disampaikan oleh Keluarga Besar Almarhun Ustd H. Mujidin dan Tokoh Agama serta Tokoh Masyarakat atas kehadiran Kapolsek Cengkareng beserta jajarannya yang turut hadir dalam acara tahlil.
“Kami mewakili keluarga dan masyarakat di sini mengucapkan terima kasih kepada Kapolsek Cengkareng beserta jajaran yang sudah memberikan himbauan. Himbauan tersebut akan kami jaga demi keamanan dan ketertiban kampung kita semua,” Kata salah satu ahli waris Almarhun H Mujidin.
-
Tanggapan Kapolda Kalbar Mengenai Adanya OTT Terhadap Kadis PUTR Kabupaten Ketapang
Ketapang (SL) – Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Kalimantan Barat, kembali melakukan Operasi Tangkap Tangan atau OTT di Kabupaten Ketapang. Kali ini, terkait dugaan tindak pidana korupsi pungutan liar alias pungli di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang.
Selain itu, Jenderal bintang dua itu menjelaskan, informasi dugaan tindak pidana korupsi pungutan liar ini di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang bermula adanya laporan informasi Nomor: LI/92/X/2018/ Dit Reskrimsus-3, tanggal 19 Oktober 2018 tentang keluhan para kontraktor di sana.
“Melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang sudah diamankan, melakukan penggeledahan terhadap kantor dan rumah pihak-pihak terkait. Serta melakukan penyitaan barang bukti. Melakukan gelar perkara,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Kapolda Kalimantan Barat mengungkapkan tidak main-main dengan tindak penyalahgunaan wewenang, sebab dari hal kecil itulah menjadi salah satu faktor penyebab terjadi nya korupsi.“Tentu ini menjadi perhatian bersama. Jangan main-main dengan korupsi,” kata Kapolda Kalimantan Barat.
Dir Krimsus Polda Kalbar Kombes Pol Mahyudi Nazriansyah menyatakan “, Pada jam 12.00 WIB tanggal 22 Oktober 2018 Tim Penyidik Subdit-3 / Tindak Pidana Korupsi Dit Reskrimsus Polda Kalbar dipimpin oleh Kasubdit-3 melakukan operasi tangkap tangan terhadap pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang”,katanya.
Dalam OTT itu, pihak yang diamankan adalah lelaki berinisial DG, selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang. Sementara ID selaku Kasi Perencanaan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang juga turut diamankan.
Dijelaskannya, perbuatan terlapor, diduga melanggar pasal 12 huruf e atau pasal 11 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan atau Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (1) UU No. 8 Th. 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.(beritairn)