Kategori: Olahraga

  • 136 Pemain Sepak Bola Antusias Ikuti Seleksi SS Lampung

    136 Pemain Sepak Bola Antusias Ikuti Seleksi SS Lampung

    SS Lampung FC Menggelar Seleksi Terbuka Yang Diikuti 136 Pemain di Stadion Pahoman, Minggu (4/3/18) (Foto/Dok/Jun)

    Bandarlampung (SL) – Kontestan Liga 3 2018, SS Lampung FC menggelar seleksi terbuka yang diikuti 136 pemain di Stadion Pahoman, Minggu (4/3) dimulai pukul 08.00 WIB dipimpin oleh Pelatih Kepala Elie Aiboy dan Pelatih Kiper Johanes Petrus.

    Peserta seleksi berdatangan dari sepenjuru Lampung dan luar daerah seperti Solo, Bandung, Palembang dan Tangerang. “Musim ini regulasi liga mensyaratkan pemain U-23. Seleksi terbuka digelar untuk merekrut pemain yang akan berlaga di liga dan Piala Indonesia musim ini,” terang Manajer Klub, Rizky Anugrah di stadion.

    Dalam keterangannya, Rizky mematok target supaya skuad Gajah Beringas kembali menembus zona nasional seperti musim 2017. “Target optimis tentu saja lolos ke ke zona nasional. Musim kemarin kita di babak 32 besar, semoga musim ini bisa memperbaiki prestasi,” demikian pengusaha startup dunia digital tersebut menerangkan.

    Ketua Panitia Seleksi Aditya Pamungkas menyebutkan skuad SS Lampung yang usianya masih masuk batas regulasi masih cukup banyak. “Ada sekitar tujuh pemain dan beberapa pemain senior masih diharapkan suporter untuk tetap memperkuat tim besutan Kaka Elie,” harap Adit.

    Ketua Umum BSS Heri Setiawan mengharapkan klub besutan suporter ini masih terus memberikan harapan prestasi buat Lampung. “SS Lampung FC itu milik suporter, milik BSS. Kita semua harus sakai sambayan untuk meningkatkan prestasi klub kita,” demikian lajang yang kerap diakrabi dengan panggilan Simbah oleh kawan-kawannya itu.

    BSS adalah suporter sepakbola dengan jumlah keanggotan terbesar di Sai Bumi Ruwa Jurai. “Anggota BSS tersebar di 24 distrik suporter yang tersebar di seluruh Lampung dan beberapa kota seperti di Jakarta, Palembang, Tangerang, Tangsel, Jogja. Ada juga anggota BSS yang berada di luar negeri,” jelas Mbah Heri.

    Elie Aiboy mengharapkan seleksi terbuka dan keikutsertaan SS Lampung FC bisa meningkatkan prestasi sepakbola di Lampung. “Liga 3 ada regulasi kelompok umur. Artinya berorientasi kepada pembinaan. Juga keikutsertaan di Piala Indonesia membuka kesempatan untuk berkompetisi dengan tim-tim dari Liga 1 dan Liga 2,” kata eks Kapten Timnas Indonesia tersebut.

    Terkait target musim ini, alumnus PSSI Baretti di Liga Italia itu tetap mematok target tinggi. “Dengan dukungan penuh suporter, masyarakat, sponsor dan pemerintah, saya optimis tim ini masih menjadi tim yang disegani hingga ke level nasional,” pungkas Elie. (*/rls)

  • Dugaan Korupsi Rp55 Miliar,  Pemerhati Olahraga Desak Kejati Lampung Periksa Pejabat KONI

    Dugaan Korupsi Rp55 Miliar, Pemerhati Olahraga Desak Kejati Lampung Periksa Pejabat KONI

    Logo Koni Lampung.

    Bandarlampung (SL) – Pemerhati olahraga meminta kejaksaan untuk mengungkap dugaan korupsi anggaran KONI Lampung senilai Rp55 miliar. Anggaran bersumber APBD itu untuk PON, dan sempat diproses Kejati Lampung. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Kejati terkesan tertutup atas kasus itu.

    Halilintar Gunawan mengatakan anggaran yang dikeluarkan untuk perhelatan PON XIX 2016 di Jawa Barat termasuk besar. “Inikan dananya kalau tidak salah lebih dari dua kali lipat sebelumnya (PON Riau -ed). Ketuanya sendiri kan Gubernur sendiri  yang memang didukung dari dana yang dikeluarkan untuk olahraga tapi sampai diperiksa kejaksaan pengurus (KONI -ed) berarti kan ada yang salah,” ungkap dia ketika dihubungi Senin (26/2).

    Harusnya dengan anggaran sebesar itu, lanjut dia, prestasi juga meningkat. “Kan berbeda dari PON sebelumnya, ini peringkat 15 dan perolehan medali emas juga turun,” katanya.

    Pria yang bergelut dengan aktivitas sepakbola di Lampung ini juga meminta pihak Kejaksaan Tinggi Lampung untuk mengungkap apakah terdapat kesalahan pengelolaan anggaran. “Kan sudah sampai pemanggilan yang saya dapat infonya. Inikan harus terang dan kalau sudah sampai pemeriksaan, artinya jelas di KONI terdapat sesuatu yang salah,” bebernya.

    Menurutnya, yang mengurusi olahraga harusnya tulus dan tidak memiliki kepentingan. Nantinya jangan sampai orang-orang yang tidak bersih memimpin olahraga di Lampung. “Banyak pelaku olahraga yang cerita dengan saya tidak dipakai,” imbuhnya.

    Halini, sapaan akrabnya, menyebutkan dugaan korupsi ini juga jangan sampai dijadikan komoditas politik. “Kesimpulannya kejaksaan harus memberikan keterangan kalau dugaan korupsi itu ada kesalahan anggaran senilai Rp55 miliar atau memang clear atau bersih. Ini harus disampaikan kepada publik,” jelasnya.

    Mantan Pelatih PSBL ini berharap olahraga Lampung dapat terus meningkat prestasinya. “Pemerintah harus mendukung dan jangan sampai dukungan pemerintah juga tidak diikuti oleh keinginan pengurus KONI. Jadikan olahraga Lampung untuk prestasi,” tutupnya.

    Untuk diketahui, Kejaksaan Tinggi Lampung telah melakukan penyelidikan terhadap beberapa pengurus KONI yang diketuai oleh M Ridho Ficardo. Pemanggilan beberapa pengurus KONI dan pengurus cabang olahraga terkait anggaran Rp55 miliar yang digunakan dalam PON XIX di Jawa Barat.

    Hingga kini kasus tersebut masih belum diketahui perkembangannya. Ketika dikonfirmasi Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Lampung Irfan Nata Kusuma yang bersangkutan sedang berada diluar Lampung. “Maaf saya sedang berada di tanah suci,” tutur dia membalas pesan singkatnya.

    Pemanggilan pengurus KONI Lampung dilakukan saat Kejaksaan Tinggi Lampung dipimpin Syafrudin. Kini Susilo Yustinus akan menggantikan Syafrudin untuk memimpin Korps Adhyaksa di Lampung. (Aan/rel/*)

  • Kemenpora Desak Kejati Tindak Lanjuti Dugaan Korupsi KONI Lampung

    Kemenpora Desak Kejati Tindak Lanjuti Dugaan Korupsi KONI Lampung

    Bandarlampung (SL) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku prihatin terkait adanya dugaan korupsi KONI Lampung senilai Rp55 miliar. Deputi IV Bidang Pembinaan dan Prestasi Kemenpora, Mulyana, mengatakan jika anggaran yang sudah diberikan kepada cabang olahraga itu dikorupsi maka itu adalah penyimpangan.

    “Saya tidak mengetahui secara jelas tapi kalau anggaran untuk atlet disalahgunakan menjadi korbannya atlet. Dari olahraga bisa mengharumkan nama bangsa,” kata Mulyana kepada wartawan, dia Jakarta, Jumat (2/3/18).

    Menurut Mulyana, pembinaan atlet berprestasi akan menjadi korbannya jika anggarannya tidak sesuai. “Apalagi kalau anggaran tersebut diperuntukkan oleh kelompok tertentu. Saya sangat prihatin sekali,” ujarnya.

    Mantan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Pusat ini mengetahui kalau Provinsi Lampung merupakan lumbung lifter angkat besi dan berat nasional. “Kan ada Pak Imron Rosadi yang membawa nama Lampung jaya dalam olahraga angkat besi. Harusnya pembinaan kepada atlet berprestasi lebih diutamakan tidak mengorbankan dengan mengambil anggarannya,” imbuhnya.

    Terkait dugaan korupsi anggaran KONI Rp55 miliar, Mulyana berharapa kasus itu menjadi perhatian aparat penegak hukum.
    Terutama di Lampung, jika di Lampung tak sanggup, bisa serahkan ke Pusat. “Saya tidak dapat memberikan komentar banyak tapi penegak hukum harus menjalankan tugasnya untuk melakukan penegakan hukum (melawan korupsi-red),” jelasnya.

    Dosen Universitas Negeri Jakarta ini menerangkan pemerintah daerah harusnya memberikan perhatian lebih kepada cabang olahraga dengan langsung melakukan pembinaan terhadap atlet.
    “Biasanya dari KONInya langsung memantau atletnya tidak melalui cabang olahraga karena itu akan lebih fokus,” tuturnya.

    Mulyana menambahkan untuk mengatasi permasalahan tersebut tokoh olahraga harus bersama-sama memberikan masukan. “Tokoh olahraganya harus turut campur dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Jangan didiamkan saja,” tandasnya.

    Untuk diketahui, Kejaksaan Tinggi Lampung telah melakukan penyelidikan terhadap beberapa pengurus KONI yang diketuai oleh M Ridho Ficardo. Pemanggilan beberapa pengurus KONI dan pengurus cabang olahraga terkait anggaran Rp55 miliar yang digunakan dalam PON XIX di Jawa Barat.

    Hingga kini kasus tersebut masih belum diketahui perkembangannya. Ketika dikonfirmasi Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Lampung Irfan Nata Kusuma yang bersangkutan sedang berada diluar Lampung. “Maaf saya sedang berada di tanah suci,” tutur dia membalas pesan singkatnya.

    Pemanggilan pengurus KONI Lampung dilakukan saat Kejaksaan Tinggi Lampung dipimpin Syafrudin. Kini Susilo Yustinus akan menggantikan Syafrudin untuk memimpin korps adhyaksa di Lampung. (nt/*/rel)

  • Pengamat: Dugaan Korupsi KONI Lampung PR Kejati Baru

    Pengamat: Dugaan Korupsi KONI Lampung PR Kejati Baru

    Logo Koni Lampung.

    Bandarlampung (SL)- Kejaksaan Tinggi Lampung diminta untuk fokus dalam penanganan kasus dugaan korupsi anggaran KONI Lampung, senilai Rp55 miliar tahun 2016.

    Pengamat Hukum Universitas Lampung Heni Siswanto mengatakan kepada media di Lampung Sabtu (24/2) pergantian pimpinan korps adhyaksa di Lampung harus ditingkatkan integritas dan komitmen dalam pemberantasan korupsi.

    “Perkara yang lama harus dituntaskan seperti korupsi (APBD Lampung Timur dengan DPO Satono dan Dugaan Korupsi KONI Lampung- ed). Itu semua menjadi pekerjaan rumah dari Kajati yang baru,” ungkapnya.

    Kejaksaan juga, kata dia, harus melakukan penyelesaian perkara prioritas. “Korupsi, begal dan narkoba. Perkara-perkara tersebut yang memang selama ini banyak terjadi di Lampung,” ujarnya.

    Heni menerangkan korupsi memang sangat sulit untuk ditegakkan tapi penegak hukum harus terus melakukan tugas tersebut dengan berintegritas dan komitmen. “Budaya korupsi juga harus diberantas terutama dari kejaksaannya dulu,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, Kejaksaan Tinggi Lampung telah melakukan penyelidikan terhadap beberapa pengurus KONI yang diketuai oleh M Ridho Ficardo. Pemanggilan beberapa pengurus KONI dan pengurus cabang olahraga terkait anggaran Rp55 miliar yang digunakan dalam PON XIX di Jawa Barat.

    Hingga kini kasus tersebut masih belum diketahui perkembangannya.

    Ketika dikonfirmasi Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Lampung Irfan Nata Kusuma yang bersangkutan sedang berada diluar Lampung.
    “Maaf saya sedang berada di tanah suci,” tutur dia membalas pesan singkatnya wartawan.

    Pemanggilan pengurus KONI Lampung dilakukan saat Kejaksaan Tinggi Lampung dipimpin Syafarudin. Kini Susilo Yustinus akan menggantikan Syafrudin untuk memimpin korps adhyaksa di Lampung. (Aan/rel/*)

  • Empat Cabor dan Tujuh Atlit Lampung Masuk Platnas Untuk Asea Games

    Empat Cabor dan Tujuh Atlit Lampung Masuk Platnas Untuk Asea Games

    ilustrasi

    Bandarlampung (SL)-Tujuh atlet dan satu pelatih Lampung dipanggil mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas) untuk Asian Games (AG) XVIII, Agustus—September mendatang di Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat Mereka berasal dari empat cabang olahraga, yaitu karate, taekwondo, senam, dan sepak takraw.

    “Berdasarkan data yang ada di kami, ada tujuh atlet Lampung dan satu pelatih dipanggil pelatnas untuk memperkuat Indonesia di Asian Games tahun ini,” kata Bidang Prestasi KONI Lampung Julian Manaf, Senin (5/2/2018).

    Menurut dia, ketujuh atlet tersebut, yaitu Ahmad Saeful Anwar dari cabang taekwondo, Ari Fermana dan Indri Ramadanti (karate). Kemudian Yolanda Putri dan Ade Meyusi (senam) serta Sri Ayu Astuti dan Irmawati (sepak takraw). Adapun satu pelatih yang ikut bergabung di pelatnas Asian Games, yaitu Surahman. “Mereka dipanggil untuk mengikuti pelatnas Asian Games. Berdasarkan informasi dari pengprov cabor masing-masing, mereka saat ini sudah berada di Jakarta,” kata dia.

    Pemanggilan atlet untuk mengikuti pelatnas tidak serta-merta begitu saja. Pusat memiliki penilaian dan catatan tersendiri terhadap atlet Lampung. Oleh karena itu, Julian sangat berharap kepada para atlet yang mengikuti pelatnas dapat memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin. “Saya berharap ketujuh atlet kita bisa masuk tim inti dan meraih medali untuk Indonesia di Asian Games nanti. Sebab hasil positif yang diraih kelima atlet dapat menjadi gambaran untuk pra-PON dan PON mendatang,” ujar Julian. (Lp/rls/nt/*)

  • Kasus Dugaan Tipikor Koni Rp55 Miliar Belum Jelas

    Kasus Dugaan Tipikor Koni Rp55 Miliar Belum Jelas

    Logo Koni Lampung.

    Bandarlampung (SL)-Kasus dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung tahun 2016 yang di duga merugikan negara sebesar Rp55 miliar, sepertinya jalan di tempat, di Kejaksaan Tinggi Lampung. Hingga kini perkara itu masih tetap dalam status penyelidikan sejak awal tahun lalu dan belum ke tahap penyidikan.

    Kepada wartawan, ditulis kabardaerah.com, Kejati Lampung beralasan masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi. “Sudah ada beberapa saksi yang kita panggil terkait pelaksanaan-pelaksanaan itu,” kata Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung, Syafrudin Sabtu (6/5) lalu.

    Syafrudin menambahkan, puluhan saksi telah diperiksa yang terdiri dari kontraktor maupun dari pelaksanaan masing-masing seksi. Namun, pihaknya belum bisa memberitahukan apakah sudah membidik tersangka atau belum. “Kita masih belum bisa menetapkan siapa tersangka‎ dalam perkara itu. Nanti kita akan beritahukan,” katanya.

    Sebelumnya penggunaan anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung tahun 2016 dengan total nilai Rp55 Miliar diduga terindikasi ada praktik korupsi. “Kita sudah mulai melakukan penyelidikan dan memeriksa para pengurus Koni Lampung,” kata jaksa Kejati Lampung. Kasi Penkum Kejati Lampung Irfan Nata Kusumah via whatshapp, dan telephon genggamnya belum memberikan respon. (kd/be1/nt)

  • Lampung Sakti vs SS Lampung FC, Big Match!

    Lampung Sakti vs SS Lampung FC, Big Match!

    Tim Lampung FC

    Bandarlampung (SL)-Skuad Gajah Beringas besutan Elie Aiboy sedang mempersiapkan diri untuk membidik posisi terhormat di putaran nasional Liga 3 yang sedianya akan ditaja di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara akhir bulan ini.

    Jelang putaran hidup-mati yang bakal memastikan apakah SS Lampung FC mampu promosi ke Liga 2 musim depan itu, klub bentukan suporter Bala Sakai Sambayan tersebut akan mendapat pelajaran dari Lampung Sakti FC dalam laga friendly-match di Stadion Wayhalim, Kamis (23/11) sore.

    Pecinta sepakbola Lampung akan dihibur dengan big-match Ruwa Jurai antara klub asuhan Elie Aiboy vs klub besutan Nova Arianto tersebut sebagai bagian dari persiapan jelang play-off Liga 3 putaran final. Menariknya, Elie Aiboy menjanjikan akan ikut bermain dengan anak-anak asuhnya. “Saya harap Nova, Tugiyo dan Tema juga bermain. Kangen juga saya main dengan pemain-pemain handal yang sekarang ada di jajaran pelatih Lampung Sakti itu,” ujar eks Kapten Timnas Indonesia tersebut.

    Seperti diketahui, Elie Aiboy dan Nova Arianto adalah alumnus PSSI Baretti yang merumput di Italia pada 1995 silam. Sementara Tugiyo yang sohor dengan julukan “Maradona dari Purwodadi” di awal-awal Ligina dikenal sebagai pemain yang sangat ditakuti dan menjadi langgana topskor Liga Indonesia di jamannya.

    Untuk persiapan ke Jepara Elie Aiboy yang tetap didampingi asisten Coach Johanes Petrus akan membawa 18 pemain di putaran grup awal. “Kami masih mendaftarkan 18 pemain dan tentu saja kalau dalam perjalanan memerlukan pemain baru, kami akan lihat perkembangan tim ini,” demikian legenda Selangor FA yang tiga musim merumput di Liga Malaysia itu.

    Terkait target di putaran final Liga 3, Elie Aiboy optimis timnya mampu berprestasi. “Kita melihat banyak tim-tim lain yang jauh lebih siap soal pendanaan maupun jadwal latihan. Tetapi pemain-pemain SS Lampung FC juga sudah teruji di dua musim Liga 3 dan mayoritas pemain yang berangkat ke Jepara adalah pemain-pemain yang memperkuat SS Lampung FC di zona provinsi,” paparnya.

    Elie Aiboy menegaskan, walau laga melawan Lampung Sakti adalah laga bergengsi yang ditunggu-tunggu suporter karena berkali batal di musim kompetisi kemarin, laga ini hanyalah persiapan bagi tim SS Lampung FC untuk melemaskan otot sebelum Sabtu (25/11) mendatang bertolak ke Jawa Tengah. “Saya dan Petrus juga akan main kok. Ini semacam hadiah buat ade-ade supaya mereka lebih termotivasi di play-off. Apalagi Lampung Sakti adalah tim yang berlaga di Liga 2 musim ini,” demikian Elie menjelaskan. (rls)

  • Tim Lampung  Siap Tampil Di Kejurnas RUGBY 7S  2017

    Tim Lampung  Siap Tampil Di Kejurnas RUGBY 7S  2017

    Tim Rugby Lampung

    Bandarlampung (SL)-Setelah melakukan seleksi dan Pelatda sejak 1 Oktober 2017, dan 12 Oktober 2017 terbentuk tim inti sebanyak 12 orang pemain terpilih utuk bertarung pada kejurnas RUGBY.

    Ketua Pengda PRUI Lampung, Iwan Rinaldo Syarief
    mengatakan sebagai olah raga yg relatif baru di Lampung, tentu tidak ada target yang dibebankan kepada atlet-atlet pemula Lampung ini,
    “Akan tetapi Tim Lampung selain berpartisipasi dan juga mencari pengalaman berkeinginan utk tidak kalah dengan Tim-Tim yg juga baru dibentuk seperti Sulsel, Sulbar, dan Sumsel,” kata Iwan, yang juga Ketua Bidang Pemasalan PB PRUI.
    Menurut Iwan, Kegiatan Kejurnas Rugby 7s 2017 kali ini istimewa karena bertajuk ROAD TO 18th Asian Games 2018 dan dijadikan sebagai ajang seleksi calon atlet Rugby 7s Indonesia pada Asian Games.
    “Tim dipimpin oleh Subhi Hidayat selaku Manager dan Yohannes Musiuran Mema selaku Pelatih, serta Leonardo Prakoso asisten pelatih, juga
    didampingi oleh satu tenaga fisio sebagai salah satu syarat dari PB PRUI, Mohamad Makmun,” ujar penanggung jawab ini.
    Bagi INASGOC dan Asians, katanya, Rugby Kejurnas ini juga merupakan Test Event resmi menjelang 18th Asian Games 2018 yang akan dihadiri langsung oleh perwakilan World Rugby, Mr. Rizal Saat/Asian Rugby Service Manager.
    “Tim Lampung terbentuk juga berkat  dukungan berbagai pihak  termasuk bapak M. Ridho Ficardo Gubernur Lampung,” katanya. (rls/jun)
    Daftar atlet :
    1. ALLFRANDI RISKAN/Lamteng
    2. PUTRA ANDIKA PRATAMA/Lamteng
    3.JUNIKO JAYUSKA/Bandar Lampung
    4. GODHO SUPRIADI BIMANTORO/Lamteng
    5. ANTONIUS KRISNA DWI.P/Lamsel
    6. WAHYU APRIANTO/Way Kanan
    7. LUTHFI ZAHIR/Lamteng
    8. MARGIONO/Pesawaran
    9.  AMMAR RIZAL/Pesawaran
    10. BAYU PANGGIH SETIAWAN/Tuba
    11. KAMARUDIN/Lamteng
    12. MUAROBIN/Pesawaran