Kategori: Pendidikan

  • PBHI Kecam Dugaan Pelecehan Seksual di UIN Raden Intan Lampung

    PBHI Kecam Dugaan Pelecehan Seksual di UIN Raden Intan Lampung

    Bandarlampung (SL) – Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) wilayah Lampung, mengecam keras dugaan tindak asusila di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Lampung oleh seorang oknum dosen. Selain meminta polisi bertindak tegas, PBHI juga berencana membuka posko aduan untuk para korban yang diduga mendapat pelecehan seksual di kampus berbasis Islam terbesar di Lampung ini.

    Ketua PBHI Lampung, Aswan Abdulrachman menjelaskan, sikap ini diambil karena PBHI Wilayah Lampung memiliki rasa keterpanggilan, terkait ramainya pemberitaan adanya korban dugaan pelecehan seksual yang diketahui lebih dari satu orang oleh satu oknum dosen yang sama. “Untuk memenuhi rasa keadilan kami mendorong pihak kepolisian agar segera mengungkap pelaku dugaan ‘predator wanita’ ini,” kata dia, Rabu (23/01/2019).

    Ia berujar, tidak menutup kemungkinan PHBI juga berencana akan segera membuka posko di UIN Raden Intan Lampung. “Sekarang kami sedang konsultasi dengan teman-teman bagaimana teknisnya, karena ini sudah bahaya menurut informasi yang kami terima kabarnya korban lebih dari satu,” ujar Aswan.

    Ramainya dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen Sosiologi Fakultas Ushuludin UIN Raden Intan Lampung, inisial SH terhadap seorang mahasiswi, EP (20) ini menjadi viral lantaran kasusnya ramai diperbincangkan oleh publik bagaimana tidak kampus yang seharusnya memelihara norma-norma sosial justru diduga dirusak oleh oknum pengajar atau oknum dosennya sendiri. “Harus diproses secara tegas, oknum dosen yang citranya jadi panutan kok malah berbuat demikian. Kan tidak pantas itu. Lawan. Lanjutkan proses hukum,” tegasnya.

    Diketahui, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Raden Intan Lampung, Dedy Indra Prayoga mengaku dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen, SH bukan hanya mahasiswi, EP. “Yang terdeteksi sejauh ini 3. Di luar EP, tapi yang 1 belum berani dimintai keterangan,” kata Dedy.

    Kendati demikian, menurut dia korban lain belum bersedia dimintai keterangan ihwal dugaan pelecehan seksual yang menimpa mereka. “Sebelum-sebelumnya sudah ada beberapa korban, tapi belum semua bersedia untuk dilaporkan juga untuk dimintai keterangan, sejauh ini masih proses juga untuk mengumpulkan korban-korban sebelumnya,” kata dia.

    Lantas, dugaan pelecehan seksual itu apakah dilakukan oknum dosen yang sama atau ada oknum dosen lain? “Oknum (SH) yang sama,” tandasnya.

  • Dugaan Pelecehan oleh Oknum Dosen UIN Raden Intan lampung Tuai Kritikan dari Berbagai Kalangan

    Dugaan Pelecehan oleh Oknum Dosen UIN Raden Intan lampung Tuai Kritikan dari Berbagai Kalangan

    Bandarlampung (SL) – Dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan mengundang kritikan pedas dari berbagai pihak. Kali ini, kritikan itu datang dari kalangan politisi sekaligus wakil rakyat di DPRD Provinsi Lampung, Abdullah Fadri Auli di salah satu grup Whatsapp.

    Menurutnya, semestinya seorang dosen bisa memberikan contoh baik kepada mahasiswanya, bukan malah sebaliknya menjadi predator yang merusak mahasiswi, mengingat UIN Raden Inten merupakan Perguruan Tinggi berbasis agama. “Tindakan yang dilakukan oleh oknum Dosen Uin Raden Intan itu tindakan biadab,” kata Aab sapaan akrab Abdullah Fadri Auli di salah satu group Whatsapp, Senin (21/1).

    Ia menghimbau agar Rektor UIN Raden Inten beserta jajarannya tidak melakukan pembelaan terhadap oknum dosen cabul tersebut. “Bila perlu langsung dibebas tugaskan (diskors) dan setelah terbukti langsung dipecat,” tegasnya.

    Dilain sisi, anggota Komisi lima DPRD Provinsi Lampung ini meminta pihak kepolisian agar segera mengambil tindakan dengan melakukan penahanan terhadap oknum tersebut. “Saya meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengambil tindakan dengan menahan oknum dosen tersebut, serta mengusut tuntas kasus tersebut. Mungkin masih ada korban-korban lain dari mahasiswi yang sudah dilecehkan oleh oknum tersebut,” pungkasnya.

  • UMITRA Makin Terpercaya, Bertambah, 70 Alumni Lolos CPNS 2018

    UMITRA Makin Terpercaya, Bertambah, 70 Alumni Lolos CPNS 2018

    Bandarlampung (SL) – Seleksi ketat penerimaan CPNS 2018 yang berlangsung terbuka dan akuntabel oleh pemerintah pusat dan daerah menempatkan 70 lulusan UMITRA Indonesia dari berbagai disiplin ilmu lolos dalam seleksi tersebut. “Laporan dari Pusat Pengembangan Karier dan Hubungan Internasional UMITRA setelah dilakukan kroscek hingga 20 Jan 2018 dari semula 41 lulusan lolos seleksi CPNS 2018 ternyata berkembang menjadi 70 lulusan”, sebut Ahmad Jamil, Wakil Dekan Fakultas Kesehatan UMITRA Indonesia.

    Ketua pengembangan karir, Arie Setya Putra, membeberkan dua alumni UMITRA raih nilai tertinggi. “Dua alumnus dari Prodi Kesmas mendapat nilai tertinggi, yaitu Ayu Jantiya dengan nilai tertinggi Seleksi Kompetisi Bidang (SKB) dan Eriya dengan nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), kedua-duanya mendapat nilai 500, artinya semua jawaban benar semua”, papar Arie.

    Rektor UMITRA Indonesia, DR. Hj. Armalia Reny menyatakan syukur atas banyaknya alumni UMITRA yang lolos seleksi CPNS 2018. “Menunjukkan bahwa alumus UMITRA handal dalam keilmuan. Ini disebabkan aspek Tridarma UMITRA telah cukup budaya sehingga berefek pada kualitas lulusan. Selamat untuk alumnus” sebutnya.

    Andi Surya, Ketua Yayasan UMITRA ucapkan selamat kepada para alumni UMITRA yang telah lolos seleksi CPNS 2019. “Saya mengucapkan selamat, teruslah berprestasi dalam pelayanan negara, senantiasa rendah hati dan menjaga kompetensi serta menjaga nama baik almamater”, tutupnya. (rls)

  • Andi Surya: Selamatkan Kampus UIN dari Oknum Dosen Terduga Predator Kaum Perempuan

    Andi Surya: Selamatkan Kampus UIN dari Oknum Dosen Terduga Predator Kaum Perempuan

    Bandarlampung (SL) – Menanggapi berita-berita yang bertebaran di media-media online yang menyatakan bahwa diduga lebih dari satu korban pelecehan seksual di lingkungan Kampus UIN yang dilakukan oknum dosennya, membuat banyak keprihatinan yang muncul dari masyarakat Lampung.

    Terkait hal ini, Senator Lampung Andi Surya, menyatakan bahwa meskipun masih dugaan namun tiada api jika tiada sekam yang terbakar. “Saya sungguh sangat prihatin, dengan berita-berita itu seolah-olah kaum perempuan terzolimi di kampus yang berbasis agama ini. Mahasiswi adalah representasi kaum perempuan yang wajib kita lindungi, tidak bisa dibiarkan begitu saja dugaan pelecehan seksual yang katanya lebih dari satu mahasiswa di Kampus UIN”, tutur Andi Surya.

    “Di situ ada adik, anak, keponakan, atau cucu-cucu kita yang sedang menimba ilmu agama maupun ilmu umum lainnya, tentu kita tidak ingin ada oknum-oknum dosen predator yang menjamah anak-anak perempuan kita ini”, sebut Andi Surya.

    “Saya menghimbau seluruh komponen dan elemen masyarakat Lampung untuk mencermati masalah ini dengan sungguh-sungguh, karena berita yang beredar diduga ada 4 mahasiswi yang dilecehkan. Ketua PMII Komisariat UIN Raden Intan, menurut berita-berita media online, menyatakan ada lebih 4 mahasiswi diduga terlecehkan oknum dosen. Satu telah lapor polisi. Satunya masih belum mau terbuka. Mari kita bersatu membela anak-anak perempuan kita dari oknum dosen UIN predator mahasiswi. Selamatkan Kampus UIN dari oknum dosen predator perempuan”, tutup Andi Surya.

  • Mulai 2019, NISN Diganti Dengan NIK

    Mulai 2019, NISN Diganti Dengan NIK

    Jakarta (SL) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan mulai 2019 tidak lagi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) namun diganti dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

    “Itu mudah tinggal diubah saja, kan datanya sudah ada di sekolah. Tinggal dicek, termasuk di daerah mana, tinggal dimana, keluarganya siapa. Saya kira secara teknis tidak ada kesulitan gitu hanya kita perlu menselaraskan datanya saja,” ujar Mendikbud usai bertemu dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh di Jakarta, Selasa.

    Dengan dijadikannya NIK sebagai pengganti NISN, maka akan mempermudah pendataan anak-anak yang masuk dalam usia sekolah. Dalam hal ini peranan pendidikan nonformal menjadi strategis bukan lagi pelengkap tapi memiliki peran utama. “Terutama untuk memberikan kesempatan pada peserta didik, yang dengan alasan tertentu tidak dapat masuk ke jalur formal. Sehingga nanti target kita dengan disatukannya data yang ada di Kemendagri dengan data Kemendikbud, maka wajib belajar dapat terwujud,” tambah dia.

    Mendikbud menjelaskan pihaknya didukung oleh Kemendagri terutama dalam mengatur sistem penerimaan siswa baru. Melalui kerja sama itu, jika sebelumnya orang tua yang mendaftarkan anaknya maka sekarang justru sekolah bersama aparat desa yang mendata anak untuk masuk ke sekolah.

    Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh mengatakan dengan NIK dapat mengetahui anak-anak yang putus sekolah. Sehingga Mendikbud bisa memerintahkan dinas pendidikan daerah untuk mengecek kondisi anak itu. “Kalau ternyata tidak punya biaya untuk sekolah, kita bisa mengurusnya dan memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP).”

    Dengan demikian, lanjut Zudan wajib belajar 12 tahun bisa terwujud dengan terintegrasinya data yang ada di Kemendagri dan juga Kemendikbud. (Ant)

  • SMP Negeri 1 Rumbia Jeneponto Butuhkan Guru PNS

    SMP Negeri 1 Rumbia Jeneponto Butuhkan Guru PNS

    Jeneponto (SL) – Tak seperti sekolah lainnya, dimana rata-rata tenaga pendidik dalam hal ini guru PNS dibantu dengan tenaga pendidik status guru honorer. Lain halnya yang terjadi di SMPN 1 Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. yang justru kelebihan guru honorer.

    Dari total skala tenaga pendidik (Guru) di SMPN 1 Rumbia, sebanyak 38 orang. Terdiri dari 4 orang guru PNS, 34 orang diantaranya adalah merupakan guru honorer atau sukarela.

    Sementara itu, jumlah siswa di SMPN 1 Rumbia, sebanyak 467 siswa, sedangkan hanya 4 orang tenaga pendidik yang berstatus sebagai PNS.

    Kepala SMPN 1 Rumbia, H. Badulu B, mengeluhkan atas perihal tersebut. Ia sangat mengharapkan tentang adanya penambahan guru yang berstatus PNS.

    Bahkan, dirinya pun kerap mengajukan permohonan untuk penambahan guru PNS, ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jeneponto. Namun sampai saat ini belum ada titik terang dari pihak yang terkait. “Bayangkan saja siswa di sekolah ini sebanyak 467 orang, dan tenaga pendidiknya 38 orang, namun hanya 4 orang yang status PNS, 34 lainnya status honorer termasuk sukarela,” jelasnya, Senin (14/01/2019).

    Hal tersebut, tentu sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan terlebih lagi pada proses belajar mengajar. “Kami seringkali mengajukan ini ke pihak dinas pendidikan Jeneponto, namun tidak terealisasi,” terangnya

    Selain pihaknya mengharap ke dinas yang terkait, H. Badulu, juga sangat mengharapkan perhatian khusus dari Bupati Jeneponto. Pasalnya, SMPN 1 Rumbia yang merupakan sekolah yang terbilang besar. Bahkan sekolah tersebut yang pertama dibangun (khusus di Rumbia), Kecamatan Rumbia, sehingga sudah selayaknya sekolah tersebut didominasi guru PNS. (Bacapesan)

  • Andi Surya: Dugaan Pelecehan Seksual di Kampus UIN, Oknum Dosen Kehilangan Iman dan Akal Sehat

    Andi Surya: Dugaan Pelecehan Seksual di Kampus UIN, Oknum Dosen Kehilangan Iman dan Akal Sehat

    Bandarlampung (SL) – Pernyataan penanggungjawab kelompok studi kader (Klasika) Een Riansah bahwa kasus pelecehan seksual di kampus UIN Raden Intan bukan yang pertama, sebelumnya dia menyatakan pernah terjadi tiga kasus pelecehan seksual dalam tiga tahun terakhir (Lampost, 12/01/19) mengundang komentar dari Senator Lampung, Andi Surya, ketika diminta pendapatnya.

    “Ini fakta luar biasa jika benar pernyataan Penjab Klasika Een Riansah, Kampus UIN sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang berbasis agama justru menjadi sarang maksiat dan hasrat seksual oknum dosen. Meskipun saya percaya bahwa ini hanya segelintir kecil oknum dosen UIN”, ujar Andi Surya.

    Dilanjutkannya, kampus adalah palang pintu idealisme, norma, dan darma bakti kepada nusa bangsa agama. “Apakah oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan ini sudah kehilangan akal sehat dan keimanannya?”, ujar Andi Surya.

    “Kampus seharusnya menjadi tempat di mana anak-anak bangsa di didik menjadi insan-insan handal yang tangguh menghadapi masa depan melalui Tridarma Perguruan Tinggi, bukan menjadi objek hasrat seksual oknum dosen. Saya menjadi kehilangan kata-kata untuk menyampaikan gejala immoralitas yang terjadi Kampus UIN ini”, sambung Andi Surya.

    Dilanjutkan olehnya, kenapa terjadi seperti ini, tahun lalu saya pernah mengkritisi perihal UIN yang dalam proses penerimaan mahasiswa baru cenderung mengabaikan nisbah dosen. Jumlah mahasiswa sekitar 28 ribu namun hanya dilayani sekita 400-an dosen, sisanya adalah dosen-dosen paruh waktu atau dosen luar biasa yang tidak memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional). “Saya menduga ini ada hubungannya, karena mentarget rasio dosen berbanding jumlah mahasiswa puluhan ribu bukan pekerjaan mudah, sehingga diduga terekrut oknum dosen yang kurang memiliki kapabilitas dalam hal moral, iman dan taqwa”, ujarnya.

    Untuk itu, ia menyarankan kepada pimpinan UIN, pertama, tidak melindungi oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual ini dan segera proses secara hukum maupun administratif. Kalau perlu sementara oknum dosen terduga ini dicutikan lebih dahulu, jika terbukti lakukan pemecatan sesuai UU dan peraturan.

    Kedua, lakukan evaluasi dan pembinaan kepada dosen-dosen baik secara moralitas maupun iman dan taqwa karena ini lembaga kampus berbasis agama maka selayaknya para dosen di kampus yang berbasis agama dibentengi oleh tuntunan nilai-nilai agamis.

    “Ketiga, jika ingin mengejar rasio dosen terhadap mahasiswa, lakukan proses rekrutmen dosen secara benar dan memenuhi standar etik pengajar, bukan hanya ilmu saja tetapi tekanan pada aspek perilaku dan etika sehingga diperoleh sumber daya dosen yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan imtaq”, tutup Andi Surya. (rls)

  • Dugaan Pelecehan Seksual, Wadek I Fakultas Syariah : Ini Masalah Internal UIN!

    Dugaan Pelecehan Seksual, Wadek I Fakultas Syariah : Ini Masalah Internal UIN!

    Bandarlampung (SL) – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dosen UIN Raden Intan Lampung telah menjadi persoalan hukum seiring bergulirnya perkara itu ke kepolisian. Semua pihak karena itu diminta menghormati proses hukum yang sedang berlangsung, termasuk mengedepankan azas praduga tidak bersalah.

    Wakil Dekan I Fakultas Syariah UIN Raden Intan Dr KH Khairuddin Tahmid menyampaikan hal itu dalam siaran persnya, Minggu (13/1/2019). “Mari kita sikapi persoalan ini secara arif dan bijaksana. Kita hormati prosesnya”, imbau Khairuddin yang juga Ketua Umum Majelis UIama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung ini.

    Menurut dia, biarlah aparat penegak hukum yang menanganinya hingga sampai kepada kesimpulan bersalah atau tidaknya terduga. “Saya mengimbau orang dengan makom tokoh atau siapa pun dapat mengindahkan, menghormati, dan menghargai salah satu azas hukum, praduga tak bersalah”, tandas mantan Ketua PWNU Lampung ini.

    Dia meminta tidak buru-buru menjustifikasi seseorang bersalah atau tidak sebelum terbukti secara hukum. Khairuddin juga menyatakan bahwa masalah ini berada dalam lingkup internal UIN Raden Intan. Terduga dan korban sama-sama bagian civitas akademika salah satu perguruan tinggi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

    Karenanya, sangat bijaksana bagi pihak-pihak eksternal untuk menahan diri dengan tidak memberikan berbagai pernyataan, apalagi yang cenderung tendensius dan menyudutkan institusi UIN Raden Intan. “Ini merupakan masalah internal UIN Raden Intan. Urusan rumah tangga UIN. Mestinya pihak-pihak luar menghormatinya. Tidak elok bersikap mencampuri urusan orang lain, apalagi yang tidak terkait dengan dirinya,” ujar Khairuddin.

    Dia menegaskan pihak-pihak eksternal dalam menyampaikan pandangan yang bisa berdampak luas di masyarakat, sebaiknya memilih diksi yang bermartabat. Jangan mudah mengeneralisasi satu persoalan dengan tidak tepat dan proporsional.

    Rektor UIN Prof Dr KH Mohammad Mukri MAg  menambahkan, UIN Raden Intan sebagai institusi perguruan tinggi kini sedang tumbuh dan berkembang pesat. Bukan hanya skala Lampung, namun juga nasional. Banyak sekali prestasi yang membuatnya kini menjadi salah satu kampus terkemuka di Indonesia.  “Mestinya ini dilihat secara objektif. Jangan gara-gara satu kasus yang bersifat individual, lalu digeneralisasi, dinilai seolah-seolah seluruh institusi UIN-nya yang bermasalah,” ingatnya. (net/silo)

  • Oknum Dosen di Kupang ‘Terciduk’ Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos

    Oknum Dosen di Kupang ‘Terciduk’ Berduaan dengan Mahasiswi di Kamar Kos

    Kupang (SL) – Dosen bergelar doktor yang tertangkap berselingkuh dengan mahasiswinya di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Belum lama ini warga Kota Kupang dihebohkan kabar penggerebekan perselingkuhan dosen berinisial LL dengan seorang mahasiswi yang baru berusia 18 tahun.

    Perselingkuhan dosen dengan mahasiswi ini dibongkar langsung anak dan istri LL. Sang istri, EO dan sang anak, ER pun membongkar tabiat LL yang sejatinya menjadi suami dan ayah yang tipe setia. EO mengaku jika selama ini LL telah membuat hidupnya menderita.

    Rupanya, perselingkuhan yang baru terbongkar pada Rabu (8/1/2019) itu, sudah lama berlangsung. Kasus ini pun dilaporkan ke Polres Kupang Kota, namun akhirnya keluarga pun sepakat untuk menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.

    Pasca penggerebekan itu, beredar video melalui WhatsApp, seorang oknum dosen sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Kupang berinisial LL dipergoki bersama salah seorang mahasiswi di kos milik mahasiswi yang terletak di Jalan Soverdi, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Kota Kupang, Kupang.

    Video detik-detik penggerebekan dibuat EO yang merupakan istri, bersama ER. Video itu diambil oleh anak korban saat ia dan ibunya memergoki ayahnya bersama GM, seorang mahasiswi.

    Dalam video tersebut, tampak GM duduk di tempat tidur dalam kosnya, sedangkan EO berdiri dan mengungkap kemarahan kepada GM. Sementara LL tidak tampak dalam video tersebut.

    Kepada Pos Kupang di Mapolres Kupang Kota pada Rabu malam, ER, anak laki-laki LL mengatakan, ia dan ibunya memergoki ayahnya saat sedang berada di kos milik seorang wanita yang diduga sebagai mahasiswi diajar ayahnya. “Ketika kami lewat di jalan Souverdi, kami lihat sepeda motor milik bapak (ayah) ada terparkir di halaman kos. Jadi kami langsung masuk dan mendapati bapa ada di dalam kamar kos bersama mahasiswi itu,” ujar ER.

    Ia mengaku telah menaruh curiga pada ayahnya karena sering pulang malam dalam beberapa bulan belakangan. Katanya, selain itu, saat ia meminta sepeda motor ayahnya untuk dipakai, oleh ayahnya ia hanya medapat alasan jika sepeda motor milik keluarga itu sedang disewakan pada rekan kerjanya.

    Namun belakangan, ia mendapat informasi dari beberapa temannya jika sepeda motor yang mereka kenali sebagai milik keluarga itu biasa digunakan oleh salah seorang wanita yang merupakan mahasiswi ayahnya.

    Saat memergoki ayahnya yang saat itu bersama mahasiswi yang mereka duga sebagai wanita idaman lain, suasana sempat tegang. Wanita belia tersebut bahkan menantang ayahnya untuk memilih antara dirinya dan istri yang datang di tempat itu. Bahkan saat akan difoto, wanita tersebut malah sempat memamerkan gaya dan mengeluarkan kata yang tidak senonoh.

    ER dan ibunya kemudian langsung menuju SPKT Polres Kupang Kota untuk membuat laporan polisi. Mereka tiba di Mapolres sekira pukul 19.00 Wita. Tampak beberapa teman dari ER ikut ke Mapolres Kupang Kota.

    Tidak hanya LL, GM juga telah terang-terangan mengakui kalau LL adalah suaminya. Hal itu disampaikan GM di hadapan EO dan ER.

    Untuk membuktikannya, GM bahkan berciuman dengan LL di pinggir jalan. “Dia (GM) maki-maki beta, terus di pinggir jalan ring bacium. Dia mengaku dia yang punya suami ini. Jadi dia bilang, ‘he, itu be pung dosen, be pungsuami,” tutur EO menirukan ucapan mahasiswi itu.

    EO mengaku apa yang dilakukannya selama ini, semua semata demi anak-anaknya. “Ini demi be pung anak-anak, karena kami dapat sendiri. Sudah dari dulu (suaminya dicurigai menyimpan wanita lain) hanya tidak terbongkar perempuannya, ini baru dapat langsung,” katanya.

    Pos-Kupang.com mencoba melakukan penelusuran ke sejumlah media sosial, dan ditemukan GM adalah seorang mahasiswi semester dua di sebuah perguruan tinggi negeri di Kupang.

    Mahasiswi ini tergolong tak begitu aktif di sejumlah media sosial. Bahkan, dia mengunggah sejumlah foto pada pertengahan Desember 2018.

    Dari foto-foto yang diunggah, seperti kebanyak cewek lainnya, ia banyak mengunggah foto selfi dirinya. Termasuk sejumlah foto dia saat menggunakan pakaian adat.

    Perempuan kelahiran tahun 2000 ini di sebuah akun media sosialnya menuliskan statusnya bertunangan.

    Siapakah LL?

    Seperti dikutip Pos-Kupang.com dari pangkalan data pendidikan tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi disebutkan LL merupakan dosen tetap yang berstatus aktif mengajar di sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Kupang.

    Pada tahun 2007 hingga 2009, ia menyelesaikan S2-nya di sebuah perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur. Lalu, S3-nya juga diselesaikan di Malang.

    Pada tahun 2018, ia aktif menulis di jurnal ilmiah bersama sejumlah dosen lain. Tulisannya berdasarkan hasil penelitian tanaman kentang di dataran tinggi, bio urine, hingga penelitian mengenai tanaman tomat.

    Menurut pengakuan sang istri dosen, perubahan sikap sang dosen hortikultura ini tampak sepulang mengambil gelar doktoral, Februari 2018 lalu. “Kami menderita na, saya dengan anak anak menderita terlalu ngeri. Anak-anak dua orang, ini yang menderita lebih parah,” ujar EO, istri dosen LL.

    Ia secara terang-terangan bahkan tidak lagi memperhatikan istri dan anak-anaknya sebagaimana layaknya kewajiban sebagai seorang suami.

    Uang gaji tidak pernah utuh diketahui isteri, bahkan keluarga hanya ‘dijatah’ Rp 1,5 juta untuk biaya hidup sebulan dengan berbagai macam pos pengeluaran.

    Isteri dan anak anak juga bahkan sampai dilarang menggunakan bahkan menumpang mobil keluarga, yang ia tegaskan sebagai miliknya pribadi. “Tentang oto (mobil) itu bapatua marah saya, dia bilang, oto tu beta punya, kamu di rumah tuh tidak boleh naik oto. Herannya tapi oto itu hanya perempuan itu yang boleh naik,” ujar EO.

    EO bahkan mengaku sulit untuk membayangkan karena wanita idaman lain suaminya, GM, mahasiswa kelahiran tahun 2000 bahkan dengan percaya diri menegaskan di hadapannya dan anaknya bahwa dosen itu adalah suaminya. (Tribun-Timur)

  • 41 Lulusan UMITRA Indonesia Lolos Seleksi ASN 2018

    41 Lulusan UMITRA Indonesia Lolos Seleksi ASN 2018

    Bandarlampung (SL) – Seleksi ketat dalam penerimaan Aparat Sipil Negeri 2018 yang lalu membawa berkah bagi alumni Universitas Mitra Indonesia yang merupakan salah satu PTS Lampung bergengsi. Terdata 41 orang alumnus UMITRA Indonesia menembus seleksi ini sebagai PNS 2018. “Alhamdulillah, laporan dari Pusat Karier UMITRA Indonesia terdata 41 lulusan dari berbagai fakultas di Universitas Mitra Indonesia dinyatakan lolos menjadi PNS dalam seleksi ASN akhir tahun kemaren. Ini merupakan prestasi”, ujar Andi Surya.

    Dilanjutkannya, ia menyambut baik atas lolosnya alumni UMITRA Indonesia ini sebagai aparat sipil negeri 2018. Hal ini menunjukkan proses belajar mengajar di UMITRA Indonesia terbukti berkualitas dan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan zaman dan dapat dipertanggungjawabkan. “Saya mengucapkan selamat kepada para alumnus, selamat juga untuk rektor dan jajaran Universitas Mitra Indonesia yang telah berkerja keras mendidik mahasiswa”, sebut Andi Surya.

    Arie Setya Putra, Kepala Pusat Karier dan Hubungan Internasional UMITRA Indonesia menyatakan hal ini merupakan data update per tanggal 9 Januari, kemungkinan besar akan terus bertambah karena belum semua masuk dalam data. “41 alumnus yang lolos seleksi ASN ini terdiri dari 37 lulusan Fakultas Kesehatan, 3 dari Fakultas Komputer dan 1 orang dari Fakultas Bisnis”, untuk.

    Wakil Rektor III UMITRA Indonesia, Armen Patria, menyebutkan akan terus memantau sampai sejauh mana serapan seleksi ASN 2018 ini yang berasal dari UMITRA. “Kami yakin masih banyak yang akan melapor kepada Pusat Pengembangan Karier UMITRA, sekaligus saya mengucapkan selamat uuntu mereka, semoga dapat menunjukkan prestasi dalam melayani pembangunan bangsa khususnya di Lampung”, ujarnya. (rilis)