Kategori: Pendidikan

  • Lampung Makin Kompetitif, Umitra Membuka Lowongan Dosen Baru

    Lampung Makin Kompetitif, Umitra Membuka Lowongan Dosen Baru

    Bandarlampung (SL) – Tridarma Perguruan Tinggi (PT) salah satunya dicipta dengan kapasitas dan kualitas staf pengajar serta karyawan pada sebuah lembaga pendidikan tinggi, demikian diucapkan oleh Ketua Yayasan Universitas Mitra Indonesia Andi Surya di kampusnya, dalam acara diskusi internal civitas akademika UMITRA.

    Pasca perubahan bentuk menjadi universitas dan seiring pertumbuhan jumlah mahasiswa baru UMITRA, ini menunjukkan di sektor pendidikan tinggi Lampung makin kompetitif, sebut Andi Surya, “Oleh karenanya, UMITRA membuka kesempatan kerja bagi putra-putri Lampung yang minat menjadi dosen dan karyawan. Ada bebagai posisi dosen yang tersedia, yaitu; ilmu Kesehatan, Ekonomi Bisnis, Informatika Komputer dan ilmu Hukum, tentunya dengan kualifikasi sajana S2 dan S3. Yang berminat dapat mengirimkan lamaran langsung ke Kampus UMITRA”. Sebut Andi Surya.

    “Saya berharap, semua pencapaian Universitas Mitra Indonesia saat ini tidak saja membuka kesempatan kerja profesional dosen, tetapi juga menampilkan kualitas perguruan tinggi terpercaya. Di sisi lain menumbuhkan angka partisipasi kasar warga terdidik mengisi ruang-ruang profesional baru untuk Lampung yang lebih kompetitif di masa depan”. Sebut Andi Surya.

    Saat ini UMITRA terus membangun secara fisik maupun non fisik. Dua gedung baru tujuh lantai dalam progres, nantinya disiapkan untuk rektorat, fasilitas umum seperti ruang olahraga, pusat pustaka, ruang pertemuan dan auditorium modern, jelas Ketua Yayasan UMITRA Indonesia sekaligus Senator Lampung ini. (rls)

  • SMKN 2 Terbanggi Besar Masih di Periksa BPKP?

    SMKN 2 Terbanggi Besar Masih di Periksa BPKP?

    Bandar Lampung (SL)-Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan (BPK-P) Provinsi Lampung belum memberikan keterangan terkait hasil  pemeriksaan audit keuangan di SMKN 2 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, Pasalnya Tim BPKP masih melakukan pemeriksaan dengan waktu sebulan.

    Kantor BPKP membenarkan bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap SMKN 2 Terbanggi Besar itu.“Belum ada yang bisa kasi informasi tetang Pemeriksaan SMKN 2 terbanggi Besar itu, karna semua Tim belum selesai itu biasanya jika melakukan pemeriksaan itu sebulan lamanya,“ Kata Gunawan, petugas keamanan, di Kantor BPK-P Lampung yang berada di Jalan P. Emir M. Noor no 11 B Bandar Lampung, Rabu (31/oktober/2018).

    Gunawan menyarankan untuk kembali ke kantor BPK di tanggal 5 mendatang, karena di perkirakannya sudah selesai proses pemeriksaan. “Lebih jelas untuk info pemeriksaan yang di lakukan oleh tim BPK, nanti tanggal 5 anda kesini lagi, insyaalah semuanya sudah ada di kantor,” katanya.

    Dewi, petugas resepsionis Kantor BPKP Provinsi Lampung, pada saat di hubungi melalui telpon juga tidak memberikan penjelasan apapun terkait pemeriksaan itu, dan mengaku tidak mengetahui terkait hal itu. “Mohon maaf bapak, saya hanya sebagai resepsionis jadi saya tidak mengetahui siapa ketua Tim pengawasnya dan siapa saja, soalnya hingga sekarang mereka masih di lapangan” katanya, Kamis (01/11/2018)

    Sebelumnya, SMKN 2 Terbanggi Besar kedapatan tengah menjalani Pemeriksaan oleh Tim BPK-P Provinsi Lampung. Kepala SMKN 2 Terbanggi Besar , Yos Devera enggan berkomentar jauh terkait pemeriksaan itu. “Nanti saja ya kita liat hasilnya nanti, karna sampai sekarang belum selesai prosesnya” katanya. (wahyudi)

  • Guru Honor Gelar Aksi di Depan Istana Presiden Tuntut Jadi PNS

    Guru Honor Gelar Aksi di Depan Istana Presiden Tuntut Jadi PNS

    Jakarta (SL)-Ribuan karyawan honorer kategori dua (K2), yang mayoritas guru, melakukan aksi demonstrasi menuntut agar diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Para guru yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia itu menggelar aksi demonstrasi di seberang Istana sejak Selasa (30/10).

    “Kami menolak konsep pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan mendesak agar diangkat menjadi CPNS,” ujar Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih di tengah aksi yang berlangsung di Taman Pandang, di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (31/10) seperti dikutip dari Antara.

    Titi meminta pemerintah menghargai apa yang sudah dilakukan para guru honorer dalam mencerdaskan anak bangsa. Pemerintah pun diminta berpihak kepada para guru honorer.

    Koordinator lapangan aksi, Nurbaiti, mengatakan pihaknya tidak akan beranjak pergi jika tidak ada kepastian dari pemerintah. Nurbaiti pun terus membakar semangat para honorer untuk tidak lelah berjuang. “Bahkan semalam kami tidur di sini,” katanya.

    Menurut Nurbaiti, FHK2I harus tetap solid memperjuangkan keinginan untuk menjadi CPNS. “Kami tidak bisa lagi bekerja, jika tidak diberikan gaji yang cukup,” katanya.

    Selama ini, katanya, para guru honorer tersebut mendapatkan gaji sekitar Rp400.000 hingga Rp500.000 per bulan. Gaji yang didapat tersebut, kata Nurbaiti, tidak sesuai dengan beban kerja yang ditanggung.

    Sehari sebelumnya, Koordinator aksi K2 dan non-K2 yang berangkat ke Jakarta dari Cianjur, Faisal mengatakan mereka ingin tuntutannya dipenuhi presiden RI. “Sampai tuntutan kami dipenuhi Presiden RI, pengangkatan tanpa ada batas usia,” katanya.

    Dia menambahkan, Pemerintah RI harus mengeluarkan aturan yang sesuai dengan kondisi setiap daerah, tidak hanya di kota besar. Sebelumnya, kata Faisal, selama beberapa pekan terakhir mereka pun menggelar aksi mogok mengajar di Cianjur. Itu dilakukan dengan tuntutan meminta Bupati Cianjur mengeluarkan SK sebagai legalitas kepastian untuk mereka.

    Sementara Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pihaknya mengharapkan adanya pemenuhan hak untuk honorer oleh pusat. Namun, dia mengimbau agar guru tidak sampai mogok mengajar atau meninggalkan tugasnya. “Harapan kami para honorer tetap mengajar karena tuntutannya pasti disampaikan, jangan mengorbankan siswa. Jangan ada lagi aksi lanjutan mogok mengajar,” katanya.

    Pada 2 Oktober 2018, Mendikbud Muhadjir Effendy menyatakan di Indonesia saat ini setidaknya ada 736 ribu guru honorer. Sementara itu, dalam seleksi CPNS tahun ini, pemerintah hanya akan menerima 112 ribuan guru melalui CPNS. Sementara, hanya 80 ribuan guru honorer K-II yang memenuhi syarat untuk mengikuti CPNS.

    Sisanya terhambat oleh usia maupun pendidikan yang disyaratkan dalam UU ASN yakni 35 tahun. Oleh karena itu, Muhadjir menyatakan pemerintah akan memperjuangkan nasib para guru honorer tersebut dengan CPPPK.

    Muhadjir mengaku PPPK tak mendapat uang pensiun. Namun, katanya, PPPK akan dikelola gajinya agar mendapat jaminan hari tua. Pihaknya dan BKN akan berkerjasama dengan yayasan dana pensiun untuk menanganinya.

    Penggodokan CPPPK disebutnya sudah selesai di Kemendikbud dan tinggal menunggu di Kemenkeu. “Di Mendikbud sudah tuntas tinggal di Kemenkeu. Jadi [CPPPK dilaksanakan] setelah CPNS,” kata dia soal nasib para honorer K2 tersebut. (Ant/CNN)

  • Sidang Senat Mahasiswa UIN Raden Intan Berujung Perkelahian

    Sidang Senat Mahasiswa UIN Raden Intan Berujung Perkelahian

     Bandarkampung (SL) – Akibat Insiden Percekcokan saat acara pembukaan ceremonial paripurna Sema (Senat Mahasiswa) Fdik Uin Raden Intan Lampung dan saat pembahasan tentang LPJ (Laporan Penanggung Jawab) berlangsung dan terjadi Ceos sehingga terjadi keributan sehingga berujung Laporan kepolisian.

    Sehingga Salah satu mahasiswa UIN Raden Intan,Isyad Mufid melaporkan insiden tersebut ke polsek sukarame laporan kepolisian : LP /892/ – B /X /2018 /SPK / SKM tanggal 22 Oktober 2018,” Temen Saya langsung yang lapor kepolisi di polsek sukarame,karena luka di kepala belakang dan kening,” ujar Berliana Eka Irawan teman korban saat diwawancarai Saibumi.com,Selasa,23 Oktober 2018.

    Insiden yang berlangsung pada hari senin,22 oktober 2018 yang juga bertepatan dengan hari santri sedang berlangsung pembukaan ceremonial paripurna Sema (Senat Mahasiswa) Fdik Uin Raden Intan Lampung yang dibuka oleh Dekan Fakultas Dakwah Prof. Dr Khomsyarial Romli M.,Si dan juga dihadiri Dekan 3 Dr. Abdul Syukur M.,Ag kemudian sidang sementara paripurna dipimpin oleh Renggom Puspita (jurusan PMI/9), pimpinan sidang 2 Ayu Noviana (jurusan BKI/9), pimpinan sidang 3 Iren (PMI/9) sidang pleno 1 membahas tata tertib paripurna sekaligus membentuk pimpinan sidang tetap.

    Dan Yang terpilih pimpinan sidang 1 Abdul Ghafar, pimpinan sidang 2 Rudiawan, pimpinan sidang 3 Yosi Delvianti. Saat sidang sampai ke Bab III saat membahas tentang LPJ (Laporan Penanggung Jawab) Dema sebelumnya. Peserta sidang terjadi perdebatan meminta penjelasan LPJ Dema sebelumnya.

    Dari informasi yang didapat ada salah satu peserta yang tidak sepakat akhirnya terjadi ceos. Ketua Umum Ukm-F Pensil M.Taufik dan Ukm-F Permadani Isyaz Mufid yang meminta untuk kejalasan LPJ Dema Sebelumnya dan ada mahasiswa yang tidak setuju akhirnya keduanya menjadi bulan-bulanan peserta paripurna dengan perdebatan yang sangat panas kemudian terjadi pengeroyokan kepada keduanya. (Saibumi)

  • Diduga Ada Aliran Dana Fantastik PT Astra Internasional Ke Mendikbud Bebas Pajak

    Diduga Ada Aliran Dana Fantastik PT Astra Internasional Ke Mendikbud Bebas Pajak

    Jakarta (SL) – Diduga Ada kejanggalan di P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga kependidikan) seni dan Budaya Yogyakarta Ditjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan). Dugaan kejanggalan ini terjadi pada tanggal 5 Februari 2018, bendahara penerima menyimpan uang kas sebanyak Rp 271,7 juta pada brankas bendahara pengeluaran.

    Ternyata, uang sebesar Rp 271,7 juta itu merupakan dana beasiswa Darmasiswa dari Sekjen Kemendikbud dan CSR PT. Astra Internasional. Perincian dana tersebut adalah, sebesar Rp 80,5 juta berasal dari dana beasiswa Darmasiswa, dan sebesar Rp 191,1 juta berasal dari CSR PT. Astra.

    Jadi, kejanggalan itu ditemukannya dari dana CSR PT. Astra Internasional sebesar Rp 191,1 juta. Pihak P4TK Seni dan Budaya tidak melaporkan bahwa PT. Astra telah menyumbangkan dana CSR dalam bentuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

    Paling aneh adalah, menurut data yang diterima jabarkabardaerah.com melalui rekan media Klikanggaran.com, dana yang diberikan PT. Astra bukan sebesar Rp 191,1 juta. Tetapi, dicatat secara manual pada tanggal 20 Februari 2017 sebesar Rp 392,7 juta dan pada tanggal 20/11/2017 sebesar Rp 337,4 juta.

    Singkat cerita, dari Dana CSR PT. Astra ada sisa saldo dari kegiatan yang dilakukan sebesar Rp 92,5 juta. Dana tersebut ternyata disimpan di rekening pribadi pengelola kegiatan Pembinaan Pelatihan berinsial W. Tetapi, pada kenyataannya, ternyata dana yang disimpan dalam rekening pengelola kegiatan Pembinaan Pelatihan berinsial W sebesar Rp 139,3 juta.

    Dan, dana CSR PT. Astra Internasional dalam bentuk PNBP itu digunakan langsung oleh P4TK Seni Budaya. Hal ini jelas melanggar PMK nomor 190/PMK/.05/2012, yang menurut publik harus disidik oleh aparat hukum seperti kejaksaan Agung. “Kejaksaan Agung tinggal panggil saja yang bernama Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal Kemendikbud, untuk diminta keterangannya,” kata publik.(kabardaerah)

  • Guru Tak Mengajar Selama Dua Bulan, Sekolah Ini Terlantar

    Guru Tak Mengajar Selama Dua Bulan, Sekolah Ini Terlantar

    Sulawesi Selatan (SL) – Beginilah kondisi SMA Negeri 15 Luwu Utara yang terltak di Kecamatan Rampi. Sudah dua bulan, proses belajar mengajar tidak belangsung di sekolah ini, pasalnya tidak satu pun guru yang masuk mengajar sehingga kondisi siswa dan sekolah terlantar.  Kondisi ini disebut sudah berlangsung dalam kurun waktu enam bulan.

    Salah seorang orang tua siswa, Pasisa Tapue mengatakan hamper setiap hari anaknya pergi ke sekolah namun harus menerima kenyataan pahit tak satu pun guru yang didapati di sekolah. “Anak saya berangkat pagi ke sekolah namun selang dua jam ia kembali lagi, saat saya tanya katanya tidak ada guru datang pak,” kata Pasisa, Jumat (19/10/18).

    Sementara itu,  salah seorang tokoh pemuda di Kacamatan Rampi, Frans Aris Paelo merincikan, jumlah tenaga PNS di SMA Negeri 15 Luwu Utara sebenarnya sebanyak 6 orang yang terdiri dari 4 orang guru kelas, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

    “Sudah dua bulan ini kami mendapatkan laporan dari orang tua siswa yang menyebut tidak satupun guru yang masuk mengajar, kami prihatin dengan kondisi ini, sebab para guru ini hanya makan gaji buta. Kami mendesak Pemerintah Provinsi agar tidak menutup mata dan melakukan evaluasi terjadap kinerja guru di sekolah ini,” ujar Frans.

    Dia pun menyebut demi kepentingan siswa, Pemerintah Provonsi Sulawesi Selatan harus segera mengambil langkah tegas terhadap guru yang ditempatkan di Kecamatan Rampi, sehingga proses belajar mengajar kembali berjalan seperti biasanya.

    Dia menyebut, sebenarnya terdapat 4 orang warga lokal yang berstatus sebagai guru honorer di sekolah ini yang masih bertahan. Namun, berangsur-angsur keempatnya juga ‘ikut-ikutan’ untuk tidak mengajar karena tidak adanya guru PNS yang hadir dalam proses belajar mengajar.

    Soni, salah seorang guru honorer di SMA Negeri 15 Luwu Utara mengatakan dirinya mulai malas ke sekolah akibat dari guru PNS yang tidak masuk. “Kami hanya tenaga honorer sementara yang punya kewajiban sepenuhnya dalam memberikan pelajaran adalah guru PNS,” ujar Soni.

    Untuk diketahui, Kecamatan Rampi merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten Luwu Utara. Secara geografis, Rampi keberadaannya diapit oleh dua pegunungan besar di Sulawesi Selatan, yakni Pegunungan Tinggi Quarles dan Verbeck.

    Ibukota Kecamatan Rampi adalah Onondowa yang berjarak sekitar 86 kilometer dari Kota Masamba. Namun, untuk mencapai Rampi, akses transportasi yang bias ditempuh hanyalah dengan menggunakan pesawat perintis, atau menggunakan jalur darat yang kondisi jalanannya cukup ekstrem.(radarluwuraya)

  • Skripsi Tak Kunjung Selesai, 6 Mahasiswa ini Nekad Bunuh Diri

    Skripsi Tak Kunjung Selesai, 6 Mahasiswa ini Nekad Bunuh Diri

    Bengkulu (SL) – Ini baiknya menjadi perhatian bagi mahasiswa juga dosen pembimbing yang sedang menjalani proses penyelesaian skripsi. Sebab, akibat stres dan depresi bisa membuat seorang mahasiswa nekad melakukan aksi bunuh diri.

    Berikut kisah nyata para mahasiswa yang nekad bunuh diri karena urusan skripsi.

    1. Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
    Cristian Sinaga (22 tahun), mahasiswa semester akhir Universitas Sriwijaya ini nekad mengakhiri hidupnya diduga karena depresi soal skripsi. Dia ditemukan di kamar mandi kosnya dalam kondisi tak sadar diri karena menggantung diri pada 20 Maret 2018 lalu. Kos korban terletak di Komplek Serai Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Korban ditemukan oleh Romondo yang merupakan kawan satu kosnya.

    Korban merupakan mahasiswa asal Sumatera Utara yang kuliah di Universitas Sriwijaya pada Fakultas Teknik angkatan 2014. Dari keterangan rekan-rekan korban, diduga kuat korban mengakhiri hidupnya karena skripsi tak kelar-kelar. “Dia sempat stres mikirin skripsi,” kata Jhon, rekan korban.

    2. Mahasiswa Universitas Kapuas, Kalimantan Timur
    Bonivasius Wiro (24 tahun) ditemukan tewas dengan cara menggantung diri di Dusun Lamau Desa Perongan Kecamatan Sekdanau Hulu, Kalimantan Timur pada Jumat malam 7 April 2017 lalu. Dia ditemukan di rumah bibinya sekitar pukul 22.00 WIB.

    Korban adalah mahasiswa semester akhir di Universitas Kapuas dan sedang menyusun skripsi. Dari keterangan Polisi, korban bunuh diri karena stres kuliah tidak selesai-selesai.

    3. Mahasiswa di Jakarta Selatan
    Dilansir dari Kompas.com, seorang mahasiswa berinisial Efr (20 tahun), ditemukan tewas menggantung diri dengan menggunakan kabel. Dia ditemukan tewas oleh ayahnya pada pukul 10.46 WIB Rabu 27 Juli 2016 lalu. Korban menggantung diri di di tangga dengan menggunakan kabel antena.

    Dari keterangan orang tua korban, korban diduga bunuh diri karena stres memikirkan skripsi yang ditolak dua kali. Selain itu, korban juga baru saja putus pacaran.

    4. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
    Dilansir dari merdeka.com, Frendis Agustinus Panjaitan (24 tahun) ditemukan tewas dengan posisi tergantung di pintu kamar kosnya di kawasan Padang Bulan, Medan Sumatera Utara pada Senin 20 Oktober 2014 lalu.

    Korban bunuh diri diduga karena stres memikirkan skripsi yang tak kunjung selesai. Selain itu, dari keterangan rekan korban, laptop korban juga hilang yang membuatnya bertambah stres.

    Korban diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Fisip Universitas Sumatera Utara semester akhir. “Dia bakal di DO kalau tidak selesai skripsi dalam waktu 3 bulan,” ungkap rekan korban.

    5. Mahasiswa STIKES Kendal
    Dilansir dari Kompas.com. Isnaini Agus Riyanto (23 tahun), mahasiswa semester akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kendal, Jawa Tengah ini ditemukan tewas dengan cara gantung diri di kamarnya di Asrama Brimob pada Minggu 13 April 2014.

    Dia nekad mengakhiri hidupnya diduga karena skripsi yang tak kunjung selesai. Korban ditemukan oleh ayahnya Aipda Sunawan yang saat itu hendak membangunan korban namun pintu kamar dalam keadaan terkunci. Ayah korban kemudian mengintip lewat celah lubang kunci dan betapa terkejut ketika mendapati putrinya tergantung dengan seutas tali plastik di kamarnya.

    Mengetahui keadaan itu, sang ayah dengan sigap mendobrak pintu kamar putrinya.

    Diakui ayahnya, selama ini korban tidak pernah mengeluh, namun diduga kuat korban bunuh diri karena soal skripsi yang tak kunjung selesai. Sebelum peristiwa bunuh diri itu, korban sempat membuat status di BBM nya berbunyi : besok hari terakhirku.

    6. Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jawa Tengah
    Dilansir dari Tribun, seorang mahasiswa bernama Valentina Anjuna Pangestika (23 tahun) ditemukan tewas di rumah kontrakkannya pada Selasa 16 Juni 2015 sore sekitar pukul17.30 WIB.

    Korban tewas dengan cara menggantung diri di kontrakannya yang terletak di Pulosari Kecamatan Sukoharjo Jawa Tengah. Korban diketahui adalah mahasiswa semester 10 di Universitas Veteran Bangun Nusantara. Dia nekad mengakhiri hidupnya diduga karena stres memikirkan skripsi yang tak kunjung selesai.

    Diketahui korban tewas dengan menggantung diri menggunakan tali sabuk bela diri. Korban ditemukan oleh Muh Azis, rekan kuliahnya. (net)

  • Dicueki Nunik, Ridho “Selamatkan” Mahasiswa Miskin Asal Lampung Timur

    Dicueki Nunik, Ridho “Selamatkan” Mahasiswa Miskin Asal Lampung Timur

    Bandarlampung (SL)-Ela Nur Anisa (19), mahasiswa berprestasi asal Lampung Timur, yang sempat mogol kuliah di Universitas Lampung karena tak punya biaya akhirnya sedikit bernapas lega. Meski tak mendapat respon Pemda Lampung Timur, Ela, diundang sebagai tamu istimewa oleh Gubernur Lampung M Ridho Ficahrdo, Senin (22/10), diruang kerjanya.

    Gubernur Lampung M Ridho Fichardo saat menyimat cerita Ela, didamingi Ikam Lamtim, di ruang kerjanya.

    Remaja yang akrab disapa Ela, putri sulung Mustakim dan Maratus Solekah, warga Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur itu dibantu Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (Ikam Lamtim), hingga sempat viral di media sosial dan menjadi bahan pemberitaan media.

    Mendengar kabar itu, Pemerintah Provinsi Lampung cepat merespon Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo juga mengundang Ikam Lamtim untuk mendengarkan langsung cerita Ela. “Kami diundang. Beliau bapak M. Ridho Ficardo, dan ingin dengar langsung cerita tentang Ela ini,” kata Ketua Ikam Lamtim, Dedi Ikhwanudin, Senin (22/10/2018).

    Menurut Dedi saat membuat kisah Ela yang jadi viral, bersama rekannya menyebar luaskan sampai ke pemerintah pusat. “Sengaja dari awal kita tag mulai dari pemerintah daerah. Pemprov, sampai Kemenristek Dikti. Tapi hanya Pak Ridho yang kemudian merespon,” ucapnya.

    Untuk kasus Ela kata Dedi, Gubernur Ridho, juga turut membantu. Saat beraudiensi Ikam dan Ela, diterima Gubernur didampingi spejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung. Dan menyampaikan beberapa beasiswa yang ada di Pemprov Lampung. Dan meminta Ikam Lamtim untuk terus berkomunikasi dengan Pemprov terkait kasus-kasus pendidikan di jenjang lanjut ini.

    Dedi memaparkan, beasiswa untuk Ela sudah ada Bidikmisi di Unila. Sedangkan dari Pemprov Lampung, Ela langsung memberikan sumbangan secara tunai hingga Bidikmisi Ela turun. “Kami mengucapkan terima kasih untuk Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo dan jajaran. Semoga selesai di kasus ini saja. Tapi kedepannya bisa terus bersinergi untuk sama-sama membangun Provinsi Lampung menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.

    Pria berkacamata ini juga mengkritik kepemimpinan Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim (Nunik) dan Wakilnya Zaiful Bokhari yang dinilai membiarkan Ela berlarut. “Yang pasti, Pemda Lampung Timur harusnya dalam kasus ini yang lebih dekat dengan masyarakat, bisa lebih care lagi, lebih perhatian. Bukan hanya perhatiannya pada festival dan festival terus,” pintanya.

    Ikam berharap Pemda Lampung Timur bisa bersinergi dengan Ikam Lamtim. Karena sejauh ini ketika ada kasus yang kita tangani. Pemda Lamtim jarang sekali memberikan repson. Dedi mengaku, sebelumnya Ikam Lamtim telah mengajukan beberapa kali permohonan kepada Pemda Lampung Timur.

    Namun sayang, sampai hari ini permohonan tersebut belum mendapat respon. “Kami telah dua kali melayangkan surat permohonan ke Pemda Lamtim. Namun tidak pernah direspon. Bahkan kami sempat melakukan penggalangan dana dan kami share melalui media sosial dan kami tag ke Bupati dan Pemda setempat,” paparnya.

    Diketahui, Ikam Lamtim merupakan wadah untuk para mahasiswa asal Lampung Timur yang kuliah di luar Lamtim. Dirinya menjelaskan, saat ini jumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikam Lamtim ada sekitar lebih dari 800 mahasiswa. “Ela salah satu anggota Ikam Lamtim, orang tuanya, Mustakim merupakan satu dari sekian banyak keluarga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Lamtim,” katanya.

    Karena pretasinya yang baik saat di SMAN 1 Way Jepara, Ela lulus masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN di Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung. Bukan hanya diterima di salah satu PTN favorit, Ela pun lulus seleksi bantuan pendidikan bidikmisi.

    “Namun sangat disayangkan, biaya hidup yang lumayan besar dan kebutuhan keseharian kuliah yang tak sedikit membuat Ela enggan untuk melanjutkan kuliahnya, belum lagi kondisi orangtuanya yang notabene kurang mampu,” katanya.

    Adapun beasiswa bidikmisi khusunya untuk biaya hiduppun kabarnya sampai saat ini belum turun. Ela sempat tidak masuk kuliah lebih dari satu bulan seusai masa penerimaan mahasiswa baru. Alasannya sederhana, tidak adanya tempat tinggal ataupun biaya untuk menyewa kamar kost. “Saat ini Ela mendapat tumpangan di salah satu kost-an Alumni Ikam Lamtim, namun itupun sifatnya sementara,” katanya. (Juniardi)

  • Demi BEM FISIP UTB Lebih Baik, Ariyan Zhani Siap Buat ‘Gebrakan Baru’

    Demi BEM FISIP UTB Lebih Baik, Ariyan Zhani Siap Buat ‘Gebrakan Baru’

    Bandarlampung (SL) – Ariyan Zhani Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung pastikan maju sebagai kandidat calon Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UTB Lampung, periode 2018-2019, yang akan digelar pada rabu (24/10/2018) mendatang.

    Hal tersebut dikatakannya kepada Sinarlampung.com, melalui pesan tertulisnya, Jumat (19/10/2018). Zhani sapaan akrab mahasiswa semester 5 prodi Ilmu Komunikasi tersebut mengungkapkan, bahwa pencalonannya sebagai Gubernur BEM tersebut didasari oleh keinginannya untuk memajukan lembaga mahasiswa FISIP sebagai lembaga mahasiswa yang profesional, progresif, aktif, aspiratif, transparan dan inovatif.

    “Dengan kemauan yang kuat dan diiringi tekad yang bulat saya ingin membangun kembali roda organisasi lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UTB Lampung menjadi lembaga mahasiswa yang lebih baik lagi dan mempunyai daya saing baik di internal kampus maupun eksternal kampus,” ujar remaja 21 tahun ini.

    Masih kata Zhani, dengan niat yang tulus serta dukungan moril dari kawan-kawan disekitarnya, dirinya mempunyai keyakinan yang kuat bahwa BEM FISIP akan kembali berjaya dan menunjukan eksistensinya di bidang akademik dan non akademik. “Saya mengajak kawan-kawan untuk dapat bersinergi bersama guna kemajuan BEM yang kita cintai ini menjadi lembaga yang lebih baik dan lebih maju lagi dari sebelumnya,” ucapnya.

    Menurutnya, jika dirinya terpilih nanti, ia akan membuat perubahan yang signifikan dari kepengurusan sebelumnya, serta mewujudkan visi-misi guna tercapainya BEM FISIP sebagai wadah pembelajaran untuk mahasiswa di bidang organisasi dan menjadikan langkah lembaga yang ia pimpin lebih bermanfaat bagi fakultas dan universitas dan menjalankan Tridharma perguruan tinggi.

    Dirinya berharap agar mahasiswa FISIP UTB dapat mendukung dan menyalurkan hak suara mereka untuk memilihnya sebagai ketua BEM FISIP UTB yang baru dalam Musyawarah Besar (Mubes) yang segera dilaksanakan tanggal 24 mendatang.

    Ia juga berpesan agar menjadikan ajang pemilihan Gubernur BEM FISIP tersebut menjadi ajang adu gagasan dan ide bukan untuk memecah belah persatuan serta kekeluargaan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. (rls)

  • FISIP Unila Rintis Kerjasama dengan Universitas Vietnam

    FISIP Unila Rintis Kerjasama dengan Universitas Vietnam

    Bandar Lampung (SL) – Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung (FISIP Unila) merintis kerjasama internasional dengan Department Social Sciences, Economic and Management, Vietnam National University (VNU).

    “Kegiatan ini merupakan program dalam rangka peningkatan daya saing, indikator kinerja lembaga, dan internasionalisasi,” jelas Dekan FISIP Unila Dr Syarief Makhya dari Hanoi, Vietnam (17/10/2018).Kerjasama tersebut, imbuh Syarief, dilakukan di bidang pengajaran dan pembelajaran, pengembangan kurikulum, dan riset berbagai disiplin ilmu dalam rangka pencapaian akreditasi internasional tingkat ASEAN.

    Penandatanganan rintisan kerjasama dilakukan di Vietnam National University oleh kedua belah pihak. Dari Unila, Syarief dan Suprihatin Ali MSc sebagai Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis FISIP.Sedangkan VNU menghadirkan Wakil Dekan Assoc Prof Dr Pham Thi Lien dan Dr Nguyen Thi Kim Oanh dan Wakil Ketua Department of Socials Sciences Economics and Management.Penandatanganan kerjasama disaksikan para pejabat dan dosen masing-masing kampus.

    Pham Thi Lien menyatakan Vietnam dan Indonesia memiliki banyak kesamaan dan isu yang bisa dikerjasamakan dalam konteks akademik. “Kerjasama akademik seperti ini penting untuk menuju kampus bereputasi internasional,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (17/10/2018).

    Kordinator Hubungan Kerjasama Internasional FISIP Unila, Dr Unang Mulkhan, menambahkan pertemuan ini akan ditindaklanjuti. Bentuknya pertukaran mahasiswa kedua belah pihak, kegiatan riset bersama dalam topik industri kreatif dan pembangunan berkelanjutan, pelaksanaan kuliah tamu, serta kunjungan profesor.(rilisid)