Kategori: Pendidikan

  • Pers Mahasiswa: Wartawan Bukan Tuhan, Bukan Maha Tahu Segalanya

    Pers Mahasiswa: Wartawan Bukan Tuhan, Bukan Maha Tahu Segalanya

    Pontianak (SL) – Mengenal dunia pers dan idealisme pers mahasiswa. Itulah tema diskusi dan belajar bersama di Lembaga Pers Mahasiswa WARTA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Kalimantan Barat.

    Proses belajar bersama dilakukan pada Minggu, 14 Oktober 2018, pukul 08.00 WIB hingga selesai di Gedung Rektorat IAIN Pontianak lantai 4. Mereka duduk membentuk lingkaran. Antusias.

    Ketua Umum LPM WARTA IAIN Pontianak, Farli Afif, menjelaskan diskusi ini dilakukan guna membuka kekritisan menyoal dunia pers dan idealisme pers mahasiswa di era sekarang.

    “Pesertanya adalah seluruh cawan (Calon Wartawan),” kata Farli Afif, di sela-sela diskusi yang menghadirkan pemateri seorang jurnalis senior dan juga mantan aktivis pers mahasiswa, Aceng Mukaram.

    Farli Afif menuturkan, pers tidaklah hanya sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan, tetapi juga menjalankan kontrol sosial. Dalam konteks penegakan keadilan dan kebenaran, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, supremasi hukum dan hak asasi manusia. Pers juga secara aktif melakukan pengawasan berkaitan dengan kepentingan publik.

    “Idealisme adalah harga mati. Komponen dasar dari pers itu sendiri yang berposisi sebagai penuntun arah profesionalitas kewartawanan,” kata Farli Afif.

    Farli Afif mengatakan, dan yang terpenting bagi seorang pers adalah kepekaan, kemauan, tanggung Jawab, apa adanya, dan tidak memihak.

    “Menjunjung tinggi etika di atas segalanya. Karena wartawan bukan Tuhan. Bukan mahaa tahu segalanya,” tutu Farli Afif.

    Ketua panitia belajar bersama, Herman Pelani Sandu, menuturkan ada hal baru apa yang disampaikan oleh pemateri. Hal itu juga menjadi rujukan baru guna membangun kekritisan saat ini.

    “Alhamdulillah diksusi tadi bisa berjalan dengan baik,” kata Herman Pelani Sandu, yang hobi desain grafis fotografi dan perfilman itu.

    Herman Pelani Sandu menilai, antusias para calon wartawan (cawan) LPM WARTA Pontianak dengan semangatnya yang menggebu-gebu dan berapi-api. “Saya sendiri sebagai panitia merasa senang dan semangat tentunya,” tutur Herman Pelani Sandu, mahasiswa asal Subang, Provinsi Jawa Barat.

    Herman Pelani Sandu berharap, belajar bersama selanjutnya, seluruh pengurus bisa berkontribusi dan seluruh cawan bisa hadir. “Tidak sekadar asal-asalan tentunya. Ini pembelajaran bersama bagi kita semua,” kata Herman Pelani Sandu.

    Peserta belajar bersama, Fitriani Purbowati N, mengaku senang dan bahagia mengikuti proses belajar bersama itu. “Tersusun rapi kegiatannya dari awal sampai selesai. Senang sekali pastinya,” kata Fitriani Purbowati N.

    Fitriani Purbowati N menilai, banyak dapat informasi seputar pers mahasiswa yang selama ini dia tidak tahu. “Banyak tahu intinya soal pers mahasiswa itu apa. Pers mahasiswa adalah pergerakan kearah yang lebih baik,” tutur Fitriani Purbowati N. (rls)

  • Mahasiswa UIT Duduki Kemenristekdikti Hingga Malam Hari

    Mahasiswa UIT Duduki Kemenristekdikti Hingga Malam Hari

    Jakarta (SL) – Puluhan mahasiswa Universitas Indonesia Timur menggelar aksi demonstrasi di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi (Kemeristekdikti) di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat Rabu 10/10/2018, Jakarta (10/10/2018).

    Aksi yang digelar sejak siang hari ini menuntut kepada Kemenristekdikti agar segera menangani permasalahan di kampus UIT yang berada di Kota Makassar.

    Jendral Lapangan Mukhtar, mengungkapkan jika mereka berinisiatif ke Jakarat karena persoalan kampus yang tidak jelas sampai saat ini.

    Menurutnya, kondisi kampus UIT saat ini tidak jelas, mahasiswa bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

    “Kami ini menuntut sesuai undang-undang, nasib kami ada di tangan kementerian saat ini karena di Makasaar tidak ada solusi untuk perbaikan Kampus kami,” ungkapnya saat orasi.

    Lanjut Mukhtar menjelaskan jika mahasiswa saat ini sangat terkatung-katung akibat sanksi kampus dan diamnya yayasan.

    “Yayasan UIT berdiam diri,kami ini mau dikemanakan,tidak ada kejelasan,ribuan mahasiswa pusing ntah mau berbuat apa” tegasnya.

    Hingga saat ini mahasiswa UIT masih menduduki gedung Kemenristekdikti sembari menunggu hasil rapat para pimpinan kementerian. (met)

  • SMA Negeri 4 Tumijajar Tidak Masuk Standar Muridnya Hanya 12 Orang?

    SMA Negeri 4 Tumijajar Tidak Masuk Standar Muridnya Hanya 12 Orang?

    Tulangbawang Barat (SL) – Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy akan memulai menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan murid baru mulai tahun ajaran 2017/2018, namun di Tulangbawang Barat (Tubaba) masih ada SMAN yang memiliki murid dibawah standar.

    Siswa Yang Terdaftar di SMAN 4 Tumijajar

    Seperti yang dialami Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 4) Tumijajar, yang berlokasi di Tiyuh Gunung Menanti kecamatan Tumijajar kabupaten Tubaba, hingga saat ini baru memiliki 12 siswa. Padahal sekolah tersebut berdekatan dengan SMPN3 Tumijajar dan MTs MHM.
    “Kami hanya memiliki 12 siswa karena SMAN4 Tumijajar baru berdiri tahun ini,”ujar kepala sekolah SMAN4 Paijo M.Pd. kepada sinarlampung.com. Sabtu (6/10/18).

    Ia mengatakan hal ini diakibatkan belum ada cara mangatasi pelajar untuk berburu masuk ke sekolah-sekolah favorit yang jauh dari tempat dia berdomisili atau keluar dari daerahnya. Menurutnya, sebelumnya penerimaan murid baru di sekolah-sekolah negeri menggunakan nilai tertinggi yang berasal dari nilai evaluasi belajar murni (NEM).

    Akibatnya, banyak muncul sekolah-sekolah favorit yang berdampak negatif pada beberapa hal, seperti para murid berlomba untuk masuk sekolah favorit tersebut, sehingga banyak sekolah yang kurang favorit jadi kekurangan murid.

    “Untuk itu saya sangat mendukung pemerintah merubah sistem penerimaan siswa baru yang menggunakan NEM atau grade menjadi berdasarkan zonasi, sehingga semua sekolah baik negeri maupun swasta wajib untuk menerima murid-murid baru yang masuk dalam radius zonasinya,”ungka Paijo.

    Dirinya juga memastikan, sekolahan yang ia pimpin pola penerimaan siswa baru tidak akan terjadi pungli.
    “Solusinya cukup bagus, tinggal lagi bagaimana penerapannya di lapangan nantinya, dan saya berharap kedepan SMAN4 Tumijajar memiliki siswa baru sesuai standar Guru pendidikan”kata Paijo.

    Mifta salah satu guru yang mengajar di SMA N4 Tumijajar menuturkan, dengan Jumlah murid yang lebih sedikit, dirinya menjadikan hal tersebut suatu dorongan untuk mendidik anak muridnya yang cerdas dan berakhlak.

    “Tentunya ini menjadi semangat dan motifasi kami mas,”ucap Mifta yang di Amini Meylisa dan Jobi Arifin guru SMA N4 Tumijajar.

    Paijo M.Pd. selaku kepala sekolah SMA N4 Tumijajar sangat bangga dengan semangat dan kinerja para guru yang mengajar.

    Saya sangat bangga dengan kinerja para guru-guru yang tidak pernah merasa lelah dan bosan mengajar,”ucap Paijo.

    Ia pun menuturkan untuk menarik minat orang tua agar ingin memasukkan Anaknya ke SMA N4 Tumijajar, maka pihaknya akan berusaha mengukir berbagai prestasi.

    “Kita usahakan kinerja yang baik serta prestasi, dengan memiliki bekal tersebut InsyaAllah para orang tua bisa melirik sekolah kita, dan kesadaran orang tua untuk perduli terhadap pendidikan anaknya meningkat,”pungkasnya (Robert)

  • Ribuan Mahasiswa Unila Unjuk Rasa Tuntut Wakil Rektor III Dicopot

    Ribuan Mahasiswa Unila Unjuk Rasa Tuntut Wakil Rektor III Dicopot

    Bandarlampung (SL) – Ribuan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menggelar aksi di depan kantor Rektorat kampus setempat. Aksi yang dilakukan ribuan mahasiswa tersebut untuk menuntut wakil rektor III untuk turun dari jabatannya.

    Presiden BEM Unila M Fauzul Adzim mengatakan peraturan No 3 tahun 2017 tentang tata cara pemberian penghargaan dan sanksi kepada mahasiswa harus dihentikan karena mencabut hak-hak mahasiswa. “Demi kebaikan mahasiswa Unila, sebagai mahasiswa berdemokrasi ataupun dikekang di kampus hari ini adalah jawaban tentang bagaimana bentuk pengekangan pemimpin terhadap rakyatnya,” kata dia dalam orasinya, pada Selasa (2/10).

    Sementara itu, Gubernur FKIP Unila Fajar dalam orasinya mengatakan, jangan renggut hak-hak mahasiswa. “Karena pemerintahan mahasiswa bukanlah civitas akademika, perintahan mahasiswa untuk Mahasiwa lagi,” terangnya.

    Dan berikut enam tuntutan ribuan mahasiswa Unila:

    1.Menghentikan secara keseluruhan pembungkaman kegiatan mahasiswa dengan mencabut Peraturan Rektor No. 3 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan Dan Sanksi Kepada Mahasiswa Universitas Lampung

    2.Menghentikan Rancangan Peraturan Rektor Tentang Organisasi Kamahasiswsaan yang kami nilai sebagai kooptasi dan pengkebirian pemerintahan mahasiswa, kemudian mengembalikan kondisi seperti semula dengan menghormati Konstitusi KBM Unila

    3.Menghentikan segala bentuk ancaman-ancaman terhadap mahasiswa dalam bentuk Skorsing dan Drop Out (DO) dalam berekspresi, menyampaikan aspirasi, dan mengembangkan diri di organisasi kemahasiswaan.

    4.Menghentikan segala upaya politisasi kampus universitas lampung dari segala bentuk motif politik praktis yang mencoreng marwah akademisi

    5.Mencopot jabatan Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kerjasama dan Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Universitas Lampung yang telah melakukan tindakan diskriminatif kepada mahasiswa dan penyimpangan diluar tugas dan kewenangannya.

    6.Mencopot Jabatan Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung yang telah melakukan tindakan diskriminatif kepada mahasiswa dan melakukan upaya politisasi kampus yang melanggar tugas dan kewenangannya. (rl/net)

  • Bupati Parosil Mabsus Kembali Realisasikan Bantuan Seragam Gratis Guna Tingkatkan Pendidikan

    Bupati Parosil Mabsus Kembali Realisasikan Bantuan Seragam Gratis Guna Tingkatkan Pendidikan

    Lampung Barat (SL) – Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus dan Wakil Bupati Lampung Barat Drs. mad Hasnurin Hari ini  Selasa (2/10/2018) kembali merealisasikan bantuan seragam gratis , hari ini  giliran Kecamatan Sekincau dan Kecamatan Sumber Jaya yang mendapatkan bantuan seragam gratis  tersebut.

    Dalam acara tersebut hadir Ketua DPRD Lambar Edi Novial S. Kom., Asisten dan Staff Ahli Bupati, sejumlah Kepala OPD, Kapolsek Kecamatan Belalau Kompol Suharjono, Camat, Peratin, Kepala Sekolah dari tingkat SD, SMP/MTs dari Kecamatan Sekincau dan Kecamatan Sumber Jaya, beserta Wali Murid.

    Dalam sambutan Bupati Lampung Barat menyampaikan bahwa “Pemerintah daerah sudah memberi sarana penunjang dan pendukung untuk meningkatkan pendidikan di Lampung Barat, guru bertugas mendukung program pemerintah daerah dengan memberikan motivasi kepada siswa-siswi agar mereka bersemangat untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan untuk sekolah, orang tua dan lingkungan sekitarnya.

    Selain itu harapan dari pemerintah daerah tidak ada lagi anak putus sekolah karena sudah ada fasilitas yang diberikan pemerintah”, imbuhnya.

    Terakhir, pihaknya menyampaikan Kabupaten Literasi termasuk program unggulan lima tahun ini. “Parosil berharap jadi sarana advokasi dan edukasi untuk meningkatnya kemampuanmasyarakat terutama generasi muda”, tutupnya. (kf/net)

  • Mahasiswa Desak Warek III Unila Turun Jabatan Namun Ditanggapi Santai

    Mahasiswa Desak Warek III Unila Turun Jabatan Namun Ditanggapi Santai

    Bandarlampung (SL) – Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila) Karomani tanggapi santai soal tuntutan mahasiswa agar dirinya mundur dari jabatannya.

    “Santai-santai saja,” begitu jawaban Karomani saat ditanya tentang tuntutan ribuan mahasiswa di ruang kerjanya, Selasa (2/10).

    Karomani menjelaskan bahwa apa yang dilakukan mahasiswa aksi hari ini, hanyalah kesalahpahaman saja dan bisa dibicarakan dengan baik.

    “Berkaitan tuntutan mereka mungkin ada mispersepsi atau kesalah pahaman antara rektorat, pertama tidak ada istilahnya jam malam dan jika ada kegiatan harus lapor pihak keamanan agar peristiwa lalu masuk nya narkoba terjadi lagi,” katanya.

    Ribuan mahasiswa Unila yang melakukan aksi menuntut Wakil Rektor III Unila mundur, Selasa (2/10). Foto Melida/Radarlampung.co.id

    Sementara, untuk pengekangan dan skorsing di fakultas teknik. “Kegiatan kampus Senin sampai jumat, tapi kalo ada kegiatan silahkan dengan koordinasi pihak keamanan bukan untuk mengekang. Dan untuk skorsing dirasa tidak adil maka kita siap menerima proses banding sebagai mana prinsip dan logika hukumnya,” ujarnya. (rl/net)

  • Sebanyak 56 Anak SMP Nekat Sayat Tangan Sendiri

    Sebanyak 56 Anak SMP Nekat Sayat Tangan Sendiri

    Pekanbaru (SL) – Sebanyak 56 anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pekanbaru, nekat menyayat tangannya sendiri. Dari hasil tes urine yang dilakukan, mereka positif mengonsumsi minuman yang mengandung zat Benzo.

    Hal itu dibenarkan oleh Kepala BNN Kota Pekanbaru, AKBP Sukito. Ia menyebut, terungkapnya peristiwa itu bermula ketika, pihaknya menjadi pembina upacara di sekolah tersebut minggu lalu.

    “Kita lagi ada kegiatan di sekolah, jadi pembina upacara. Tiba-tiba kepala sekolahnya menyampaikan ada semacam kecurigaan terhadap muridnya, kenapa kok muridnya banyak yang menyayat tangannya itu. Itu ada bekas luka garis gitulah pakai kaca,” ungkapnya, Jumat (28/9).

    Awalnya, kepala sekolah mengira kalau muridnya tersebut mengonsumsi narkoba. Menanggapi kekhawatiran itu, BNN kemudian melakukan assessment. “Setelah itu kita turun ke sana, kita lakukan assessment. Setelah diinterogasi mereka enggak narkoba. Setelah telusuri mereka menyebutkan minuman itu (Torpedo),” katanya.

    Dari hasil penelusuran pula, diketahui kalau sebagian besar murid di sekolah tersebut mengonsumsi minuman dengan kemasan warna oranye yang harganya hanya Rp 1.000.

    “Kami tanya, kamu berapa kali, ada yang bilang tiga sampai empat kali. Rasanya segar, cuma kalau enggak minum ada kurang, ketagihan. Pengakuan murid itu,” bebernya.

    Dari pengakuan para murid tersebut, akhirnya BNN melakukan tes urine ke para murid di sekolah itu. “Assessment kita ada 56 orang. Tapi yang minum sebagian besar. Setelah lakukan pengecekan dengan alat, ternyata mereka yang mengonsumsi lebih dari dua ada indikasi positif benzo (zat anastesi atau bius) tidak terasa sakit. Makanya disayat tangannya tidak terasa sakit,” kata dia.

    Sementara, menurut pengakuan para bocah, mereka nekat menyakiti diri sendiri setelah menonton sebuah video di YouTube.

    “Tujuan menyayat karena melihat YouTube. Dicoba mungkin karena konsumsi itu rasa sakitnya kurang,” ujarnya.

    BNN Pekanbaru pun sudah mengecek produk tersebut. Memang dari hasil penglihatan kalau minuman itu tidak diperuntukkan bagi wanita hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. “Tapi kenyataannya kok dijual bebas dekat anak sekolah. Berarti dari pihak ini tidak ada pengawasan dan pendistribusiannya jangan di sekolah kalau memang ada anjurannya,” katanya.

    Maka dari itu, untuk memastikan adanya kandungan zat Benzo pada minuman tersebut, BNN telah mengirim sampel ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru.

    “Secara pasti sedang uji lab di BPOM. Sudah beberapa hari lalu. Kira-kira reaksi seperti itu dan kandungan membahayakan apa tidak. Kalau bahaya itu kewenangan BPOM,” pungkasnya. (jp/net)

  • Chusnunia Chalim Jadi Narasumber Sekolah Legislatif di Unila

    Chusnunia Chalim Jadi Narasumber Sekolah Legislatif di Unila

    Bandar Lampung (SL) – Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dipercaya menjadi Narasumber dalam acara Sekolah Legislatif yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (UNILA) yang diselenggarakan di Gedung D.1.1.250 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Sabtu (22/09/2018).

    Mengawali materinya, Chusnunia menjelaskan terkait perngertian, tugas-tugas dan fungsi dari legislatif. Selain itu Chusnunia juga menjelaskan akan penting nya suara rakyat saat diselenggarakannya Pemilihan Umum (Pemilu) dimana tujuan dilaksanakannya pemilu sendiri bertujuan untuk memilih seseorang yang nantinya akan mengisi jabatan-jabatan politik tertentu mulai dari presiden sampai wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan.

    “Namanya wakil rakyat, yang berkuasa penuh tentu saja rakyat nya, tapi kalau rakyat nya ogah-ogahan serta  menjadi tidak peduli dan tidak mau tau politik maka kuasa penuh tersebut akan hilang. Namun jika ingin kuasa penuh yang dimilikinya tetap bertahan maka jangan anti politik, kita sebagai rakyat harus mengawasi, karena itu kekuasaan penuh ada di tangan rakyat” ujar wanita berparas cantik ini

    Lebih lanjut Chusnunia menambahkan bahwa masyarakat dapat mengganti wakil-wakil rakyat tersebut yakni melalui pemilu yang diadakan setiap lima tahun sekali.

    “Jika ada wakil rakyat yang tidak menjalankan tugas-tugas serta fungsinya dengan baik dan tepat maka rakyat punya kuasa untuk menggantinya karena setiap lima tahun sekali akan diadakan pemilu untuk memilih siapa yang akan mewakili suara-suara rakyat”ungkapnya

    Sebelum mengakhiri penyampaiannya, Mbak Nunik sapaan akrab Chusnunia tersebut berharap, pada pemilu tahun depan tidak ada mahasiswa, anak-anak muda dan masyarakat yang Golput (Golongan Putih/Tidak Menggunakan Hak Pilih).

    “Tahun 2019 nanti akan diadakan pemilu, jadi saya berharap seluruh mahasiswa, anak-anak muda, dan masyarakat tidak ada yang golput, karena satu suara sangat penting sekali, kalau kita salah memiliki pemimpin kita maka kita tidak akan bisa mendapatkan pertanggung jawaban yang baik dari pemimpin kita sehingga saya berharap sekali anak-anak muda tidak ada yang anti politik, jadi 2019 jangan sampai golput” tutupnya

    Selain Chusnunia, Hadir pula pada acara tersebut Dekan Fakultas Kedokteran Unila, Dr. dr. Muhartono, S.Ked, M.Kes, Sp.PA, Wakil Dekan 2, Bidang Umum, Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Kedokteran Unila, dr. Fitria Saftarina, M.Sc, serta Wakil Dekan 3, Bidang Kemahasiswaan dan Alumni periode Fakultas Kedokteran Unila dr. Betta Kurniawan, M.Kes.

  • Aksi Damai Guru Honorer Kabupaten Bekasi

    Aksi Damai Guru Honorer Kabupaten Bekasi

    Bekasi (SL) – Miris kalau dengar cerita tentang guru honorer di Kabupaten Bekasi yang sampai hari ini masih ada yang nerima gaji/ honor 350 rb perbulan itu pun dibayar pertiga bulan sekali menurut pengakuan salah satu guru yang melakukan aksi damai hari ini.

    Dalam aksi ini mereka membawa 4 tuntutan:
    1. SK kan seluruh Honorer Kabupaten Bekasi dengan SK Bupati
    2. Sejahterakan Honorer Kabupaten Bekasi minimal UMK yang di anggarkan di APBD 2019
    3. Berikan jaminan kesehatan untuk Seluruh Honorer Kabupaten Bekasi
    4. Data Base kan seluruh Honorer Kabupaten Bekasi dalam Data Base BKD.

    Para guru honorer ini terus berorasi dengan sesama sepanjang aksi digelar. Adapun orasi para guru yang dapat dikutip.

    Bupati mana bupati.
    Diem diem Bae.
    Janji mu mana saat para guru dikumpulkan 2 tahun yang lalu sambil joged joget. Guru akan sejahtera.
    Tuh mereka nuntut. Temuin lah… Rakyat itu rakyat. Klo ora ada guru Bekasi bocah nya pada bego. Mereka pencetak dewan dan bupati.
    Ingat lah
    Kaya ora sekolah Bae itu

  • Mendikbud Minta Pemda Stop Rekrut Guru Honorer, IGI: Menristekdikti Harusnya Moratorium LPTK

    Mendikbud Minta Pemda Stop Rekrut Guru Honorer, IGI: Menristekdikti Harusnya Moratorium LPTK

    Jakarta (SL) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy meminta Pemerintah Daerah (Pemda) tidak lagi merekrut guru honorer baru. Untuk itu, Muhadjir mengharapkan kerja sama serta niat baik pihak Pemda untuk segera menyelesaikan masalah tenaga honorer di daerahnya, terutama guru.

    Demi langkah ini, kata Muhadjir, pihaknya bahkan sudah menyurati para kepala daerah terkait hal tersebut.“Kalau dari Mendikbud sudah buat surat kepada pemerintah daerah untuk tidak lagi ada rekrutmen guru honorer,” kata dia di Kantor KSP seperti dikutip Merdeka.com, Jakarta, Jumat (21/9/2018).

    Terpisah, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (PP-IGI), Muhammad Ramli Rahim menganggap bahwa langkah itu, harusnya ditindaklanjuti Menristekdikti dengan melakukan Moratorium terhadap Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). “Atau Moratorium Perguruan Tinggi penghasil guru mata pelajaran Normatif yang memang jumlahnya sudah amat sangat luar biasa banyaknya,” imbuhnya kepada Sulselekspres.com, Sabtu (22/9/2018).

    Sebab menurutnya, disisi lain, pemerintah hanya membuang-membuang anggaran untuk membiayai LPTK yang tak lagi dibutuhkan seiring dilaksanakannya kebijakan Mendikbud ini. Pun, lanjut Ramli membiayai LPTK juga sekaligus membuat masa depan calon mahasiswa LPTK sirna jika telah menyelesaikan masa studinya.

    Apalagi jika mahasiswa LPTK diberikan beasiswa bidik misi, tentu hal itu baginya semakin percuma, ditambah langkah dari Mendikbud untuk meminta Pemda menyetop penyerapan tenaga honorer khususnya guru. Sebab kebijakan ini, baginya tentu mempengaruhi penyerapan tenaga kerja bagi lulusan dari Perguruan Tinggi LPTK.

    “Maka akan semakin banyak uang negara yang terbuang percuma. Lebih baik (anggaran) diarahkan untuk mencukupkan guru,” imbuhnya. (net)