Kategori: Pendidikan

  • Kampus ITERA dan UIN Raden Intan Langgar Kaidah Rasio Dosen Terhadap Mahasiswa?

    Kampus ITERA dan UIN Raden Intan Langgar Kaidah Rasio Dosen Terhadap Mahasiswa?

    Bandarlampung (SL)-Dua Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baru di Lampung, Institute Teknologi  Sumatera (ITERA), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Lampung, diduga melanggar rasio dalam penerimaan mahasiswa. Karena dua kampus itu menerima mahasiswa tanpa batas quota, sementara tidak seimbang dengan fasilitas, sarana, dan termasuk rasio dosen.

    Dalam peraturan Menristekdikti,  terkait rasio dosen PTN terhadap mahasiswa adalah 1:20 untuk eksakta dan, 1:30 untuk ilmu sosial. Karena itu penerimaan mahasiswa harus disesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki seperti laboratorium, perpustakaan, dan kapasitas bangunan kampus.

    Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (ABP PTSI) Lampung, Andi Surya, yang juga anggota DPD RI asal Lampung, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari APTISI, APPERTI, dan ABPPTSI, sebagai asosiasi perguruna tinggi swasta. “Saya mendapat laporan dari APTISI, APPERTI dan ABPPTSI yang merupakan asosiasi masyarakat PTS Lampung. Kedua PTN yang baru beroperasi ini patut diduga melanggar kaidah rasio dosen terhadap mahasiswa,” katanya.

    Menurut Andi Surya, ribuan mahasiswa baru diserap perguruan tinggi negeri ini. Pertanyaannya apakah PTN ini bisa mengungkap jumlah dosen berbanding mahasiswanya, baik yang baru maupun angkatan lama?. “Logika saya karena ini PTN dibiayai negara, ada hasrat kuat dari Pimpinan PTN ini untuk memperbanyak jumlah mahasiswa dalam rangka menarik anggaran APBN masuk ke kampus,” katanya.

    Padahal, jelas Andi Surya, keberadaan PTN-PTN seperti ini seharusnya lebih mengarah kepada upaya menciptakan kualitas bukan dengan cara memperbanyak mahasiswa baru seperti perilaku pukat harimau. Sebagai contoh, lanjut Andi Surya, UIN Raden Intan menerima 6.700 mahasiswa baru, dengan rasio 1:30 ilmu sosial.

    “Untuk mahasiwa baru saja UIN Lampung wajib menyediakan dosen 225 dosen baru. Demikian pula untuk ITERA yang informasinya menerima 2.500 mahasiswa baru, dengan rasio 1:20 ilmu eksakta ITERA harus menyiapkan 125 dosen untuk mahasiswa barunya,” ujar Andi Surya.

    Saat ini, Lanjut Andi Surya, mahasiswa angkatan lama UIN sejumlah 21.000 orang. Dengan demikian jika dijumlahkan dengan kebutuhan mahasiswa baru UIN memerlukan 925 dosen. Sementara ITERA dengan jumlah mahasiswa angkatan sebelumnya yang berjumlah 3.500 orang maka bersama mahasiswa baru diperlukan 400 dosen. “Dengan posisi ITERA dan UIN sama-sama perguruan tinggi baru, saya menduga rasio dosen ini belum dapat terpenuhi,” ungkap Andi Surya.

    Jika ini tidak ditertibkan akan berakibat pada kualitas buruk dari produk ITERA dan UIN, yaitu sarjana-sarjana yang diragukan kapasistas dan kompetensinya. Dirinya akan mengusul Kemenristekdikti melalui L2 DIKTI dan Ditjen Dikti untuk mengaudit kedua PTN ini.

    Andi Surya meminta kementerian melakukan audit terhadap dua kampus tersebut. “Jika audit tidak dilakukan akan mengakibatkan terjadinya penurunan dan buruknya kualitas keluaran PTN-PTN. Ini yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian orangtua maupun mahasiswa. Selain itu tentu secara umum akan mengganggu kualitas SDM Lampung. Dan bisa jadi anggaran negara yang masuk ke PTN ini menjadi tidak efektif alias sia-sia,” katanya. (lts/nt/jun)

  • Hilangnya Fungsi Pendidikan Atas Nama HAM?

    Hilangnya Fungsi Pendidikan Atas Nama HAM?

    Jakarta (SL) – Hakim itu mengejutkan semua orang di ruang sidang. Beliau membebaskan terdakwa kemudian meninggalkan tempat duduknya lalu turun untuk mencium tangan terdakwa. Terdakwa yang seorang guru SD itu juga terkejut dengan tindakan hakim.

    Namun sebelum berlarut-larut keterkejutan itu, sang hakim mengatakan, “Inilah balasan yang harus kulakukan sebagai rasa terima kasihku kepadamu, Guru.”

    Rupanya, terdakwa itu adalah gurunya sewaktu SD dan hingga kini ia masih mengajar SD. Ia menjadi terdakwa setelah dilaporkan oleh salah seorang wali murid, gara-gara ia memukul salah seorang siswanya. Ia tak lagi mengenali muridnya itu, namun sang hakim tahu persis bahwa pria tua yang duduk di kursi pesakitan itu adalah gurunya.

    Hakim yang dulu menjadi murid dari guru tsb mengerti benar, pukulan dr guru itu bukanlah kekerasan. Pukulan itu tidak menyebabkan sakit dan tidak melukai. Hanya sebuah pukulan ringan untuk membuat murid-murid mengerti akhlak dan menjadi lebih disiplin. Pukulan seperti itulah yang mengantarnya menjadirang.

    Dulu, saat kita “nakal” atau tidak disiplin, guru biasa menghukum kita. Bahkan mungkin pernah “memukul” kita. Saat kita mengadu kepada orangtua, mereka lalu menasehati agar kita berubah. Hampir tidak ada orangtua yang menyalahkan guru karena mereka percaya, itu adalah bagian dari proses pendidikan yang harus kita jalani. Buahnya, kita menjadi mengerti sopan santun, memahami adab, menjadi lebih disiplin. Kita tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hormat kepada guru dan orangtua.

    Lalu saat kita menjadi orangtua di zaman sekarang, tak sedikit berita orangtua melaporkan guru karena telah mencubit atau menghukum anaknya di sekolah. Hingga menjadi sebuah fenomena, seperti dirilis di Kabar Sumatera, guru-guru terkesan membiarkan siswanya.

    Fungsi mereka tinggal mengajar saja; menyampaikan pelajaran, selesai. Bukan mendidik, fungsi pendidikan sudah hilang krn tdk adanya kerjasama antara guru, orang tua dan masyarakat.

    Jangan salahkan guru jika murid sekarang kurang mengerti ahlak dan hasil pendidikanya tidak seperti yg diharapkan orang tua. Bukannya tidak mau mendidik muridnya lebih baik, mereka takut dilaporkan oleh wali murid seperti yang dialami teman-temannya.

    Sudah beberapa guru di Sumatera Selatan dilaporkan wali murid hingga harus berurusan dengan polisi. Di Bantaeng guru disel, di Jawa Tengah guru sd mencubit siswanya dipidanakan…semuanya atas nama HAM…undang2 perlindungan Anak, api ketika moralitas hancur akhlak generasi bobrok pernahkan HAM dan dedengkotnya membuat aksi nyata menuntut perbaikan moral & akhlak anak bangsa ?

    Semoga tulisan ini, bagi kita para orangtua atau walimurid, bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan guru. Kita bersinergi untuk menyiapkan sebuah generasi masa depan. Bukan hubungan atas dasar transaksi yang rentan lapor-melaporkan. (Komandodp)

  • Wapres Harapkan Perti Dapat Mengembangkan Pendidikan

    Wapres Harapkan Perti Dapat Mengembangkan Pendidikan

    Bandarlampung (SL) — Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengharapkan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dapat mengembangkan pendidikan demi kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara.

    “Hanyalah dengan pendidikan bangsa ini dapat berkemajuan,” kata Wakil Presiden dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Nasional Perti di Bandar Lampung, Sabtu (28/7/2018).

    Ia menyampaikan, bangsa Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam, namun untuk mampu mengelola dengan baik, karena dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Untuk itulah pendidikan sangat penting dalam meraih ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa iptek, kemajuan suatu bangsa sanga sulit untuk diraih.

    Oleh karena itu Wapres mengharapkan Perti turut serta dalam mengevaluasi dan mengembangkan pendidikan dalam rangka meraih ilmu pengetahuan.

    Wapres juga menyampaikan sebagai organisasi massa, maka Perti juga diharapkan turut berpartisipasi dalam mengentaskan umat dari kemiskinan.

    Pada kesempatan itu, Wapres mengatakan, meskipun umat Islam mayoritas 88 persen, namun kontribusi perekonomian umat masih jauh dibandingkan umat lainnya.

    Wapres mengibaratkan bila ada 100 orang kaya tak lebih dari 10 orang Islam, namun bila ada 100 orang miskin 90 orang adalah Islam.

    Hal ini, menurut Wapres, hanya bisa diselesaikan dengan pendidikan dan juga semangat bekerja. Hal inilah yang dibutuhkan umat dalam mengejar ketertinggalan.

    Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Basri Bermanda mengatakan dalam rakernas tersebut dihadiri oleh perwakilan pengurus 29 Provinsi.

    Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua MPR Zulkifli Hasan yang juga menjadi Dewan Pembina Perti.

    Sementara itu, Rakernas Perti kali ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan setelah ormas itu kembali bersatu. Sebelumnya organisasi yang didirikan sebelum 1930 tersebut sempat pecah pada 1970, menjadi Tarbiyah Islamiyah dan Perti. Perti pernah beralih rupa menjadi partai politik pada tahun 1950-an. Kini Pertu kembali lagi menjadi organisasi massa. Pada 2016, perpecahan dapat diatasi dengan muktamar dan munas bersama kedua belah pihak di Jakarta.

    Pada muktamar tersebut, Buya Basri Bermanda dan Buya Tengku M Faisal Amin terpilih menjadi Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Tarbiyah Perti hasil islah antara Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Perti. Sebelumnya Basri Bermanda adalah Ketua Umum di Tarbiyah Islamiyah dan M Faisal Amin Ketua Umum di Perti. (net)

  • Andi Surya : Pembukaan Prodi Kewirausahaan Universitas Mitra Indonesia Mendorong Pengusaha Muda di Lampung

    Andi Surya : Pembukaan Prodi Kewirausahaan Universitas Mitra Indonesia Mendorong Pengusaha Muda di Lampung

    Bandarlampung (SL) – Menelaah komposisi pengusaha di negara-negara dunia, berbeda antara satu dengan lainnya. RRC (China) jumlah pengusahanya 10% dari total penduduk, Singapura mencapai 7% (tertinggi di ASEAN) dan Malaysia mencapai 5%. Negara maju seperti Amerika Serikat mencapai 12%.

    Bagaimana Indonesia? Andi Surya, Ketua Yayasan Universitas Mitra Indoensia menyatakan, menurut data, pengusaha di Indonesia baru mencapai 3,1% dari total penduduk. Komposisi ini sudah melewati angka kritis 2% walaupun masih jauh lebih rendah dibanding negara-negara tetangga kita di Asia. Melihat angka-angka pertumbuhan itu, kita prihatin karena secara prosentase Indonesia masih kekurangan entrepreneur yang handal.

    “Universitas Mitra Indonesia terpanggil untuk membuka Program Studi yang berbasis Entrepreneurship. Keseriusan UMITRA Indonesia membuka program studi kewirausahaan ini untuk mengakselerasi munculnya pengusaha-pengusaha muda yang tangguh mengingat pertumbuhan ekonomi Lampung yang semakin membaik dari tahun ke tahun sehingga memerlukan pelaku-pelaku bisnis baru yang memiliki sandaran akademik yang kuat”, sebutnya.

    “Oleh karenanya Prodi Kewirausahaan di UMITRA Indonesia merupakan pilihan tepat karena satu-satunya di Perguruan Tinggi Swasta di Lampung yang menyelenggarakan Prodi ini, cocok bagi calon mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur sukses. Sangat tepat untuk anak muda yang kreatif, kaya ide, penyuka tantangan dan ingin memiliki komitmen yang kuat membuka usaha,” lanjutnya.

    Pada program studi ini mahasiswa diajar pengetahuan dan keterampilan antara lain; Kepemimpinan pengusaha  (entrepreneurial leadership); kreativitas, komunikasi yang efektif, networking, business calculation and risk management, inovasi bisnis, business plan, lingkungan bisnis nasional global, legal bisnis, ketenagakerjaan, dan lain-lain.

    Selanjutnya Andi Surya juga menjelaskan; “Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) merespon dengan memberikan alokasi dana (modal) dalam bentuk subsidi untuk mahasiswa khususnya yang sedang studi kewirausahaan yang mempunyai usaha atau rencana usaha. Namun mengingat keterbatasan dana, program dari pemerintah ini “dilombakan” melalui proposal yang harus dikirimkan oleh mahasiswa yang berminat”, tutupnya.

  • STMIK dan STIT Pringsewu Lepas Mahasiswa KKN

    STMIK dan STIT Pringsewu Lepas Mahasiswa KKN

    Pringsewu (SL) – Bertempat di Pendopo Kabupaten Pringsewu, STMIK dan STIT mengadakan acara seremonial pelepasan mahasiswa KKN dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Pekon Melalui Implementasi Teknologi Informasi Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Serta Mengembangkan Potensi Pekon”. (Rabu, 25 Juli 2018)

    Dihadiri oleh Ketua Yayasan STMIK, Dosen, Pejabat Pemerintahan Kabupaten Pringsewu, Kepala OPD dan Mahasiswa STMIK dan STIT, acara dilaksanakan dengan khitmah.

    Ketua badan pelaksana KKN STMIK Sudewi mengatakan tujuan KKN untuk memberdayakan masyarakat pekon melalui implementasi teknologi informasi agar kesejahteraan masyarakat pekon meningkat.

    Di Kabupaten Pringsewu akan ada 4 Kecamatan yang dikunjungi mahasiswa KKN, diantaranya Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Pardasuka.

    Jumlah mahasiswa yang mengikuti KKN dari STMIK berjumlah 210 mahasiswa sedangkan mahasiswa KKN dari STIT berjumlah 54 mahasiswa dan seluruhnya berjumlah 264 mahasiswa.

    Didalam sambutan Bupati Pringsewu yang diwakili oleh Assisten I Zuhairi mengatakan Pringsewu dalam usia yang Ke-10 ingin membangun menyesuaikan masyarakatnya dan dimulai dengan masyarakat Pekon/ desa dan berangsur-angsur menyusul di wilayah perkotaan, itu semua sesuai dengan salah satu visi misi Kabupaten Pringsewu.

    “Pekon adalah unit pemerintahan terkecil di Indonesia, sehingga sangat diperlukan pemahaman tentang pemerintahan dari yang paling dasar,” tegasnya.

    Rita Irfiani sebagai ketua STMIK mengatakan “Mahasiswa sebagai mediator, mahasiswa sebagai motivator, dan mahasiswa sebagai inisiator, mahasiswa harus bisa menjadi 3 unsur tersebut untuk melayani masyarakat”.
    (Wagiman)

  • Rektor UNILA Sambut Ketua MPR Di Pembukaan KKN Kebangsaan 2018

    Rektor UNILA Sambut Ketua MPR Di Pembukaan KKN Kebangsaan 2018

    Bandarlampung (SL) – Rektor Universitas Lampung (Unila) Hasriadi Mata Akin menyambut kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan yang akan membuka KKN Kebangsaan Provinsi di Lampung 2018 di Gedung Bagas Raya, Bandarlampung, Senin (23/7/2018) pukul 08:35 WIB.

    Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan diberi peci tapis dan dikalungi kain tapis oleh rektor sebagai ucapan selamat datang di tanah kelahirannya. “Selamat datang pak Ketua MPR,” sambut hangat Rektor Unila.

    Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang juga merupakan putra daerah Lampung dijadwalkan membuka Kuliah Kerja Nyata (KKN) kebangsaan di Balai Pertemuan Umum (BPU) Bagas Raya Jl. Soekarno Hatta Way Halim Bandar Lampung.

    Diketahui bahwa Unila menjadi tuan rumah KKN Kebangsaan 2018 yang melibatkan berbagai perguruan tinggi dari Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Pada kesempatan ini juga dilakukan pelepasan untuk KKN Unila reguler.

    “Ya, ada dari Jawa, Kalimantan dan Papua serta Sumatera baik dari perguruan tinggi negeri atau swasta,” terang Dian Iswandaru salah seorang dosen pembimbing KKN. (net)

  • Bendahara Honorer SDN Diduga Tilep Uang Tabungan Siswa

    Bendahara Honorer SDN Diduga Tilep Uang Tabungan Siswa

    Indramayu (SL) – Diduga tilep uang tabungan siswa bendahara honorer SDN Lobener 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, menghilang. Namun pihak sekolah terkesan tutup mata dan enggan bertanggung jawab terkait persoalan tersebut.

    Ironisnya, yang ditilep adalah uang siswa kelas I, II, III, IV, V dan VI, yang selama dua tahun lebih dikumpulkan pada oknum bendahara honorer Nunung Nurhayati itu sebagai tabungan harian. Jumlahnya pun tidak sedikit, diperkirakan mencapai Rp92,5 juta.

    Para orangtua siswa belum melaporkan kejadian itu ke polisi, karena masih berharap pihak sekolah segera mengembalikan uang tersebut. bahkan orang tua siswa menduga oknum Kepsek juga terlibat menikmati uang siswa tersebut.

    Aam, salah satu orang tua siswa menjelaskan, awalnya seluruh wali murid dari kelas I hingga kelas VI mendapat surat resmi dari sekolah, agar mengikutsertakan anak-anak mereka dalam program menabung di sekolah.

    Para orangtua pun menyambut positif program menabung tersebut apalagi pihak sekolah tidak menentukan nominal yang akan ditabung. Sesuai aturan dalam program itu, uang tabungan bisa dicarikan setahun kemudian.

    “Benar, selama dua tahun kami menabung tidak pernah dikembalikan, padahal sudah ganti kepala sekolah Suprapto, Suma hingga ke Warda yang baru. Katanya tanggungjawab, tapi sampai sekarang tidak dikembalikan, hanya janji-janji saja tidak ada itikad baik untuk mengembalikan saya cape demo terus,” keluhnya, Kamis (19/7).

    Menurutnya, sejak dua tahun silam uang tabungan di pegang oleh bendahara Nunung Nurhayati dan kepala sekolah Suprapto. Meski kepsek telah diganti namun tabungan seluruh siswa (kelas 1 hingga IV) tetap di pegang oleh bendahara tersebut .

    “Sewaktu kepala sekolah pindah uang tabungan saat mau dibagikan tinggal separo, terus sisanya Rp92,5 juta juga tidak dikembalikan. Bahkan Nunung memindahkan uang tabungan secara diam-diam ke rekening pribadinya hingga terungkap,” bebernya.

    Hingga berita ini himpun belum ada tanggapan resmi dari pihak sekolah, meski kontributor warta9.comtelah berusaha meminta tanggapan terkait masalah tersebut, namun kepsek dan bendahara tidak berada ditempat kerja. (net)

  • Satlantas Polres Pesawaran Himbau Pelajar Sekolah Agar Tidak Membawa Kendaraan Pribadi

    Satlantas Polres Pesawaran Himbau Pelajar Sekolah Agar Tidak Membawa Kendaraan Pribadi

    Gedongtataan (SL) – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pesawaran lakukan himbauan larangan bagi pelajar sekolah untuk tidak membawa kendaran pribadi ke sekolah. Himbauan tersebut disampaikan secara langsung oleh Kasat Lantas Polres Pesawaran AKP Ridho Rafika, saat menindak anak sekolah yang tidak melengkapi syarat mengendarai kendaraan.

    “Salah satu syarat mengendarai kendaraan bermotor adalah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), karena itu kita himbau kepada para pelajar yang belum memiliki SIM agar tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah”, himbaunya, Selasa (17/7).

    Disampaikannya lebih lanjut oleh Kasat Lantas pihaknya juga meminta peran serta orang tua dan guru agar bersama sama memperhatikan dan mengawasi anak anaknya agar tidak membawa kendaraan saat ke sekolah. “Kita juga sudah mensosialisasikan tertib berlalulintas ke sekolah sekolah, dengan program Police goes to school, dan kita juga sudah turun langsung ke jalan raya untuk menindak secara tegas anak anak pelajar yang telah membawa kendaraan ke sekolah,” ungkapnya.

    Dirinya juga menjelaskan, kegiatan ini diterapkan guna supaya Pesawaran tertib berlalu lintas, guna menjaga keselamatan seluruh masyarakat. “Dengan mematuhi lalu lintas, dapat menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain yang menggunakan jalan raya. Ayo sejak saat ini Kabupaten Pesawaran tertib berlalu lintas, Stop Pelanggaran, Stop Kecelakaan, maka dari itu kita harus tegas menindak setiap pelanggaran,” jelasnya.

    “Saya juga berharap kepada para orang tua agar berperan serta untuk mengantarkan anak anaknya kesekolah atau bisa juga dengan menggunakan kendaraan angkutan umum,” harapnya. (DESTU)

  • DPRD Apresiasi Program Billing di Kota Bandarlampung

    DPRD Apresiasi Program Billing di Kota Bandarlampung

    Bandarlampung (SL) – Program Bina Lingkungan (Billing) untuk pendidikan gratis yang dicanangkan Walikota Bandarlampung Herman HN, dinilai sejalan saat pelaksanaanya. Pasalnya, Billing 2018 sudah cukup berjalan secara lancar.

    Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bandarlampung Abdul Salim, aturan zonasi yang diterapkan pada tahun ini dirasa cukup efektif dan mengalami kendala sedikit.

    “Tahun ini lebih tertib, kalau tahun-tahun lalu belum ada aturan itu. Jadi, misalnya warga Teluk Betung dulu bisa daftar ke sekolah yang berdomisili di Tanjungkarang, kalau sekarang tidak bisa lagi,” kata Abdul Salim saat ditemui di Kantor KPU Kota Bandarlampung, Minggu (15/7).

    Kalau sekarang, lanjut dia, tidak bisa lagi seperti itu. Warga harus mendaftar sekolah yang berdomisili disekitar.

    “Dengan begini jadi tidak akan ada penumpukan pendaftaran di salah satu sekolah yang dianggap favorit,” katanya.

    Diketahui, beberapa hari lalu program Billing bagi siswa SMPN di Kota Tapis Berseri mengalami keluhan dari sebagian warga lantaran dianggap kurang melakukan sosialisasi terkait masalah zonasi.

    Untuk menampung permasalahan pada program Billing, DPRD Kota Bandarlampung membuka posko bagi warga yang ingin menyampaikan keluhan atas masalah yang ditemui. (net)

  • Disdikbud Pesisir Barat Antar 16 Calon Mahasiswa ADik 3T dan 48 Siswa SMA Kebangsaan

    Disdikbud Pesisir Barat Antar 16 Calon Mahasiswa ADik 3T dan 48 Siswa SMA Kebangsaan

    Pesisir Barat (SL) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Lampung, mengantar 16 calon mahasiswa yang diterima diberbagai perguruan tinggi yang masuk dalam Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Terdepan, Tertinggal, dan Terluar (3T) dan 48 siswa-siswi yang diterima di SMA Kebangsaan Lampung, Kamis (12/7/2018), di Gedung Dharma Wanita.

    Hadir dalam pengantaran tersebut Bupati Pesibar Agus Istiqlal, Sekkab Azhari, Kepala Disdikbud Hapzi SN, Ketua Dewan Pendidikan Pesibar Chairullah AY, dan orang tua calon mahasiswa, serta orang tua siswa-siswi SMA Kebangsaan.

    Dalam penyampaiannya Kepala Disdikbud, Hapzi mengatakan bahwa pelaksanaan program ADik 3T di Pesibar merupakan salah satu keberhasilan Pemkab Pesibar melalui Disdikbud melakukan koordinasi hingga ke pemerintah pusat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

    “Tahun ini program ADik 3T di Pesibar menerima kuota sebanyak 16 calon mahasiswa,” jelasnya.

    Sementara terkait dengan SMA Kebangsaan, menurut Hapzi, tahun ini Pesibar juga diberikan kesempatan terhadap 48 siswa-siswi yang sebelumnya sudah melalui tahapan tes. “Jumlah tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya yakni sebanyak 50 siswa-siswu,” tutupnya.

    Bupati Agus Istiqlal saat mengatakan sambutannya berpesan terhadap para calon mahasiswa dan siswa-siswi SMA Kebangsaan, untuk bisa memanfaatkan kesempatan belajar tersebut dengan maksimal. “Untuk para calon mahasiswa untuk bisa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan maksimal yakni kuliah hingga selesai wisuda, bukan drop out,” tegasnya.

    Sementara terhadap para siswa-siswi SMA Kebangsaan, Agus juga berpesan agar para siswa-siswi tersebut terus giat belajar hingga mampu mengukir prestasi yang membanggakan. “Jaga martabatmu. Jaga nama baik Pesibar, tentunya dengan prilaku yang baik,” tukasnya. (net)