Kategori: Pesawaran

  • Pemutakhiran Data PSU Pilkada Pesawaran Dikebut hingga H-1, KPU: Kami Validasi Langsung ke Desa-desa

    Pemutakhiran Data PSU Pilkada Pesawaran Dikebut hingga H-1, KPU: Kami Validasi Langsung ke Desa-desa

    Bandar Lampung, sinarlampung.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung menegaskan bahwa proses pemutakhiran data pemilih untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Pesawaran akan terus berjalan hingga sehari sebelum pemungutan suara, tepatnya 24 Mei 2025.

    Langkah ini merupakan implementasi atas putusan Mahkamah Konstitusi yang mengharuskan akurasi maksimal dalam daftar pemilih PSU.

    “Kami terus melakukan update data baik DPT, DPTb, maupun DPK dalam proses PSU Pesawaran. Kita tidak memulai dari nol, tetapi menggunakan data yang dipakai pada Pilkada 27 November 2024,” ujar Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Provinsi Lampung, Ervhan Jaya, saat diwawancarai pada Kamis, 17 April 2025.

    Validasi Ketat dan Turun Langsung ke Lapangan

    Tak sekadar memverifikasi, tim KPU secara aktif menyisir data pemilih, termasuk untuk kategori yang telah kehilangan hak pilih. Proses ini dilakukan dengan cermat oleh jajaran KPU Pesawaran hingga ke tingkat desa.

    “Validasi data ini dilakukan secara langsung oleh jajaran KPU Pesawaran yang turun ke desa-desa. Kami akan terus bekerja hingga H-1 sebelum pencoblosan,” jelas Ervhan.

    Dalam proses tersebut, KPU menetapkan standar ketat terkait bukti kematian pemilih. “Untuk data pemilih yang meninggal dunia, KPU Kabupaten Pesawaran minimal harus menerima surat keterangan dari kepala. desa. Kalau hanya surat kematian dari keluarga, tidak kita terima,” tegasnya.

    Selain itu, Ervhan juga menjelaskan bahwa mereka yang kehilangan hak pilih mencakup warga yang bergabung ke TNI/Polri setelah 27 November 2024, serta yang dicabut hak pilihnya secara hukum.

    KPPS Berwenang Mencoret Nama Pemilih pada Hari-H

    Menariknya, pada hari pencoblosan pun, KPPS tetap diberi kewenangan untuk mencoret nama pemilih yang diketahui telah meninggal, asalkan disertai bukti resmi dari pemerintah desa.

    Dasar hukum yang digunakan adalah Surat Dinas KPU RI Nomor 626/PL.02.6-SD/06/2025 tertanggal 21 Maret 2025, yang mengatur siapa saja yang berhak dan tidak berhak menggunakan hak pilih dalam PSU.

    Kategori Pemilih yang Berhak Memilih:

    1. Pemilih dalam DPT Pilkada 27 November 2024.

    2. Pemilih DPT yang tidak memilih pada 27 November 2024.

    3. Pemilih DPTb pada Pilkada 2024

    4. Pemilih DPK yang telah mencoblos saat Pilkada 2024.

    5. Pemilih DPT yang pindah domisili pasca 27 November 2024 dan telah mencoblos.

    6. Pemilih DPT yang pindah memilih (DPTb) di wilayah Kabupaten Pesawaran.

    Sementara Pemilih yang Tidak Berhak:

    1. Pemilih DPT, DPTb, dan DPK yang telah meninggal dunia.

    2. Warga yang menjadi anggota TNI atau Polri setelah 27 November 2024.

    3. Pendatang baru di Pesawaran setelah Pilkada 2024.

    4. Pemilih pemula yang baru memenuhi syarat pasca 27 November 2024.

    5. Pemilih DPT yang pindah memilih ke luar Pesawaran

    6. Pemilih DPT yang pindah domisili pasca 27 November 2024 dan tidak mencoblos:

    7. Pemilih DPTb yang hanya memilih gubernur saat Pilkada 2024.

    Dengan ketatnya prosedur yang diberlakukan, KPU berharap PSU berjalan lancar dan akurat tanpa menimbulkan sengketa baru. “Kami pastikan setiap hak pilih benar-benar sah dan valid,” tutup Ervhan. (***)

  • Zainudin, Warga Tanjung Rejo, Terima Bantuan Program Bedah Rumah

    Zainudin, Warga Tanjung Rejo, Terima Bantuan Program Bedah Rumah

    Pesawaran, sinarlampung.co – Zainudin, warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, menjadi salah satu penerima bantuan program bedah rumah dari pemerintah. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas tempat tinggal masyarakat kurang mampu agar lebih layak dan sehat untuk dihuni.

    Rumah milik Zainudin yang sebelumnya masih berdinding anyaman bambu mulai dibongkar pada Jumat, 18 April 2025. Pembongkaran tersebut menandai dimulainya proses pembangunan ulang rumah agar menjadi hunian yang lebih layak.

    Dalam pelaksanaan program ini, warga setempat turut bergotong-royong membantu proses pembongkaran. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Tanjung Rejo, Yusman, beserta aparatur desa lainnya dan Babinsa wilayah setempat. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap program pemerintah yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

    Program bedah rumah ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak warga yang membutuhkan, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di daerah pedesaan. (Iskandar)

     

  • Wisuda Bersama Tiga Perguruan Tinggi di Pesawaran, 511 Mahasiswa Resmi Diwisuda

    Wisuda Bersama Tiga Perguruan Tinggi di Pesawaran, 511 Mahasiswa Resmi Diwisuda

    Pesawaran, Sinarlampung.co – Sebuah momen bersejarah terjadi pada Kamis, 17 April 2025, ketika tiga perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Bhima Sakti Lampung dan Yayasan Pendidikan Startech menggelar prosesi wisuda bersama di Gedung Graha Adora, Jalan Raden Gunawan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

     

    Tiga institusi yang terlibat dalam wisuda ini adalah Institut Bakti Nusantara (IBN), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu, dan Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Tanggamus. Sebanyak sembilan program studi dari ketiga kampus tersebut turut serta dalam pelaksanaan wisuda tahun akademik 2024/2025, dengan total lulusan mencapai 511 mahasiswa.

     

    Dalam sambutannya, pendiri yayasan sekaligus tokoh pendidikan Lampung, Dr. Fauzi, menyampaikan rasa syukur dan harunya atas pencapaian para wisudawan. “Wisuda ini bukan sekadar penanda akhir pendidikan, melainkan awal dari perjalanan baru di dunia nyata. Ilmu, nilai-nilai moral, serta pengalaman selama di bangku kuliah akan menjadi bekal berharga untuk meraih masa depan,” ungkapnya.

     

    Rincian lulusan meliputi 222 mahasiswa dari IBN, 53 lulusan program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI), 169 mahasiswa dari STIT Pringsewu, serta 76 lulusan dari STEBI Tanggamus.

     

    Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Prof. Dr. H. Alamsyah, M.Ag selaku Wakil Koordinator I Kopertais Wilayah XV Lampung, Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri, dan Hj. Rita Irviani, S.E., M.M. selaku Ketua Yayasan Bhima Sakti Lampung, serta para pimpinan dari ketiga perguruan tinggi.

     

    Dalam pidatonya, Prof. Alamsyah memberikan apresiasi terhadap dedikasi yayasan yang berhasil membangun pendidikan tinggi berbasis kewirausahaan. Ia menekankan pentingnya kehadiran perguruan tinggi swasta dalam memperluas akses pendidikan hingga ke pelosok, sekaligus menjadi solusi atas dominasi perguruan tinggi negeri.

     

    Sebagai bentuk apresiasi, sejumlah mahasiswa berprestasi turut menerima penghargaan atas pencapaian akademik maupun non-akademik mereka.

     

    Prosesi wisuda berlangsung khidmat dan tertib, dan ditutup dengan sesi foto bersama antara para wisudawan, dosen, serta tamu undangan sebagai penanda hari yang tak terlupakan. (Wisnu)

  • Pelepasan Siswa SMA Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2024/2025 Berlangsung Meriah

    Pelepasan Siswa SMA Negeri 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2024/2025 Berlangsung Meriah

    Pesawaran, sinarlampung.co – Acara pelepasan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kedondong berlangsung meriah di lapangan sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh OSIS dan berjalan lancar dari awal hingga akhir.

    Acara tersebut turut dihadiri oleh Camat Kedondong, Irwan Rosa, S.H., Ketua Komite Sekolah Mujiman, serta para wali murid kelas XII.

    Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Sukma menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh dewan guru atas dedikasi dan kerja keras dalam membimbing siswa-siswi selama tiga tahun terakhir. Ia juga mengapresiasi kepercayaan para orang tua yang telah memilih SMA Negeri 1 Kedondong sebagai tempat pendidikan anak-anak mereka.

    “Ini adalah tonggak penting dalam hidup kalian. Tiga tahun belajar di SMA Negeri 1 Kedondong telah memberikan pengalaman, ilmu, dan kenangan yang tak terlupakan,” ujar Sukma di hadapan siswa-siswi kelas XII dan para wali murid.

    Ia juga berpesan agar para lulusan terus belajar, mengejar impian, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan semangat. “Bawalah ilmu dan budi pekerti yang telah diajarkan oleh bapak-ibu guru. Ingatlah, kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian akademis, tapi juga tentang menjadi pribadi yang baik, berintegritas, dan bermanfaat bagi sesama.”

    Lebih lanjut, Sukma berharap para lulusan dapat menjaga nama baik almamater di manapun berada serta menjadi inspirasi bagi adik-adik kelas mereka.

    Camat Kedondong, Irwan Rosa, S.H., yang juga merupakan alumni SMA Negeri 1 Kedondong, turut memberikan nasihat kepada para siswa yang lulus. Ia mengingatkan agar mereka tidak melupakan tempat mereka pernah dididik. “Beberapa waktu lalu, saya bersama para alumni membangun gapura sekolah sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kepada para guru yang telah membimbing kami,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua OSIS Nurdin menjelaskan bahwa kegiatan perpisahan ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara siswa kelas XII dan OSIS. Mereka secara mandiri menggalang dana untuk menyukseskan acara tersebut.

    “Alhamdulillah, berkat dukungan dari teman-teman dan wali murid, dana yang terkumpul mencukupi dan sangat kami hargai. Kami ucapkan terima kasih atas seluruh kontribusi yang telah diberikan,” ujar Nurdin.

    Ia juga menegaskan bahwa penggalangan dana tersebut murni inisiatif siswa dan tidak melibatkan dewan guru maupun pihak komite sekolah. (Mahmuddin)

  • Marak PKBM Fiktif di Pesawaran Kerugian Uang BPO Mencapai Miliaran

    Marak PKBM Fiktif di Pesawaran Kerugian Uang BPO Mencapai Miliaran

    Pesawaran, sinarlampung.co-Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kabupaten Pesawaran diduga hanya dijadikan kedok untuk menguras anggaran negara. Data wartawan mencatat ada 17 PKBM yang tersebar di Kabupaten Pesawaran. Mayoritas PKBM adalah swasta, belum satupun terakreditasi A. Hanya 1 terakreditas B, dan satu C. Penyusuran wartawan, mayoritas PKBM melakukan kegiatan fiktif, termasuk pengisian data dapodik yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Bahkan untuk jauh untuk mencapai standarisasi, sertifikasi ISO 9001:2000, atau sertifikasi ISO 9001:2008.

    Salah satunya PKBM KH Ahmad Dahlan yang berada di Jalan Manunggal, Desa Sukadadi, Kecamatan Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran diduga fiktf. Selain tidak adanya lokasi yang menjadi tempat kegiatan belajar mengajar seperti alamat lengkap pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Lokasi alamat tidak ditemukan lokasi PKBM tersebut.

    PKBM KH AHMAD DAHLAN merupakan salah satu sekolah jenjang PKBM berstatus Swasta yang berada di wilayah Kec. Gedung Tataan, Kab. Pesawaran, Lampung. PKBM KH.AHMAD DAHLAN didirikan pada tanggal 30 Agustus 2016 dengan Nomor SK Pendirian 420/1130.b/III.01/PD/VIII/2016 yang berada dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Operator yang bertanggung jawab adalah Sanggra Irawan, MPd. Diperbaharui tanggal 8 April 2025.

    Anehnya data tersebut menulis tanggal aktif 2016 dengan akreditasi 1 Januari 1970 tanpa No. SK Akreditasi, dan Belum Bersertifikat. Ironisnya warga sekitar lokasi mengaku tidak tahu tentang keberadaan PKBM yang dikelola ASN Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran itu. Bahakn surat iziin penylenggaran yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Pesawaran tahun 2026 berlaku hanya sampai tahun 2018. “Tidak tahu mas. Sekolahan apa itu, warga sini tidak ada yang sekolah disana,” kata Warga tak jauh PKBM itu.

    Namun, berdasarkan data yang ada dalam dapodik PKBM KH Ahmad Dahlan termuat Sanggara Irawan,M,PD sebagai kepala sekolah dan juga menjabat operator serta memiliki yang memiliki tiga rombongan belajar dan 1 tenaga pendidik dengan total 44 peserta didik untuk tahun ajaran 2024/2025 genap, waktu penyelenggaran selama 6 hari. Dalam dapodik PKBM itu juga terdaftar memiliki 5 ruang kelas, 1 ruang pimpinan, 1 ruang guru, 1 ruang ibadah dan 2 ruang toilet.

    Saat dikunjungi di lokasi lamat tersebut tidak ditemukan sarana dan prasarana yang dimuat dalam Dapodik. Wartawan yang mencoba mengkonfirmasi nomor hp yang dicantumkan didapodik melalui via whatsapp dan via phone, namun tidak ada respon.

    PKBM Sahibi

    Sebelumnya PKB) Sabihi, yang berlokasi di Pekon Kertasana, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, juga diduga menyelenggarakan pembelajaran fiktif. Program penyetaraan pendidikan yang diluncurkan pemerintah untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta anggaran besar yang dialokasikan dari APBN untuk BOSP pendidikan kesetaraan, disinyalir dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.

    Data dari Kemendikbud PKBM Sabihi yang pimpin oleh Nopriadi sebagai kepala sekolah sekaligus merangkap sebagai operator. Pada tahun pelajaran 2023/2024 tercatat dalam rekapitulasi jumlah peserta didik sebanyak 229 beserta dengan empat guru.

    Lalu di semester genap tercatat jumlah peserta didik sebanyak 238 dengan jumlah guru sebanyak 4 orang serta memiliki fasilitas ruangan sebanyak 12 diantaranya ruang kelas 3 lokal, ruang perpustakaan 1 lokal, ruang pimpinan 1 lokal, ruang guru 1 lokal, toilet 3, ruang gudang 1, ruang TU 1, serta ruang bangunan 1 lokal, dan memiliki jumlah rombel sebanyak 9 dan tercatat dalam surat keputusan kepala dinas pendidikan Kabupaten Pesawaran nomor : 420/III.01/V.01/2016.

    Lalu, pada tahun anggaran 2023 PKBM Sabihi menerima Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Reguler sebesar Rp166.400.000 dengan rincian paket A sebanyak 2 peserta didik dengan nominal Rp. 2.600.000, paket B sebanyak 6 peserta didik dengan nominal Rp9.000.000, lalu paket C sebanyak 86 peserta didik dengan nominal Rp154.800.000.

    Pada tahun 2024, PKBM Sabihi kembali mendapatkan kucuran Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Reguler sebesar Rp.118.100.000 dengan rincian paket A sebanyak 2 peserta didik dengan nominal Rp.2.600.000, paket B sebanyak 17 peserta didik dengan nominal Rp.25.500.000, lalu paket C sebanyak 69 peserta didik dengan nominal Rp90.000.000.

    Sumber wartawan menyebutkan keadaan PKBM Sabihi yang di indikasikan berbanding terbalik dengan jumlah yang dilaporkan di dapodik. Seperti hal ruang kelas dan fasilitas lainnya tidak sebanyak yang tertera di dalam laporan dapodik, lalu jumlah peserta didik berbeda jauh dari apa yg di cantumkan dalam dapodik.

    “Kalau fasilitas gedung tidak sebanyak itu, apalagi jumlah murid nya, saya tahu karena saya sering lihat pada saat kumpul belajar. Itupun tidak mesti setiap minggu ada siswa yang belajar, kadang hingga berbulan-bulan tidak ada aktifitas,” ujar sumber.

    ]Kepada wartawan Nopriadi selaku kepala sekolah PKBM Sabihi enggan merinci soal nilai anggaran dan mekanisme serta soal sarana prasarana yang tidak sesuai itu. “Salah satu motor penggerak anak-anak putus sekolah di haruskan ikut di pendidikan non formal (PKBM) di kabupaten pesawaran, sosialisasi pentingnya melanjutkan sekolah melalui pendidikan kesetaraan: Paket A (setara SD) Paket B (setara SMP) Paket C (setara SMA) oleh ibu Bupati Pesawaran dan ibu Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran dengan mengundang kepala Desa dan ibu kepala Desa, apartur Desa, guru dan masyarakat bertempat di PKBM Sabihi,” Tulis Nopri yang memberikan hak jawab diduga tidak sesuai dengan sejumlah pertanyaan wartawan melalui pesan whatsapp.

    Ditanya terkait jumlah penerimaan BOP, Nopriadi justru memberi jawaban tentang kegunaan BOP yang berperan dalam menunjang pembelajaran Asesemen nasional berbasis komputer dan Uji Kesetaraan thn 2023 bukan justru menerangkan jumlah dana yang di kelola. “Sekarang ada yang sudah jadi kepala desa, ya tanggapannya nggk usah tayang dlu, tahan karena saya juga masih di Jogja ada kegiatan,” Ungkap Nopri.

    PKBM Pulau Tegal

    PKBM Pesona Pulau Tegal yang menyelenggarakan pendidikan non formal atau kejar paket A,B dan C yang berlamat di Dusun Tanjung Jaya Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran, juga Diduga menggunakan data peserta didik fiktif.

    Berdasarkan pada data yang dimiliki Lembaga Swadaya Masyarakt Perkumpulan Solidaritas Basar Rakyat (PSBR) jumlah peserta didik yang di laporkan kepada Kementerian Pendidikan melalui data Dapodik pada tahun 2022-Sampai dengan 2024 pada semester 2023-2024 Jumlah peserta didik (PD) laki-laki berjumlah 91 dan perempuan berjumlah 64 sehingga total peserta didik di PKBM Pesona Pulau Tegal menjadi 155 orang.

    Sumber di Pulau Tegal mengatakan PKBM jika Pesona Pulau Tegal memiliki peserta didik diatas 100 orang. Tentunya kegiatan belajar mengajar di PKBM tersebut sangat lah ramai. “Tidak banyak kok pak, setahu saya yang paket C atau setara SMA kayanya ada Herni sama Ani (Dua orang). untuk paket B ada Koma, Sela, Rahmat, Ardi, Arif (lima orang) setau saya cuma itu aja yang masih ada disini untuk sekarang,” ujar sumber wartawan.

    Sementara anggaran bantuan operasional penyelenggara (BOP) untuk peserta didik yang mengikuti paket B setara SMP yakni Rp1,5 juta. Sedangkan BOP untuk peserta didik paket C setara SMA yakni Rp1,8 juta dan peserta didik paket A setara SD Rp1,3 juta.

    Dari keterangan Dra Uniroh, ASN, dan juga selaku Ketua Yayasan, yang juga menjabat kepala sekolah SMPN 25 di Desa Sidodadi, mengatakan bahwa dirinya dari tahun 2017 sudah menjadi kepala sekolah di PKBM Pesona Pulau Tegal, dan pada tahun 2022 diganti kepada Siti Mardian.

    Karena sudah diwajibkan mendirikan yayasan, sehingga Uniroh menjadi Ketua yayasan hingga saat ini. “Untuk peserta didik yang menerima BPO itu sekitar 79 orang atau berapa gitulah. Soalnya di BOP itu keluarnya di usia sekolah aja yang umur 21 tahun ke bawah,” kata Umiroh.

    Kepala Sekolah PKBM Siti Mardian, yang juga guru di SMPN 25 Sidodadi mengatakan peserta didik banyak karena terdiri dari Pokjar. ”Lumayan banyak pak yang ada di data. Cuma kita itu banyak Pokjar, jadi bukan hanya di Pulau, kami Pokjar ada 4 yaitu Gebang, Pulau Tegal, Talang Mulya dan Serengsem,“ kata Siti. (Red)

  • Kasus Mafia Tanah di Lumbirejo Pesawaran di Laporkan ke Polda Lampung, Pelaku Melibatkan Kades, Oknum Anggota Dewan dan Ibu Bhayangkari?

    Kasus Mafia Tanah di Lumbirejo Pesawaran di Laporkan ke Polda Lampung, Pelaku Melibatkan Kades, Oknum Anggota Dewan dan Ibu Bhayangkari?

    Pesawaran, sinarlampung.co-Kasus dugaan mafia tanah, yang memuncul sporadik diatas lahan 189 hektar diatas lahan milik warga oleh Kades Lumbirejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, di laporkan ke Polda Lampung. Bahkan mencuat nam-nama penguasaan lahan atas nama oknum anggota DPRD Pesawaran, ibu Bhayangkari Polres Pesawaran.

    Baca: Diduga Mafia Tanah Melibatkan Oknum Polisi Ada Sporadik 198 Hektar Terbit di Lahan Bersertifikat Milik Desa

    Ketua Ormas Garuda Berwarna Nusantara (GBN) Johan Syahril mengatakan kasusnya dilaporkan dalam STTLP No.B/249/2025/ SPKT.POLDA LAMPUNG Kamis tanggal 10 April 2025. “Muncul Sporadik tanah yang dikeluarkan oleh Lurah Lumbirejo, Negeri Katon, Pesawaran tanggal 24 Oktober 2024 atas tanah seluas 189 hektar. Padahal terdapat tanah warga bernama Sumarno Mustopo seluas 90 hektar. Artinya cacat hukum di duga ada Pemalsuan,” kata Johan Syahril, kepada sinarlampung.co.

    Menurut Johan Syahril dirinya melaporkan dugaan Pemalsuan dan Penyerobotan sesuai pasal 263 KUHpidana Junto 385 KUHpidana terkait terbitnya Sporadik oleh Kades Lumbirejo di atas tanah milik  Sumarno Mustopo yang telah memiliki alas hak sejak  puluhan tahun.

    Terkait penerbitan Sporadik tanggal 24 Oktober 2024 oleh Kades Lumbirejo, surat itu tidak mengikat, karena pihak yang menerbitkan diduga melakukan penyelundupan hukum atas terbitnya  surat tersebut pada tahun 2024.

    “Kami minta Kades Lumbirejo agar menarik kembali Sporadik yang pernah dia terbitkan seluas 189 Hektar itu. Ada masyarakat yang telah memiliki alas hak mulai dari AJB sampai sertifikat yang telah menguasai puluhan tahun, namun dengan teledornya Kades Lumbirejo menerbitkan Sporadik tahun 2024,” ujarnya.

    Bukan itu saja, kata Johan, Kades inisila BH atas dasar Sporadik yang baru terbit  sekitar 6 bulan telah melakukan Penyerobotan tanah dengan mendirikan bangunan di atas lahan milik Sumarno Mustopo yang telah memiliki alas hak selama kurang lebih 30 tahun, “Sehingga Sumarno Mustopo mengalami kerugian material senilai Rp 60 miliar rupiah,” katany.

    Ditanam Singkong

    Johan menambahkan dilahan milik Sumarno Mustopo seluas 90 Hektar yang telah memiliki alas hak selama 30 tahun itu kini diterbitkan Sporadik (pendaftaran awal tanah) atas nama Baheromsyah seluas 189 hektar. Pada lahan 80 hektar sudah ditanami singkong.

    Sebagian atau sekitar 40 hektar ditanami singkong oleh seorang oknum anggota DPRD Pesawaran inisial Z. Dan separo lagi dikuasai dan ditanam singkong oleh istri salah satu petinggi Kepolisian di salah satu Polres berinisial SH.

    “Tidak main main lahan sekitar 40 hektar di tanami singkong oleh oknum anggota DPRD Pesawaran inisial “Z” dan oknum ibu Bhayangkari inisial SH yang suaminya berpangkat Kompol dan bertugas di salah satu Polres di Lampung,” katanya.

    Johan menjelaskan oknum polisi berpangkat Kompol inisial DK itu sudah dilaporkan  ke Propam Polda Lampung karena membekingi istrinya yang menguasai lahan Sumarno Mustopo dengan cara menanam singkong, “Dan  saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh Paminal,” ujarnya. (Red)

  • Sudah Jadi Atensi Kapolda Kasus Pembataian Aliyan di Pulau Legundi Belum Juga Ada Tersangka, Ini Kronologisnya

    Sudah Jadi Atensi Kapolda Kasus Pembataian Aliyan di Pulau Legundi Belum Juga Ada Tersangka, Ini Kronologisnya

    Bandar Lampung, sinarlampung.co-Kasus dugaan pembantaian terhadap seorang warga Dusun Si Uncal, Desa Pulau Legundi, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Aliyan (68), menggemparkan warga terutama para Nelayan dan warga Pesisir sejak Sabtu 5 April 2025 lalu, terus menjadi sorotan berbagai kalangan. Ironisnya meski sudah memeriksa hampir 40 orang, Polisi belum juga menetapkan tersangka.

    Padahal, kasus dugaan pembantaian terhadap Mang Iyan –begitu Aliyan biasa disapa warga- telah terjadi sejak 15 Maret 2025 silam. Kasus ini tergolong terang benderang dan masuk kriteria sadis; karena korban dibuang ke laut dan hingga kini belum ditemukan jasadnya.

    “Geger bang, rame, kita juga diminta ikut membantu mencari jasad korban. Tapi sulit, karena saat itu angin laut barat sangat kencang. Aratinya bisa kemungkinan terseret ketengah. Jika dibandul batu besar, pasti bisa diselam. Tapi tidak ada didasar laut sekitar lokasi pembuangan,” kata seorang nelayan kepada sinarlampung.co.

    Sementara di Polda Lampung menyebutkan kasus itu sudah menjadi perhatian dan atensi Kapolda Lampung. “Pak Kapolda Irjen Pol Helmi Santika secara khusus memberi atensi atas kasus di Pulau Legundi tersebut. Besar kemungkinan penanganannya ditarik ke Polres Pesawaran atau bahkan ke Polda,” kata sumber di Polda Lampung.

    Kasus ini telah dilaporkan anak kandung korban, Arina (40), pada 17 Maret 2025 lalu. Kapolsek Padang Cermin, AKP Agus Jatmiko, mengaku pihaknya telah memeriksa puluhan saksi. “Orang Satu kampung sudah kami periksa. Tapi, sampai sekarang korban memang belum ditemukan. Informasinya, jasad korban dibuang ke laut malam kejadian itu juga,” kata Agus Jatmiko, Sabtu 5 April 2025, kepada media.

    Namun Kapolsek Padang Cermin tidak mengungkapkan apa hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya terhadap orang se-kampung Si Uncal, Desa Pulau Legundi, Punduh Pedada, itu.

    Viral Media Sosial Saat Pembuangan Mayat

    Sudah itu juga empat viral setelah video diunggah di TikTok. Mayatnya hingga kini belum juga ditemukan dari perairan Pulau Legundi. Arina (40), sang putri sulung menuntut pengusutan secepatnya dugaan pembunuhan dan pembuangan jenazah orangtuanya itu. Menurut Arina, orangtuanya tewas setelah dikeroyok beberapa orang dari Kampung Si Uncal, Desa Pulau Legundi. Dia juga telah melaporkan dugaan pembunuhan ke Polsek Padang Cermin pada tanggal 17 Maret 2025.

    Cerita Anak Korban

    Arina menceritakan bahwa dirinya adalah anak pertama dari orangtua kandung bernama Aliyan dan ibu bernama Hasanah, sudah berkeluarga, tinggal di Pulau Si Uncal, berjarak sekitar 20 meteran dari rumah almarhum. Orangtuanya itu sudah 30 tahun bekerja sebagai petani dan nelayan. Almarhum seharinya dikenal dengan panggilan Mang Iyan. Sementra Arina memanggilna Mamek yang artinya bapak.

    “Rumah bapak saya itu adu dapur dengan rumah keponakannya bernama Safarudin yang memelihara kambing yang kotornanya menimbulkan bau busuk. Bapak saya menegur, namun Safrudin tidak terima. Selain itu, ada masalah tanah keluarga yang dijual Safarudin. Hal itu juga mungkin menjadi pemicu cekcok antara bapak saya dengan Safarudin,” kata Arina.

    Arina mengenang bahwa sekira Sabtu malam Minggu 15 April 2025, pukul 21.00-22.00 WIB, ayahnya dikeroyok dan dibunuh selepas Salat Tarawih. “Saat peristiwa, saya dan emak menonton televisi di rumah tetangga bernama Soriyah yang juga rumahnya tidak jauh dari rumah Bapak dan Safarudin lebih kurang berjarak 10 meter,” ujarnya.

    “Saat kami asyik nonton, saya mendengar orang ribut, cecok adu mulut di luar, saya keluar rumah ingin tahu. Ternyata bapak saya dan Safarudin lagi cekcok mulut. Saya melihat dengan jelas karena lampu sangat terang, ada juga orang bernama Wawi bersama Safarudin,” ucapnya..

    Tak lama kemudian, cekcok itu berhenti, bapak masuk ke rumahnya dan Safarudin bersama Wawi juga pergi. Sedangkan Arina kembali masuk ke rumah Sorayah melanjutkan nonton tivi.

    Dan sekira 30 menit kemudian atau sekitar pukul 21,30 WIB, saat Arina masih nonton tivi dengan emaknya, di luar terdengar suara perempuan berteriak-teriak minta tolong. Dan Arina bergeas keluar untuk mengetahui apa yang terjadi.

    “Tolong….tolong Safarudin digorok…” teriaknya sambil berlari menggendong anaknya , ternyata istrinya Safarudin, yang lari kedepan ke arah dermaga, yang juga terlihat ikut lari kearah dermaga terlihat si Wawi, Tuni, dan Edi.

    Orang- orang mulai banyak, melihat hal tersebut Arina yang takut memilih pulang kerumahnya lewat pintu belakang dan Arina hanya mengintip dari jendela rumahnya, sambil mendengar dan melihat dari jendela orang- orang berkumpul di depan rumahnya. “Ada Kang Wasih, Oman, Tuni, Verdi, Muchlisin, Bapak Kadus Suhailli dan yang lainnya,” kata Arina.

    Selanjutnya, Arina melihat mereka semua berlari menuju rumah bapak dan rumah Safarudin sambil membawa karung besar dan tali putih. “Saya melihat dengan jelas yang membawa karung besar si Oman dan tali putih dibawa ImiI masuk kerumah bapak,” katanya.

    Sekira lebih kurang lima menit kemudian Arina melihat dengat jelas dalam keadaan terang lampu PLTS dari rumahnya, berjarak lebih kurang 20 meteran mereka semua menuju dermaga jembatan Si Uncal sambil membawa pikulan karung besar yang digotong dengan dua batang bambu.

    Ada empat orang yang saya lihat dengan jelas memikulnya menuju kapal, Si Oman makai baju putih, Si Tuni makai kaos singlet Celana Panajang Coklat, Si Rohili memakai baju merah dan si Heri Bombom memakai kaos abu-abu celana pendek hitam. “Melihat hal tersebut saya tambah ketakutan dan tak tau apa yang terjadi selanjutnya,” ujar Arina serius.

    Lalu, sekira pukul 22.30 wib , emak dari nonton tivi tadi kerumah Arina sambil mengatakan ke Arin “Mana mamek (bapak) kamu?“, “nggak tau mak, orang-orang masih banyak diluar, saya takut. kemudian emak keluar menuju orang- orang yang masih berkumpul di depan rumah pak Kadus Suhaili, kata emak “Mana Aliyan nya …?”.

    Pak Kadus Suhaili menjawab. “Tenang teh, sudah di amankan.,“. “Mendengar itu emak saya diam dan pulang kerumahnya,” ucap Arina.

    Atas kejadian itu hingga pagi Arina mengaku tidak bisa tidur dan pagi nya emaknya datang kerumah Arina, kata emak “Kok Mamek kamu nggak pulang? “ tanya nya ke Aria. Arina menjawab Tidak tah, dan emak kemudian mencari Aliyan lagi.

    Ppada hari Minggu tanggal 16 maret 2025 jam 07.00 wib pagi, Arina di datangi pak Kadus Suhaili, yang meminta dipanggilan ibunya. “Tolong panggil emak kamu..”. kemudian Aria memanggil emaknya. Setelah emak datang di hadapan pak kadus, pak kadus bilang ke emak. “Gini teh Hanah, kejadian tadi malam itu namanya orang banyak,” katanya.

    Emak langsung motong pembicaraan, kata emak “Sekarang Mang liyannya dimana?“. Suhaili menjawab “Sudah ditaroh di tempat yang aman teh. Nanti diambil, tapi kalo sudah nggak ada nyawanya berarti anggap saja sudah nggak jodoh,” kata Suhaili. “Mungkin sudah takdirnya, ikhlasin saja, jangan di perpanjang berabe urusannya,” ujar Kadus Suhaili sambil pergi.

    Lalu masih di Minggu tanggal 16 Maret 2025 jam 09.wib, Arina mendapat kabar telpon dari suaminya, bahwa Safarudin sedang berobat menjahit lukanya di bidan Ika di Cilesung. Dan suami Arina mengabarkan bahwa bapaknya Aliyan telah dibunuh dan dibuang kelaut pada malam kejadian itu juga.

    Mendengar kabar itu, emak tak terima, menjerit sejadi-jadinya. “Dan pada jam 16.00 wib Saya di damping keluarga saya melaporkan kejadian yang menimpa saya dan keluarga ke Polsek padang padang Cermin, diterima seorang polisi yang sedang piket, laporan kami belum di terima, kami di suruh datang besok pagi, mendengar itu dengan perasaan kecewa kami pulang,” ujarnya.

    Lalu pada hari Senin tanggal 17 maret 2025 pada jam 09.00 wib, Arina di dampingi keluarga kembali melaporkan kejadian yang menimpa ke Polsek padang padang Cermin No LP./ B/24/III/2025/SPKT/PoLSEK PADANG CERMIN/POLRES PESAARAN/POLDA LAMPUNG.

    Namun hingga saat ini belum ada pelaku yang di tangkap bahkan usuha pencarian mayat almarhum belum dilakukan, “Kami sangat ketakutan, bahkan ada pengacaman kepada kami. Saya ceritakan peristiwa yang sebenarnya, guna mencari keadilan dan perlindungan hukum bagi kami, terutama segera adanya tindakan pencarian mayat almarhum orang tua kami yang dibuang oleh para pelaku,” katanya. (Red)

  • Sebut Calon Bupati Nanda Wanita Jalxxx dan Gerxx di Media Sosial Akun Facebook Raka Putro Dilaporkan ke Polisi

    Sebut Calon Bupati Nanda Wanita Jalxxx dan Gerxx di Media Sosial Akun Facebook Raka Putro Dilaporkan ke Polisi

    Pesawaran, sinarlampung.co-Perwakilan masyarakat Pesawaran melaporkan akun media sosial Facebook atas nama Raka Putro, beserta orang yang membagikan postingan, yang diduga berisi ujaran kebencian dugaan pencemaran nama baik, terhadap Calon Bupati Pesawaran Nanda-Antonius.

    Postingan akun facebook dengan menyebut “Terserah Mau Golput atau apalah.. yang penting jangan pilih No 2 Calon Bupati rakus dan tamak. Wanita Jalxxx dan Gerxx” itu kemudian dibagikan disejumlah group WhatsApp..

    Perwakilan masyarakat Ahmad Yani mengatakan, tujuan pelaporan tersebut untuk memberikan efek jera terhadap oknum-oknum yang diduga melakukan fitnah, ujaran kebencian dengan kata-kata yang tidak pantas.

    Selain memberikan efek jera, dirinya juga menginginkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Pesawaran bisa berjalan dengan baik, aman damai, tanpa adanya kisruh yang disebabkan oleh oknum-oknum tersebut. “Karena kata-kata itu bisa mengakibatkan konflik di tengah-tengah masyarakat saat ini,” kata dia, Senin 7 April 2025.

    Menurut Ahmad Yani, efek jera harus diberikan supaya tidak ada lagi kejadian serupa. Apa lagi menjelang PSU ini. “Kami berharap kepolisian bisa mengusut tuntas permasalahan tersebut, agar tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ujarnya.

    Ahmad Yani menyatakan laporan tersebut bertujuan untuk membantu kepolisian yang merupakan garda terdepan dalam pengamanan PSU ini. “Kami minta aparat kepolisian bisa mengusut dan menangkap oknum tersebut,” katanya. (Red)

  • Diduga Mafia Tanah Melibatkan Oknum Polisi Ada Sporadik 198 Hektar Terbit di Lahan Bersertifikat Milik Desa

    Diduga Mafia Tanah Melibatkan Oknum Polisi Ada Sporadik 198 Hektar Terbit di Lahan Bersertifikat Milik Desa

    Pesawaran, sinarlampung.co-Penerbitan sporadik seluas 198 hektar di Desa Lumbirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, diduga janggal, dan sarat mafi tanah. Untuk Ormas Garuda Berwarna Nusantara meminta Polda Lampung, dan Satgas Mafia Tanah segera turun, karena terindikasi melibatkan oknum aparat.

    Ketua Umum Ormas Garuda Berwarna Nusantara, Johan Syahril mendesak Kapolda Lampung segera mengusut dugaan pemalsuan dokumen terkait penerbitan sporadik yang ditandatangani Kepala Desa Lumbirejo, Ridho, pada 24 Oktober 2024.

    Dalam rilis resmi kepada media pada 26 Maret 2025, Johan Syahril menegaskan bahwa penerbitan sporadik tersebut cacat hukum karena lahan yang dimaksud telah memiliki alas hak yang sah, mulai dari Sporadik, Akta Jual Beli (AJB), hingga sertifikat.

    “Kami meminta Kapolda Lampung melalui Ditreskrimum untuk mengusut tuntas dugaan pemalsuan dokumen dalam penerbitan sporadik ini. Bagaimana bisa tanah yang telah memiliki alas hak sah sejak tahun 1985 tiba-tiba diterbitkan sporadik baru atas nama pihak lain?,” kata Johan.

    Menurut Johan bahwa di dalam lahan 198 hektar tersebut, terdapat tanah milik Sumarno Mustopo seluas 90 hektar yang telah memiliki AJB sejak 1985 hingga 1995. Sementara sisanya, sekitar 100 hektar, merupakan milik masyarakat dengan dokumen resmi mulai dari AJB hingga sertifikat, serta sebagian lagi dimiliki oleh sebuah perusahaan di Lampung.

    Johan menilai penerbitan sporadik ini berpotensi melanggar Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Dokumen dan menduga ada permainan mafia tanah di baliknya. “Kami mohon Kapolda Lampung bertindak tegas dan Jangan biarkan ada arogansi oknum tertentu yang ingin menguasai tanah masyarakat secara ilegal. Ini jelas merugikan banyak pihak dan harus segera dihentikan,” ujarnya.

    “Kasus ini menjadi perhatian serius, terutama bagi pemilik lahan yang sah. Publik kini menanti langkah tegas aparat kepolisian dalam mengusut dugaan mafia tanah yang semakin meresahkan,” katanya. (Red)

  • Konten Kreator Asli Pesawaran, Parles, Nyatakan Dukungan untuk Cabup Nomor 1 Supriyanto

    Konten Kreator Asli Pesawaran, Parles, Nyatakan Dukungan untuk Cabup Nomor 1 Supriyanto

    Pesawaran, Sinarlampung.co – Parles, seorang konten kreator muda asal Way Rilau, Kubu Batu, Kabupaten Pesawaran, menyatakan dukungannya kepada Calon Bupati Pesawaran nomor urut 1, Supriyanto. Dukungan tersebut disampaikan langsung saat kunjungannya ke kediaman Supriyanto pada Selasa, 8 April 1025

     

    Dalam pertemuan tersebut, Parles didampingi oleh Ketua DPC Partai PPP Kabupaten Tanggamus, A. Parid, SE. Ia menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh suksesi Pemungutan Suara Ulang (PSU) demi kemenangan pasangan Supriyanto dan Suriansyah Rhalieb.

    “Saya sebagai putra daerah Pesawaran, menyatakan dukungan kepada Pak Supriyanto. Melalui profesi saya sebagai konten kreator, saya dan tim akan aktif mensosialisasikan program-program unggulan beliau kepada masyarakat melalui berbagai platform media sosial,” ujar Parles.

     

    Lebih lanjut, Parles menekankan pentingnya masyarakat Pesawaran untuk mendukung putra daerah dalam memimpin kabupaten tersebut agar kemajuan bisa lebih terarah dan sesuai kebutuhan lokal.

    “Kita semua orang Pesawaran. Sudah seharusnya mendukung pemimpin yang benar-benar berasal dari Pesawaran agar bisa membawa perubahan yang nyata untuk daerah kita,” tambahnya.

     

    Sementara itu, Ketua DPC PPP Kabupaten Tanggamus, A. Parid, SE, menyebut momen ini sebagai titik kebangkitan masyarakat Pesawaran pasca PSU. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kembali memperkuat kemenangan di tanggal 24 Mei mendatang.

    “Ini adalah momentum untuk bangkit. Kita harus mempertahankan kemenangan pasangan nomor urut 1, Supriyanto dan Suriansyah Rhalieb, demi kemajuan dan kejayaan Pesawaran,” ucap Parid.

     

    Dalam kesempatan yang sama, Supriyanto menegaskan kembali visinya untuk menghadirkan perubahan positif di Kabupaten Pesawaran. Ia menyoroti pentingnya peningkatan kualitas layanan pemerintahan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, serta kesejahteraan masyarakat.

    “Misi saya adalah membawa perubahan yang lebih baik untuk Bumi Andan Jejama. Kita akan fokus memperbaiki kinerja pemerintahan, pembangunan infrastruktur jalan dan pendidikan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutur Supriyanto.

     

    Pertemuan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi dan halal bihalal antar tokoh masyarakat dan pendukung usai perayaan Idul Fitri. (S’Kheir)