Kategori: Pesisir Barat

  • Dinkes Kabupaten Pesibar Diduga Lakukan Potongan BOK

    Dinkes Kabupaten Pesibar Diduga Lakukan Potongan BOK

    Pesisir Barat (SL) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) diduga melakukan pemotongan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) disetiap UPT puskesmas yang ada di kabupaten setempat tahun anggaran 2017.

    Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun tim PWI Kabupaten Pesibar, bahwa pemotongan BOK tersebut digunakan dengan alasan untuk dana saving di Dinkes, seperti untuk Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Pemotongan dilakukan melalui salah satu Kepala Bidang (Kabid) pada Dinkes Pesibar.

    “Iya informasi dari staf saya sebelumnya memang mengenai pemotongan BOK tersebut terlebih dahulu semua puskesmas dirapatkan oleh Dinkes,” kata sumber yang bisa dipertanggungjawabkan yang enggan disebutkan identitasnya, Kamis (19/4).

    Dijelaskan, dugaan pemotongan dana BOK tersebut sekitar 30 persen dari platform Rp500 juta. Sedangkan dana yang di kelola di puskesmas sekitar Rp300 juta lebih,pemotongan mulai dilakukan sekitar November 2017,” jelasnya.

    Ditempat terpisah, Kepala Dinkes Pesibar Bambang Purwanto SKM, M. Kes, menjelaskan bahwa tidak membenarkan adanya dugaan pemotongan dana BOK disetiap Puskesmas se-Pesisir Barat sebesar 30 persen. Pihaknya siap bertanggungjawab terkait dengan persoalan itu, karena memang tidak benar.

    “Saya siap memberikan keterangan bagi siapapun memberi informasi adanya dugaan pemotongan tersebut. Silahkan yang memberi informasi itu bawa ke kantor Dinas Kesehatan,“ singkatnya. (Gusti)

  • Bupati Pesibar Letakkan Batu Pertama Pembangunan Rumah Nelayan

    Bupati Pesibar Letakkan Batu Pertama Pembangunan Rumah Nelayan

    Bupati Pesisir Barat (Pesibar) Agus Istiqlal meletakkan batu pertama pembangunan 50 unit rumah nelayan, di Pekon (Desa) Kotajawa, Kecamatan Bengkunat, Rabu (18/4).

    Pembangunan perumahan nelayan itu merupakan program bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR).

    Bupati Agus Istiqlal mengatakan, bantuan pembangunan perumahan nelayan itu merupakan salah satu bentuk Program Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

    “Ini bentuk kepedulian pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, khsusunya di Kabupaten Pseisir Barat,” kata bupati.

    Menurut dia, Pemkab Pesibar komitmen mendukung program pembangunan nasional yang bersinergi dengan program pemerintah daerah. Salah satuanya bantuan program pembangunan perumahan nelayan yang dilaksanakan melalui Kemen-PUPR.

    Dia berharap, bantuan pembangunan perumahan itu dapat meningkatkan  kesejahteraan nelayan di Kabupaten Pesibar, khususnya Pekon Kotajawa.

    “Semoga ini dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan memiliki rumah yang layak huni,” harapnya. (eva)

  • Atlet dan Pelatih Kabupaten Pesibar Pertanyakan Bonus Yang Dijanjikan

    Atlet dan Pelatih Kabupaten Pesibar Pertanyakan Bonus Yang Dijanjikan

    Pesisir Barat (SL) – Para atlet dan pelatih di Kabupaten Pesisir Barat (Peibar) yang berprestasi pada Pekon Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung  akhir tahun 2017 lalu, mempertanyakan bonus yang dijanjikan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.

    Mantan Sekretaris Komite Olahraga Nasional  Indonesia (KONI) Kabupaten Pesibar Iwan Kurniawan Zubair mengatakan, hingga saat bonus yang dijanjikan pemkab untuk para atlet dan pelatih peraih medali pada ajang porprov tersebut, belum direalisasikan.

    Dia mengaku, tidak tau apa penyebab bonus para atlet dan pelatih itu belum juga diberikan.

    “Saat itu ketua kontingen Porprov Pesisir Barat adalah kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Azhari. Saya sendiri ketika itu tidak tau, apa yang telah terjadi,” kata Iwan padaharianmomentum.com, Rabu (18/4).

    Harusnya, menurut dia, kepala dinasa pemuda dan olahraga lebih pro aktif untuk menyelesaikan hak para atlet yang telah berprestasi itu. Mengingat persoalan itu sudah menjadi pembicaraan yang kurang enak, terutama dikalangan keluarga para atlet. Bahkan, banyak orang tua para atlet yang kecewa dengan tidak jelasnya janji bonus tersebut.

    “Kalau terus dibiarkan, dampaknya tidak baik. Bisa menimbulkan kecurigaa antara pengurus cabor, para atlet dan KONI,” terangnya.

    Terpisah, Ketua Cabor Taekwondo Pesibar Hendri Afrizal membenarkan belum ada realisasi bonus untuk para atlet tersebut.

    “Beberapa atlet taekwondo kita meriah medali pada porprov tahun lalu. Hingga kinig belum ada informasi mengenai bonus untuk atlet berprestasi itu. Bahkan sebelumnya, saat kepulangan kontingen, juga tidak disambut oleh pemkab,” terangnya.

    Menurut dia, janji bonus untuk para atlet peraih medali itu: Rp10 juta untuk peraih medali emas Rp7 juta untuk medali perak dan Rp5 juta untuk perunggu.

    ”Untuk cabang taekwondo, ada satu atlet yang meriah medali perak dan empat meraih perunggu,” ungkapnya. (eva)

  • Festival Teluk Stabas V Dibuka Dengan Parade Budaya

    Festival Teluk Stabas V Dibuka Dengan Parade Budaya

    Pesisir Barat (SL) – Parade budaya dengan tema Bebay Ngatak Uyun Sasuduk menjadi rangkain acara pembukaan Festival Teluk Stabas (FTS) V yang digelar Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat.

    Parade budaya yang menempuh rute sejumlah jalan protoko di Kota Krui itu dilepas langsung Bupati Agus Istiqlal, Senin (16/4).

    Bebay Ngatak Uyun Sasuduk adalah tradisi adat Lampung di kabupaten setempat. Tradisi tersebut menggambarkan semangat kebersamaan kaum wanita untuk saling berbagai dan membantu pelaksanaan suatu kegiatan tertentu: pesat adat, atau hari-hari besar keagaaman.

    Dalam tradisi Bebay Ngatak Uyun Sasaduk, kaum wanita mengenakan kain sarung dan pakaian kebaya membawa hantaran berupa beras, sayur-mayur dan bahan keperluan memasak lainya, ke tempat pelaksanan suatu acara. Bahan-bahan keperluan memasak tersebut ditaruh dalam bakul atau keranjang anyaman bambu.

    Bupati Agus Istiqlal dalam sambutanya mengatakan, Festival Teluk Stabas merupakan even  promosi wisata yang digelar pemerintah kabupaten setempat, setiap tahun.

    “Melalui festival ini, kita ingin memperkenalkan adat dan budaya masyarakat, sebagai bagian dari potensi wisata di Kabupaten Pesisir Barat,” kata bupati.

    Selain sebagai ajang promosin wisata, tema pawai tersebut sengaja dipilih  sebagai salah satu bentuk upaya dan komitmen Pemkab Pesisir Barat melestarikan adat budaya lokal.

    Kepala Dinas Pariwisata  Kabupaten Pesisir Barat Audi Marpi mengatakan, fesitval parade budaya Bebay Ngantak Sasuduk melibatkan seribu orang wanita.

    “Seribu orang wanita berpakian kebaya kita libatkan dalam parade budaya Bebay Ngantak Uyan Sasuduk Festival Teluk  Stabas  tahun ini,” kata Audi.

    Selain itu, Fetival Teluk Stabas V juga mengagendakan sejumlah kegiatan, diantaranya; lomba Nyulam Kain Tapis, Tari Adat Lampung, Tari Kreasi Lampung, Ngukokh Kelapa.

    Kemudian: Lomba Ngunduh Damar, Lomba Burung Berkicau, Mawalan dan Lomba Nyelimpokh Gelamay. “Seluruh perlombaan akan dipusatkan di kawasan wisata Pantai Labuhanjukung,” terangnya. (eva)

  • Terkait Berita Satker Kesampingkan Media Lokal, Tokoh Masyarakat Angkat Bicara

    Terkait Berita Satker Kesampingkan Media Lokal, Tokoh Masyarakat Angkat Bicara

    Pesisir Barat (SL) – Inisiator pemekaran kabupaten pesisir barat sekaligus tokoh masyarakat setempat Chairulloh AY angkat bicara terkait adanya kabar tentang beberapa satker yang mengesampingkan media lokal didalam momentum akbar HUT pesisir barat.

    HUT kabupaten pesisir barat yang diketahui jatuh pada tanggal 22 April setiap tahunnya, pemkab pesisir barat secara rutin menggelar berbagai event, mulai dari parade budaya yang dimotori oleh Dinas Pariwisata serta beragam perlombaan yang motori oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.

    Diberagam kesempatan Bupati pesisir barat Hi.Agus Istiqlal selalu mengajak peran serta media untuk mengekspose kegiatan pemkab serta pembangunan yang ada di pesisir barat.

    “Media harus tampil bersama pemerintah, tentu secara profesional saling sinergi mengekspose program serta pembangunan agar kabupaten kita lebih dikenal lagi di dunia,” sampai Bupati disetiap kesempatan.
    Namun berbalik yang tersaji diperingatan HUT pesibar ke V,  terutama yang dirasakan PWI perwakilan Pesisir barat.

    “Secara resmi kita tidak ada undangan ataupun Mou dari panitia HUT dan satker terkait, ini merupakan problem kita anggap, satket terkait harus ada kebijakan terhadap peranan wartawan. Saya atasnama PWI pesibar tidak menyalahkan rekan-rekan wartawan jika ekspose terkait kegiatan HUT pesibar sangat minim, itu kelalaian (mereka),” ucap ketua PWI pesibar Agustiawan (15/4/2018).

    Hal senada diungkapkan Chairulloh AY salah seorang tokoh masyarakat pesibar, menurutnya panitia HUT ataupun satker terkait semisal terutama Dispora harus merangkul media.

    “Dispora harus merangkul media, itu tidak bisa ditawar. Momentum HUT pesibar ini bersifat sakral, oleh karenanya segala bentuk kegiatan atau event-event yang membawa nama baik kabupaten pesibar harus diekspose ke dunia luar, tak menutup kemungkinan karena media lah kabupaten kita bisa go-Internasional,” Kata Chairullah melalui sambungan ponselnya (15/4/2018).

    Saat disinggung terkait minimnya anggaran,karena pemkab pesibar sedang membangun komplek perkantoran, Choirul menganggap alasan anggaran tidaklah tepat.

    “Oke-oke saja minimnya anggaran adalah salahsatu kendala, tetapi demi kemajuan daerah kita para satker harus mampu bertindak bijak, ambil kebijakan lah, jadi orang jangan kaku, apalagi ini untuk kemajuan daerah jangan sungkan merangkul media,” tegas Chairul.  (rls)

  • Menpora Kunjungi Pulau Pisang

    Menpora Kunjungi Pulau Pisang

    Pesisir Barat (SL) – Luar biasa, bukan hanya masyarakat Kabupaten Pesisir Barat yang menyambut gembira kedatangan RI 49 yakni Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, bahkan ribuan lumba-lumba seakan mengetahui wilayah terujung di Provinsi Lampung tersebut kedatangan tamu istimewa. Hal tersebut saat rombongan Menteri bersama Bupati Pesisir Barat akan berkunjung ke Pulau Pisang, Sabtu (14/4).

    Dari pantaua, saat perahu yang membawa rombongan ditengah laut ribuan lumba-lumba seakan menari dan beraktraksi melompat dengan lincah membuat seluruh rombongan terpukau melihat keistimewaan laut di Kabupaten Pesisir Barat.

    Rombongan yang tiba sekitar pukul 07.30 WIB di Pulaupisang Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) dan langsung melihat pembuatan kue tradisional Serabi khas pulau pisang.

    Dalam peninjauan pembuatan serabi Imam tampak berdialog dengan sang pembuat kue, mulai dari harga satuan, lama pembuatan, hingga saran untuk diinovasikan dalam beberapa rasa sesuai dengan potensi wilayah tersebut.

    “Mungkin akan lebih bagus jika dibuat dalam beberapa rasa, dengan menyesuaikan dengan potensi yang ada di Pulaupisang,” saran Imam kepada sang pembuat serabi yang diketahui bernama Ujah.

    Sementra itu Ibu Ujah, pembuat kue serabi di Pulaupisang menjawab pertanyaan pak mentri kue serabi bisa di sajikan dengan berbagai inovasi.

    “Pembuatannya hanya lima menit pak, dan harga satuanya cuma seribu rupiah, ini kan serabi kampung khas Pulaupisang jadi memang seperti ini penyajiannya hanya dengan santan atau gula, tetapi kue serabi bisa saja di sajikan dengan inovasi menu lain seperti ditambah dengan ikan bahkan sambal,” jawab Bu Ujah.

    Perjalanan rombongan dilanjutkan dengan meninjau lokasi pembuatan sulaman kain tapis. Dilokasi tersebut Imam membawa oleh berbagai jenis kain tapis dengan kisaran harga jutaan rupiah.

    Selain itu, di Pulaupisang Menpora berkunjung ke pusat pembuatan tapi khas daerah setempat dan mengujungingi Sekolah Dasar negri Pasar pulau pisang yang merupakan SD peninggalan jaman kolonial Belanda.

    Saat berkunjung di SDN pasar pulang pisang Menteri yang menggunakan kendaraan roda dua, seakan tidak ragu mengemudi motor dan membonceng Bupati Pesisir Barat. Beliau meminta kepada siswa mendoakan agar Indonesia sukses menghelat pelaksanaan Asean game 2018 dan atlet Indonesia mampu menorehkan prestasi.

    Selain meminta hal tersebut, Imam juga nampak lebih akrab dengan para pelajar tingkat dasar itu dengan sosoknya yang berupaya melakukan percakapan khas anak-anak. (Eva)

  • Ribuan Warga Meriahkan Parade Budaya Festival Teluk Stabas

    Ribuan Warga Meriahkan Parade Budaya Festival Teluk Stabas

    Pesisir Barat (SL) – Seribuan warga akan mengikuti parade budaya Bebay Ngantak Uyan Sasuduk pada Festival Teluk Stabas V. Para ibu berpakaian kebaya, mengenakan sinjang (sarung) tapis dan selendang penutup kepala akan berjalan beriringan seraya memikul bakul anyaman bambu berisi beras, gula, kue, telur, dan sayur mayor.

    Kemeriahan ini bisa disaksikan dalam rangkaian awal Festival Teluk Stabas V pada 16 April 2018. Even pariwisata yang juga diisi berbagai lomba budaya ini akan berlangsung hingga 23 April 2018.

    “Festival Teluk Stabas merupakan even tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat Audi Marpi, Rabu (14/4).

    Dipaparkannya, sejumlah lomba yang akan memeriahkan gelaran ini di antaranya Lomba Nyulam Tapis, Tari Adat Lampung, Tari Kreasi Lampung, Ngukokh Kelapa, Ngunduh Damar, Burung Berkicau, Mawalan dan Lomba Nyelimpokh Gelamay. Seluruh perlombaan akan dipusatkan di kawasan wisata Pantai Labuhan Jukung, Krui.

    “Kami ingin event ini menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menyaksikan, sekaligus sebagai sarana memelihara tradisi dan budaya masyarakat Pesisir Barat,” kata Audi.

    Untuk itu, ia berharap para seluruh warga, khususnya para penggiat pariwisata untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan kegiatan yang merupakan salah satu dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Pesisir Barat ke-5 ini.

    Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan aya tarik utamanya adalah wisata alam, khususnya bahari.

    “Karena itulah kami menyajikan sebuah festival budaya agar wisatawan tidak hanya mengenal keindahan alam Pesisir Barat saja, tapi juga kearifan lokal yang dimiliki masyarakatnya,” jelasnya.

    Wisatawan mancanegara misalnya, tidak hanya berselancar ombak saja, tetapi bisa menyaksikan keindahan budaya lokal. Sehingga ke depan, potensi wisata budaya juga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

    Apalagi menurutnya, salah satu misi Bupati Pesisir Barat adalah mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah tujuan wisata yang berpijak pada kearifan lokal.

    Festival Teluk Stabas layak dimasukkan dalam agenda kunjungan para wisatawan, sekaligus menikmati berbagai destinasi wisata seperti Pantai Labuhan Jukung, Pantai Tanjung Setia, dan Pulau Pisang. Ayo ke Krui!. (*)

  • Agus Istiqlal “Geram” Tinjau Persiapan Pelaksanaan Krui Pro 2018 Word Surfing League

    Agus Istiqlal “Geram” Tinjau Persiapan Pelaksanaan Krui Pro 2018 Word Surfing League

    Pesisir Barat (SL) – Bupati Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Agus Istiqlal, meninjau langsung persiapan pelaksanaan Krui Pro 2018 Word Surfing League (WSL) Men’s QS1500 Woman QS1000 di Pekon Tanjungsetia Kecamatan Pesisir Selatan dan pameran Krui Fair 2018 di Pantai Labuhanjukung, Kamis (12/4).

    Pihaknya merasa cukup kecewa dengan hasil persiapan terkini, khususnya untuk pelaksanaan Krui Pro 2018 Word Surfing League (WSL) yang jadwalnya akan dibuka, Sabtu (14/4) akhir pekan ini.

    Bagaimana tidak, dilapangan Bupati menemukan persiapan yang terbilang masih minim, dengan beberapa unit tarup sederhana yang sudah didirikan, sementara waktu pelaksanaan Krui Pro 2018 WSL hanya tinggal beberapa hari lagi.

    Tidak hanya itu, Bupati juga menemukan adanya bangunan milik Pemkab Pesibar yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk tempat peristirahatan para pewarta selama menjalankan tugas peliputan kegiatan tersebut. “Seharusnya bangunan ini bisa digunakan untuk tempat istirahat rekan wartawan atau untuk kegunaan lainnya. Kalau seperti ini sudah bangunannya asal jadi, ditambah dengan terbengkalainya bangunan ini,” tegasnya.

    Terhadap perwakilan Asian Surfing Champion (ASC) sebagai pelaksana kegiatan, Bupati meminta agar segera menyelesaikan segala bentuk persiapan yang dibutuhkan. “Jangan hanya sekedarnya saja, semua harus matang,” pintanya.

    Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, daftar peserta yang sudah mendaftarkan diri dalam kegiatan Krui Pro 2018 WSL Men’s QS1500 dan Woman QS1000, sudah mencapai 78 orang peserta laki-laki dan 29 perempuan berasal 17 negara.

    Ungkapan senada juga disampaikan Bupati dilokasi persiapan Krui Fair 2018, bahwa panitia pelaksana agar segera diselesaikan dengan matang. “Kalau dikerjakan dengan maksimal, mudah-mudahan pelaksanaan Krui Fair tahun ini bisa maksimal,” tandasnya. (Eva)

  • PWI Pesisir Barat Yang Baru Harus Berbenah

    PWI Pesisir Barat Yang Baru Harus Berbenah

    Pesisir Barat (SL) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), diminta untuk berbenah dan menjalankan program kerja korp organisasi wartawan tertua dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugas sebagai pewarta.

    Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Provinsi Lampung, Juniardi jelang penutupan Konferensi Kabupaten (Konferkab) PWI Pesibar ke II Tahun 2018, Rabu (11/4/2018), bahwa PWI Pesibar selain dituntut untuk melaksanakan program kerja organisasi, juga diharuskan untuk mampu menjalankannya dengan kekompakan. “Antara ketua, sekretaris, dan bendahara dengan pengurus lainnya merupakan satu kesatuan. Artinya harus kompak dalam menjalankan program kerja yang sudah disusun, jangan sampai jalan sendiri-sendiri,” pinta Juniardi.

    Dilanjutkannya, pihaknya sendiri memaklumi keterbatasan yang ada ditubuh PWI Pesibar, namun kondisi tersebut diharuskan untuk menjadi motivasi agar lebih maju kedepannya. “Meski dengan keterbatasan kita harus mampu lebih maju. Rambu-rambu harus selalu diawasi,” lanjut Juniardi.

    Masih kata Juniardi, pihaknya juga berharap agar kedepan PWI Pesibar bisa merangkul para wartawan yang ada di Pesibar, serta mendorong agar masuk dalam keanggotaan PWI dengan mengikuti program Uji Kompetensi Wartawan (UKW). “Rangkul dan dorong rekan agar kita bisa menjalankan tugas dengan baik sesuai kode etik jurnalistik,”  pungkasnya. (rls)

  • Supriyadi Alfian : Wartawan Pesisir Barat Harus Kompeten

    Supriyadi Alfian : Wartawan Pesisir Barat Harus Kompeten

    Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian (kiri), Wakil Bupati Pesisir Barat Erlina (tengah), Sekeryaria PWI priode 2015-2018 saat pembukaan Konferensi PWI Pesisir Barat.

    Bandarlampung (SL)- Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian MH, mewajibkan wartawan terutama anggota PWI di Lampung untuk meningkatkan kompetensi diri dalam profesi jurnalistik, sebagai syarat menjadi wartawan kopenten.

    “Wartawan wajib mengikuti UKW. Wartawan harus profesional, UKW membedakan mana wartawan yang kopenten dan yang tidak,” kata Supriyadi, saat memberikan sambutan pada Konferensi Kabupaten PWI Pesisir Barat, Rabu (11/4), di aula Lamban Yoso, Krui, Pesisir Barat.

    Hadir Wakil Bupati Pesisir Barat Erlina, para pejabat Pemkab Pesisir Barat, diantaranya Asisten II, Kadis Perhubungan Hendrik, Kabag Humas.

    Supriyadi juga berharap Pemkab Pesisir Barat menjalin komunikasi yang baik dalam upaya wartawan juga ikut membangun Pesisir Barat. “PWI Kabupaten dan Pemda harus menjalin komunikasi, dalam rangka ikut mendukung pembangunan dalam hal control masyarakat,” katanya.

    Di dalam dunia pers, kata Supriyadi jika ada masalah dalam pemberitaan, dikenal dua istilah yakni hak jawab dan hak koreksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers).

    “Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya,” Katanya.

    Hak Koreksi, lanjutnya adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberikan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Hak jawab dan hak koreksi merupakan suatu langkah yang dapat diambil oleh pembaca karya Pers Nasional apabila terjadi kekeliruan pemberitaan, utamanya yang menimbulkan kerugian bagi pihak tertentu. (jun)