Pesawaran (SL)-Pelaksanaan program Bantuan Operasional Siswa (BOS) Afirmasi dan Kinerja kepada 106 sekolah di Kabupaten Pesawaran dengan anggaran lebih dari 7 Milyar rupiah di Tahun Ajaran (TA) 2019 diduga bermasalah. Selain kualitas buruk ada permainan fee dan markup harga, dan bagi bagi pejabat.
Diduga ada permainan oknum di Disdikbud Kabupaten Pesawaran yang mengarahkan para Kepala Sekolah untuk mengkondisikan Kepala Sekolah penerima BOS agar membeli di penyalur yang sudah ditentukan Disdikbud Kabupaten Pesawaran.
Selain kualitas buruk dan indikasi Mark up anggaran yang dilakukan membuat kerugian negara dengan jumlah fantastis karena selisih harga asli barang dan harga jual sangat lah besar. Salah seorang guru Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Gedongtataan mangaku, dirinya meragukan jika tablet yang dipergunakan untuk siswa didik merupakan barang baru.
“Katanya sih baru, tapi waktu saya terima kok sudah ada polanya, dan tab yang 1 lagi masih service karena touch screen tidak berfungsi padahal belum dipakai,” tuturnya, Selasa 4 Agustus 2020.
Terpisah, salah seorang kepala SD di Kecamatan Gedongtataan mengatakan, dirinya diundang berkumpul oleh Koordinator Kecamatan dan suplayer untuk rencana pengadaan tablet maupun laptop berikut proyektor bantuan dari pusat. “Kami tidak tau apa apa pak, kami digiring dari Bank Lampung untuk transfer sejumlah uang guna pembayaran tab maupun laptop itu, katanya kirim langsung ke pusat, ya kami kirim, saya transfer Rp50 juta lebih,” ujarnya.
Ditambahkan, dirinya hanya mendapatkan sisa dana 1 juta dari apa yang dianggarkan. “Kami tidak dapat apa apa, semua ditransfer, kalaupun ada sisa saya sudah lupa berapa, mungkin 1 juta atau berapa saya lupa. Kami juga takut pak, namanya bantuan, jadi sesuai perintah saja disuruh beli dimana suruh ditransfer dimana ya kami ikut saja, katanya sudah izin dinas,” timpalnya.
Penelusuran sinarlampung.co di Kecamatan Way Lima juga serupa, bantuan yang seharusnya dapat dipakai siswa guna meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Pesawaran terhambat karena kualitas barang yang diterima buruk.
“Belum apa apa sudah rusak itu bantuannya, saya juga menyayangkan, itu kan bantuan dari pemerintah pusat tapi kok mudah rusak,” ujar salah seorang guru di Kecamatan Way Lima yang mewanti wanti agar namanya tidak disebutkan.
“Padahal itu belinya mahal, kalau tidak salah Rp1.900.000,- tab itu dijual, tapi kok kualitasnya ringkih, bisa dicek pak harga beli dengan pasaran harga yang ada, jauh selisihnya,” ringkasnya.
Sekretaris Disdikbud Kabupaten Pesawaran, Yahtar saat dikonfirmasi tidak menampik dugaan pengondisian pengadaan bantuan, hanya saja menurutnya harga barang yang dibeli sama seluruh Indonesia. “Itu sih bisa bisa saja, tapi semua harganya berlaku seluruh Indonesia, dari 7 perusahaan semuanya sama,” ungkapnya.
Ada dugaan oknum Disdikbud Kabupaten Pesawaran bermain untuk mengarahkan sekolah penerima bantuan agar membeli paket Afirmasi dan Kinerja sebesar lebih dari 7 milyar ini untuk memperkaya diri sendiri karena Kepala Sekolah langsung diarahkan transfer ke rekening yang sudah ditentukan tanpa melalui aplikasi SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah) yang merupakan E katalog Kemendikbud. (Red)