Kategori: Politik

  • Caleg DPR RI Partai Berkarya Dion Hardi Komitmen Untuk Indonesia Kembali Berjaya

    Caleg DPR RI Partai Berkarya Dion Hardi Komitmen Untuk Indonesia Kembali Berjaya

    Jakarta (SL)- Dion Hardi, calon legislatif (caleg) DPR RI untuk daerah pemilihan (dapil) Lampung II, hanya punya satu alasan untuk bergabung dengan Partai Berkarya, yang didirikan Tommy Soeharto putra bungsu Presiden Soeharto dan didukung Keluarga Besar Pak Harto.

    Lebih dari itu, Partai Berkarya mengemban cita-cita luhur Pak Harto, menjadikan Indonesia mandiri pangan dan energi. “Saya mengagumi almarhum Presiden Soeharto. Partai Berkarya menjadikan Pak Harto sebagai panutan, dan saya mengagumi Pak Harto,” kata Dion Hardi, yang pernah duduk di kursi DPRD Lampung dari partai lain ini.

    Kesejahteraan rakyat saat ini, masih menurut Dion Hardi, mengalami penurunan. Sektor pertanian tidak terbangun, yang menyebabkan Indonesia terus impor pangan. “Kita tidak boleh terus-menerus mengandalkan impor pangan, jika saya dipercaya rakyat Lampung dan terpilih sebagai anggota DPR RI, saya akan berusaha berpartisipasi mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan, adil dan makmur,” ujarnya

    Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto, punya solusi untuk mewujudkan Indonesia mandiri pangan. “Konsep ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal, dan penyediaan pupuk Bregandium dibekali dengan teknologi hypernano itulah yang akan menjadi andalan,” Tutur Dion Hardi

    Uji coba di sejumlah desa memperlihatkan pupuk Bregandium mampu meningkatkan hasil panen sebesar 30 persen. Jika pupuk digunakan merata di seluruh Indonesia, bukan tidak mungkin hasil panen meningkat serempak, dan swasembada beras bukan isapan jempol. Ia juga mengomentari kondisi saat ini yang carut-marut. Pertumbuhan ekonomi tidak signifikan, pertanian terabaikan, dan hukum yang belum adil ke semua lapisan masyarakat.

    Menurutnya, semua itu harus diperbaiki. Dimulai dari perbaikan ekonomi, dengan meningkatkan penghasilan rakyat kecil dan membuka lapangan kerja. Jika keduanya terpenuhi, perbaikan berikut segera menyusul. “Pada akhirnya, Indonesia akan bangkit dan punya martabat di level regional dan internasional,” Tutup Dion Hardi. (rls)

  • Caleg DPR RI Alvin Nugraha Gratiskan Proses Pendirian Badan Hukum Yayasan

    Caleg DPR RI Alvin Nugraha Gratiskan Proses Pendirian Badan Hukum Yayasan

    Langkah ini membuatnya banyak berhubungan dengan pesantren, ulama, serta para habaib di Cianjur, dan banyak berdiskusi dengan mereka. “Sampai saat ini sebelas koperasi sudah saya buatkan surat keputusan badan hukumnya dan tanpa bayaran,” kata Alvin Nugraha, pembina LSM Paguyuban Pamacan ini, saat dihubungi Jumat 4 April 2019.

    Alasannya sederhana, ingin sebisa mungkin membantu masyarakat kecil, pesantren, dan mendekatkan diri ke ulama dan habaib di Cianjur dan Kabupaten Bogor. “Saya banyak berdialog dengan mereka dan masyarakat di desa-desa, setiap dialog itu saya selalu bertanya kepada masyarakat ‘enakan zaman Pak Harto atau saat ini?, mereka rata-rata mengatakan enakan zaman Pak Harto, di era Pak Harto tidak berisik. Keamanan terjaga, cari uang gampang, harga bahan pokok terjangkau.” ungkap Alvin Nugraha menirukan jawaban masyarakat.

    Menurut Alvin, dalam setiap dialog itu pula ia memperkenalkan Partai Berkarya dan visi-nya. Partai Berkarya, peserta pemilihan umum (Pemilu) 2019 nomor urut 7, didirikan Tommy Soeharto – putra bungsu almarhum Presiden Soeharto.

    Pak Tommy, demikian Tommy Soeharto disapa pendukungnya, mengusung cita-cita Pak Harto, yaitu menjadikan Indonesia adil-makmur, mandiri pangan dan energi. “Di setiap kampanye, atau saat pertemuan informal dengan masyarakat, saya selalu katakan Partai Berkarya punya program ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal,” ujar warga Cipanas, Jawa Barat itu.

    Menurut Alvin Konsep ekonomi kerakyatan merupakan konsep perekonomian dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Dan kearifan lokal adalah tradisi bertani dan berusaha yang telah ada di masyarakat, yang harus dikembangkan dengan pendekatan modern.

    Tidak sekadar menggratiskan pembuatan akta, Alvin Nugraha juga terlibat dalam pembangunan ekonomi rakyat dengan menjadi pembina Dewan Koperasi Indonesia cabang Cianjur. Ia aktif membina usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), membantu koperasi petani. “Saya juga mengajak UMKM dan koperasi membuat badan hukum. Pembuatan akta saya gratiskan,” ujarnya lagi.

    Sebagai notaris, Alvin dikenal kerap menangani tanah sengketa. Salah satu lahan sengketa bertahun-tahun tidak bisa disertifikatkan, tapi dia bisa melakukannya. Bahkan, walikota Bogor pernah bersuaha menyertifikatkan, tapi gagal.

    Uluran tangan ke banyak masyarakat membuat Alvin Nugraha dikenal luas. Di setiap kampanye, Alvin Nugraha tak kesulitan menghimpun massa. Bahkan orang-orang yang dibantunya terlibat aktif membantunya.

    “Tugas saya tidak sekadar meloloskan diri saya ke DPR RI, tapi membantu Partai Berkarya memperoleh banyak suara dan lolos parlementary threshold,” Tutup Alvin yang juga keturunan Raden Rengga Adiwikarta, bupati Cianjur ke-10 yang mendapat banyak dukungan warga Cipanas. (Rls/red)

  • Prabowo-Titiek Rujuk, Indonesia Lebih Sejuk?

    Prabowo-Titiek Rujuk, Indonesia Lebih Sejuk?

    Jakarta (SL)-Sudah menjadi rahasia umum bila kalangan ‘emak-emak militan’ atau para ibu rumah tangga pendukung Prabowo-Sandiaga Uno berharap agar capres Prabowo bisa kembali rujuk dengan Titiek Soeharto, mantan istrinya yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya. Tetapi bukan hanya ‘emak-emak’. Ternyata kalangan politisi dan caleg partai-partai koalisi pendukung pasangan 02 pun memiliki kehendak serupa.

    Obrolan dengan beberapa petinggi partai politik dan calon anggota legislative partai-partai koalisi 02, setidaknya kuat mencerminkan harapan tersebut. Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Wahyu Wijaya, melihat besarnya harapan tersebut  bukan tidak mungkin hal itu pun menjadi dambaan bersama para politisi yang berada di koalisi pendukung capres 02.

    “Bahkan bukan tidak mungkin pula itu diam-diam menjadi harapan seluruh warga Republik Indonesia. Dalam hati kecil kita semua ada keinginan agar Pak Prabowo dan Mbak Titiek kembali rujuk, saya sih yakin, Pak Prabowo- Mbak Titiek rujuk, Indonesia makin sejuk,” kata Asep yang juga wakil ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Barat itu.

    Sebagai seseorang yang menurutnya masih sangat memandang luhur nilai-nilai keluarga, Asep sering kali menangkap adanya ‘kemesraan’ bilamana keduanya bertemu di ruang publik. “Saya menangkap kesan kuat manakala keduanya bertemu selalu ada atmosfer rasa cinta, kasih dan rasa sayang yang tersimpan di antara mereka berdua, sangat sejuk dilihat. Bagi saya, di forum publik mana pun mereka dipertemukan, tempat itu ibarat ‘Jabal Rahmah’ bagi Pak Prabowo dan Mbak Titiek,” Ungkap Asep.

    Dihubungi di tempat dan waktu berlainan, caleg DPRD Provinsi Sumsel dari Partai Gerindra, Khalifah Alam, sependapat dengan Asep. Menurut Alam, sebenarnya baik pak Prabowo maupun Mbak Titiek masih tampak sekali saling memiliki keterikatan yang kuat.

    “Anggaplah buktinya, walau pun sudah terpisah untuk jangka waktu yang lama, keduanya masih bertahan dengan kesendirian masing-masing. Apalagi Mbak Titiek pun selalu hadir di acara debat capres yang ditayangkan di televisi dan tak segan-segan turut berorasi dalam acara-acara kampanye pemenangan Prabowo-Sandi,” kata dia.

    Oman Rohman Rakinda, caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Amanat Nasional (PAN) bahkan menilai peristiwa rujuk di antara keduanya akan menjadi peristiwa besar. “Jika memang Pak Prabowo rujuk dengan Mbak Titiek, itu akan menjadi ‘rujuk abad ini’,” kebaikannya tidak hanya buat mereka berdua, melainkan turut menyuburkan kebaikan dan membawa NKRI menjadi adil dan Makmur,”  Kata Oman dengan nada serius.

    Oman menyatakan sepakat menyebut rujuk Pak Prabowo dan Mbak Titiek tersebut dengan ‘rujuk kemenangan’ bila benar terjadi. Sebagaimana Oman, Irvan pun menilai dampak rujuk tersebut akan terasa begitu berarti bagi Indonesia, tak hanya buat Prabowo-Mbak Titiek sekeluarga saja yang turut berbahagia.

    Emak-emak militan atau para ibu rumah tangga pendukung pasangan Capres-cawapres Prabowo-Sandiaga, sangat antusias mendukung rujuknya Prabowo dengan mantan istrinya, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, partai nomor urut 7 dalam pemilu 2019 ini.

    Mereka menganggap jika Prabowo menang Pemilu 2019 dan rujuk dengan Titiek Soeharto akan membawa kesejukan bagi masa depan Indonesia. Namun sebagian pendukung dari kalangan emak-emak juga ada yang meyakini bahwa sebenarnya Prabowo – Titiek tak pernah bercerai. “Banyak ibu-ibu yang yakin bahwa mereka sebenarnya tidak pernah bercerai,” kata Nenden Wardah Rosidah, pembina pengajian Yayasan Islamiyah, di Bandung. (rls)

  • Gesty Prabowati Gaet Milenial Cinta Koperasi ala Pak Harto

    Gesty Prabowati Gaet Milenial Cinta Koperasi ala Pak Harto

    Yogyakarta (SL)-Bagaimana memperkenalkan program ekonomi kerakyatan ala Pak Harto kepada generasi milenial? Tanyakan jawabnya pada Gesty Prabowati, calon legislatif (caleg) Partai Berkarya, partai bernomor 7, dengan Nomor Urut 6 daerah pemilihan (dapil) Yogyakarta.

    Ke mana-mana Gesty selalu bicara gerakan koperasi termasuk kepada generasi zaman now, yaitu mereka yang belum lahir ketika Pak Harto membangun ekonomi kerakyatan melalui koperasi. Ia mendatangi masyarakat di dapilnya, menghadiri undangan kampus, salah satunya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

    Caleg Partai Berkarya yang juga Ketua Badan Komunikasi Wanita Koperasi (BKWK) Dekopinwil DKI Jakarta itu juga tak sungkan mendatangi tempat anak muda biasa ngobrol. Bahkan pernah diundang khusus untuk bicara koperasi di Bento Kopi Nologaten, Yogyakarta. “Koperasi itu berjaya pada masa Pak Harto, beliau berkarya membangun bangsa dan negara, mengutamakan sektor pertanian yang ditopang koperasi,” ujar Gesty, di Jakarta, Kamis 4 April 2019.

    Gesty memiliki jaringan luas. Ia dikenal banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi, karena masih menjabat ketua Bidang Koperasi dan UKM Perhimpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Jakarta Pusat, dan Ketua Bidang Koperasi dan UKM Perhimpunan Pengusaha Muslimah (IPEMI) DKI Jakarta.

    Gesty mengatakan selama berkampanye ia cuma ‘jualan koperasi’ di era Pak Harto, yang juga menjadi idealisasi Partai Berkarya. Ia terkesan dengan kemampuan Pak Harto mampu membuktikan bahwa koperasi menjadi penggerak ekonomi masyarakat di pedesaan. Awalnya Badan Usaha Unit Desa, lalu menjadi Koperasi Unit Desa. Pak Harto pun mendorong koperasi diberi peran dan kewenangan agar menjadi kuat.

    “Cita-cita Pak Harto adalah koperasi mandiri, tanpa harus ditopang pemerintah, titik berat pada pembinaan kemampuan manajerial dan teknis operasional agar koperasi mampu menjemput kesempatan-kesempatan ekonomi yang tercipta,” terangnya

    Di kampus, Gesty menjalin relasi dengan anak muda yang giat mengembangkan koperasi mahasiswa (Kopma). “Di kampus, koperasi bukan hal asing. Mahasiswa berpotensi menjadi ikon rebranding koperasi di tengah upaya menarik generasi muda agar lebih bergairah terlibat dalam lembaga tersebut,” lanjutnya.

    Mendekati milenial, Gesty bersiasat menggabungkan koperasi dengan gerakan OK OCE (One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship), program yang dicetuskan Cawapres Sandiaga Uno saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. “Saya kebetulan salah satu penggerak program ini dan saya juga pelaku OKE OCE yang boleh dibilang sukses setelah dibina melalui pelatihan wirausaha,” Tukas Gesty.

    Di Yogyakarta, kata Gesty, masyarakat di Kampung Wisata Niti Gedongkiwo ingin sekali dibuatkan 17 unit koperasi baru. Kebetulan selama aktif di Dekopin Wilayah DKI Jakarta, ia aktif bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. “Melalui Kemenkop UKM, saya bantu pengusaha kecil memiliki hak cipta dan merek gratis. Saya juga mengumpulkan koperasi untuk membuat badan hukum dengan bantuan Kemenkop UKM sebesar Rp2,5 juta per badan hukum koperasi,” jelasnya.

    Menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukan jika kelak menjadi anggota DPR RI, Gesty mengatakan akan membangun jaringan lebih besar lagi untuk digunakan membantu gerakan koperasi di desa-desa di Yogyakarta. (rls)

  • Emak Emak Dambakan Prabowo-Titiek Rujuk

    Emak Emak Dambakan Prabowo-Titiek Rujuk

    Jakarta (SL)-Kalangan ibu-ibu simpatisan Prabowo-Sandi yang saat ini dikenal sebagai ‘emak-emak militan’, mengaku mendambakan rujuknya kembali calon presiden Prabowo Subianto dengan mantan istrinya,  Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.  Mereka umumnya meyakini, rujuknya pasangan tersebut akan membawa kesejukan bagi masa depan Indonesia.

    Sri Hadijati, misalnya, seorang ibu-ibu anggota pengajian di Jatiasih, Bekasi, yakin bahwa keberadaan Titiek di samping Prabowo akan menyempurnakan kepemimpinan tokoh yang selalu berhasil mengumpulkan ribuan massa di setiap kampanye yang didatanginya itu.

    “Pak Prabowo itu tegas, sementara Ibu Titiek terkenal anggun dan keibuan, keduanya saling melengkapi sebagai pasangan teladan negeri ini,” kata Sri yang berprofesi sebagai guru tersebut.

    Seorang emak-emak lainnya yang berdomisili di Cijantung, Jakarta, Elly Yulianti, menilai Prabowo merefleksikan sosok yang tegas, kuat dan berwibawa. Untuk itu perlu seseorang yang mampu memberikan sentuhan kehalusan. “Nah, itu  bisa dipenuhi sosok Mbak Titiek,” Kata Elly

    Nila Andayani seorang ibu professional yang tinggal di Cibinong, Bogor mengatakan bahwa pasangan Prabowo dan titik merupakan pasangan serasi. “Iya, mereka memang pasangan sangat ideal, keduanya sangat serasi,” kata Nila Andayani.

    Sebagaimana Sri Hadijati, Nila juga melihat kuatnya kepribadian Mbak Titiek untuk kembali mendampingi Prabowo. Menurut Nila, terpilih atau tidaknya Prabowo sama sekali terlepas dari urusan rujuknya kembali pasangan tersebut.

    Meski sebagian besar ‘emak-emak’ itu punya argumen kuat yang melatarbelakangi keinginan mereka untuk rujuknya Prabowo-Titiek, beberapa bahkan tak ambil pusing dengan alasan. “Ah, enak aja melihatnya. Srek, gitu,” kata Ibu Turnuti Diro dari Ciracas, Jakarta Timur. Ibu Turnuti tergabung dalam komunitas pengajian Jasma Padi Semut Ibrahim 3989.

    Namun banyak pula kalangan emak-emak yang meyakini bahwa sebenarnya Prabowo-Titiek tak pernah bercerai. “Banyak ibu-ibu yang yakin bahwa mereka sebenarnya tidak pernah bercerai, Pak Prabowo dipaksa kondisi untuk menjalani apa yang telah beliau jalani,” kata mantan anggota DPRD Jawa Barat yang juga Pembina Pengajian Yayasan Islamiyah, di Bandung tersebut. Menurut Nenden, banyak ibu-ibu mengagumi kesabaran Prabowo menjalani kehidupannya tersebut.

    Sementara Meiroza Rosita, ibu-ibu pengajian di Pakanbaru, Riau, meyakini bahwa di balik seorang pemimpin yang kuat harus ada penopang berupa seorang perempuan yang tak kalah kuat. Pada sisi itulah, ia yakin Mbak Titiek Soeharto yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, partai nomor urut 7, adalah orang yang pas mendampingi Prabowo. “Mbak Titiek itu anggun, namun kuat dan liat. Beliau pas mendampingi 08,” kata Meiroza, menyebut sebutan khas untuk Prabowo. (rls/ms)

  • Sumiharjo Pakpahan Yakinkan Partai Berkarya Punya Solusi Untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

    Sumiharjo Pakpahan Yakinkan Partai Berkarya Punya Solusi Untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

    Jakarta (SL)-Mayjen (Purn) Sumiharjo Pakpahan, calon legislatif (caleg) Partai Berkarya dapil Jawa Tengah X, punya solusi menarik untuk mewujudkan kemandirian pangan, yaitu mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif. ahan tidur berusaha dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai komoditas pertanian. Hasilnya, Indonesia swasembada beras dan mampu menekan impor produk pertanian lainnya.

    “Lahan tidur di Indonesia sangat luas. Jika diubah menjadi lahan produktif, negeri ini bisa kembali berswasembada pangan, Di era Presiden Soeharto, lahan tidur berusaha dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai komoditas pertanian. Hasilnya, Indonesia swasembada beras dan mampu menekan impor produk pertanian lainnya. Ada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Arah pembangunan sangat jelas dan tepat sasaran,” kata pensiunan jenderal ini.

    Menurutnya, pembangunan sektor pertanian untuk swasembada pangan, misalnya, benar-benar terarah dan semua menikmati hasilnya. Pemerintah menyediakan bibit unggul, pupuk, yang membuat petani tergerak untuk berproduksi. Di sisi lain, petani didorong untuk memanfaatkan lahan tidur. “GBHN, menjamin pembangunan berkesinambungan. Di sisi lain, kepemimpinan Pak Harto membuat kabinet sangat solid,” katanya.

    Kini, lanjutnya, Partai Berkarya mengusung cita-cita Pak Harto dan akan berjuang menjadikan Indonesia mandiri pangan. Sumiharjo yakin Partai Berkarya, yang dibentuk dan dipimpin Tommy Soeharto, mampu melakukannya. “Partai Berkarya akan menjadi kekuatan besar yang mampu membawa keseimbangan antara pencapaian keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata Sumiharjo.

    Menurut Sumiharjo, visi Partai Berkarya itulah yang membuatnya memutuskan bergabung. Tidak sekadar bergabung, Sumiharjo turun ke masyarakat dan mengkomunikasikan program-program partai. “Saya sangat ingin terlibat dalam perjuangan mensejahterakan masyarakat dan negara dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, jika terpilih sebagai anggota DPR RI,” Pungkas Sumiharjo. (Red)

  • Mamiek Soeharto Yakin Indonesia Akan Jadi Negara Adil Makmur

    Mamiek Soeharto Yakin Indonesia Akan Jadi Negara Adil Makmur

    Bogor (SL)-Siti Hutami Endang Adiningsih, putri bungsu almarhum Presiden Soeharto, yakin Indonesia akan menjadi negara adil-makmur, gemah ripah loh jinawi, seperti dicita-citakan almarhum ayahandanya.

    Bogor Bermunajat di Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Rabu 3 April 2019.

    “Saya ingin sampaikan salam dari Keluarga Besar Haji Muhammad Soeharto untuk peserta kampanye, mudah-mudahan perjuangan kita menjadikan negara adil-makmur, gemah ripah loh jinawi terwujud,” kata perempuan yang akrab dipanggil Mamiek Soeharto dalam acara Bogor Bermunajat di Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Rabu 3 April 2019.

    Bogor Bermunajat adalah aktivitas kampanye Prabowo-Sandiaga Uno. Kampanye dihadiri 31 ribu relawan dan simpatisan pasangan calon presiden nomor dua. Cawapres Sandiaga Uno, seperti biasa, tampil sebagai idola emak-emak yang memadati halaman parkir Taman Buah Mekarsari sejak pagi hari.

    Menurut Mamiek Soeharto, relawan Prabowo-Sandi datang ke Merkarsari dengan satu niat tulus; mendukung perjuangan partai-partai pendukung paslon nomor dua, yaitu menjadikan Indonesia adil makmur, gemah ripah loh jinawi. “Kami tahu bapak-bapak dan ibu-ibu datang ke sini semata menginginkan perubahan di negeri yang kita cintai, semoga setiap langkah kita, langkag bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian di ridhoi Allah SWT,” Ujar Mamiek Soeharto.

    Partai Berkarya, partai yang didirikan Tommy Soeharto dan didukung seluruh anggota Keluarga Pak Harto, di setiap kampanye menawarkan solusi untuk mencapai Indonesia adil-makmur. Yaitu, melalui pembangunan ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal.

    Ekonomi kerakyatan, menurut Tommy Soeharto dalam berbagai kesempatan, adalah ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kearifan lokal mengacu pada tradisi pertanian di masing-masing wilayah dan dikembangkan dengan bantuan teknologi dan sistem pertanian modern.

    Solusi lain adalah pembangunan pertanian terpadu serta desa mandiri pangan dan energi. Pertanian terpadu diwujudkan Partai Berkarya dengan pembangunan Saung Mandiri di kawasan Sentul, Bogor. Rencananya, Saung Berkarya akan di bangun di banyak wilayah di Indonesia.

    Sandiaga Uno, yang juga berbicara singkat, menyampaikan terima kasih kepada Mamiek Soeharto dan Keluarga Besar Haji Muhammad Soeharto sebagai tuan rumah acara ini. “Tapi saya mohon maaf nggak bisa berorasi, karena saya harus taat aturan,” ujar Bang Sandi, begitu mantan wakil gubernur DKI Jakarta biasa dipanggil.

    Sejumlah tokoh hadir dalam acara ini, di antaranya mantan gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan, artis Hengky Tornando, penyanyi dangdut Camelia Malik, dan sejumlah ulama, serta dipandu Andre Taulany dan Hesti Purwadinata. (rls)

  • Ribuan Warga Ramaikan Puncak Bulan Pak Harto di Yogyakarta

    Ribuan Warga Ramaikan Puncak Bulan Pak Harto di Yogyakarta

    Yogyakarta (SL)-Ribuan masyarakat Yogyakarta mengikuti kegiatan puncak peringatan Bulan Pak Harto, yang diisi dengan sejumlah acara mulai dari lomba lari Patriot Run, jalan sehat hingga senam massal dua jari bertempat di halaman Museum Memorial HM Soeharto, Kemusuk Argomulyo Sedayu Bantul, Minggu (31/03/2019) pagi.

    Antusiasme masyarakat dari berbagai daerah tampak terlihat dengan berjubelnya peserta lomba  yang digelar rutin saban tahun oleh tujuh Yayasan Pak Harto. Para peserta yang berasal dari berbagai kalangan latar belakang maupun usia tumpah ruah di dusun kelahiran Pak Harto ini.

    Kehadiran Putri Presiden kedua RI HM Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau akrab disapa Titiek Soeharto, yang membuka acara menambah kemeriahan suasana. Masyarakat yang didominasi para emak-emak tak ingin ketinggalan untuk berfoto bersama Putri Cendana yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, sekaligus Tim Badan Pemenangan Prabowo-Sandi itu.

    Setelah menghadiri acara Debat Presiden Sabtu malam di Jakarta, Titiek Soeharto sendiri langsung terbang ke Yogyakarta untuk ikut terlibat dan meramaikan acara ini. Padahal sebelumnya, pada Sabtu siang, Titiek Soeharto masih berada di Yogyakarta untuk menghadiri acara Yayasan Damandiri di Desa Trirenggo, Bantul, Yogyakarta.

    Tak hanya sekadar hadir untuk membuka acara dan menyapa para peserta, Titiek Soeharto bahkan ikut serta dalam acara senam sehat. Mbak Titiek tampak antusias mengikuti setiap gerakan instruktur senam, bersama ribuan warga Yogyakarta di bawah terik sengatan sinar matahari.

    Ditemui sesuai acara Titiek Soeharto mengaku senang melihat antusiasme masyarakat yang begitu luar biasa dalam kegiatan ini. Selain berolahraga, dan menguatkan tali silaturahmi antar sesama, ia menilai melalui kegiatan ini diharapkan warga juga bisa mengingat jasa-jasa tokoh bangsa Pak Harto yang telah banyak berjasa bagi bangsa dan negara.

    “Kegiatan ini kan dalam rangka Peringatan Bulan Pak Harto. Setiap tahun tepatnya pada bulan Maret kita selalu gelar kegiatan semacam ini. Sebagai peringatan untuk mengingat jasa pak Harto yang memang perlu kita peringati. Saya senang tahun ini antusiasme masyarakat luar biasa,” katanya. (rls)

  • Tim IT Prabowo-Sandi Temukan Pemilih Yang Belum Punya E-KTP Tapi Ada Dalam DPT

    Tim IT Prabowo-Sandi Temukan Pemilih Yang Belum Punya E-KTP Tapi Ada Dalam DPT

    Jakarta (SL)-Tim IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menemukan ada nama pada Daftar Pemilih Tetap ( DPT) yang tidak terekam dalam KTP elektronik. Hal ini dirasa aneh. Sebab, berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, seluruh warga yang masuk DPT semestinya sudah memiliki e-KTP atau minimal sudah merekam identitas e-KTP.

    Temuan ini berawal ketika Tim IT BPN menginvestigasi DPT di Desa Genteng, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Tim menemukan di satu TPS, terdapat 228 orang yang punya tanggal lahir sama. Dari 228 orang di TPS itu, BPN mengambil 3 orang sebagai sampel.

    “Lalu kami cek data (3 orang) ini dengan data Dukcapil. Ternyata terungkap, orang-orang ini tidak memiliki KTP elektronik. Ini tentu keanehan. Bagaimana orang tidak punya KTP elektronik atau minimal rekamannya, tapi sudah masuk DPT,” ujar Tim IT BPN Agus Maksum dalam konferensi persnya di Ayana Hotel, Jakarta, Senin (1/4/2019).

    “Berdasarkan UU 7/2017 Pasal 348, ini tidak berhak masuk di dalam DPT. Tidak boleh orang yang tidak punya rekaman KTP el masuk ke dalam DPT. Seharusnya kan kalau tidak punya KTP el, bisa rekamannya saja, kemudian diberikan Suket (surat keterangan perekaman), baru bisa (masuk DPR),” lanjut dia.

    BPN kemudian menurunkan tim untuk mengecek langsung keberadaan beberapa nama yang terdeteksi tersebut. Rupanya, berdasarkan keterangan dari lingkungan tersebut, orang yang dicari sedang bekerja di luar negeri alias menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Agus berkeyakinan, apabila jumlah sampel ditambah, maka hasilnya tetap sama. Tidak memiliki KTP elektronik.

    Selain di Bangkalan, temuan serupa juga terjadi di beberapa kabupaten lain di Jawa Timur. Salah satunya Tulungagung Jawa Timur. BPN mendesak KPU segera menghapus nama-nama di dalam DPT Pemilu 2019 yang tidak memiliki KTP elektronik. “Ini supaya DPT ini menjadi kredibel bagi semua ya. Persoalan DPT ini masalah bersama. Bukan hanya BPN. Tapi ini demi kepentingan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia pemilik hak pilih yang menginginkan Pemilu yang jujur, adil dan berintegritas,” ujar Agus. (kom/red)

  • Prof. Zainal Arifin Hasibuan Partai Berkarya Akan Perjuangkan UU Teknologi Informasi dan Komputer

    Prof. Zainal Arifin Hasibuan Partai Berkarya Akan Perjuangkan UU Teknologi Informasi dan Komputer

    Jakarta (SL)-Prof Zainal Arifin Hasibuan, calon legislatif (caleg) Partai Berkarya daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara II, mengatakan Undang Undang Pendidikan Nasional harus disempurnakan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Karena Teknologi Informasi dan Komputer, telah menjadi bagian semua lapisan masyarakat segala usia.

    “Pemerintah juga harus membuat UU Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) jika tidak ingin Indonesia menjadi negara tertinggal,” ujar Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) dalam wawancara Senin 1 April 2019.

    Menurut Prof Zainal Arifin, bocah belum sekolah pun telah mampu bermain game di gadget, membuka berbagai aplikasi dan menikmati kontennya. Namun, pemanfaatkan teknologi informasi dan komputer belum seimbang dengan investasi dan biaya yang dikeluarkan setiap individu. “Itulah yang mendorong saya mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, Semoga saya bisa duduk di DPR RI periode mendatang dan mewujudkan gagasan saya,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) itu,

    Prof Zainal Arifin, menyatakan penggunaan teknologi informasi dan komputer serta penyempurnaan UU Pendidikan Nasional harus diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setiap individu harus diajarkan berapa keuntungan materi yang diperoleh dari setiap pengeluaran Rp 100 ribu untuk membeli pulsa dan paket internet. “Jangan jadi budak teknologi, tapi jadilah pengguna teknologi yang bijak,” ujar pria yang dipinang Partai Berkarya menjadi caleg itu.

    Ia juga mengatakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp seharusnya tidak dimanfaatkan hanya untuk membaca berita gosip dan hoax, tapi untuk aktivitas ekonomi. Itu bisa dilakukan siapa saja, dari skala kecil sampai yang besar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM), misalnya, bisa menggunakan teknologi untuk pengembangan usaha. Sayangnya, kemampuan pelaku UKM masih terkendala kecukupan modal dan belum memahami kaidah bisnis. (rls)