Kategori: Tanggamus

  • Terkendala Biaya, Siti Aisyah Harapkan Bantuan Pemerintah Tanggamus

    Terkendala Biaya, Siti Aisyah Harapkan Bantuan Pemerintah Tanggamus

    Tanggamus (SL)-Siti Aisah (23) warga dusun Sukarame, Pekon Tengor, kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus hanya bisa terbaring di tempat tidur sejak melahirkan anak pertamanya dua tahun silam.

    Siti Aisyah saat melahirkan dirumahnya di Bidan Desa dan Dukun beranak setelah merasakan sakit di pinggangnya.

    “Anak saya sakit sudah 2 tahun setelah melahirkan dan sudah kami bawa ke rumah sakit Mitra Husada, menurut keterangan dokter anak saya mengalami syaraf kejepit,” kata Sodikorang tua Siti, Rabu 10 Februari 2021 saat ditemui di rumahnya.

    Siti dianjurkan untuk melakukan operasi. Namun, Lagi-lagi karena keterbatasan dan biaya yang besar Sodik tidak dapat melanjutkan pengobatan putrinya serta tidak memiliki BPJS.

    “Karena harus operasi kami tidak mampu karena tidak punya BPJS maka selama ini kami berobat secara alternatif,” tambah Sodik.

    Di tempat tidur Siti berharap kesembuhan atas penyakit yang di deritanya, karena anaknya yang kini sudah berusia 2 tahun belum pernah merasa belaian kasih sayang dari seorang ibu.

    “Sakit pak di pinggang ini, saya pengen sembuh karena selama ini belum pernah meluk anak saya pak,” kata Siti lirih.

    Mirisnya, Suami Siti setelah mengetahui bahwa dirinya mengalami sakit, lalu pergi tanpa pamit, sehingga anak Siti dibesarkan oleh kedua orang tua Siti

    Keluarga besar Sodik dan Siti sangat berharap adanya perhatian pemerintah kabupaten Tanggamus dan para dermawan, untuk membantu pengobatan dan kesembuhan Siti. (Wisnu)

  • Pengalokasian Dana Desa Tugu Rejo Diduga Tumpang Tindih

    Pengalokasian Dana Desa Tugu Rejo Diduga Tumpang Tindih

    Tanggamus (SL)-Pengalokasian Dana Desa di Pekon Tugu Rejo, kecamatan Semaka, kabupaten Tanggamus diduga banyak sekali penyimpangan. Terlebih dana nonfisik yang berupa insetif yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.

    Pasalnya Pekon Tugu Rejo, kecamatan Semaka, kabupaten Tanggamus ada kejanggalan insentif yang di terima RT/RW.

    Dikatakan oleh ketua RT 1 Tarso selama 2 tahun menjadi RT dia hanya menerima Rp 2.400.000/tahun. “Saya dipanggil ke balai terus cuma di kasih uang Rp 2.400.000 kata kaur yang Rp 1.000.000 sumbangan dari mereka, saya tidak tau pasti intensif saya dalam satu bulan,” kata ketua RT 1

    Hal serupa  dialami oleh ketua RT 2, menurut keterangan istrinya selama ini hanya terima Rp 2.000.000 Rupiah dari pekon. Dapat dilihat dalam sistem informasi desa item Penyediaan Insentif/Operasional RT/RW Rp 25,000,000. Di tahun 2020. Dan Rp 13.500.000 di tahun 2019.

    Keterangan Tarso mendapat sanggahan dari 3 aparat pekon sekaligus Maryono Kaur Kesra, Teguh Kaur Umum dan Miskun Kaur Pelayanan dikantor pekon Tugurejo Selasa 9 Februari 2021.

    “Untuk insentif RT itu Rp 400.000/bulan dan Rp 600.000/bulan itu sudah berjalan dari tahun 2019 hingga kini tidak ada perubahan,” terang Maryono.

    Saat hendak konfirmasi PJ Supoyo dan Sekdes Tugu Rejo Teguh mengungkapkan, masih berada di kecamatan. ” Pak PJ sama sekdes mereka lagi di kecamatan,” kata Teguh.

    Saat hendak menanyakan keberadaan Pj Kakon dan Sekdesnya di Kantor kecamatan, wartawan sinarlampung.co dan rekannya terkesan diusir oleh Wiwin Camat setempat terkesan.

    ” Maaf di sini tidak ada orang pekon kalau mau urusan pekon silahkan di pekon saja,” kata camat.

    Sampai berita ini diterbitkan PJ dan Sekdes Tugu Rejo belum dapat di konfirmasi. Menurut pantauan di lapangan banyak sekali tumpang tindih pengunaan dan pengelolaan dana serta pemanfaatan sarana prasarana yang ada di pekon Tugu Rejo.

    Pasalnya bangunan gedung posyandu di gunakan untuk kantor pekon dengan dalih di pinjam.” Dari awal di bangun gedung ini digunakan untuk kantor kami, tapi ini adalah gedung posyandu, sifat nya ini pijam,” terang Maryono.

    ” Sedangkan gedung paud jadi satu di balai pekon karena masih dalam percobaan,” tambahnya.(Wisnu)

  • Halimah Mengajar Melawan Ombak Lepas Guru Paud Mawar Pulau Tabuan Penerima Cindar Bumi PWI Award HPN 2021

    Halimah Mengajar Melawan Ombak Lepas Guru Paud Mawar Pulau Tabuan Penerima Cindar Bumi PWI Award HPN 2021

    Bandar Lampung (SL)-Perjalanan satu sampai tiga jam tiap hari Senin dan Jum’at, menjadi rutinitas Halimah (34),  guru honor Paud, asal Dusun Suka Maju,  Pekon Putih Doh, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus, menuju Pulau Tabuan. Wanita kelahiran 5 Juni 1987, itu peraih penghargaan Inspiratif Cindar Bumi Pejuang Pendidikan, PWI Provinsi Lampung tahun 201.

    Halimah harus berjuang melawan ombak lautan lepas wilayah Tanggamus menuju Pekon Suka Banjar, Pulau Tabuan. Setiap Senin pagi, mengendarai tumpangan perahu jukung Nelayan, demi mengajar di Paud Mawar. Kegigihan demi generasi bangsa itu dilakoni sejak tahun 2012.

    “Sempat mengajar beberapa Paud desa tetangga, Pekon Banjar Manis, Pekondoh, Lalu kemudian di Pulau. Awalnya ditawari Dinas siapa yang bersedia, karena tidak ada yang mau saya menyodorkan diri. Ya motivasinya ingin berbagi dengan mereka yang berada terpencil, termasuk terisolasi mereka disana, jauh dari tehnologi,” kata Halimah.

    Menurut Halimah, untuk menuju Pulau hanya bisa dilalui dengan perahu jukung, dengan jarak tempat 1-3 jam. “Satu jam jika ombak tenang. Ya harus terombang ambing tiga jam lebih jika ombak sedang besar. Berangkat dan pulang bersama warga, kadang saya bawa anak saya,” kata Wanita dua orang anak ini.

    Halimah mengaku mengajar sejak hari Senin, dan kembali kerumha Jum’at sore. Sudah 10 tahun sudah Halimah mengabdikan di sekolah Paud itu. “Saya bangga dengan profesinya sebagai guru, meski hanya mengajar di Paud di daerah terpencil pulau. Alasan mengajar di daerah terpencil, hanya ingin membagikan ilmunya kepada banyak orang,” ujar Halimah yang sempat kaget dapat penghargaan bergengsi dari PWI Provinsi Lampung.

    Haliman juga mengaku mau mengajar di pulau Tabuan karena disana sangat membutuhkan tenaga pendidik yang bisa cerita juga dunia luar. “Secara Pulau Tabuan menjadi daerah yang terisolir. Dan menjadi tantangan jiwa, dengan memberikan pengetahuan. Daripada ilmu tertinggal dirumah lebih baik dibagi dan semoga bisa jadi amal jariyah,” kata Halimah.

    Soal honornya, Halimah menyatakan menerima gaji honor insentif dari Kabupaten Rp200 ribu perbulan, dengan tambahan, insentif desa Rp300, dan ada tambahan transportasi dari dana BOP Kesosialan dari Pengelola PUAD. “Dibayarnya pertiga bulan,” ujarnya polos.

    Soal status PNS, Halimah menyatakan siapa yang tidak mau jadi PNS, tapi itu hanya keinginan. “Mau jugalah bangm jadi status PNS. Tapi saya tidak berani mendaftar CPNS. Saya tahu diri aja, dan tak mau mimpi tinggi tinggi. Kita di kampung  ga punya dekengan, mana mungkinlah bang jadi CPNS. Jadi mu daftar minder duluan. Kalo sudah rejeki ya nanti juga datang,” katanya. (Red)

  • Dinkes Tanggamus Minta Warga Tak Minum Langsung Air Sumur Tiban

    Dinkes Tanggamus Minta Warga Tak Minum Langsung Air Sumur Tiban

    Tanggamus (SL)-Dinas Kesehatan Tanggamus meminta masyarakat tidak meminum langsung air dari sumur tiban yang ada di Pekon Sudimoro bangun Kecamatan Semaka, Tanggamus. (08/02/21).

     Hal itu dikatakan Wahyu Widayati, Kabid Kesehatan Masyarakat, hal itu sebagai antisipasi jika air tersebut berbahaya. Air bisa dikonsumsi setelah keluarnya hasil uji laboratorium di Labolatorium Kesehatan Daerah.

    “Hasil uji lab keluar sekitar tujuh hari setelah sampel dikirimkan. Jadi paling tidak pekan depan hasil itu bisa diketahui,” ujar Wahyu, mewakili Kadiskes Tanggamus Taufik Hidayat, Senin 08 Februari 2021.

    Menurutnya, jika ingin memanfaatkan air dari sumur tersebut sementara ini untuk dibasuh saja. Jangan dulu dikonsumsi terlebih jika minum langsung. Sebab dikhawatirkan ada zat-zat berbahaya.

    “Kalau secara fisik, airnya jernih, tidak berbau, tidak berasa. Jadi di labolatorium akan diteliti secara biologis dan kimiawi,” terang Wahyu.

    Ia mengaku, secara lokasi titik sumur, tempatnya jauh dari tempat yang tercemar. Itu hasil pengamatan sekeliling rumah Sunadi dan lingkungan sekitar tidak ada tempat pembuangan limbah.

    “Di sekitar sumur tidak ada tempat pencemaran, kebetulan Pekon Sudimoro juga sudah berstatus Desa ODF. Kami juga mengambil sampelnya memakai prosedur, supaya sampel tidak tercemar,” terang Wahyu.

    Ia mengaku, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan camat, kepolisian, Babinsa, puskesmas setempat agar masyarakat yang mengantre meminta air supaya patuhi protokol kesehatan.

    “Kami juga sudah perintahkan Puskesmas Sudimoro untuk menerima laporan jika ada keluhan yang diadukan masyarakat setelah gunakan air tersebut. Masyarakat juga laporkan keluhan jika ada,” ujar Wahyu.

    Ia mengaku, pihaknya mengimbau semua itu demi memberi perlindungan kepada masyarakat. Kebetulan di sana juga sama-sama semuanya ingin yang baik, ada manfaatnya dan aman.

    Terkait khasiat air tersebut, Wahyu mengaku, Diskes Tanggamus hanya membuktikan kualitas air saja. Di luar itu adalah sugesti dan perlu penelitian ilmiah lebih lanjut.

    “Kalau dari kami, jika nantinya hasil lab kualitas airnya aman dan baik, maka itu bisa dijadikan sumber air bersih. Kebetulan di sana air sumur warganya agak keruh. Lebih dari itu, hanya sugesti,” terang Wahyu. (Hardi)

  • Warga Serbu Rumah Sunardi Untuk Mandi Di Sumur Tiban

    Warga Serbu Rumah Sunardi Untuk Mandi Di Sumur Tiban

    Tanggamus (SL)– Kemunculan sumur Tiban di dusun III/RT 9, Pekon Sudimoro Bangun, kecamatan Semaka, kabupaten Tanggamus bukan hanya mengejutkan warga sekitar namun juga membuat Sunardi, si penemu kebingungan. Pasalnya, banyak orang yang mendatangi rumahnya dan minta air untuk obat.

    Adanya sumur Tiban di ketahui kamis pagi 28 Januari 2021 yang lalu, saat dilihat pagi hari itu ternyata terdapat kubangan air yang jernih di depan rumah Sunardi. Karena takut sumur tersebut sempat di tutup tapi mata air itu tetap keluar. Cerita tersebut menjadi viral dan sejak saat itu kubangan tersebut di juluki sumur Tiban/Petir, di percayai oleh banyak pengunjung air sumur Tiban/Petir berkhasiat untuk obat.

    “Sudah banyak warga berdatangan untuk melihat dan mengambil airnya, tidak sedikit yang mempercayai bahwa air sumur ini berkhasiat untuk obat, kebenarannya saya tidak tau,” kata Sunardi di rumahnya, Minggu 07 Februari 2021.

    Pantauan sinarlampung.co saat ini warga sekitar memanfaatkan fenomena alam tersebut dengan menarik uang masuk, menyediakan tepat parkir dan banyak warga yang berjualan di sekitar lokasi.
    ” Alhamdulilah mas karena sumur ini kami bisa dapat pemasukan tambahan,” kata Rubi penjual somai warga setempat

    Tidak hanya warga kecamatan Semaka yang penasaran akan adanya fenomena alam ini ada yang datang dari Wonosobo, BNS, Pematang Sawa, bahkan ada warga dari luar kabupaten.

    “Saya penasaran dan akan minta air yang katanya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, saya datang dari Rowo jitu, menggala,” terang Parjo salah seorang pengunjung.

    “Air dari subuh sampai malam tidak berkurang padahal kalau di kumpulkan lebih dari 3 drum,” kata kemuhi petugas penuang air.

    Tidak ada pungutan/ biaya hanya mengisi infak dan parkir. Adapun dana yang di dapat di bagikan buat santunan anak yatim, di salurkan ke masjid, dan lainnya. (Wisnu)

  • Irsy Jaya Bantu Pengobatan Riski Andika Pratama

    Irsy Jaya Bantu Pengobatan Riski Andika Pratama

    Tanggamus (SL)-Riski Andika Pratama. Bocah malang berusia yang masih 9 tahun, putra dari pasangan Kasim dan Ida Fitriani, warga Pekon Gunung Sari, kecamatan Ulu Belu, kabupaten Tanggamus ini kehilangan masa belajarnya dan masa anak-anaknya karena kebutaan yang dialaminya.

    Menurut cerita orang tuanya, penyakit ini berawal setelah Riski mengkonsumsi air dugan di campur susu dan gula merah. Setelah minum itu, badannya panas hingga 38,5 derajat dan kulit berbintik merah. Selang lima hari kemudian, kulit Riski melepuh seperti terbakar.

    Orangtua lalu membawa Riski berobat ke Puskesmas Talang Padang. Atas saran tenaga medis disarankan dirujuk ke RSUD Ganjaran Kabupaten Pringsewu, dan kemidan dibawa lagi ke RSUD Abdul Moeloek.

    RSUD Abdul Moeloek pun angkat tangan, dan menyarankan Riski dirawat ke RS Mata Cisendo Bandung. Namun karena keterbatasan biaya, akhirnya kedua orangtuanya membawanya pulang.

    “Karena keterbatasan dana sementara kami bawa pulang mungkin ada para dermawan bisa membantu Riski,” terang Kasim.

    Mendengar informasi tersebut Irsy Jaya anggota DPRD Tanggamus dari komisi II merasa iba dengan penderitaan Riski. langsung menghubungi kedua orangtuanya dan berniat untuk membantunya.

    Irsy berencana akan membawa Riski ke RS mata Cisendo Bandung sesuai dengan arahan dan rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung.

    “Hari Senin besok saya akan mengantarkan langsung Riski Andika Pratama ke RS Mata Cisendo Bandung. Saya akan membantu dan memfasilitasi pengobatannya. Nanti kita lihat apa saran dari dokter di sana apakah harus dioperasi atau dengan berobat jalan. Kita akan upaya kan demi kesembuhan anak ini,” kata Irsy jaya

    “Mari sama-sama kita berdoa semoga penyakit Riski Andika Pratama bisa sembuh sehingga dia bisa belajar dan bermain seperti sedia kala.Dan saya ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan dewan atas perhatian dan sumbangsih nya. Semoga bermanfaat untuk ananda Riski Andika Pratama,” tutup Irsy Jaya. (Wisnu)

  • Nelayan Di Kota Agung Keluhkan Hasil Tangkapan Yang Menurun dan Biaya Operasional Tinggi

    Nelayan Di Kota Agung Keluhkan Hasil Tangkapan Yang Menurun dan Biaya Operasional Tinggi

    Tanggamus (SL) Selama empat bulan Nelayan Tanggamus mengeluh hasil tangkapan ikan di laut teluk semaka menurun.

    Nelayan merugi karena biaya operasional utuk melaut tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan. Untuk biaya operasional melaut dalam satu kapal membutuhkan biaya untuk bahan bakar dan konsumsi ABK kapal dari 509 ribu hingga 1juta.

    Rohadi dan bersama rombongan nelayan Kota Agung terpaksa pulang dari tengah laut dengan tangan kosong , karena hasil tangkapan ikannya hanyalah sedikit, itupun hanya ikan kecil yang cukup untuk lauk saja.

    “Kami berangkat melaut jam 04.30 wib, dan sekarang jam 08.00 kami sudah minggir karena ikan sepi, sedih beberapa hari melaut gak ada hasil cuma ikan kecil dan dikit lagi,” ungkapnya, Jumat 05 Februari 2021.

    Lanjutnya, dalam sekali berangkat kami harus mengeluarkan biaya untuk bahan bakar dan konsumsi tidak kurang dari 500 ribu, jadi tekor dan rugi kalau hasil ikan gak sebanding dengan modal.

    Untuk menghindari dari kerugian, banyak nelayan di tanggamus libur berminggu-minggu bahkan ada yang lebih dari sebulan seperti yang dilakukan oleh Idrus, buruh nelayan kota agung.
    Puluhan kapal dan perahu nelayan mayoritas bersandar di pelabuhan kota agung.guna mengisi waktu luang nelayanpun memperbaiki jaring ikan yang sudah rusak.

    “Saya udah seminggu lebih gak melaut karena ikan lagi sepi, gak tau dah 4 bulan ini gak ada musim ikan,jadi untuk mengisi waktu luang saya memperbaiki jaring”. jelasnya kepada sinar lampu.co. di pelabuhan kota agung,Jum’at 05 Februari 2021.

    Kuat dugaan sepinya ikan di perairan teluk semaka di sebabkan karena ikan di laut yang bermigrasi di laut teluk semaka tanggamus sangat berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.

    Berkurangnya ikan yang bermigrasi di laut teluk semaka tanggamus di pengaruhi cuaca buruk dan angin kencang, selain itu juga di pengaruhi banyak nya terumbu karang banyak yang rusak akibat sering masuk nya kapal troll dari luar daerah yang masuk mencari ikan di laut teluk semaka,di samping itu juga tidak sedikit nelayan yang mencari ikan dengan cara menggunakan bom dan racun sianida di daerah terumbu karang tempat berkumpulnya ikan. (Hardi)

  • Dinas Kelautan dan Perikanan Bekerjasama Dengan Warga Budidayakan Rumput Laut

    Dinas Kelautan dan Perikanan Bekerjasama Dengan Warga Budidayakan Rumput Laut

    Tanggamus (SL)-Ditengah masa pandemi  saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus, bekerjasama dengan nelayan pekon Waynipah, kecamatan Pematangsawa membudidayakan rumput laut.

    Sementara ini baru ada 2 kelompok petani rumput laut yang ada, di karenakan keterbatasan dana dan kesadaran para nelayan di wilayah Pematang Sawa.

    “Selaku penyuluh lapangan di wilayah Pematang Sawa baru dapat membina 2 kelompok nelayan, kami menyalurkan bantuan dari kementrian KKP dan akan bekerja sama dengan kabupaten Lampung Selatan serta Politeknik Kelautan yang ada di Tanggamus guna pemasaran dan pengolahan rumput laut,” kata Brama. (Kamis 4/2/21).

    Sementara Camat Pematangsawa, Agus Somat, sangat mengapresiasi dengan adanya kegitan tersebut, serta pihaknya siap membantu dengan mempermudah birokrasi.

    “Kami selaku perwakilan di tingkat kecamatan akan terus mendorong pembudidayaan rumput laut ini karena ini merupakan potensi yang sangat menjanjikan bagi masyarakat Pematang Sawa baik bagi bapak-bapaknya mupun ibu-ibunya, kami akan senantiasa mempermudah dalam birokrasi terkait pengurusan proposal dan surat menyurat,” katanya.

    Namun demikian, Marhusin salah satu petani rumput laut mengungkapkan, kendala yang dialami petani rumput laut selama ini adalah permodalan dan cara pemasaran hasil panen. Dan cara pengolahan rumput laut menjadi bebagai macam kerajinan.

    “Dua tahun yang lalu kami sudah membudidayakan rumput laut ini, karena terkendala dalam pemasaran dan pengolahan hasil panen kami, maka dengan adanya perhatian dari pemerintah supaya kedepan kami lebih di perhatikan lagi,” kata Marhusin

    Setelah mendengar dan menijau langsung ke tempat pembudidayaan rumput laut Wakil Bupati dan ketua DPRD kabupaten Tanggamus berjanji akan memberikan bantuan kepada nelayan dan petani rumput laut.

    “Dari pemerintahan kami sangat mendukung dan berjanji akan memberikan tambahan modal sesuai dengan anggaran yang ada, perlu di maklumi saat ini masa pandemi,” tutur H. Safe’i Wakil Bupati Tanggamus.

    Di sisi lain, Ketua DPRD Tanggamus Heri Agus Setiawan akan melihat hasil panen 20 hari kedepan jika memungkinkan pihaknya akan sangat mendukung pembudidayaan rumput laut. (Wisnu)

  • Raelisasi BLT DD Pekon Dadirejo Molor, Inspektorat Tanggamus Gerak Cepat

    Raelisasi BLT DD Pekon Dadirejo Molor, Inspektorat Tanggamus Gerak Cepat

    Tanggamus (SL)-Pemkab Tanggamus melalui Inspektorat Kabupaten Tanggamus langsung merespon cepat pemberitaan di Sinarlampun.co terkait molornya realisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT-DD) Tahun 2020 di Pekon Dadirejo Kecamatan Wonosobo Tanggamus.

    Menurut Gustam, Sekretaris Inspektorat Tanggamus pihaknya sudah melakukan pengumpulan data dan keterangan dan juga sudah memanggil PJ Kepala Pekon Dadirejo untuk di mintai keterangan.

    “Kami sudah meminta keterangan baik lewat telpon dan sudah kita panggil melalui surat dan pulbaket terkait masalah BLT-DD pekon Dadirejo kecamatan Wonosobo, memang kita temukan belum disalurkannya dana desa tersebut untuk 80 kpm .”Jelas sekretaris inspektorat tanggamus di ruang kerjanya, Senin 01 Februari 2021.

    Gustam menuturkan, Camat Wonosobo menyampaikan kepada Inspektorat, bahwa pihak Kecamatan Wonosobo sudah membuat surat pernyataan kesanggupan PJ kakon Dadirejo untuk segera membagikan uang BLT-DD kepada 80 KPM paling lama 31 Januari 2021.

    “Menurut informasi yang kami dapatkan dari camat wonosobo dana itu perhari ini sudah selesai di bagikan kepada kpm dengan cara tiga tahap,” tandasnya.

    BLT-DD seharusnya akhir tahun 2020 sudah selesai di bagikan, kini molor karena ulah PJ kakon,selain pekon dadirejo ada 6 pekon lainnya’ yang molor di bagikan di kabupaten tanggamus.

    “Khusus pekon dadirejo sudah selesai di bagikan kepada 80 KPM, terakhir tadi pagi 17 KPM yang kemarin belum disampaikan karena tidak di rumah, selain itu ada 6 pekon lain yang belum dibagikan pada waktu nya, atas dasar perintah dari atasan kami melakukan pendampingan dan pemanggilan kepada pekon tersebut, dan sekarang sudah realisasi atau dibagikan.” imbuhnya.

    Walaupun PJ kakon dadirejo sudah membagikan blt-dd kepada semua kpm, namun penyidikan atas kasus disiplin dan kelalaian dalam menggunakan anggaran dana pekon,sebagai PJ Kepala Pekon tetap jalan atau berproses sesuai dengan PP nomor 53.

    “Sanksi bisa berat, sedang, atau ringan dari penundaa pangkat sampai penundaan gaji secara berkala,itu akan di putuskan oleh pimpinan nanti nya sebagai bentuk sanksi yang akan di putuskan,” tutupnya. (Hardi)

  • Illegal Longging Masih Marak di Tanggamus Polisi Tangkap Dua Truk Sonokeling di Cukuh Balak

    Illegal Longging Masih Marak di Tanggamus Polisi Tangkap Dua Truk Sonokeling di Cukuh Balak

    Tanggamus(SL)-Tim gabungan Satreskrim Polres Tanggamus dan Polsek Cukuh Balak Kecamatan Limau, menangkap dua truck pengangkut 8 kubik kayu sonokeling hasil illegal logging di Register 27 Kecamatan Cukuh Balak. Polisi juga mengamankan dua sopir dan dua kenek, Minggu 31 Januari 2021.

    Truck Isuzu BE-9147-FI dikemudikan Suhadi (46) dengan kenek DK (17) warga Daya Murni Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang, dan Truck Colt Diesel AA-1995-GD dikemudikan Adi Sulistio (32) dengan kenek Rangga Saputra (24) warga Cengang, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

    Para sopir itu mengaku mengangkutan kayu hasil pembalakan liar itu melibatkan broker angkutan di Bandar Lampung yang memerintahkan kedua sopir menuju Kecamatan Limau Tanggamus. Untuk mengelabui petugas mereka mengangkut kayu dengan waktu lewat pukul 00.00, dan parkir di lokasi jalan yang jauh dari pemukiman masyarakat.

    Mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, Kasat Reskrim Iptu Ramon Zamora, mengatakan bahwa para pelaku berikut kendaraanya ditangkap setelah pihaknya mendapat informasi masyarakat adanya pembalakan liar Kayu sonokeling di register 27 Kecamatan Cukuh Balak.

    “Berdasarkan penyelidikan tersebut kemarin Sabtu, 30 Januari 2021, sekitar pukul 02.30 WIB. Kedua truck diamankan di wilayah Kecamatan Limau,” kata Ramon Zamora didampingi Kapolsek Cukuh Balak Ipda Eko Sujarwo, Minggu 31 Januari 2021.

    Menurut Ramon, berdasarkan perhitungan sementara, diperkirakan jumlah keseluruhan kayu sebanyak 8 kubik dengan masing-masing kendaraan mengangkut 4 kubik. “Kita lakukan penyelidikan dan pemeriksaan lanjutan guna mengetahui pemiliknya,” kata Ramon.

    Saat ini keempat pelaku berikut barang bukti di amankan di Mapolres Tanggamus. “Mereka dapat dijerat pasal 83 UU RI Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasn Perusakan Hutan ancaman maksimal 5 tahun penjara,” katanya.

    Sementara dari keterangan sopir Truck Colt Diesel AA-1995-GD, Adi Sulistio bahwa dirinya diperintah seseorang berinisial A untuk datang ke Kecamatan Limau guna mengangkut kayu sonokeling dengan pembayaran sebesar Rp6 juta. “Saya ditelfon untuk membawa kayu bayarannya Rp6 juta dari Tanggamus dibawa ke Boyolali,” kata Adi di Polres Tanggamus.

    Adi mengaku mau mengakut kayu sonokeling itu, karena mengikuti kendaraan truck Isuzu BE-9147-FI dikemudikan Suhadi, yang menyatakan bahwa barangnya aman. “Saya tau sono keling, tapi kataanya aman, jadi saya ikut muat,” katanya. (Red)