Kategori: Tanggamus

  • Momentum Harlah Ke-95, PCNU Tanggamus Tanam Pohon Akhirat

    Momentum Harlah Ke-95, PCNU Tanggamus Tanam Pohon Akhirat

    Tanggamus (SL)-Bersamaan dengan momentum Hari Lahir (Harlah) Ke-95 Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 2021, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Tanggamus meluncurkan program Koin Pohon Akhirat.

    Program ini merupakan inisiatif dari Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Tanggamus dalam memaksimalkan potensi filantropi di daerah tersebut. Hasil pengumpulan sedekah uang koin di ‘Pohon Akhirat’ melalui kotak koin ini digunakan untuk kepentingan sosial. Pengelolaan Koin Pohon Akhirat ini akan dilakukan secara profesional dan transparan dengan mengedepankan kepentingan dan amanah umat.

     ‘Penanaman Pohon Akhirat’ NU Tanggamus ini diluncurkan pada Peringatan Harlah Ke-95 NU secara virtual yang dipusatkan di Kantor PCNU Tanggamus, Minggu 31 Januari 2021.

    Peluncuran program ini dilakukan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Tanggamus KH Samsul Hadi bersama jajaran Pengurus PCNU, Badan Otonom dan Lembaga NU setempat. Selain ‘Pohon akhirat’, NU Tanggamus juga meluncurkan Kartu Tanda Anggota NU (KartaNU) sebagai identitas warga NU.

    Kiai Samsul mengatakan, bahwa KartaNU tersebut merupakan jawaban bagi warga NU yang tidak memiliki kartu anggota. Kartanu tersebut bukan hanya sekedar kartu biasa karena di dalamnya banyak fasilitas dan manfaat yang bisa digunakan.

    “KartaNU ini tidak hanya sebagai bukti tanda pengenal identitas warga NU, tetapi juga berfungsi ganda seperti layanan ATM, e-Toll, dan lain-lain. KartaNU ini memberikan manfaat untuk menabung, alat transaksi keuangan dan pembayaran, sebagai bagian dari ikhtiar khidmah jamiyah kepada umat,” jelasnya.

    Dalam aplikasi KartaNU tersebut juga terdapat fitur bagi pemilik kartu untuk mendapatkan update informasi NU dari situs resmi PBNU yakni NU Online. Kiai Samsul pun mengajak warga NU di daerahnya untuk segera mendaftarkan diri dengan mengunduh aplikasi KartaNU yang tersedia di Playstore atau Appstore.

    Menandai peluncuran, diserahkan secara simbolis KartaNU kepada Rais Syuriyah PCNU Tanggamus KH Marzuki Amin yang dilanjutkan dengan pelepasan balon.

    Momentum bangun kedewasaan Pada usia ke-95 NU, Kiai Samsul juga mengajak seluruh elemen bangsa khususnya warga NU untuk semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi, apalagi terkait dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    “Kami berharap seluruh warga NU di Kabupaten Tanggamus untuk memegang prinsip dan menjalankan nilai dan paham NU dalam kehidupan beragama dan bersosial kemasyarakatan,” ajaknya.

    Terkait dengan Pandemi Covid-19, pihaknya mengimbau seluruh warga NU untuk terus menerapkan protokol kesehatan untuk memutus dan menekan penyebarannya di Kabupaten Tanggamus. Virus Corona menurutnya bisa diputus penyebarannya dengan saling bekerja sama satu sama lain.

  • Program Ambulan Bupati Tanggamus MJ, Jasad Pasian BPJS RSUD Batin Mangunang Tanggamus Pulang Naik L300

    Program Ambulan Bupati Tanggamus MJ, Jasad Pasian BPJS RSUD Batin Mangunang Tanggamus Pulang Naik L300

    Tanggamus (SL)-Pasien BPJS, Badar (50), warga Dusun Pasir Muncang, Pekon Kedamaian, Kecamatan Kota Agung Pusat, Kabupaten Tanggamus wafat sebelum ditujukMinggu 31 Januari 2021 pukul 15.00 di RSUD Batin Mangunang Tanggamus. Jasadnya pulang dengan mobil L300 bantuan pengujung RS yang kasian dengan korban.

    Badar sudah sempat dirawat selama 2 hari rencana di RSUD Batin Mangunang, dan akan di rujuk namun Tuhan berkehendak lain, Badar meninggal dunia. Namun jasadnya di bawa pulang menggunakan mobil L300, pasalnya pihak RS tidak memberikan angkutan ambulan. “Bapak sudah dirawat sejak kemarin rencana hendak dirujuk namun hari ini bapak meninggal, ” kata anak perempuan Badar.

    Jenazah dipulangkan menggunakan mobil pickup jenis L300 milik pengunjung yang miris melihat pasien itu. Mereka sempat menghampiri petugas UGD dan minta keterangan kepada perawat yang piket, terkait pemulangan jenazah yang di anggap tidak manusiawi. “Apa kalian tidak punya rasa kemanusiaan sama sekali ada jenazah mau pulang pakai L300 kok diam aja, apa gunanya mobil jenazah di parkir, hanya untuk pajangan,” ujar Suhaili pengnjung rumah sakit.

    Saat di konfirmasi awak media Ridho salah satu petugas Rumah Sakit berdalih jika pihak rumah sakit sudah menanyakan jenazah mau di bawa pakai apa, dan di jawab oleh pihak keluarga akan menggunakan Ambulance Pekon. “Sudah kami tanya ke keluarga tentang pemulangan jenazah, katanya mau pake ambulan pekon,” kilahnya.

    Sat Pol-PP yang sedang berjaga hanya diam dan terkesan menghalangi awak media mengambil gambar dan meminta informasi baik dari pihak korban maupun perawat yang jaga.

    Peristiwa itu disayangkan warga  yang melihat pihak RSUDBM kurang maksimal dalam pelayanan dan penangan pasien dan dianggap tidak manusiawi, mereka tidak ada rasa empati sama sekali terkesan mengacuhkan.

    “Kami harap adanya pelayanan yang maksimal dan manusiawi kepada warga, apalagi bagi yang kurang mampu jangan kami dianggap bukan manusia dan jangan dianggap kami tidak bayar karena menggunakan BPJS sehingga pelayanan seenaknya aja,” tutup Suhaili.

    Saat dikonfirmasi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Batin Mangunang Tanggamus enggan memberi keterangan. (Wisnu)

  • Pembangunan Talut Penahan Tanah Tahun 2019 Pardasuka Diduga Asal Jadi

    Pembangunan Talut Penahan Tanah Tahun 2019 Pardasuka Diduga Asal Jadi

    Tanggamus (SL)-Pembangunan Talut Penahan Tanah (TPT) tahun 2019 Pekon Pardasuka kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus baru setahun sudah retak dan lapuk serta banyak ditumbuhi rumput.

    Bangunan TPT sepanjang 530 M dengan tinggi 1,75 M dan lebar 0,25 M dengan menelan biaya sebesar Rp 341.810.000,- menggunakan dana desa tahun 2019. Dengan rincian belanja modal dan barang sebesar Rp.237.535.000,- dan belanja upah tenaga kerja atau HOK sebesar Rp 102.625.000,- lalu di duga dibangun asal jadi dan sarat penyimpangan karena pembangunan tersebut di bangun diatas bagunan TPT PNPM-MP Tahun 2012.

    Hal ini di benarkan oleh tokoh masyarakat pekon parda suka yang namanya tidak mau disebutkan bahwa bangunan TPT yang menggunakan anggaran dana desa di bangun diatas bangunan PNPM-MP yang sudah ada dengan caranya memoles plasteran dan menambah ketinggian saja.

    “Benar sungai itu sebelumnya sudah ada bangunan tpt dari pnpm-mp,dan memang masih kuat.”jelas Kaisar salah’satu warga setempat, Jum’at 29 Januari 2021.

    Kaisar yang merupakan tukang saat pembangunan tpt dana pekon membenarkan ucapan tokoh masyarakat yang namanya tidak mau disebutkan,dia mengaku berdasarkan perintah dari aparat pekon di lapangan bangunan tpt yang sudah ada suruh di plaster agar kelihatan di bangun dari awal dan menambahkan bangunan baru diatas nya agar ketinggian sesuai dengan yang ada di Rab Pekon.

    “Kami hanya pekerja yang diupah oleh aparat pekon, sebenarnya pada waktu itu bukan membangun tapi rehap, karena yang masih bagus kami di suruh menambah dan memoles plasteran aja terkecuali yang rusak,tapi mayoritas masih bagus selanjutnya menambah bangunan baru diatasnya , supaya kelihatan baru semua.” ungkapnya.

    Lanjutnya, saat itu kami bekerja borongan persatu meternya 80 ribu, dan yang saya tau semuanya di tangani PJ kakon,karena saya tidak melihat tpk di lapangan.”imbuhnya.

    Berdasarkan keterangan yang diperoleh dilapangan,di duga PJ.kakon melakukan monopoli dalam pembangunan tpt tahun 2019 baik dalam pengadaan barang dan jasa .Misal tidak memfungsikan tpk pada saat itu,baik untuk pemesanan material. Sementara tenaga kerja diborongkan dalam pekerjaannya yang seharusnya di kerjakan secara swakelola yang melibatkan warga setempat untuk menambah penghasilan sesuai dengan HOK yang sahkan dalam RAB APBDES Pekon.

     

    Hal ini jelas tidak sesuai dengan Permendagri no.20 tahun 2018,PMK No.193 Tahun 2018,PMK No.50 Tahun 2018 dan LKPP No.12 Tahun 2019 tentang keuangan desa.

    Atas dugaan ini warga dan masyarakat berharap agar penegak hukum segera menyelidiki dan diselesaikan secara hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
    Sampai berita ini diterbitkan belum ada konfirmasi dari PJ Kepala Pekon Parda Suka,di datangi di kantor pekon tidak di telepon tidak diangkat. (Tim)

  • Pekon Dadirejo Kecamatan Wonosobo Belum Bagikan BLT-DD Kepada 80 KPM

    Pekon Dadirejo Kecamatan Wonosobo Belum Bagikan BLT-DD Kepada 80 KPM

    Tanggamus (SL)-Warga Pekon Dadirejo Kecamatan Wonosobo Tanggamus mendatangi kantor Pekon untuk menayakan BLT DD tahun 2020 yang belum kunjung juga di bagikan oleh pemerintah Pekon setempat,  Senin 25 Januari 2021.

    Ada  80 Keluarga Penerima Manfaat  (KPM) Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam masa pandemi Covid-19 yang bersumber dari dana desa Pekon Dadirejo yang belum disalurkan kepada yang berhak terhitung tiga bulan sejak bulan Oktober hingga Desember 2020 dengan jumlah total 72 juta.

    Menurut Kedri ,salah satu warga Dadirejo dia bersama rekannya sudah wira-wiri kekantor Pekon untuk menayakan BLT mereka yang tak kunjung diterima, sementara dari Pekon lain mereka sudah menerima sejak Desember 2020.

    “Kami seringkali menanyakan blt ini, soalnya semua pekon di wonosobo sudah dibagikan sebelum akhir tahun 2020, sementar kami sampai hari ini belum juga menerima hak kami.”ungkapnya,Senin 25 Januari 2020.

    Lanjutnya, maka dihari ini kami menuntut hak kami untuk segera diberikan penuh tiga bulan, walaupun tadi mau diberikan satu bulan kami menolak.”pungkasnya.

    Menurut Very,Sekdes Pekon Dadirejo uang tersebut sudah diambil dari rekening pekon di bank lampung dan di tangan bendahara, namun uang tertunda di bagikan karena di pinjam oleh PJ.Kakon , sehingga seharusnya uang tersebut harusnya sudah disalurkan sebelum akhirnya tahun 2020.

    “Uang tahap terakhir sudah kami cairkan melalui Bendahara di Bank Lampung, dan kata Bendahara uang yang untuk BLT dipinjam sama pak PJ, dan tadi PJ sudah bawa uang untuk di bagikan tapi hanya satu bulan kurangnya menyusul,” jelasnya.

    Mendengar penyampaian aparat pekon yang akan membagikan uang BLT hanya sebulan, warga pun membubarkan diri dan akan demo jika akhir bulan Januari 2021 tidak dibagikan cukup tiga bulan. (Hardi)

  • Gaji Aparat Pekon Hingga Pengadaan Dana Pedesaan Non Pertanian Pekon Kacapura Tak Kunjung Terealiasasi

    Gaji Aparat Pekon Hingga Pengadaan Dana Pedesaan Non Pertanian Pekon Kacapura Tak Kunjung Terealiasasi

    Tanggamus (SL)-Managemen dan tata kelola penggunaan Dana Desa (DD) Pekon Kacapura, kecamatan Semaka, kabupaten Tanggamus, diduga carut marut.

    Pasalnya dengan pagu anggaran dana desa tahun 2020 sebesar Rp 831,207,000 ditambah bagi hasil pajak, Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Rp 16,564,688, Alokasi Dana Pekon Rp 286,337,812, Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/Kota Rp 40,000,000 dan Bunga Bank Rp 2,504,585.

    Diketahui penghasilan tetap para aparatur pekon dari RT hingga sekertaris pekon belum terbayar selama 3 bulan dan biaya operasional BHP serta tunjangan-tunjangan lain belum terealisasi.

    Ketua RT 2 Asnawi saat di temui di rumahnya Minggu 24 Janurai 21 membenarkan hal tersebut.

    “Kita kan menerima penghasilan tetap (siltap) setiap 3 bulan sekali, tapi ini sudah memasuki 2021 hak kami selama 3 bulan terakhir belum terpenuhi,” katanya.

    Asnawi juga menuturkan, Rusdan selaku Sekretaris Desa (Sekdes) dinilai menghalang-halangi saat Asnawi hendak mengonfirmasi kepada Penjabat (Pj) Kepala Pekon setempat.

    “Jangan sekarang kalau mau kanfirmasi nanti setelah 31 Januari karena kami sudah dapat teguran dari camat,” kata Asnawi menirukan Rusdan.

    Saat hendak di konfirmasi oleh Sinarlampung.co, Rusdan tidak berada di rumahnya. Isteri Rusdan mengatakan bahwa Rusdan sedang keluar. Saat di hubungi melalaui sambungan telepon pun tidak aktif.

    Seperti halnya Pj Kakon, saat dihubungi juga tidak aktif.

    Wiwin Triyani Camat Semaka sudah mengetahui hal tersebut bahkan sudah memberi teguran baik secara lisan maupun tertulis.

    “Sebagai ketua tim monitoring saya sudah menemukan kejanggalan di beberapa item maka saya memberikan teguran lisan dan tertulis terkait hal tersebut saya memberi batas waktu sampai akhir bulan Januari kepada pihak pekon Kacapura untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang belum terealisasi,” ujarnya saat di hubungi melalui sambungan telepon

    Wiwin Triyani menegaskan, jika sampai batas waktu yang ditentukan pihak pekon tidak dapat memengaruhi kewajibannya semua akan di kembalikan ke pemerintah daerah melalui inspektorat.

    Ditempat terpisah salah seorang BHP (BPD) yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dana operasionalnya sebesar Rp 15.000.000 juga belum terpenuhi. Bahkan, dana untuk Pengadaan teknologi tepat guna untuk pengembangan ekonomi pedesaan non pertanian sebesar Rp 30,550,000 dan dana Pembinaan Karangtaruna/Klub Kepemudaan/Olahraga Tingkat Pekon Rp 8,577,848 juga tidak terealisasi dengan alasan semua dana di gunakan untuk penanggulangan covid.

    Diketuhi juga, dalam APBDes item untuk dana Pencegahan Covid-19 sebesar Rp72,200,000 dan dana Penyelenggaraan Pekon Siaga Kesehatan Rp 40,000,000 (Wisnu)

  • Mengisi Waktu Luang Dimasa Pandemi, Warga Tanggamus Berburu Durian

    Mengisi Waktu Luang Dimasa Pandemi, Warga Tanggamus Berburu Durian

    Tanggamus (SL)-Dalam mengisi waktu luang di masa pandemi Covid-19, sebagian orang mencari kesibukan dengan mencari dan menunggu buah durian.

    Musim kali ini hanya musim kecil (buah penyelang) sehingga buahnya jarang tidak semua berbuah. Hal tersebut membuat harga eceran durian tergolong mahal Rp 50.000/buah.

    ” Harga perbuah Rp 50.000 karena ini jatohan pak,” kata minan seorang pengecer

    Mahalnya harga durian membuat Heri, bersama dua rekan nya yaitu, Suhaili dan Pram, berniat mencari durian dikebun Hendra (35) salah satu kerabatnya yang berada didaerah benawang pekon Penanggungan kecamatan Kota Agung Barat Tanggamus.

    Sembari refreshing beberapa orang pergi kesana, walaupun perjalanan penuh tantangan karena motor tidak sampai di kebun, mereka harus berjalan kaki dengan tanjakan terjal dan harus menyebrangi sungai.

    ” Sambil maen kita cari durian di kebun kerabat, kebetulan dia (Hendra) lagi di kebun nunggu durian jatuh.” Terang Heri.

    Walaupun lelah akhirnya terobati karena seharian menunggu akhirnya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan.

    Sementara di tempat pengepul yang sedang memuat durian ke mobil yang hendak di kirim ke Bekasi mengatakan mahalnya harga durian karena kelangkaan barang.

    ” Kami beli durian mentah Rp 15000/buah untuk yang lokal sedang yang Montong Rp 30000/ buah dari petani,” jelas Maryati

    Pengirim durian ke berbagai wilayah di pulau Jawa mengeluhkan mahalnya modal durian karena penjualan sangat sepi peminat di masa pandemi virus Corona. (Wisnu)

  • Peristiwa Berdarah Yang Hilangkan Nyawa Dedi Hingga Kini Belum Terungkap

    Peristiwa Berdarah Yang Hilangkan Nyawa Dedi Hingga Kini Belum Terungkap

    Tanggamus (SL)-Peristiwa berdarah yang merenggut nyawa Dedi alias Aceng di Pekon Karta, kecamatan Kota Agung timur, Kabupaten Tanggamus.

    Peritiwa pembunuhan tersebut hingga kini belum terungkap dan menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Pihak kepolisian masih mengumpulkan informasi data dan memeriksa beberapa saksi guna menguak dugaan pembunuhan ini.

    Setelah mendapat izin, awak media bersilahturahmi kerumah duka dan di temui orang tua korban Juned (60) dan Inah (49) dan didampingi Rohili tetangga korban, Jumat pagi 22 Januari 2021.

    Dedi merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. ke-2 orang kakaknya bekerja dan tinggal di Jakarta, sedangkan Hendra adik bungsu saat kejadian sedang bersama ayahnya menginap di kebun.

    Inah dengan suara sedikit serak nan lemah menceritakan ikhwal peristiwa berdarah yang merenggut jiwa putranya.

    “saat kejadian yang ada di rumah, saya, Dedi dan istri Hendra serta 2 orang cucu Inah malam itu, sedangkan Juned dan Hendra sedang menginap di kebun.” Ceritanya

    Sebelum peristiwa tersebut tidak ada yang aneh pada prilaku Dedi, masih terlihat normal beraktifitas seperti biasanya.

    “Dedi bersama temannya disibukkan kegiatan membuat perangkap ikan terbuat dari bambu yang biasa disebut masyarakat bubu,” tutur Inah.

    “Ketika menjelang malam Dedi terlihat ngobrol dengan temannya yang masih tetangga dekat rumahnya hingga larut.” Tambah Inah.

    Inah mulai terasa gelisah setelah waktu mendekati subuh, kemudian ia terbangun dan menengok anak-anaknya dan melihat jam dinding yang menunjukan pukul 03.30 wib. Dirasa sebentar lagi subuh, ia langsung menuju dapur. Saat berada di dapur inilah Inah sempat melihat grendel pintu belakang dalam posisi tak terkunci. Ia bergumam di hatinya pasti Dedi lupa menguncinya semalam.

    “Setelah dari dapur saya menengok lagi Dedi di kamarnya masih lelap tidur dan masuk balik ke kamar lagi.” Katanya.

    “Tepat pukul 04.00 wib saya terbangun karena dengar suara cukup keras dari grendel pintu di dapur seperti ada orang yang membuka pintu dan langsung pergi ke dapur terlihat posisi pintu sudah terbuka serta mendengar langkah kaki berlari,” ingat Inah.

    Tanpa rasa curiga sedikit pun Inah kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju ke kamar Dedi.
    ” saya melihat ada darah, saya mengira saat itu Dedi mengalami mimisan, saya mendekat sambil memangil nak nak sembari memegang kepalanya Laillahaiallah Allahuakbar saya melihat luka di leher Dedi dalam kondisi robek atau bolong, saya langsung menjerit sekeras-kerasnya berusaha meminta pertolongan warga.” Terangnya

    Dikatakan saat itu almarhum (Dedi/Aceng) masih bernapas. Inah sempat melihat masih menghadapi sakratul mautnya kondisinya seperti orang cegukan.

    Atas peristiwa tersebut keluarga mengaku sudah ikhlas dan ridho atas kejadian yang menimpanya. Bagi pelaku yang hingga kini masih dalam penyelidikan kepolisian Polres Tanggamus, apabila tertangkap agar diberikan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Sementara itu, menurrut Juned, ayah korban, selain ia dan istrinya, Hendra (adik korban) dan ke-enam teman Dedi juga diperiksa oleh pihak kepolisian. Sampai saat ini mereka belum pulang ke rumah dan masih di Polres Tanggamus guna pemeriksaan.

    “Ibunya mau saya bawa berobat dulu. Sebab, sangat terguncang, almarhum Dedi sudah tiada, ditambah Hendra masih berada di Polres Tanggamus. Saya mohon doanya supaya ini segera selesai, kasihan lihat ibunya begini,” tandas Juned. (Wisnu/Yan)

  • Warga Kota Agung Ditemukan Tewas Mengenaskan

    Warga Kota Agung Ditemukan Tewas Mengenaskan

    Tanggamus (SL)-Seorang pemuda 30 tahun bernama Dedi, warga Pekon Kerta Rt. 02 Rw.02 Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya, Selasa 19 Januari 2021 pagi.

    Atas peristiwa tersebut, korban langsung dievakuasi dan dilakukan identifikasi oleh Inafis Polres Tanggamus bersama pihak Rumah Sakit Umum Daerah Batin Mangunang (RSUD-BM).

    Selain melaksanakan identifikasi, dipimpin Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK. personel gabungan Satreskrim dan Polsek Kota Agung melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memasang police line disejumlah titik rumah korban.

    Kasat Reskrim Polres Tanggamus AKP. Edi Qorinas, SH, mengungkapkan, pihaknya sejak subuh telah melaksanakan olah TKP.

    “Sejak pukul 04.00 Wib, kami telah melaksanakan olah TKP guna mencari bukti-bukti yang ada dan mengurut peristiwa kejadian dari awal,” ungkap AKP Edi Qorinas mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK.

    Sambungnya, pihaknya masih menghimpun informasi, sehingga dapat mengerucutkan dan mudah-mudahan segera terungkap pelakunya. “Mohon doa restunya, biarkan kami bekerja terlebih dahulu,” ujarnya.

    Kasat menegaskan, pihaknya juga masih menunggu hasil visum terkait luka-luka yang ditemukan ditubuh korban, namun Kasat menyatakan bahwa ditubuh korban terdapat 3 luka.

    “Dari luka-luka yang ada, terdapat 3 luka yakni di kepala belakang, pelipis dan leher korban. Dan yang jelas menggunakan sejata tajam,” tegasnya.

    Ditambahkan Kasat bahwa korban tinggal bersama keluarganya yakni ibunya dan adik iparnya. Sementara ayahnya pergi berladang yang notabenenya kembali sewaktu-waktu ke rumahnya. “Ayahnya lebih sering menginap atau bermalam di kebunnya,” tandasnya.

    Sementara itu, berdasarkan penjelasan Kapolsek Kota Agung AKP Muji Harjono, SE bahwa korban ditemukan pertama kali oleh Inah (49) selaku ibu korban, bermula ia mencurigai pintu dapur yang terbuka sekitar pukul 03.30 Wib

    Kemudian ibu korban memeriksa sekitar ruangan, kamar termasuk ke kamar tidur korban yang pada saat itu ia melihat korban tidur dalam posisi miring, sehingga ia kembali ke kamarnya.

    Tidak berselang lama, tepatnya pukul 04.00 Wib, ia mendengar suara pintu terbuka lalu saksi langsung menuju ke sumber suara tersebut, ia melihat pintu dapur kembali terbuka lalu menutup pintu itu kembali.

    “Usai menutup pintu, ibu korban memeriksa ke ruang sekitar saat masuk ke kamar korban, ia melihat korban sudah tergeletak dikamar tidurnya dalam keadaan bersimbah darah di lehernya terdapat luka robek akibat benda tajam sehingga meminta pertolongan warga,” jelasnya.

    Pantaun di lokasi, pada pukul 09.00 Wib, jenazah korban tiba di rumah duka dari RSUD Batin Mangunang langsunh disemayamkan di ruang tengah rumah korban, kemudian warga melakukan prosesi doa bersama sebelum proses jenazah korban dimandikan. (Hardi)

  • Respon Cepat! Kadis Pendidikan Kabupaten Tanggamus Tinjau SMP Negeri 1 Pematang Sawa

    Respon Cepat! Kadis Pendidikan Kabupaten Tanggamus Tinjau SMP Negeri 1 Pematang Sawa

    Tanggamus (SL)-Nampaknya keluhan Kepala Sekolah dan dewan Guru serta mayarakat pekon Way Nipah terkait SMPN 1 Pematang sawa mendapat respon positif dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus.

    Pasalnya, Yadi Mulyadi Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Tanggamus didampingi, Helpin Kabid tenaga kerja, Mulyadi Kabid sarpras, Ruslan Kabid Dikdas dan rombongan turun kelapangan meninjau langsung ke SMPN 1 Pematang Sawa.

    Dalam kunjungannya rombongan disambut antusias oleh Kepala sekolah dan dewan Guru. Setelah melakukan penijauan Yadi berjanji akan segera menganggarkan pembangunan prasarana yang di butuhkan.

    “Kami dari Dinas merespon apa yang menjadi keluhan warga terkait sekolahan, karena demi kemajuan pendidikan, dan kami akan berusaha untuk memenuhi adanya kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, bukan di sini saja tapi untuk seluruh sekolah yang ada di Tanggamus,” kata Yadi Mulyadi, Selasa 19 Januari 2021.

    Nampak terlihat dari raut wajah para dewan Guru yang merasa penuh harapan dengan kedatangan Kepala Dinas Pendidikan dan rombongan

    “Saya merasa berterima kasih atas kedatangan pak kadis, semoga harapan kami segera terealisasi di tahun ini, ” kata Marsudi kepala sekolah SMPN 1 Pematang Sawa.

    Dewan guru dan warga yang hadir melihat kedatangan rombongan dari Dinas pendidikan merasa puas dan bangga, karena sekolahan SMP yang ada di wilayahnya kini mendapat perhatian dari pemerintah.

    “Semoga di kemudian hari SMP ini tidak kalah saing dengan sekolah yang lain dan bisa menjadi sekolah kebanggaan warga Sematang Sawa pada umumnya.” Kata Eka fitrianti warga di sekitar sekolah. (Wisnu)

  • Bocah Berusia Delapan Tahun Di Tanggamus Butuh Bantuan Pemerintah

    Bocah Berusia Delapan Tahun Di Tanggamus Butuh Bantuan Pemerintah

    Tanggamus (SL)-Dede Azzahra, bocah 8 tahun warga RT. 05 Kelurahan Baros Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus menderita penyakit pembengkakan jantung atau jantung bocor.

    Penyakit yang diderita oleh putri ke 2 pasangan Mulyadi dan Maryati telah didiagnosa sakit jantung sekitar 2 tahun lalu dan saat ini sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Abdoel Muluk (RSUDAM) Bandar Lampung

    Bahkan guna kesembuhannya, rencana keluarga akan membawa Dede Azzahra ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta,guna operasi jantungnya yang kian parah, namun belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan biaya.

    Pasalnya, Mulyadi yang bekerja hanya sebagai tukang ojek dan Maryati sebagai buruh cuci pakaian itu belum mampu membawanya ke Jakarta. Sehingga uluran tangan Dermawan maupun pemerintah sangat diharapkan.

    Informasi tersebut diunggah di media sosial media facebook, oleh akun Mega Sari dan dalam postingan mengajak untuk dapat mengulurkan tangan bantuannya atau donasi guna meringankan beban keluarga Dede Azzahra.

    Berdasarkan keterangan Mulyadi selaku ayah Dede Azzahra bahwa saat ini badan anaknya kurus dan sudah tidak bisa berjalan dan sudah dirawat jalan dengan rujukan dari Rumah Sakit Batin Mangunang Kotaam Agung, ke Rumah Sakit Abdoel Muluk Bandar Lampung.

    “Setelah disini dirawat jalan ada pemulihan sedikit agak pulih, cuma kondisinya ini masih mengkhawatirkan, karena mungkin pisiknya udah menurun, sudah mau makan sedikit-sedikit, tapi yang udah pasti badannya sekarang ini sudah habis sudah kurus,” kata Mulyadi, Minggu 17 Januari 2021.

    Mulyadi menjelaskan, bahwa anak menderita sakit sejak bulan Oktober tahun 2019, diketahui berawal muntah darah terus dibawa ke RSUD Kota Agung, lalu langsung dirujuk ke RSUAM dirawat sekitar 10 hari, kemudian terus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta.

    Tetapi pada waktu itu khawatir juga keadaan baru mulai-mulainya Corona, jadi kata dokter yang menangani menganjurkan untuk sementara sambil menunggu, sementara berobat jalan atau dirawat inap dibantu obat, alhasil setelah sepuluh harian ia pulang karena kondisi anaknya sudah agak lumayan.

    “Waktu pulang sedikit pisiknya agak bagus dibantu obat, nah setelah konsumsi obat proses berjala, dia mulai sekolah aktifitas biasa itu keadaan pisik kadang enggak normal, kadang naik turun, maksudnya kadang dia drop, kondisi pisiknya tidak stabil,” jelasnya.

    Mulyadi menyampaikan, ia telah membawa anaknya berobat kemana-mana baik medis maupun terapis demi kesembuhan anaknya.

    “Yang sudah jelas, lima dokter yang sudah saya temuin, lima dokter itu menganjurkan, memang harus dirawat ke Jakarta. Kemarin ngedrop lagi setelah tahun baru 2021 ini,” tegasnya.

    Mulyadi mengaku pasrah dengan keadaan ekonomi, namun dengan modal keberanian menggunakan BPJS ia berangkat ke rumah sakit berjuang demi kesembuhan anaknya.

    Kesempatan itu, Mulyadi mengharapkan doa dan perhatian dari pemerintah serta para dermawan untuk dapat membantu biaya pengobatan bagi kesembuhan anaknya serta agar segera dapat dilakukan operasi sehingga anaknya bisa kembali sehat lagi.

    “Saya minta do’a untuk anak saya, anak 8 tahun pak, sudah menderita sakit jantung seperti itu, kalo bisa saya tuker, saya tuker dengan jantung saya, sekali lagi kepada pemerintah, kepada para donatur anggota dewan, Gubernur, bahkan kepada bapak presiden saya mohon pak, bagaimana caranya anak saya bisa tolong dibantu pak, saya sangat-sangat meminta bantuannya, saya dalam bentuk apapun. Saya cuma tukang ojek pak, kadang dapet kadang enggak, itu lah rejeki saya, saya bagi pak buat anak saya sisipkan buat berobat, separonya buat makan itu pun kalo cukup, anak saya tiga Azzahra yang nomor dua, saya sudah enggak tau lagi harus gimana pak. Sekali lagi harapan saya, tolonglah bantu anak saya pak dalam bentuk apapun bantuan saya terima ikhlas,” tandasnya.

    Kepada pemerintah atau dermawan yang peduli dan memberikan bantuan terhadap bocah 8 tahun tersebut dapat menghubungi Mulyadi selaku ayah Dede Azzahra di nomor HP 081273539130 sebab dia tidak memiliki Whatsapp.(Hardi/Tim)