Kategori: Tanggamus

  • Lagi Nelayan Diserang Buaya di Pantai Somil Tanggamus

    Lagi Nelayan Diserang Buaya di Pantai Somil Tanggamus

    Tanggamus (SL)-Buaya di wilayah perairan tiga kecamatan di Kabupaten Tanggamus kembali menyerang warga. Kali ini nelayan, Bakarudin (45), warga Pekon Kampung Baru, Kecamatan Pematang Sawah, Tanggamus diserang buaya sepanjang tiga meter di Pantai Somil saat mencari umpan dengan menyudu udang rebon, Senin 12 Oktober 2020 subuh.

    Seperti biasa setiap hari, Bakarudin melakukan aktifitas sebagai nelayan mencari umpan dengan cara menyudu (jaring) udang rebon sebagai umpan. Tiba tiba kakinya di serang buaya. “Pagi tadi sekitar jam 5 saya melaut sama anak, saat nyudu tiba-tiba kaki saya diserang buaya,” cerita Bakarudin sambil menahan sakit

    Bakarudin kemudian berteriak sambil menahan mulut buaya yang menggigit kakinya. “Saya teriak minta tolong sama anak sambil menahan mulut buaya kemudian anak saya datang menolong dan mengangkat saya ke perahu,” ujarnya.

    Akibat serangan tersebut korban mengalami luka serius di kaki sebelah kanan. Luka gigitan buaya terdapat 6 titik dengan jahitan 37. Khusnudon (28) anak korban beberapa bulan yang lalu juga pernah mengalami hal serupa. “Dulu saya yang kena gigit buaya sekarang malah bapak ini lebih parah, ” katanya.

    Pagi itu, kata Kusnudon, dia juga sedang nyudu, dan mendengar teriakan bapaknya. “Saat nyudu yang jaraknya gak jauh saya dengar teriakan bapak minta tolong lalu saya mendekat, ternyata bapak lagi berusaha melepas gigitan buaya, bapak menahan moncong buaya yang gigit kakinya, ” terangnya.

    Khusnudo kemudian memukul kepala buayaa berkali kali menggunakan tongkat dayung, hingga buaya melepaskan gigitannya. “Saya pukul buaya itu dengan dayung berkali-kali akhirnya buaya itu melepaskan gigitannya dan pergi,” ujarnya.

    Karena lukanya parah, korban di bawa pulang kemudian di bawa ke Puskesmas. “Saya membawa pulang bapak dan memanggil tenaga medis untuk mengobati bapak dan langsung saya melapor ke Polsek pematang sawah, ” pungkasnya

    Warga setempat berharap ada perhatian serius dari pemerintah kabupaten. Karena mayoritas warga adalah nelayan. “Sudah berulangkali kejadian seperti ini nelayan di serang buaya kami berharap ada perhatian dari pemerintah, karena nelayan kalau gak melaut mau makan apa Keluarga kami,” kata Anas salah satu warga kampung baru

    Kapolsek Pematang Sawah membenarkan adanya laporan warga yang telah digigit buaya. “Kami telah menerima laporan warga tersebut dan kami akan berkordinasi dengan Polsek Semaka Polsek Wonosobo serta pihak terkait untuk dapat mengatasi keganasan buaya,” kata Ipda Ahmad Junaidi.

    Kapolsek juga mengimbau warga agar lebih waspada saat melakukan aktivitas di sungai, muara, dan pantai. “Selain itu kami menghimbau kepada seluruh warga yang melakukan aktifitas di seputaran sungai, muara dan laut harus tetap waspada dan berhati-hati karena banyak buaya berkeliaran di area tersebut.” ujarnya. (Wisnu/Hardi).

  • Ratusan Pedagang dan Warga Pasar Ngarip di Rapid Test Hasil Nonreaktif

    Ratusan Pedagang dan Warga Pasar Ngarip di Rapid Test Hasil Nonreaktif

    Tanggamus (SL)-Ratusan pedagang, pekerja dan warga sekitar Pasar Ngarip, Kecamatan Ulu Belu, Tanggamus dirapid tes massal. Total 205 orang, dengan hasil seluruhnya onreaktif covid-19. Rapid tes dilakukan pasca seorang pedagang pasien no 38, yang di nyatakan positif covid-19.

    Camat Ulu Belu, Suwarno mengatakan rapid ini lanjutan penanganan kasus Covid-19 di Tanggamus ke-38 dari Ulu Belu. Sebab pasien nomor 38 adalah pedagang yang rutin berjualan keliling antar pasar yang ada di Kec. Ulu Belu. “Pertamanya diadakan rapid tes massal di Pasar Gunung Sari, lalu Pasar Datarajan dan sekarang Pasar Ngarip. Ini karena munculnya kasus dari seorang pedagang lalu diadakan rapid ke pedagang lainnya,” terang Suwarno.

    Camat mengaku bersyukur rapid diikuti 205 orang, atau jumlah terbanyak dari rapid di Pasar Gunung Sari dan Datarajan. Hasilnya pun nonreaktif seluruhnya. “Di Pasar Gunung Sari diikuti 144 orang, Pasar Datarajan 123 orang dan sekarang 205 orang, terbanyak. Syukur semuanya nonreaktif,” terang Suwarno.

    Teknis pelaksanaan rapid tes di Pasar Ngarip dibagi tiga titik. Dua titik di jalur masuk dan keluar pasar, lalu satunya keliling ke dalam pasar dan warga sekitar pasar. Pelaksanaannya tim medis Puskesmas Ngarip, dibantu Kecamatan Ulu Belu, anggota Polsek dan Koramil Pulau Panggung, serta aparat Pekon Ngarip.

    Pelaksanaan rapid tes di Pasar Ngarip karena bertepatan hari pasaran. Pada hari tersebut para pedagang berkumpul untuk menggelar dagangannya. Itu juga sama dengan Pasar Gunung Sari dan Datarajan yang bertempatan dengan hari pasaran.

    Dan dengan hasil rapid tes massal yang semuanya nonreaktif maka tidak ada tindak lanjut pengambilan sampel swab. Sebab rapid ditujukan untuk penjaringan tingkat awal dan sifatnya massal. Maka pengambilan sampel swab terkait pasien 38 hanya dilakukan pada keluarga dan orang yang kontak erat dengan pasien. Ada 12 orang yang sudah diswab dan selanjutnya tinggal tunggu hasilnya.

    Sebelumnya untuk pasien 38 adalah kasus baru di Tanggamus. Kasus ini bukan hasil tracing kasus-kasus lainnya. Pasien 38 adalah pedagang pakaian yang biasa berjualan di Pasar Gunung Sari, Datarajan dan Ngarip. Pasien diketahui terinfeksi Covid-19 saat pemeriksaan di rumah sakit Surya Asih, Pringsewu. Dan kini sudah dirawat di RSUD Pringsewu. Lalu miliki riwayat perjalanan ke Bandar Lampung untuk membeli stok pakaian yang dijualnya.

    Menurut Kepala Pekon Rio Setiajid, untuk Pasar Ngarip selanjutnya akan disemprot disinfektan sebelum hari pasaran. Hal ini sebagai bentuk antisipasi pencegahan Covid-19 di pasar tersebut. “Kemarin-kemarin memang pasar sudah disemprot sebelumnya disemprot lagi kalau sebelum pasaran,” ujar Setiajid.

    Ia minta masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan mulai dari pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun secara rutin, lalu hindari berkerumun. “Kami sudah minta ke warga sama-sama lakukan pencegahan, sebab lebih baik mencegah dibanding mengobati,” kata Setiajid. (Wisnu/Hardi/*)

  • Hilang Sepekan Kakek 90 Tahun Ditemukan Tewas di Tepi Sungai Lereng Gunung Loro Ireng

    Hilang Sepekan Kakek 90 Tahun Ditemukan Tewas di Tepi Sungai Lereng Gunung Loro Ireng

    Tanggamus (SL)-San Mukri alias Sadi, kakek 90 tahun yang  sepekan menghilang ditemukan meninggal dunia di pinggir sungai di Lereng Gunung Loro Ireng, Pekon Sukajaya, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Sabtu 10 Oktober 2020 sore.

    Jenazah korban ditemukan terbujur kaku diatas bebatuan dengan kondisi telah membusuk. Diduga korabn telah meninggal dunia sejak 5 – 6 harI lalu.  Pasalnya Kakek itu diketahui pergi meninggal rumah sejak sepekan lalu.

    Sakir, cucu korban, mengatakan bahwa kakeknya keluar rumah pada Sabtu 3 Oktober 2020 lalu sekitar pukul 13.00 Wib. Sukri mengetahui hal itu karena ada warga yang memberitahukan bahwa kakek San Mukri sedang berjalan.

    “Kebetulan pada hari itu waktu kakek keluar rumah. Ada warga yang memberitahu dan kami langsung menyusul. Namun kami tidak menemukan kakek yang jalan entah kearahnya kemana,” kata Sakir di rumah duka.

    Mereka terus melakukan pencarian sejak siang hingga malam juga tidak berhasil menemukan, lalu pihak keluarga melaporkan kepada aparat pekon, lantas aparat pekon meneruskan ke Polsek Semaka. “Sejak hilangnya kakek, kami terus berupaya melakukan pencarian. Hingga tadi sore ada warga Pekon Sukajaya menginformasikan ada mayat, kami langsung kesana. Sehingga kami kenali dari pakaian bahwa itu benar adalah kakek kami,” ujarnya.

    Sakir menjelaskan, bahwa kakeknya tersebut dalam keadaan sudah pikun dan selama ini kakek diurus oleh anak pertamanya bernama Caswadi (56). Dimana kakek San Mukri biasanya berada di rumah. “Beberapa kali dia keluar rumah dan pasti warga memberitahukan sehingga langsung dijemput. Namun pada hari hilangnya kakek, kami kehilangan jejak,” jelasnya.

    Sakir tidak menduga, kakeknya bisa berjalan ke lokasi penemuan, sebab kondisi kakek yang sulit berjalan dengan jarak sejauh 15 KM dari rumah anaknya. “Secara logika tidak percaya, kakek pasti tidak kuat, soalnya dia jalan saja susah, enggak masuk akal. Tapi kami sudah menerima dan ikhlas atas meninggalkan kakek,” pungkasnya.

    Setelah di evakuasi jenazah langsung di bawa kerumah duka karena jenazah sudah tidak utuh lagi maka langsung di makamkam malam itu juga jam 19.30.WIB, Sabtu 10 Otober 2020 di pemakaman umum pekon Sidodadi Kecamatan Semaka . (hardi/wisnu)

  • Kober Chapter Bantu Janda Veteran Korban Banjir Sungai Sedayu

    Kober Chapter Bantu Janda Veteran Korban Banjir Sungai Sedayu

    Tanggamus (SL)-Penggiat Kobel Chapter Tanggamus yang merupakan Komunitas Bediller Lampung mengunjungi Sudarmi (72) janda veteran korban banjir Sungai Sedayu Kecamatan Semaka, Rabu 30 September 2020 malam lalu. Tim menyelurkan bantuan berupa bahan pokok, Jumat 9 Oktober 2020.

    Baca: Banjir Bandang Sungai Sedayu Musnahkan Kenangan Janda Veteran Perang

    Kepada Sinarlampung.co, Ketua Komunitas Bediller Lampung Achmat Chairul Anom mengaku merasa simpati kepada Sudarmi setelah membaca berita korban banjir bandang sedayu, yang menyisakan kenangan janda veteran pejuang , yang di unggah pada tanggal 05 Oktober 2020 bertepatan dengan hari ulang tahun TNI.

    “Ya kami membaca berita di sinarlampung.co itu. Dan kami merasa sangat perihatin dengan beliau. Kemudian kami bermusyawarah dan menggalang dana dari para anggota untuk membantu meringankan bebannya,” kata Chairul, didampingi Babinsa Way Kerap semaka, Babinkamtibmas, dan tokoh masyarakat.

    “Dan alhamdulillah akhirnya kami dapat berkunjung dan bertemu langsung dengan beliau, dan kami berharap agar Pemkab tanggamus segera dapat membantu membenahi rumah beliau karena sudah tidak layak huni untuk di tinggali seorang nenek 72 tahun bersama cucu yang masih kecil,” imbuhnya.

    Sementara Nenek Sudarmi juga mengaku tidak menyangka dirinya akan viral setelah di beritakan media dan kini sering di kunjungi oleh beberapa dermawan dan organisasi termasuk komunitas bediller Lampung. “Ibu mengucapkan tetimakasih ya nak, semoga Allah kelak membalas kebaikan  anak serombongan,” ucap Sudarmi mengusap linangan air matanya. (hardi)

  • Banjir Bandang Sungai Sedayu Musnahkan Kenangan Janda Veteran Perang

    Banjir Bandang Sungai Sedayu Musnahkan Kenangan Janda Veteran Perang

    Tanggamus (SL)-Darmi (72), janda veteran pejuang 45 tak bisa menyebunyikan keriput wajahnya. Sorot matanya masih tajam seperti almarhum suaminya sang pejuang. Dia menatap sisa puing-puing rumah satu satunya peningalan suaminya. Rumah berukuran 6×4 Meter beratap seng di Pekon Way Kerap, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus itu, hancur berantakan di hantam banjir bandang luapan sungai Sedayu, Rabu 30 September 2020 malam.

    Rumah kenangan Darmi bersama sang Veterang pejuang perang,

    Kini tersisa puing puing dan separuh tanah lahan bangunan rumahnya, yang ditinggali bersama cucunya yang berusia empat tahun. Beruntung saat banjir menerjang, Darmi dan cucunya sempat keluar dari rumah sehingga mereka selamat dari derasnya arus banjir, dan merelakan sebagian besar peralatan rumah tangga dan pakaiannya hilang terbawa arus.

    Kini, Darmi hanya dapat menatap penuh kenangan rumah yang selama ini dia tinggali puluhan tahun bersama sang suami telah habis diterjang banjir dan tidak dapat dibangun lagi. Sementara cucu memang sudah yatim-piatu. Dan saat ini hanya bisa menumpang dirumah tetangga.

    “Suami saya orang veteran, dulu dia kesana-kesini cuma berjuang-berjuang terus. Dia beli tanah ini untuk anak-cucu katanya. Tidak ada peninggalan selain rumah dan tanah ini. Tapi ya sudah begini,” ucap Darmi, kepada sinarlampung.co, Senin 5 Oktober 2020.

    Menurut Darmi, terbesit keinginan dibenaknya untuk tinggal dengan anak-anaknya yang telah menikah. Namun melihat keadaan ekonomi anak-anaknya dia mengurungkan diri. Keenam anaknya telah menikah dan tinggal terpisah dengannya.

    “Mereka belum ada kerjaan, nanti kalo saya kesana malah bikin repot mereka. Saya ingin punya rumah sendiri, biarlah mereka mencari buat masa depan mereka. Kalo saya punya rumah, nanti mereka bisa datang jenguk saya,” ungkapnya.

    Darmi mengaku berat meninggalkan tanah dan bekas bangunannya. Darmi mengaku sangat menyayangi rumah itu yang menjadi pengikat obat rindu akan almarhum suaminya dan memang sebagai harta satu-satunya peninggalannya.

    “Sedih, sedih sekali nak. Rumah ini peninggalan suami saya. Dulu sebelum meninggal, dia bilang kesaya, kalo dia tidak bisa meninggalkan apa-apa, selain rumah ini. Tapi yang penting kamu tenang katanya, rumah ini nanti dapat kamu tunggu sama anak cucu,” ucap Darmi seperti mengenang.

    Jika memungkinkan, Darmi berharap bisa mendapat bantuan pemerintah dan para dermawan untuk dapat membantunya memiliki rumah sendiri. Sehingga dia dan cucunya tidak lagi hidup menumpang dengan tetangga.(Hardi/rsd)

  • Buaya Tiga Meter Sambar Tangan Nelayan di Rawa Tugu Tapak Semaka

    Buaya Tiga Meter Sambar Tangan Nelayan di Rawa Tugu Tapak Semaka

    Tanggamus (SL)-Warga Tanggamus kembali menjadi korban gigitan buaya. Kali ini buaya sepanjang tiga meter menyambar tangan Amin (24), saat sedang menarik jaring ikan areal sawah tepian anak sungai Semaka, yang sudah mirip danau, Sabtu 3 Oktober 2020.

    Amin (24) warga Pekon Tugupapak, Kecamatan Semaka, Tanggamus terluka parah dibagian tangan kirinya. Sempat di rawat di Puskesmas, dan kini dirawat di rumahnya. “Jaring di pasang Jum’at sore, Sabtu pagi aakan di angkat. Tiba-tiba seekor buaya menyambar tangannya. Karena luka yang cukup serius Amin dibawa ke puskemas,” kata Amin.

    Amin mengaku aktivitas memasang jaring ikan dilakukan setiap hari. “Seperti biasa saya dan abang saya pergi ke sungai masang jala-jaring sore kemarin. Dan dipagi tadi saya berniat ngangkat jaring tersebut tiba-tiba ada buaya menyebar tangan saya. Saya meronta dan di bantu Abang buat nglepasin gigitan buaya itu, alhamdulilah bisa lepas,” katanya.

    Andi (40), kakak Amin, kepada sinarlampung.co membernarkan hal tersebut. “Ya tadi pagi saya membantu adik  yang digigit buaya. Untung bisa lepas kalau tidak mungkin putus tangan adik saya karena ukuran buayanya cukup besar kira-kira 3 meter panjangnya. Ya sudah dua kali buaya mengigit warga dilokasi yang sama,” ktaa Andi.

    Menurut Andi, dulu lokasi itu adalah lahan sawah warga, tapi karena pembuangan air kurang lancar jarang ditanami lagi, apalagi kondisinya saat ini sudah seperti danau. Warga sebenarnya berharap segera ada tindakan pemerintah segera melakukan normalisasi sungai supaya lahan sawah tersebut dapat di manfaatkan seperti dulu.

    “Dulunya lahan ini adalah sawah tapi sekarang kaya danau. Adanya pendangkalan di hilir sungai. Kasus ini warga minta pemerintah melakukan nornalisasi sungai, biar sawah bisa digunakan lagi. Dan buaya tidak tinggal disana, ” katanya.  (Hardi/Wisnu)

  • Tiga Wanita Buruh Sawah Ibu Bibi dan Anak Gadis Tewas Dilindas Truk di Jalan Lintas Barat Sumatera

    Tiga Wanita Buruh Sawah Ibu Bibi dan Anak Gadis Tewas Dilindas Truk di Jalan Lintas Barat Sumatera

    Tanggamus (SL)-Anis Safitri (21), yang membonceng ibunya Marsamah (45) dan bibinya Masnun (50), warga Pedukuhan Banjarnegeri, Pekon Bandar Sukabumi, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Tanggamus, tewas digilas truk Colt Diesel warna kuning BD-8104-BL, saat mlintas di Jalan Lintas Barat Sumatera, KM 109-110 Jalan Raya, Pekon Padang Manis Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Sabtu 3 Oktober 2020, sekitar pukul 14.30.

    Ketiga korban yang baru pulang menjadi buruh sawah itu tewas dengan kondisi mengenaskan, kepala hancur dan usus terburai. Sebelum kejadian, Anis Anis Safitri mengendarai motor Honda Supra X BE-4283-VG, membonceng ibunya Marsamah pamannya Masnun melaju dari arah Kota Agung. Saat di jalur Pekon Padang Manis, Anis tak mampu mengendalikan motor saat mobil didepan berhenti mendadak.

    Motor berboncengan tiga itu sempat menabrak mobil bagian belakang mobil yang ada di depannya. Sehingga motor oleng dan terjatuh ke bagian kanan, dan saat bersamaan muncul truk truck warna kuning nopol BD-8104-BL yang dikemudikan Junaidi (40), warga Jalan Raja Kelurahan Kota Muda, Kecamatan Manak, Kabupaten Bengkulu Selatan, tak menggilas ketiganya.

    “Sekitar jam 14.30-an mas, di KM 109 – 110 Jalan Raya Pekon Padang Manis Kecamatan Wonosobo. Motor berboncengan tiga dari arah Kota Agung sempat menabrak mobil yang ada didepannya lalu jatuh kekanan, dan langsung dilindas truk yang dataang dari arah Lampung Brat. Korban semua perempuan dan meninggal di tempatm” kata Samsul Bahri, warga Padang Manis, dilokasi kejadian.

    Ketiga korban satu keluarga itu di evakuasi petugas Polsek Wonosobo Ke Puskesmas Siring Betik untuk di identifikasi dan selanjutnya di serahkan kepada keluarga untuk di makamkan.  Polsek Wonosobo berkoordinasi dengan Polres Tanggamus. Truk kemudian diamankan Polisi. “Truk beserta supir sementara sudah kita amankan ke Polres Tanggamus, sementara motor korban kita amankan ke Polsek Wonosobo,” katanya. (hardi/wisnu)

  • Usai Bongkar Muatan Sayuran Pic-up L-300 “Milih” Parkir Terjun Keparit

    Usai Bongkar Muatan Sayuran Pic-up L-300 “Milih” Parkir Terjun Keparit

    Tanggamus (SL)-Saat hendak parkir usai bongkar muat sayuraan, mobil pickup L 300 BE-9268-BE mengalami kecelakaan tunggal terjun dan nyungsep kedalam parit sedalam 3 meter dengan posisi bagian kepala di bawah, Sabtu 3 Oktober 2020 pagi, di Pasar Banjarnegoro Kecamatan Wonosobo

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan pihak kepolisian Polsek Wonosobo serta Sat Lantas Polres Tanggamus telah melakukan pemeriksaan TKP guna upaya evakuasi kendaraan. Kapolsek Wonosobo Polres Tanggamus Iptu Juniko mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa sekitar pukul 05.00 Wib mendapatkan informasi masyarakat terkait terperosoknya kendaraan tersebut.

    “Kendaraan dikemudikan oleh Katiran (45) warga Gisting mengangkut sayuran ke Pasar Banjarnegero. Diduga dia mengantuk dan menyenggol motor yang tidak diketahui identitasnya sehingga masuk ke selokan,” kata Iptu Juniko di lokasi kejadian.

    Lanjutnya, bahwa kondisi sopir setelah terjadinya kecelakaan hanya mengalami luka ringan dan shock. Yang saat ini sudah dibawa keluarganya dan sedang di urut di Wonosobo. “Kondisinya sopir luka ringan, dia sedang diurut dan nanti akan kita upayakan untuk dibawa ke Puskesmas guna mengetahui hasil pasti pihak medis,” ujarnya.

    Ditambahkan Kapolsek, pihaknya bersama Sat Lantas Polres Tanggamus akan melakukan penderekan kendaraan sehingga dapat dievakuasi secepatnya. “Yang jelas kita sudah menghubungi derek agar kendaraan bisa di evakuasi,” katanya. (hardi/wisnu)

  • Wakil Bupati Safei Kunjungi Dapur Umum Korban Banjir Sungai Sedayu Janjikan Lahan TPU Baru

    Wakil Bupati Safei Kunjungi Dapur Umum Korban Banjir Sungai Sedayu Janjikan Lahan TPU Baru

    Tanggamus (SL)-Pemerintah Kabupaten Tanggamus, akan membantu masyarakat Pekon Sukaraja, Kecamatan Semaaka, untuk mencarikan lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) baru, pasca puluhan makam hanyut terseret banjir Sungai Sedayu.

    “Masalah makam TPU Pekon Sukaraja perhari ini sudah mulai di tangani untuk sekarang. Dan untuk yang akan datang kami nanti akan berkordinasi dengan pemerintah pekon untuk bermusyawarah bukan merelokasi tapi mencari lahan baru untuk makam,” kata Wakil Bupati Tanggamus H Safei saat melihat kesiapan dapur umum bencana alam di areal Kantor Kecamatan Semaka, Jumat 2 Oktober 2020.

    Sebelum Banjir, masyarakat Pekon Sukaraja memang sudah berencana membeli lahan baru untuk tanah makam. Hal ini dikarenakan makam yang ada sudah penuh, sehingga setiap ada yang meninggal dalam penggalian makam sudah di pastikan menemukan tulang jenazah yang terdahulu.

    Sebelumnya memang warga sudah berinisiatif berswadaya menggalang dana, dan dari penggalangan dana terkumpul kisaran 35 juta. “TPU kami sebenarnya sudah penuh, kamipun sudah berswadaya terkumpul dana Rp35 juta untuk membeli tanah makam,” kata Samikun warga Sukaraja.

    Sementara kepada sinarlampung.co Wakil Ketua BHP Pekon Sukaraja membenarkan keinginan masyarakat akan tanah makam dan sudah terkumpul hasil swadaya Rp35 juta. Dan rencananya akan di ajukan ke Pekon untuk menjadi prioritas kebutuhan pekon dalam anggaran 2020. Akan tetapi karena covid 19 dan tidak boleh di prioritaskan oleh pemkab akhirnya dana pekon/DD 2020 tidak dapat dianggarkan.

    “Untuk pembelian tanah makam swadaya warga sudah ada Rp35 juta, namun karena covid 19 dan susahnya izin dari Pemkab akhirnya tahun ini belum bisa di anggarkan. Sebenarnya sudah ada lokasi tanah makam yang berbatasan dengan makan kampung sebelah di hargai Rp170 juta,” katanya saat mengevakuasi badan makam yang hayut di sungai.

    Keinginan masyarakat pekon sukaraja yang ingin membeli tanah untuk pemakaman umum  menjadi dramatis karena datangnya covid 19 dan di tambah peristiwa banjir yang menggerus dan menghanyutkan puluhan jenazah  dari makam tersebut. Atas peristiwa ini masyarakat Pekon Sukaraja berharap agar Pemda Tanggamus dapat mengabulkan harapan mereka. (Hardi)

  • Warga Sukaraja Semaka Evakuasi 4 Jasad Kuburan Yang Hanyut Diterjang Banjir Puluhan Lainya Hilang

    Warga Sukaraja Semaka Evakuasi 4 Jasad Kuburan Yang Hanyut Diterjang Banjir Puluhan Lainya Hilang

    Tanggamus (SL)-Pasca bandang banjir di Pekon Sedayu, akibat luapan Sungai Sedayu, Kecamatan semaka Rabu malam 30 September 2020 pukul 19.00 wib, memporak porandakan sebagain rumah warga dan area pemakaman, warga berdatangan ke makam memastikan kuburan kerabatnya..

    Jasad tersangkut akar pohon

    Matrial kayu, lumpur dan kerokos yang ketebalannya mencapai 20 cm hingga 40 cm membuat kerusakan dan kesedihan warga terutama di Pekon Waykerap, Sedayu dan Sukaraja. Tiga shaf kuburan di TPU Sukaraja hanyut di bawa banjir, dan lahan terkikir arus.

    Apalagi TPU dekat dengan bantaran Sungai Sedayu, beberapa jasat terbungkus akin kapan terlihat dan bahkan ada yang hanyut terbawa arus sungai. “Kami beserta warga sedang mengevakuasi mayat yang ketemu dibawa ke puskes dan menunggu perintah lebih lanjut dari camat,” kata Kepala Pekon Sukaraj Boymin.

    Menurut Jumikun, warga Sukaraja bahwa ada kurang lebih tiga baris makam yang terbawa arus. “Yang keterjang banir kira-kira ada tiga baris dari bibir sungai yang dah ketemu ada empat Yang lain paling kebawa arus.,” katanya.

    Anggota BPBD beserta relawan bahu membahu membantu warga kecamatan semaka dalam musibah banjir bandang. Anggota TAGANA dari departemen sosial menyatakan mereka sedang menyiapkan dapur umum untuk membatu warga yang tidak dapat memasak dan mendistribusikan makanan minimal sampai makan siang.

    Wiwin Triani, Camat Semaka, mengatakan sesuai instruksi dari Sekda Tanggamus untuk segera melaksanakan penanganan pasca banjir dan membuka ruas jalan lintas. Adapun musibah banjir yang terparah ada di tiga pekon: Pekon Sedayu, Pekon Sukaraja, dan Pekon Kacapura.

    “Jumlah kepala keluarga yang dampak banjir bandang keseluruhan di kecamatan sebanyak 1.157 KK, sementara korban jiwa tidak ada. Untuk penanganan mayat sementara ini di evakuasi oleh warga dan di bawa ke puskesmas untuk di infintifiakasi dan akan di makamkan kembali dengan layak,” kata Camat. (Wisnu)