Tanggamus (SL)-Pembangunan jembatan Way Tebu II di Pekon Way Pring adalah merupakan pembangunan yang diprioritaskan tahun ini. Demikian dikatakan Camat Pugung, Hardasyah, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin siang (29/7/19).
Menurut Hardasyah, pembangunan jembatan tersebut sudah melalui proses usulan yang benar, dimulai dari tingkat dusun sampai provinsi. “Jembatan itu diawali hasil musyawarah dusun (musdus), lalu diajukan ke musyawarah pekon (musdes), dan diajukan sebagai skala prioritas ke musyawarah rencana pembangunan (musrembang) tingkat kecamatan. Selanjutnya ke kabupaten, hingga rencana pembangunan tingkat provinsi,” jelas Hardasyah.

Hardasyah mengatakan, bahwa hasil musyawarah selalu masuk dalam usulan pembangunan. Hingga akhirnya diputuskan untuk dibangun jembatan tersebut pada tahun ini. Sekaligus jadi prioritas pembangunan di Pekon Way Pring.
“Sebab, untuk Pekon Way Pring lokasinya semua harus melewati sungai, makanya usulan pembangunan itu penting dan tahun ini bisa dikerjakan dua jembatan,” ujar Hardasyah.
Selain hal itu, alasan prioritas karena Pekon Way Pring masuk daerah terisolir yang ada di wilayah Kec. Pugung. Dan untuk mengatasinya adalah dengan membangun jembatan-jembatan. “Jalan-jalan di sana juga belum ada yang aspal, karena untuk memasukan aspal ke sana ya perlu jembatan dahulu,” kata Hardasyah.
Pembangunan jembatan Way Tebu II di Pekon Way Pring menjadi salah satu yang diidam-idamkan warga. Namun sayang, kini dihentikan karena masih ada sengketa lahan antara keluarga Hi. Syahrani dengan dinas PUPR.
Untuk terus mendorong kelanjutan pembangunan jembatan, warga Pekon Way Pring dan warga Pekon Banjar Negeri sudah mendatangi Polda Lampung, pada Sabtu 27 Juli lalu. Tujuannya untuk membuat petisi agar pembangunan jembatan dilanjutkan kembali.
Dikatakan Munajad, warga Pekon Way Pring, penandatanganan tersebut sebagai bentuk dorongan agar pembangunan jembatan yang melintasi sungai Way Tebu diteruskan. “Warga yang tanda tangan ini dari mana-mana, khususnya warga Way Pring, Banjar Negeri, dan Ciherang. Tujuannya minta supaya pembangunan dilanjutkan, sebab kami sebagai warga sangat mengharapkan jembatan ini,” kata Munajad di lokasi pemasangan petisi.
Ia mengaku tanda tangan dilakukan secara sukarela, tidak ada paksaan kepada warga agar mau tandatangan. Dan itu sudah dilakukan sejak pekan lalu, dan baru padahari Minggu 28 Juli bukti tanda tangan itu dipasang di depan lokasi pembangunan jembatan di Pekon Way Pring.
Bentuk petisi berupa banner dengan ukuran lebar sekitar dua meter dan tinggi lima meter, didirikan di pohon kelapa. Kemudian jumlah tanda tangan lebih dari 200. Di dalamnya hanya tanda tangan saja tanpa nama penandatangan dengan alasan keamanan.
Sedangkan isi petisi, “Kami warga Pekon Way Pring, Kec. Pugung dan Pekon Banjar Negeri, Kec. Gunung Alip sangat mendukung pelaksanaan pengerjaan jembatan Way Tebu, karena ini merupakan akses utama kami untuk kebutuhan pendidikan/pengajian serta mengeluarkan hasil bumi.”
Sampai saat ini, pekerjaan proyek jembatan masih terhenti. Jembatan ini digarap rekanan PT Citra Mulia Karya Mandiri dengan nilai kontrak Rp 3,8 miliar lebih. Pekerjaan ini berasal dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler 2019, dan sharing dana daerah.
Terhentinya pekerjaan yang sekarang adalah karena adanya pihak Syahrani yang mengaku bahwa pembangunan jembatan tersebut merugikan dirinya karena menggunakan lahan miliknya dan belum ada ganti rugi. sehingga ia meminta pekerjaan dihentikan.
“Sudah satu bulan pembangunan jembatan terhenti dan belum bisa dipastikan kapan akan berlanjut lagi. Padahal warga sangat berharap jembatan ini cepat selesai. Kalau kami inginnya jembatan ini dilanjutkan, kalau misalnya ada masalah hukum biar diselesaikan secara hukum tapi jangan pembangunan berhenti. Sebab warga sangat membutuhkan jembatan itu,” ujar Munajad.
Murlis, pemilik sawah di Pekon Banjar Negeri mengatakan bahwabanyak warga yang membutuhkan jembatan tersebut. “Saya berhareap jembatan itu bisa segera dilanjutkan pembangunannya, karena banyak warga menanti jembatan itu. Kami sangat berharap pembangunan bisa dilanjutkan kembali. Tujuannya supaya jembatan cepat selesai,” ujarnya. (Hardi/Wisnu)