Kategori: Tanggamus

  • Polsek Cukuh Balak dan Tim Puskesmas Putih Doh Lakukan Pemerikasaan Jenazah Suhairi

    Polsek Cukuh Balak dan Tim Puskesmas Putih Doh Lakukan Pemerikasaan Jenazah Suhairi

    Tanggamus (SL) – Polsek Cukuh Balak Polres Tanggamus dan Tim Medis Puskesmas Putih Doh melakukan pemeriksaan jenazah Suhairi (55) warga Dusun Sukajaya Pekon Putih Doh Cukuh Balak.

    Korban pertama kali ditemukan saksi Ahmad Sarifudin (40), Zabal (35) dan Mat Zaeroni (38) telah meninggal dunia di kebun tersebut malam ini Senin (17/9/18) sekitar pukul 20.00 Wib.

    Kapolsek Cukuh Balak Ipda Dian Afrizal, SH. MH, mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.

    “Hasil pemeriksaan medis petugas Puskesmas Putih Doh Hendri, korban diperkirakan sudah 4 jam lebih meninggal dunia sejak diketemukan. Tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Diduga korban meninggal karena sakit jantung,” kata Ipda Dian Afrizal mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, SIK. M.Si melalui Whatsapp, Senin (17/9) malam.

    Hal itu, sambung Kapolsek, senada berdasarkan keterangan keluarga korban bahwa akhir-akhir ini korban sering sakit.

    “Berdasarkan keterangan adik korban Zahri, korban sering sakit atau dia bilang drop badannya,” ujarnya.

    Ipda Dian Afrizal menjelaskan, kronologis kejadian berawal pada pagi hari sekitar jam 08.00 Wib seperti biasa korban berangkat ke kebun untuk membersihkan lahan yang berada di Pematang Suluh. Kemudian sekitar pukul 18.00 Wib keluarga korban memberitahu kepada para saksi bahwa korban belum pulang kerumah, sementara saat Hp korban dihubungi dalam keadaan aktif namun tidak diangkat.

    “Sekitar pukul 19.30 Wib, para saksi mencari keberadaan korban di sekitar kebun korban bekerja dan sekitar pukul 20.00 Wib korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi terungkup dan hp ditemukan berada didalam tas tidak jauh dari tubuh korban,” jelasnya.

    Ditambahkan Kapolsek, saat ini jenazah korban masih disemayamkan dirumah duka guna menunggu pemakaman.

    “Menurut keterangan keluarga korban, karena hari telah malam, pemakaman akan dilaksanakan esok hari di TPU Pekon setempat,” tandasnya. (hrd/rls*)

  • Pemkab dan Aparat Penegak Hukum Tanggamus “Cuek” Atas Dugaan Penyimpangan Dana Desa?

    Pemkab dan Aparat Penegak Hukum Tanggamus “Cuek” Atas Dugaan Penyimpangan Dana Desa?

    Tanggamus (SL) -Pembangunan jalan rabat beton di Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung Pusat yang diduga tidak sesuai juklak juknis dan dikerjakan asal jadi ternyata tidak mendapat respon dari aparat penegak hukum. Kepolisian dan Jaksa di Tanggamus “cuek” atas temuan tersebut.

    Sementara Camat Kota Agung, Syarif, mengatakan bahwa pihaknya selaku pemerintahan Kecamatan, akan melakukan pembinaan terhadap pemerintahan pekon. Terutama dalam proses penggunaan dana desa sesuai dengan kewenangannya.

    “Pembinaan membutuhkan waktu dan konsistensi, karena multi aspek yang harus dilihat dalam penanganannya. Insya Allah dengan pola demikian, deviasi dalam penggunaan dana desa dapat diluruskan. Kami lakukan pulbaket. Kami pastikan dulu keseimbangan informasi dengan berbagai pihak termasuk kepada yang bersangkutan,” kata Syarif, melalui pesan whatsappnya, Senin, 17 September 2018.

    Sebelumnya kuat dugaan pembangunan yang menggunakan dana desa, di Pekon Penanggungan, sarat penyimpangan. Selain tidak transparan, kualitas bangunan fisik sudah rusak. Warga Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, juga menyesalkan sikap arogan Kepala Pekon, Nasirwan, kepada warganya, yang tertulis dalam media.

    Masyarakat minta Badan Permusyawaratan Desa, dan Bupati Tanggamus, untuk melakukan evaluasi terhadap kepala Pekon tersebut. Agar pembangunan dan suasana pekon menjadi lebih baik dan mendapat respon positif masyarakat.

    Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia GMBI Distrik Tanggamus, Amroni.SH menyatakan aksi bergaya “preman” ala koboy kepala Pekon Nasirwan, kepada warganya, itu adalah perbuatan tidak terpuji. Apalagi dilakukan dimuka umum. “Kami selaku Lembaga swadaya masyarakat GMBI distrik Tanggamus, sangat menyayangkan sikap arogansi seorang oknum Kepala Pekon. yang dilakukan dimuka umum,” kata Amroni

    Menurut Amroni, Bupati harus melakukan evaluasi atas sikap Kepala Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus terhadap warganya sendiri. Pasalnya dia dipilih oleh warga, untuk menjadi wakil untuk membangun desanya dan memajukan Pekon, ”Jadi bukan mau mentang mentang,” katanya.

    Warga lainnya yang tidak mau di sebutkan namanya juga prihatin mendengar kabar aksi Kepala Pekon mereka. “Dana desa itu juga harus transparan. Bukan milik pribadi, itu uang negara. Jika terbuka, dan masyarakat dilibatkan untuk menentutkan pembangunan yang tepat sasaran.” katanya.

    Program Dana Desa “DD” tahun 2017 lalu di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus diduga sarat dengan penyimpangan.

    Saat awak media melakukan konpirmasi ke inspektorat, hari selasa 18 september 2018, Irban yang membidangi desa sedang tidak ditempat. Toni salah satu stap inspektorat, mengatakan Irwanbil 4 yang membidangi Kepala Pekon, lagi dinas luar di bandar lampung. “Dalam rangka persiapan pelantik bupati terpilih” ujarnya.(Tim/Red)

  • BPN Tanggamus Bantah “Pungli” Dan Penarikan Sertifikat PTSL, Camat Limau Megaku Tidak Tahu

    BPN Tanggamus Bantah “Pungli” Dan Penarikan Sertifikat PTSL, Camat Limau Megaku Tidak Tahu

    Tanggamus (SL) -Badan Pertahanan Negara Kabupaten Tanggamus akan melakan evaluasi terhadap kasus dugaan pungutan liar, terhadap masyarakat peserta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2017/2018, di Pekon Ketapang Kecamatan Limau Tanggamus.

    Pungli diduga dilakukan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan Aparat Pekon dengan cara mematok biaya melebihi ketentuan, bahkan menyita sartifikat yang telah dibagikan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tanggamus.

    Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tanggamus, Sudarman menyayangkan sikap Pokmas yang melakukan penarikan kembali sertipikat warga yang sudah BPN bagikan langsung ke warga. “Adapun mengenai besaran biaya yang di tarik oleh Pokmas, yang melebihi dari Rp200 ribu, menurutnya, itu diluar kewenangan BPN Tanggamus,” kata Sudarman, di kantornya, Selasa (18/9/2018)

    Padahal, kata Sudarman, pihak BPN Tanggamus sudah sering mensosialisasikan aturan itu, berdasarkan SKB 3 Menteri dan Perda Tanggamus. “Semua kegiatan pelaksanaan dan biaya pembuatan sertifikat PTSL telah diatur dalam SKB 3 Menteri tanggal 22 Mei 2017 dan Perbup No 31 th 2017 tgl 04 agustus 2017,” Katanya.

    Untuk, lanjut Kepala BPN, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil Pokmas terkait. “Kami dari pihak BPN Tanggamus akan mengagendakan untuk pemangilan pihak Pokmas dan Masyarakat Pekon Ketapang, untuk mengklarifikasi langsung kepada masyarakat peserta PTSL atas adanya keluhan warga,” tandasnya.

    Dilain pihak, Camat Limau, Mahfus, saat di mintai tangapannya via Handphone mengatakan, “Sejauh ini saya belum tau masalah ini, nanti saya konfirmasi dulu dengan Kepala Pekon dan Pokmasnya, saya saat ini lagi di jalan, besok saya konfirmasi langsung. Karena saya tidak mengerti benar masalah ini,” tutupnya.(Tim)

  • Jasad Pelajar SMA Islam Tanggamus Ade Misrofi Ditemukan Dikedalaman 8 Meter

    Jasad Pelajar SMA Islam Tanggamus Ade Misrofi Ditemukan Dikedalaman 8 Meter

    Tanggamus (SL) – Jasad, Ade Misrofi (16) pelajar kelas 1 SMA Islam Kebumen, Kecamatan Sumberejo, Tanggamus, yang tenggelam di Curup Jarum, Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus, sejak Minggu (16/9/2018) sekitar pukul 13.30 WIB, akhirnya ditemukan, Selasa (18/9/2018) sore.

    Jenazah, Ade Misrofi, ditemukan setelah Tim Gabungan Basarnas, mencari selama tiga hari setelah dinyatakan hilang. Jasad korban ditemukan setelah tim SAR menyelam hingga kedalaman 8-10 meter.

    Ratusan warga ikut menyaksikan evakuasi jenazah yang mencari sejak hari pertama Ade Misrofi tenggelam, saat bersama teman-temannya mengikuti Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami). Korban tenggelam ketika istirahat saat bersama teman-temannya memanfaatkan waktu istirahat untuk mandi di air terjun.

    “Korban merupakan warga Pekon Singosari Kecamatan Talang Padang Tanggamus, termasuk dalam rombongan 62 orang terdiri dari putra dan putri, berikut pendamping berangkat menuju Curup Jarum Pekon dalam rangka hiking, pada Minggu (16/9/2018) pagi,” kata Kapolsek Pulau Panggung, AKP Budi Harto, Senin (17/9/18) malam.

    Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pada Minggu (16/9/1208) sekitar pukul 08.00 WIB rombongan Pramuka Pelajar SMA Islam Kebumen melakukan kegiatan hingga siang hari, sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah melakukan beberapa kegiatan, rombongan tiba di lokasi Curup Jarum lalu istirahat makan siang dan salat.

    Pada saat acara bebas ada beberapa anak ada mandi di sungai. Namun ketika teman-teman korban berajak ke darat, korban hendak mandi dan melompat dari atas batu ke sungai. “Korban diduga tidak bisa berenang dan terseret arus sungai. Melihat kejadian tersebut salah satu teman korban berusaha menolong. Namun tidak bisa dan akhirnya korban tenggelam dan hilang,” kata Budi Harto. (Rls)

  • Pelajar SMA Tenggelam di Air Terjun Curup Tanggamus Hari Kedua Pencarian Basarnas Masih Nihil

    Pelajar SMA Tenggelam di Air Terjun Curup Tanggamus Hari Kedua Pencarian Basarnas Masih Nihil

    Tanggamus (SL) -Pelajar kelas 1 SMA Islam Kebumen, Ade Misrofi (16), warga Pekon Singosari Kecamatan Talang Padang Tanggamus, yang menjadi peserta Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami), tenggelam di arela Curup, wisata Air Terjun Jarum, Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus, Minggu (16/9) sekitar pukul 13.30 Wib

    Pencarian Basarnas Tanggamus, bersama Polsek Pulau Panggung Polres Tanggamus dibantu warga, hingga hari kedua Senin (17/9) belum membuahkan hasil. Informasi dilokasi kejadian menyebutkan, korban bersama teman-temannya, kala itu dalam rangka mengikuti Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami). Dan para peserta Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami), peristiwa terjadi saat waktu istirahat. Korban dan teman-temannya memanfaatkan waktu istirahat untuk mandi di air terjun.

    Kapolsek Pulau Panggung AKP Budi Harto, SH mengungkapkan, korban merupakan salah satu dari rombongan Hiking Pramuka Pelajar SMA Islam Kebumen. Atas peristiwa tersebut, Polsek Pulau Panggung telah mendatangi TKP, membantu pencarian, meminta keterangan saksi-saksi dan berkoodinasi dengan forum pimpinan kecamatan (Forkopimcam) untuk mendatangkan Tim SAR.

    “Korban merupakan warga Pekon Singosari Kecamatan Talang Padang Tanggamus, termasuk dalam rombongan 62 orang terdiri dari putra dan putri, berikut pendamping berangkat menuju Curup Jarum Pekon Datar Lebuay Air Naningan dalam rangka Hiking, pada Minggu (16/9) pagi,” kata AKP Budi Harto mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, SIK. M.Si, Senin (17/9/18) malam.

    Menurut Kapolsek, berdasarkan keterangan saksi-saksi, pada Minggu (16/9) sekitar pukul 08.00 Wib rombongan Pramuka Pelajar SMA Islam Kebumen melakukan kegiatan hingga siang hari, sekitar pukul 12.00 Wib setelah melakukan beberapa kegiatan, rombongan tiba dilokasi Curup Jarum dan langsung beristirahat untuk makan siang dan Sholat.

    “Pada saat acara bebas setelah beristirahat ada beberpa anak ada yang mandi disungai dan ketika teman-teman korban berajak ingin kedarat, korban hendak mandi dengan melompat dari atas batu kesungai. Namun diduga tidak bisa berenang akhirnya korban terseret arus sungai, melihat kejadian tersebut salah satu teman korban berusaha menolong namun tidak bisa dan korban tenggelam dan menghilang,” tandasnya.

    Diduga Ade Misrofi terjun tepat dilokasi titik jatuhnya air terjun, yang diketahui, pola air terjun tepat pada titik jatuhan air, maka di bagian dalam seperti menyeret apa pun yang masuk ke dalamnya. Sehingga tim gabungan yang hingga Senin sore ini masih melakukan pencarian hari kedua, menduga korban terseret ke bagian dasar dan tersangkut bebatuan.

    Komandan Pos SAR Tangamus Adi Ayangsyah mengatakan, tim gabungan masih menelusuri keberadaan Ade Misrofi. Dia dilaporkan tenggelam di air terjun, koordinat lokasi tenggelamnya korban adalah 05° 12′  02″ S – 104° 39′ 49″ E. “Hari ini adalah pencarian hari ke dua. Hari pertama sudah dilakukan pada Minggu, sejak laporan kami terima. Terpaksa pencarian hari pertama dihentikan, karena kondisi lokasi yang gelap-gulita dan minimnya penerangan. Lalu dilanjutkan hari ini,” ujar Adi Ayangsyah.

    Selain petugas Pos SAR Tanggamus, kata dia, pencarian juga melibatkan Camat Airnaningan Thalud, Kepala Pekon Singosari Sigit Fajrianto, Kepala Pekon Datarlebuay, personel Polsek Pulaupanggung, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tanggamus, personel TNI, dibantu puluhan warga.

    Sarana yang digunakan dalam pencarian ini, lanjut Adi Ayangsyah, 1 unit truk personel Basarnas Lampung, 1 unit Rescue Compartement Kansar Lampung, 1 unit RB dan Mopel Basarnas Lampung, 2 set peralatan selam Basarnas Lampung. Tim SAR gabungan, jelas Adi Ayangsyah, melakukan penyisiran di lokasi dengan mengandalkan visualisasi. Mengingat kondisi medan yang tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian dengan menggunakan rubber boat ataupun penyelaman.

    “Hari ini, proses pencarian dilanjutkan lagi di kawasan yang memang banyak terdapat air terjun. Air Terjun Datar Lebuay berasal dari Curug Jarum, 105 kilometer dari Bandarlampung atau 28 kilometer dari Simpang Bendungan Batutegi. Nanti kalau ada update lagi, kami Informasikan.” Tutup Adi Ayansyah. (hrd/*)

  • Kapolres Laksanakan Focus Group Discusion di 2 Polsek Wilayah Tanggamus

    Kapolres Laksanakan Focus Group Discusion di 2 Polsek Wilayah Tanggamus

    Tanggamus (SL) – Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, SIK. M.Si melaksanakan Focus Group Discusion (FGD) di dua Polsek Wilayah Barat Tanggamus, Sabtu (15/9/18).

    FGD digelar dalam kunjungan kerja Kapolres yang didampingi Kabag Ops Kompol Bunyamin, SH, Kabagren Kompol Misbahudin, Kasi Propam Iptu Tajudin pagi harinya di Polsek Semaka kemudian di lanjutkan siang harinya di Polsek Pematang Sawa.

    Di Polsek Semaka, rombongan disambut Kapolsek Semaka AKP Muji Harjono, SE, Camat Semaka Wawan, S.TP, Danramil Wonosobo, para Kakon, para tokoh agama, masyarakat dan pemuda di kecamatan Semaka.

    Sementara itu di Polsek Pematang Sawa Kapolres disambut Kapolsek Pematang Sawa Ipda Ridwansyah, SH, Camat Pematang Sawa Agus Somad, SIP. MM, perwakilan Danramil Kota Agung, para Kakon, para tokoh agama, masyarakat dan pemuda di kecamatan Pematang Sawa.

    Kapolres AKBP I Made Rasma mengungkapkan, FGD digelar dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif menyongsong Pileg dan Pilpres damai tahun 2019, selain itu menyaring permasalahan-permasalah yang terjadi di wilayah hukum Polres Tanggamus khusunya di Polsek Semaka dan Pematang Sawa.

    “Terkait tahapan Pileg dan Pilpres 2019 yang akan segera digelar, kami menghimbau agar masyarakat peserta maupun pendukung Pileg dan Pilpres 2019 mendatang harus tetap menjaga persatuan, sportifitas dan tidak menggunakan cara-cara curang dalam bertarung,” kata turur AKBP I Made Rasma mengulang himbauannya.

    Lanjut Kapolres, bagi pihak maupun pendukung yang menang hendaknya jangan euforia, bagi yang kalah harus menerima dengan legowo.

    “Semua pihak agar tidak melakukan kegiatan yang bersifat memecah belah kerukunan dalam Pileg dan Pilpres karena dapat mempengaruhi situasi Kamtibmas. Mari kita jaga situasi Kamtibmas dengan memberikan pengertian kepada warga yang lain untuk menghindari gesekan dalam rangka menjelang Pileg dan Pilpres tahun 2019,” ucapnya.

    Selain itu, sambung Kapolres agar para Kakon, Tomas dan Toga dapat mendukung kegiatan Pileg dan Pilpres pada tahun 2019 sehingga dapat berjalan dengan lancar dan aman tidak ada saling bemusuhan antar pendukung apalagi terjadi keributan yang menyebabkan kerugian baik masyarakat maupun sarana prasarana yang ada di Pekon.

    “sebagai aparatur negara selalu mendukung terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif diwilayah kerja masing masing, karena kita akan melaksanakan pemilihan Legislatif dan Presiden jadi diharapkan sekali dukungannya untuk mensukseskan kegiatan tersebut,” tandasnya. (hrd/Nn)

  • Setubuhi Pacar di Kebun Kopi Pemuda di Ulu Belu Ditangkap Polisi

    Setubuhi Pacar di Kebun Kopi Pemuda di Ulu Belu Ditangkap Polisi

    Tanggamus (SL) – Polsek Pulau Panggung Polres Tanggamus berhasil menangkap tersangka pencabulan anak dibawah umur yang terjadi di wilayah hukumnya. Tersangka berinisial RK (19) merupakan warga Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus ditangkap tanpa perlawan saat berada di Pekon Ngarip kecamatan setempat.

    Kapolsek Pulau Panggung AKP Budi Harto, SH mengungkapkan, penangkapan berdasarkan laporan orang tua korban pada tanggal 1 September 2018. “Selama 13 hari penyidik unit Reskrim Polsek Pulau Panggung mencari keberadaanya. Akhirnya tersangka berhasil ditangkap kemarin, Kamis (13/9) pukul 12.00 Wib,” ungkap AKP Budi Harto, mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, SIK. M.Si, Jumat (14/9) siang.

    Lanjutnya, adapun pelapor merupakan ibu korban berinsial AS (40), yang telah memergoki tersangka ketika merudapaksa putrinya berinisial MS (16) di kebun belakang rumahnya, sehingga akibat perbuatan tersangka bagian intim korban mengalami luka lecet. “Hasil visum korban mengalami lecet dibagian intimnya, selain itu juga merasa takut dan trauma,” ujar AKP Budi Harto.

    AKP Budi Harto menjelaskan, adapun kronologis kejadian, berdasarkan keterang saksi-saksi dan korban, pada Minggu tanggal 26 Agustus 2018 sekitar 12.00 Wib awalnya tersangka mengajak yang telah mengenal korban mengajak bertemu di kebun kopi yang tidak jauh dari rumah korban.

    Sesampainya di kebun, keduanya terlibat obrolan, namun kemudian tersangka merayu korban dengan berbagai modus, korban tidak bergeming dan terus menolak. Tetapi tiba-tiba tersangka memeluk, merudapaksa sambil membuka paksa celana korban, sehingga korban berteriak meminta pertolongan.

    “Beruntung ibu korban mendengar dan menuju asal suara, sehingga tersangka kabur meninggalkan TKP, namun ibu korban baru melaporkan kejadian tersebut pada 1 September 2018,” jelas AKP Budi Harto.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, saat ini tersangka berikut barang bukti berupa Sepeda Motor Honda Supra X warna Biru Hitam Nopol BE 4295 VR, 1 Hp Advan warna gold, 1 jam tangan warna gold, sepasang sendal, sehelai baju lengan panjang warna hitam putih bermotif bunga dan celana jeans warna biru diamankan di Polsek Pulau Panggung.

    “Atas kejahatannya, tersangka dijerat pasal 76E jo pasal 82 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tegasnya.

    Kesempatan itu juga AKP Budi Harto menghimbau orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya dalam pergaulan. “Mari bersama-sama memperhatikan anak kita dalam pergaulannya sehari-hari, sehingga tidak terjerumus kepada hal negatif,” himbaunya. (hrd/Nn)

  • Pokmas dan Aparat Pekon Ketapang Diduga ‘Pungli” Pembuatan Sertifikat Program PTSL

    Pokmas dan Aparat Pekon Ketapang Diduga ‘Pungli” Pembuatan Sertifikat Program PTSL

    Tanggamus (SL) – Diduga Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan Aparat Pekon Ketapang Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, mematok biaya pembuatan sartifikat program Pendaftaran Tanah Sistematis (PTSL) melebihi ketentuan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tanggamus yaitu sebesar Rp200.000. Hal tersebut membuat warga Pekon Ketapang, mengeluh.

    Terlebih dengan adanya dugaan tindakan penyitaan sertifikat warga, saat sesudah dibagikan oleh pihak BPN Tanggamus, membuat warga semakin kecewa terhadap kinerja Pokmas tersebut. Hal itu diungkapkan oleh inisial SY, warga Pekon Ketapang Kecamatan Limau kepada awak media, belum lama ini.

    Dia sangat kecewa dengan sikap dan kebijakan Pokmas, hal itu berawal saat Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tanggamus membagikan buku sartifikat kepada masyarakat Pekon Ketapang di kantor pekon. Saat itu ia menerima langsung buku sartifikat dari pihak BPN, tapi saat keluar dari kantor pekon, sartifikat tersebut disita oleh Kepala Dusun (Kadus) mereka.

    “Sertifikat saya langsung di ambil oleh Kadus saya, dengan alasan mau di kumpulkan ke Pokmas. Hanya karna bayaran saya baru Rp 400.000 dan masih kurang Rp 300.000. Waktu itu saya sampai memohon kepada Kadus untuk melihat isi buku sertifikat tersebut, tapi tidak diperbilehkan olehnya,” jelasnya.

    Dia melanjutkan, bahkan waktu itu dia minta surat sitaan, karna buku sertifikatnya dibawa oleh kadus. “Tapi jawab kadus tersebut, ‘gak usah gak bakal hilang’ lalu saya katakan kalau gitu nanti saya lapor ke BPN, dengan nada menantang ia mengatakan ‘silahkan kalau mau lapor ke BPN’ dan itu yang membuat saya tadinya jadi patah hati,” ujarnya.

    Hal senada juga dialami oleh NJ, masih warga Pekon Ketapang Kecamatan Limau, NJ menceritakan bahwa ia mengikuti pembuatan buku sartifikat program PTSL dengan mendaftarkan tanah yang belum memiliki surat keterangan jual belinya dan oleh Ketua RT disarankan untuk membuat surat keterangan tanah. “Saya ikut kata RT, lalu saya buat di pekon dengan biaya Rp 500.000 dan di tambah biaya sertifikat PTSL Rp 500.000. jadi saya mengeluarkan uang Rp 1.000.000,” terangya.

    Dilain pihak, saat hal ini di konfirmasikan ke Zairi, selaku Ketua Pokmas Pekon Ketapang menjelaskan bahwa, semua prosedur yang Pokmas pakai sudah hasil musyawarah dengan masyarakat. “Hasil musyawarah di tetapkan, untuk kebon Rp 700.000. dan bangunan/pekarangan rumah Rp 500.000, tidak ada biaya tambahan. Dengan sistem pembayaran di cicil, setelah surat keluar baru di lunasi, ini masyarakat sendiri yang berjanji,” ucapnya, Rabu  (12/9/18)

    Untuk mendapat keterangan lebih lanjut, awak media mencoba mendatangi Kantor Kepala Pekon Ketapang untuk menjumpai Sirli selaku kepala pekon akan tetapi dia sedang tidak ditempat. Dan saat dihubungi via handpone, dia mengatakan lagi berada di Gisting. (Tim)

  • Pelajar SMAN 1 Semaka Demo Kepala Sekolah Soal Tunjangan Guru Honor?

    Pelajar SMAN 1 Semaka Demo Kepala Sekolah Soal Tunjangan Guru Honor?

    Tanggamus (SL)  –  Siswa-Siswi SMAN 1 Semaka berunjuk rasa menuntut Kepala sekolah membayar tunjangan guru honor di sekolah tersebut,  pasalnya sudah 2 bulan honor guru belum di bayarkan, sehingga para tenaga didik honorer enggan mengajar yang menyebabkan beberapa hari di kelas kosong tanpa belajar. Hal ini yang memicu siswa berdemo di halaman sekolah, Rabu(12/9).

    Seperti yang di katakan salah satu siswa Restu andika selaku kordinator unjuk rasa tersebut kepada awak media di sekolah (13/9). “Benar pak kami berunjuk rasa menuntut kepala sekolah segera membayar tunjangan guru honor,  karena kami sudah beberapa hari tidak belajar karena guru tidak masuk” ,ujar siswa kelas 12 tersebut.

    Di lain ruangan awak mediapun mengklarifikasi berita tersebut kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Semaka di kantornya(13/9).”Unjuk rasa tersebut betul apa adanya, dan itu salah satu aspirasi yang harus kita hormati,  artinya di sini misskomunikasi aja, dan kami akan segera menggelar rapat dengan komite sekolah untuk mencari solusinya.

    Karena sebagai Kepala sekolah saya sudah memberikan pinjaman kepada bendahara komite sebesar Rp. 105.000.000,- untuk dana talangan membayar tunjangan honorer dari bulan maret-Juni 2018, semua ini saya lakukan karena dana yang untuk membayar honor tersebut yang bersumber dari bantuan wali murid belum terkumpul di bendahara”. Tandas Drs. Timbul Prabowo.

    Sementara dari ketua komite sekolah membenarkan perkataan Kepala sekolah, kalau bendahara di ketahui ketua komite mendapat pinjaman dari kepala sekolah secara pribadi.

    “Benar pak,  saya selaku ketua komite sekolah mengetahui bendahara mrndapat pinjaman dari pak Timbul untuk talangan tunjangan honorer dari bulan maret sampai juni 2018 sebesar Rp. 105 juta,  dan kami akan segera melakukan musyawarah dengan wali murid mengenai masalah tersebut”. Tutup Semiyono ketua komite SMAN 1 Semaka (13/9).  (Tim).

  • Mayat Anonim di Muara Pantai Tulung Beliung Kota Agung Adalah Pungut Susianti

    Mayat Anonim di Muara Pantai Tulung Beliung Kota Agung Adalah Pungut Susianti

    Tanggamus (SL) – Polsek Kota Agung Polres Tanggamus berhasil mengidentifikasi mayat anonim yang ditemukan di muara Pantai Tulung Beliung Pekon Teba Bunuk Kecamatan Kota Agung Barat Kabupaten Tanggamus, pada Senin (10/9) lalu.

    Setelah diketahui identitasnya, hari ini Kamis (13/9) siang, jenazah diserahkan langsung Kapolsek Kota Agung AKP Syafri Lubis kepada pihak keluarga didampingi Kanit Reskrimnya Bripka Samsul Bahri dan pihak RSUD Batin Mangunang, sementara pihak keluarga didampingi langsung Kepala Pekon asal korban.

    “Mayat anonim yang ditemukan Senin lalu, beridentitas Pungut Susianti, umur 38 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Dusun 1 Tulung Sari Pekon Tulung Sari Kecamatan Bandar Negeri Semuong Tanggamus,” ungkap AKP Syafri Lubis mewakili Kapolres Tanggamus AKBP I Made Rasma, SIK. M.Si di halaman RS Batin Mangunang didampingi 2 dokter rumah sakit.

    AKP Syafri Lubis menjelaskan, hal itu diketahui setelah suami korban Azmi (40) didampingi kepala Pekon Tulung Sari Kecamatan BNS datang melaporkan kehilangan, kemudian didampingi pihak RSUD memeriksa dan mencocokan ciri-ciri yang diketahui suaminya.

    “Suami korban menyakini bahwa mayat yang disimpan di ruang mayat adalah keluarganya berdasarkan ciri identik korban berupa pakaian yang digunakan, bentuk gigi dan pakaian dalamnya,” ujarnya.

    Lanjutnya, tindakan kepolisian telah dilakukan melakukan visum et repertum awal dan lanjutan, meyerahkan korban kepada pihak keluarga dan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kematian korban.

    Kapolsek menegaskan, pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi dikuatkan dengan membuat surat pernyataan.

    “Tadi telah ditawarkan, namun dengan berbagai pertimbangan pihak keluarga menolak autopsi dan akan segera memakamkan jenazah tersebut,” tegasnya.

    Ditambahkan Kapolsek, terhadap kasus tersebut Polsek Kota Agung terus melaksanakan pengumpulan keterangan lain guna terangnya perkara itu. “Saat ini kami masih melengkapi data dan bahan keterangan (Pulbaket),” tandasnya.

    Terpisah, suami korban Azmi mengatakan, awalnya dia tidak mengetahui kepergian istrinya dari rumah karena sedang menginap di kebunnya di Blok 5 Pekon Gunung Doh. Namun tetanggany mengabarkan bahwa menurut anak bungsunya, istri korban tidak pulang selama 5 hari lamanya.

    “Kata tetangga kebun saya, istri saya sudah 5 hari tidak pulang, sehingga anak saya yang kelas 6 SD menangis terus, kemudian saya pulang kerumah,” kata dia.

    Sambung Azmi, sesampainya dirumah dia juga mendengar kabar dari tetangga bahwa di media cetak, online dan media sosial telah ditemukan jenazah, kemudian mengajak kepala pekon dan keluarga untuk memastikan jenazah tersebut.

    “Didampingi kepala pekon, kami melapor ke Polsek Kota Agung dan mengecek rumah sakit bersama keluarga. Dipastikan dari gigi dan pakaian dalam itu adalah jenazah saya, selain itu adik saya memastikan pakaian luar itu juga sering dipakai istri saya,” tuturnya.

    Sementara itu, Kakon Tulung Sari Sulhan Efendi (46) mengatan bahwa tadi pagi ditelfon warganya, Azmi yang akan melapor ke Polisi karena istrinya tidak pulang kerumah selama 5 hari.

    “Suami korban bisa berhari-hari jika pergi ke kebun di blok 5 Gunung Doh, kemarin pulang sambil menjual hasil kebun dan menelfon karena istrinya tidak pulang. Tadi pagi langsung saya telfon Kanit Polsek Wonosobo dan diarahkan ke Polsek Kota Agung, kemudian didampingi Kapolsek mengecek jenazah tersebut, menurut warga saya Azmi dan keluargany memang benar itu jenazah istrinya,” ucapnya.

    Ditambahkan Kakon, setelah dilakukan kordinasi terhadap pihak keluarga, korban akan dikebumikan di Pekon Negri Ngarip Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus pada hari ini juga.

    “Hari ini langsung dimakamkan di Pekon Ngarip karena suami korban berasal dari Pekon setempat,” pungkasnya. (Hrd/Nn)