Tanggamus (SL) – Warga Pekon Tanjung Agung, Kecamatan Kotaagung Barat, Tanggamus, dikagetkan dengan penemuan sosok jenazah wanita tanpa identitas yang mengapung di arela Muara Tulung Beliung, Kota Agung, Tanggamus. Kondisi korban sudah membusuk, diperkirakan sudah lebih dari tiga hari.
Jenazah itu kali pertama di temukan Asnani (50), yang sedang memeriksa perahunya yang bocor. Asnani mencium aroma busuk yang menyengat, lalu Asnani mencari sumber aroma busuk, dan melihat sosok mayat. “Dari keterangan saksi mata Asnani (50), warga sekitar lokasi, saat sedang mengecek perahu yang bocor, yang mencium bau busuk yang menyengat di areal tersebut lalu saya mencari asalnya aroma menyengat itu, dan melihat di areal Muara Tulung Beliung, ngak taunya mayat yang sudah membusuk, “ kata apolsek Kotaagung AKP Syarif Lubis, menirukan saksi.
Menurut Kapolsek bahwa sekitar pukul 4 sore di Perbatasan Pekon Teba Bunut dan Tanjung Agung ada warga melapor ke Polsek Kota Agung, “Kami langsung bergerak cepat bekerjasama dengan Basarnas dan inafis Polres tanggamus,” terang Kapolsek.
Kapolsek mengaku hasil dari identivikasi Tim Inafis Polres Tanggamus tentang penemuan mayat ini, di simpulkan bahwa tidak di temukan kekerasan. “Tidak ada luka atau bekas penganiaya atau sejenis lainya,” jelas Kapolsek AKP Syarif lubis.
Ciri ciri korban, jenis kelamin perempuan, tinggi 160 umur 25-30, bercelana jean biru “Bagi yang merasa kehilangan keluarga bisa menghubungi pihak polsek Kotaagung dan Rumah sakit umum Daerah Batin mangunang, Kotaagung,“ pesan Kapolsek.
Sementara, menurut Robi dokter Rumah sakit Daerah Batin Mangunang mengatakan, menyatakan hasil pemeriksaan awal, belum kita temukan adanya tanda tanda kekerasan terhadap korban. “Jadi bisa kita simpulkan bahwa penemuan mayat ini murni kecelakaan. Entah kalau ada laporan lain karena mayat sendiri tidak di temukan identitas jadi kita masih menunggu warga tanggamus, bagi yang kehilangan keluarga perempuan harap hubungi kami atau Pihak Polsek Kotaagung,” katanya, (wisnu)
Tanggamus (SL) – Kakon Sinar Jawa, Kec Air Naningan, Kab Tanggamus mengklarifikasi pemberitaan miring tentang dirinya yang diberitakan oleh 16 media online yang tergabung di AJOI Tanggamus baru-baru ini. ( Kamis 6/9/18).
Beberapa hari lalu 16 media online yang tergabung di AJOI Tanggamus, telah memberitakan tentang transparansi penggunaan ADD ( Anggaran Dana Desa), yang tejadi di Sinar Jawa.
Suroso (kakon) mengatakan jika pemberitaan miring tentang dirinya tidaklah benar, semuanya itu adalah hanya miss komunikasi ” saya tidaklah seburuk yang rekan-rekan media tulis, saya selalu transparan kok, dan saya selalu mengikuti prosedur, jadi tidaklah benar semua pemberitaan itu ” ungkap Kakon Suroso (kamis 6/9).
Beliau (kakon) menambahkan, jika Suroso HS ( TPK), hanya lupa jika “RAB” nya sudah diberikan, ” kita harus maklum, mungkin pak Suroso HS (TPK), lupa..?? mengatakan jika “RAB” nya sudah sama dia, maklumlah dia abis kena musibah, istrinya baru saja meninggal dunia ” tambah kakon (kamis 6/9).
” saya berharap agar kiranya media online yang tergabung di AJOI Tanggamus dapat menjadi mitra pemberitaan dipekon Sinar Jawa ini khususnya, agar kedepannya pekon kami ini bisa tambah berkembang, karena pekon kami ini masih banyak membutuhkan uluran tangan dari Pemkab Tanggamus atau Pemprov Lampung ” tutup Kakon Suroso (kamis 6/9).
Lembaga Anti Korupsi (Lantak) Lantak akan melayangkan surat resmi kepada Kapolda Lampung dan Kajati Lampung terkait pekerjaan proyek jalan hotmik asal asalan di jalan Sp Umbar Putihdoh, yang dikerjakan kontraktor PT Jais Maju Bersama.
Ketua Lantak Lampung, Erwin Syahrir mengatakan kuat dugaaan terjadi kongkalikong antara kontraktor dan konsultan serta Pelaksana Kegiatan dari PUPR Provinsi Lampung. “Karena sampai hari ini tidak ada perbaikan terhadap jalan tersebut. Lantak meminta Polda dan Kajati Lampung meninjau dan memeriksa jalan tersebut dengan melibatkan konsultan independen untuk mengukur kerugian negara akibat pekerjaan yg terkesan asal jadi itu,” kata Erwi Syahrir, Jumat (7/9).
Sebelumnya diberitakan Proyek pembangunan jalan ruas jalan SP Kuripan, Kecamatan Putihdoh, Tanggamus, milik Pemprov Lampung, dikerjakan asal jadi. Ironisnya pelaksana kegiatan inisial P, adalah salah seorang lurah di Kabupaten Pringsewu.
Warga Putihdoh, menyayangkan proyek dengan nilai miliaran itu, dikerjakan asal asalan. Sehingga kualitasnya tidak baik. “Kerjanya asal asalan. Ini gimana pengawasannya. Kami yang dilintasi jalan ini, prihatin,” kata Rara, warga Putihdoh.
Kondisi aspal sudah rusak
Hal yang sama juga disampaikan ketua Lembaga Anti Korupsi Lampung (Lantak), Erwin Syahrir. menurut dia, seharusnya, dalam pekerjaan pemadatan jalan dengan laston lapis AC-WV, laston lapis AC-BC, serta laston_lapis AC-Base. “Setelah itu baru dilapisi dengan aspal agregat Kelas A dan Kelas B serta drainase. Itu tidak dilakukan, indikasi marup, dan korupsi anggaran proyek ini,” kata Syahrier, yang juga warga asal Putihdoh itu.
Tujuannya, lanjut Erwin, agar kepadatan jalan merata. Sehingga, bisa mencegah jalan bergelombang apabila dilalui truk bermuatan berat. Apalagi di Pasbar banyak dilalui truk CPO.
Kondisi aspal yang nyaris hilang
Erwin menjelaskan, pekerjaan yang ada itu ada dugaan bahwa adanya lapisan aspal yang dilewatkan saja. Seperti penghamparan AC-BASE (aspal dasar) setebal 7,5 cm, dilanjutkan dengan penghamparan aspal AC-BC setebal 6 cm. “Itu pekerjaannya, lapisan dilewatkan saja,” ujarnya.
Begitu juga, pada pekerjaan drainase terlihat bentuk dan ukurannya tidak pas. Bahkan pasangan batu terlihat kurang sesuai dengan standar ke PU an karena begitu tipis, alias pengurangan volume. “Base jalan hanya di timbun tanah yg seharusnya memakai matrial sirtu,” kata Erwin Syahrier. (juniardi)
Tanggamus (SL) – Akibat curah hujan yang tinggi, bangunan drainase yang buruk dan gorong-gorong yang tidak sesuai volume menjadi penyebab air cepat meluap, sehinga mengakibatkan musibah banjir dibeberapa titik di Pekon Guring Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.
Gorong-gorong yang sering menjadi penyebab banjir tersebut adalah gorong-gorong Way Mat Amin dan Way Sekhuiyan, yang seharusnya dibangun jembatan bukan gorong-gorong kecil seperti saat ini. Dan juga sudah seharusnya segera dilakukan normalisasi sungai untuk melanjutkan pembangunan drainase sebelumnya.
Musibah banjir sudah jadi ‘langganan’ beberapa tahun terahir ini, sehingga masyarakat pasrah, karena seringkali kebanjiran bila hujan datang. Hal itu diungkapkan oleh Salehuddin (40) salah satu warga Pekon Guring korban musibah banjir kepada Awak Media dirumahnya, sambil membersihkan matrial lumpur dan kayu yang yang ikut terbawa banjir tersebut, kamis malam – (6/9/18)
Menurutnya banjir sudah sering terjadi dan menggenang rumah warga sekitar aliran sungai tersebut, bahkan meluap ke jalan raya yang menjadi penghubung antar pekon di kecamatan pematang sawa. Gorong-gorong tersebut tidak bisa menampung debit air yang besar, karena aliran air tersebut bukan siring tapi sungai dan juga telah terjadi pendangkalan dibagian muara sungainya.
“Kami sekarang cuma bisa pasrah pak, warga sekitar sungai ini sudah menjadi langganan banjir. Seharusnya, gorong-gorong tersebut dibangun jembatan, kalo cuma gorong-gorong tidak akan mampu menampung debit air ketika hujan turun lebat. Apalagi bagaian muara terjadi pendangkalan sehingga membutuhkan pengerukan menggunakan alat berat,” jelasnya.
Ditempat lain, Marmi warga perbatasan pekon guring dengan pekon betung yang masih warga kecamatan pematang sawa, juga terkena musibah banjir. Dia menjelaskan bahwa ditempat mereka juga juga menjadi ‘langganan’ banjir bila turun hujan lebat.
“Apalagi ditempat kami ini ada bangunan dreinase tapi tidak ada gorong-gorongnya,sehingga menyebabkan air meluap ke rumah warga sekitar sini dan jalan raya. Kami sangat berharap semoga pemerintah kabupaten tanggamus segera membangun gorong-gorong yang bisa menyalurkan air yang besar seperti malam ini,” tutupnya.(wsn/rls)
Tanggamus (SL) – Ketua MPR RI H. Zulkifli Hasan berkunjung dan bertatap muka dengan masyarakat Kabupaten Tanggamus, Rabu 5/9/18 di Kecamatan Pugung.
Hadir dalacara tersebut, Camat Pugung, Kepala Pekon sekecamatan Pugung, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan ratusan masyarakat Pugung dan dari luar Pugung.
Dalam kunjungannya ini, H. Zulkifli Hasan meminta kepada masyarakat Tanggamus agar senantiasa menjaga persaudaraan apalagi menjelang Pemilu 2019, dengan cara memaknai 4 pilar kebangsaan.
“Ass., saya ucapkan trimakasih kpada seluruh warga negara RI yg hadir disini telah menerima dan menyambut saya ditempat ini dipekon tanjung kemala.
Isi dari 4 pilar kebangsaan terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Negara kesatuan republik indonesia/NKRI, dan Bhineka tunggal ika.
Sebagai warga negara indonesia memiliki hak dan kewajiban, kewajiban warga negara indonesia mentaati smua hukum yg ada di Negara kita, dan hak kita dalam pesta demokrasi nanti yaitu pilpres dan pileg kita sebagai warga negara RI memiliki hak untuk memilih pemimpin nya.
Kita smua sebagai warga negara indonesia yg cinta tanah air harus saling menghormati dan menghargai, jangan sampai perbedaan dari suku dan agama membuat kita terpecah belah, karena sebagai Warga negara indonesia kita smua mempunyai hak yg sama dan walaupun suku asli atau pribumi tidak boleh memiliki hak yg lebih dan apapun suku dan agama nya memiliki hak yg sama.
Didalam pesta demokrasi nantinya yaitu pilpres dan pileg kita berhak mengetahui siapa yg harus dipilih, sebagai warga negara berhak untuk memilih dan sebagai calon legislatif pun berhak untuk dipilih.
Suatu daerah yg maju karena sumber daya manusianya mau diajak maju dan para pemimpin nya mempunyai pemikiran pemikiran maju, yg dapat membuat smua nya maju karena mutu pendidikan atau sekolah nya maju, krn pendidikan atau sekolah itu sangat penting untuk dapat memajukan smua itu.Tutur Ketua MPR RI . (hrd)
Tanggamus (SL) – Warga Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, sesalkan sikap arogan Kepala Pekon, Nasirwan, kepada warganya. Masyarakat minta Badan Permusyawaratan Desa, dan Bupati Tanggamus, untuk melakukan evaluasi terhadap kepala Pekon tersebut. Agar pembangunan dan suasana pekon menjadi lebih baik dan mendapat respon positif masyarakat.
Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Tanggamus, Amroni, menyatakan aksi bergaya “preman” kepala Pekon Nasirwan, kepada warganya, itu adalah tidak terpuji. Apalagi dilakukan dimuka umum. “Kami selaku Lembaga swadaya masyarakat GMBI distrik Tanggamus, sangat menyayangkan sikap arogansi seorang oknum Kepala Pekon. yang dilakukan dimuka umum,” kata Amsori.
Menurut Amroni, Bupati harus melakukan evaluasi atas sikap Kepala Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus terhadap warganya sendiri. Pasalnya dia dipilih oleh warga, untuk menjadi wakil membangun desanya dan memajukan Pekon, ” Jadi bukan mau mentang mentang,” katanya.
Warga lainnya juga prihatin mendengar kabar aksi Kepala Pekon mereka. “Dana desa itu juga harus transparan. Bukan milik pribadi, itu uang negara. Jika terbuka, dan masyarakat dilibatkan untuk menentutkan pembangunan yang tepat sasaran.” kata warga.
Sebelumnya, lantaran tidak terima dengan pemberitaan tentang pekerjaannya (DD) pada tahun 2017 lalu oleh media online, Nasirwan, Kepala Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung , Tanggamus “mengamuk” dilokasi hajatan kepada salah satu warganya yang berinisial (MR) 45 tahun.
Nasirwan melontarkan kata-kata yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang pemimpin kepada warganya, prilakunya seperti orang yang tidak berpendidikan, bahkan dia menantang warga tersebut berduel untuk berkelahi.
MR kepada wartawan melalui telpon seluler Rabu 05/09/2018 menyatakan dia pada malam Rabu sedang duduk bersama teman-teman di dalam tarup salah satu warga yang akan melaksanakan hajatan. Tiba-tiba Nasirwan datang dari arah Kota Agung dengan membawa motor sambil ngebut.
“Saya sedang duduk di traub, lalu dia berhenti dan menghampiri saya. dan berkata “apa maksud kamu memberitakan pekerjaan saya di media online apakah kamu sudah jago dan apakah kulit kamu sudah tebal? saya tidak takut sama kamu, kalau memang kamu berani tunggu saya di mana kita duel,” kata MR, menirukan kata-kata Nasirwan tersebut, “Dan saya hanya terdiam,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Pembangunan fisik proyek Pekon menggunakan dana desa di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, diduga dikerjakan asal jadi, dengan kualitas buruk. Pasalnya anggaran yang digunakan untuk membangun jalan rabat beton sepanjang 50 meter di Pekon tersebut, yang baru beberapa bulan sudah rusak. Kondisi jalan retak retak akibat pengerjaannya tidak sesuai juklas juknis atau RAB.
Proyek bangunan rabat beton dana desa
Sumber yang minta namanya disembunyikan menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2017 lalu, Pekon Penangungan merialisasikan pembangunan jalan Rabat Beton dengan lebar 3 M dan panjang 50 M yang bersumber dari Angaran Dana Desa (DD). “Tapi pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan juknisnya,” kata dia, yang tidak mau di sebutkan identitasnya, dikediamannya, kepada wartawan, Selasa (04/09).
Menurut dia, dirinyapun sangat menyayangkan karna dalam pengerjaanya terkesan asal jadi, dengan tidak mengikuti Rancangan angaran belanja (RAB). “Dalam RAB seharusnya hanya mengunakan Batu spelit, pasir dan semen. Tapi prakteknya mengunakan batu krokos bulat di dasarnya. Sebelum di cor mengunakan adukan semen, pasir dan krokos di lakukan penimbunan yang memakai batu krokos bulat. Sehingga kelihatan tebalnya,” katanya.
rogram Dana Desa (DD) tahun 2017 lalu di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus diduga sarat dengan penyimpangan.
Karna dari cara pengerjaan dan bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar RAB, katanya, sudah bisa di pastikan kualitasnya jelek, “Terbukti sekarang sudah mulai retak-retak, apa lagi kalau nantinya kenderaan berat yang melintas,, lhaa gak di injak kederaan berat saja sudah seperti itu,” katanya, dan mamsatikan bahwa pada pengerjaanya waktu itu. tidak memasang papan nama Proyek.
Saat coba dikomfirmasi Kepada Pekon Penangungan Nasirwan, di kantor Pekon sekira jam 14 : 00 wib, kantor Pekon sudah tutup. Kondisi kantor Pekon terkesan tak terawat. Tulisan plang kantor pekon yang terpasang di depan kantor nyaris tidak ada lagi tulisan yang bisa terbaca.
Dihubungi di kediamannya, kepala pekon sedang tidur dan tidak bisa di ganggu. “Tidurnya baru, jadi belum bisa di bangunkan. Suami saya kalau lagi tidur memang susah untuk di bangunkan,” kata istri kepala Pekon. (tim/Jun)
Tanggamus (SL) – Tidak terima dengan adanya pemberitaan tentang pekerjaannya (DD) pada tahun 2017 lalu oleh media online kepala pekon Penanggungan kec. Kota Agung kab. Tanggamus (Nwn) mengamuk kepada salah satu warganya yang berinisial (MR) 45 tahun. Dengan melontarkan kata-kata yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang pemimpin kepada warganya, prilakunya seperti orang yang tidak berpendidikan,bahkan dia menantang warga tersebut berduel untuk berkelahi.
Menurut keterangan MR kepada salah satu wartawan online melalui telpon seluler rabu 05/09/2018. Waktu itu pada malam rabu saya sedang duduk bersama teman-teman di dalam tarup salah satu warga yang akan melaksanakan hajatan tiba-tiba dia(Nwn) datang dari arah Kota Agung dengan membawa motor sambil ngebut lalu di berhenti dan menghampiri saya lalu dia(Nwn) berkata “apa maksud kamu memberitakan pekerjaan saya di media online apakah kamu sudah jago dan apakah kulit kamu sudah tebal? saya tidak takut sama kamu, kalau memang kamu berani tunggu saya di mana kita duel” MR menirukan kata-kata Kakon(Nwn) tersebut, begitu katanya dan saya hanya terdiam” ungkapnya
Terkait pemberitaan edisi selasa tanggal 04 september 2018 kemarin bahwa Saat awak media ingin komfirmasi langsung ke kepala pekon Penangungan (Nwn) di kantor Pekon sekitar jam 14 : 00 wib, kantor pekon sudah tutup, dan tampak plang pekon yang terpasang dihalaman depan kantor seperti tidak terawat, tidak ada lagi tulisan yang bisa di baca alias terhapus, jadi bisa di artikan kepala pekon tidak peka terhadap keadaan sekitar, khususnya kantor pekon tempatnya mengantor setiap hari.
Awak media online langsung menuju rumah kepala pekon, tapi kakon sedang tidur hanya bertemu dengan istrinya dan mengatakan suaminya kalau lagi tidur memang susah untuk di bangunkan” katanya.
Ditempat terpisah,Amroni,Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) DistrikTANGGAMUS mengatakan, kami selaku Lembaga swadaya masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia distrik Tanggamus, sangat menyayangkan sikap arogansi seorang Oknum Kepala Pekon, Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus terhadap warganya sendiri.
Menyikapi masalah pemberitaan tentang Nasirwan oknum Kakon Pekon Penanggungan, bersumber dari keterangan warga yang lain, apapun dalihnya tindakan arogansi seperti itu tidak bisa dibenarkan dan juga bisa memicu konflik terutama kedua belah pihak, ungkap Amroni. (Tim)
Tanggamus (SL) – Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Talang Padang (SMANTAP) Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus diduga memberhentikan securitya, yang sudah mengabdi selama 18 Tahun, tanpa diberi pesangon.
Babe begitulah mereka memanggilnya, lelaki tua berumur 65 tahun, berpostur kurus tinggi, harus menerima ketidakadilan dari orang nomor satu di SMAN Talang Padang.
Babe mengabdikan dirinya di sekolah itu semenjak tahun 2000 untuk menjadi security dan hanya bergaji Rp 750.000, yang bisa dibilang jauh dari angka cukup, akan tetapi ditahun 2018, tepatnya di bulan januari.
Babe diberhentikan sepihak oleh Kepala Sekolah, dengan alasan faktor usia guna penyegaran dan efektifitas kerja, tanpa diberi pesangon yang layak”. Sedangkan Babe sendiri mengatakan merasa masih mampu untuk menjadi security di SMAN Talang Padang,”ujarnya,Selasa (4/9/18).
” saya hanya dikasih dari perwakilan siswa Rp 500.000, dari dewan guru Rp 1.000.000, dan Rp250.000 dari guru TU, dan ada tambahan sarung serta baju koko satu stel tidak lebih tidak kurang ” ungkap Babe dengan lirih.
Menurut penuturan warga, seharusnya Pihak Sekolah ( SMANTAP) harus memiliki hati nurani, dan harus mengingat jasa Babe, bahkan ada sebagian warga Talang Padang merasa iba terhadap Babe, dan marah terhadap pihak Sekolah SMANTAP yang telah berlaku tidak adil terhadap Babe,”tukas mereka.
Selanjutnya Kepsek SMAN 1 Talang Padang, Sudirman,Spd, mengatakan bahwa memang kami sudah memberhentikan beliau, karena faktor usianya yang sudah tua, jadi kurang efektif. Dan kita pun merasa kurang etis bila menyuruh beliau,”beber Kepsek yang ditimpali oleh Zakia dewan guru dibagian kesiswaan di sekolah tersebut,”Kamis (6/9/18).
Saat dikonfirmasi mengenai tanpa ada pesangon pemberhentian beliau,(Babe). Sudirman mengatakan “Iya betul, hanya saja kami memberikan rasa terima kasih sebesar yang telah disebutkan olehnya,
sebab kami bukan perusahaan, kami adalah lembaga pendidikan, jadi kami merasa tidak ada kewajiban untuk membayar pesangon,”kata Sudirman. (Tim)
Tanggamus (SL) – Penjabaran perwakilan BPN Tanggamus tentang biaya sertifikat PTSL 2018 yang 0 Rupiah. (selasa 4/9/18).
Kecamatan Talang Padang adalah salah satu target untuk pemerataan kepemilikan sertifikat rumah, sertifikat pertanian dan sertifikat perkebunan.
Untuk mengejar target tersebut pihak BPN Tanggamus menugaskan kepada beberapa pegawainya untuk berkantor sementara di Talang Padang tepatnya di Pekon Banding Agung, guna mempermudah akses Pokmas PTSL.
Sukri didampingi Beni Afrijal selaku salah satu pegawai BPN yang bertugas di Talang Padang, mengatakan jika biaya pembuatan sertifikat PTSL 2018 tidak dipungut biaya.
” kami dari BPN tidak pernah meminta atau memungut biaya pembuatan sertifikat PTSL, kalaupun ada itu Rp 200.000. yang sudah disepakati oleh SKB 3 mentri, dan itu legal, tapi untuk biaya operasional pokmas , dan pihak BPN tidak ikut campur ” ucap Sukri dengan nada bersahabat.
Tapi dari pernyataan sukri (pegawai BPN), berbeda dengan kenyataan di lapangan, pihak pokmas berdalih bahwa biaya PTSL yang disepakati 3 mentri, itu tidaklah cukup sehingga pihak pokmas sering memungut biaya sampai Rp 300.000. Itupun diluar alas hak.
Sukri menambahkan jika pihak pokmas tidak boleh memungut, lebih dari SKB 3 menteri, kalaupun ada, harus segera laporkan ke pihak BPN.
” jika pihak pokmas ada yang memungut lebih dari biaya PTSL yang telah ditetapkan berdasarkan SKB 3 menteri yaitu Rp 200.000, maka segera laporkan ke BPN Tanggamus, kami akan memprosesnya” pungkasnya. selasa 4/8/18 .(tim)
Tanggamus (SL) – Pembangunan fisik proyek Pekon menggunakan dana desa di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, dikerjakan asal jadi, dengan kualitas buruk. Pasalnya anggaran yang digunakan untuk membangun jalan rabat beton sepanjang 50 meter di Pekon tersebut, yang baru beberapa bulan sudah rusak. Kondisi jalan retak retak akibat pengerjaannya tidak sesuai juklas juknis atau RAB.
Proyek bangunan rabat beton dana desa
Sumber yang minta namanya disembunyikan menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2017 lalu, Pekon Penangungan merialisasikan pembangunan jalan Rabat Beton dengan lebar 3 M dan panjang 50 M yang bersumber dari Angaran Dana Desa (DD). “Tapi pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan juknisnya,” kata dia, yang tidak mau di sebutkan identitasnya, dikediamannya, kepada wartawan, Selasa (04/09).
Menurut dia, dirinyapun sangat menyayangkan karna dalam pengerjaanya terkesan asal jadi, dengan tidak mengikuti Rancangan angaran belanja (RAB). “Dalam RAB seharusnya hanya mengunakan Batu spelit, pasir dan semen. Tapi prakteknya mengunakan batu krokos bulat di dasarnya. Sebelum di cor mengunakan adukan semen, pasir dan krokos di lakukan penimbunan yang memakai batu krokos bulat. Sehingga kelihatan tebalnya,” katanya.
rogram Dana Desa (DD) tahun 2017 lalu di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus diduga sarat dengan penyimpangan.
Karna dari cara pengerjaan dan bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar RAB, katanya, sudah bisa di pastikan kualitasnya jelek, “Terbukti sekarang sudah mulai retak-retak, apa lagi kalau nantinya kenderaan berat yang melintas,, lhaa gak di injak kederaan berat saja sudah seperti itu,” katanya, dan mamsatikan bahwa pada pengerjaanya waktu itu. tidak memasang papan nama Proyek.
Saat coba dikomfirmasi Kepada Pekon Penangungan Nasirwan, di kantor Pekon sekira jam 14 : 00 wib, kantor Pekon sudah tutup. Kondisi kantor Pekon terkesan tak terawat. Tulisan plang kantor pekon yang terpasang di depan kantor nyaris tidak ada lagi tulisan yang bisa terbaca.
Dihubungi di kediamannya, kepala pekon sedang tidur dan tidak bisa di ganggu. “Tidurnya baru, jadi belum bisa di bangunkan. Suami saya kalau lagi tidur memang susah untuk di bangunkan,” kata istri kepala Pekon. (rls/hardi)