Tanggamus (SL) -Polsek Talang Padang Backup Polres Tanggamus melakukan pengamanan acara Jalan Sehat berhadiah Arinal Djunaidi, yang dihibur artis ibu kota Dewi Persik alias DePe, dan Tata Aghata, di Lapangan Tangsi, Talang Padang.
“Dalam politik, kita Polri, tidak ikutan alias tak terlibat. Kita melakukan tugas pengamanan. Demi Kamtibmas diwilayah, karena acaranya juga diwilayah Talang Padang, maka diminta atau tidak diminta kita back-up pengamanan,” kata Kapolsek Talang Padang AKP Yoffi Kurniawan, saat meninjau persiapan lokasi, kepada Tim Media Berjaya, Sabtu (16/12).
Menurut mantan Kasat Intel Polres Mesuji ini, lapangan Tangsi, Talang Padang, memang kerap jadi tempat kegiatan baik pemerintah Tanggamus, maupun provinsi, dan even even kegiatan masyarakat. “Memang lapangan Tangsi ini kerap jadi lokasi berbagai kegiatan termasuk pesta rakyat dan olah raga,” katanya.
Kapolsek menjelaskan personil yang ada di Polsek sebagian dikerahkan untuk mengantisipasi pengamanan, apalagi kegiatan yang mendatangkan artis ibukota, yang termasuk Top ” Apalagi ini ada artin Mba DePe, massa akan banyak, kita pam rawan ganguang kamtibmas, dan lalulintas, lokasi lapangan, dan lain lain, terkait keamanan,” katanya. (*)
Tanggamus (SL)-Jika terpilih menjadi Gubernur, Arinal Djunaidi, harus bisa menjaga dan melestarikan adat istiadat, budaya, dan tradisi leluhur, di Pekon yang ada di Tanggamus. Agar tidak tergerus jaman, dan kehilangan karakter daerah.
Karena, bukan hanya ucapan, tapi juga sudah banyak berdasarkan hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa masyarakat di Pekon yang ada di Tanggamus masih melestarikan adat istiadat serta kebudayaan mereka, walaupun terjadi sedikit perubahan karena arus globalisasi, tapi beberap kegiatan sosial seperti gotong royong antar warga dan ronda malam juga masih rutin dilakukan.
“Kehidupan Masyarakat yang telah berbaur dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat lainya khususnya dengan masyarakat Lampung pendatang dan penduduk Lampung asli,” kata Jhoni (40), warga Talang Padang, kepada Tim Media Berjaya, di sekitar Lapangan Tangsi, lokasi Jalan sehat berhadiah, menghadirkan Dewi Persik, dan Tata Aghata, Sabtu (16/12).
Menurutnya, masyarakat Pekon di Tanggamus dengan kehidupan sosial budaya yang perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat mempunyai garis keturunan kolonisasi Hindia Belanda di era lampongsche Volksbank pada tahun 1921.
“Diantaranya dapat dilihat meliputi peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi,” katanya. (rls)
Tanggamus (SL)– Tim Saber Pungli Polres Tanggamus mengamankan empat orang oknum anggota Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM), asal wilayah Tanggamus, karena memeras kepala Pekon (Desa), Banjarsari Kecamatan Talang Padang, Selasa, 12 Desember 2017.
Mereka yang diamankan adalah NE (28), warga Desa Sukajaya Kecamatan. Kedondong Kabupaten. Pesawaran, PA (22) warga Desa Tanjung Kerta Kecamatan Kedondong Pesawaran, NA (50) dan DA (31) warga Pekon Banjarsari Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, keempatnya terduga pelaku pungutan liar (Pungli) atau pemerasan terhadap korban Tubagus M. Yani.
Wakapolres Tanggamus Kompol M. Budhi Setyadi, yang juga ketua Tim Saber Pungli Polres Tanggamus mengatakan, keempat orang itu diamankan sekitar pukul 12.00 Wib, setelah petugas menerima informasinya adanya tindak pidana pemerasan terhadap kepala pekon Banjarsari Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus.
“Ya kami amankan empat orang, dan masalah ini dalam proses penyelidikan,” kata Kompol M. Budhi Setyadi mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Alfis Suhaili.
Budhi Setyadi menjelaskan, semula polisi mendapatkan informasi akan ada tindak pidana pemerasan terhadap Kepala Pekon. Lalu tim menidaklanjutu dengan menuju lokasi, dan dijumpai tindakan tersebut. “Benar terjadi pemerasan, lalu kami amankan mereka. Saat itu uang sudah berpindah tangan dari Kakon kepada keempat orang itu,” jelasnya.
Menurut Budhi Setyadi, uang itu baru saja diambil dari Kakon Banjar Sari Tubagus Yani, lantas dibawa di rumah DA. Uang dibungkus dengan kertas koran, diduga uang tersebut akan dibagi ke NE, PA, dan NA. Saat itulah polisi datang, dan mengamankan keempatnya.
“Selain barang bukti uang, turut diamankan 3 sepeda motor, 1 examplar surat somasi LSM yang ditujukan kepada kepala pekon banjarsari, 4 HP, tas berisikan surat milik pelaku, senjata sajam milik pelaku NA, photo digital, kamera yashica,” jelad Budhi Setyadi.
Kabag Operasi Polres Tanggamus Kompol Aditya Kurniawan, menambahkan uang tersebut sejenis uang damai. Sebab keempatnya mengancam akan melaporkan masalah yang diduga mereka bermasalah ke aparat hukum. “Kegiatan yang dipermasalahkan adalah pelaksanaan PNPM 2015 yang menurut mereka bermasalah,” ujarnya.
Agar masalah ini tidak dilaporkan mereka minta uang Rp50 juta, namun Kakon Banjar Sari hanya memiliki Rp 20 juta yang lantas diberikan mereka. “Masalah ini masih dikembangkan, bagaimana modusnya, siapa saja orang yang terlibat, dan uang untuk siapa siapa saja,” terang Kompol Aditya Kurniawan.
Kabagops mengaku, hingga kini baru Kakon Banjar Sari, Talang Padang yang melaporkan kasus ini. Pihak Polres Tanggamus masih menunggu apabila ada kakon lainnya yang pernah jadi korban keempatnya dalam kasus pemerasan. “Dugaan kami ada korban lainnya, sebab jika mereka berani datangi daerah yang jauh pasti sebelumnya pernah melakukan hal serupa,” tambah Aditya Kurniawan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pemerintahan Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Tanggamus Sahri, membenarkan adanya kakon yang diperas, namun mengaku belum mengetahui jelas masalahnya. “Benar, sekarang masih diproses di Polres Tanggamus, tapi bagaimana masalahnya kami belum tahu,” ujarnya. (tgs/nt)
Tanggamus (SL)-Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang bekerja di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus terbilang bombastis, jumlahnya mencapai 5438 orang TKS. Jumlah itu sudah ditambah dengan adanya perekrutan TKS baru di Januari tahun 2017 ini, Jumlah TKS yang fantastis itu masih dinilai relevan oleh Pemkab.
Wakil Bupati Tanggamus Hi. Samsul Hadi, menyatakan bahwa jumlah TKS masih sesuai dengan kebutuhan Pemkab Tanggamus. Terutama jika melihat kebutuhan tenaga kesehatan dan pendidikan.
Di sektor tersebut Samsul menilai masih terjadi kekurangan. “Untuk tenaga kesehatan, terdapat 17 puskesmas rawat inap. Sebelum naik status rawat inap jumlah tenaga kesehatan ditiap puskesmas cukup 20 orang, sekarang minimal 50 orang. Seperti guru, saat ini saja ada sekitar 2000 tenaga karena pengangkatan (CPNS) tidak ada, maka kita mengangkat guru menjadi TKS,” kata Samsul saat selesai menemui Ketua DPRD Tanggamus Heri Agus Setiawan, Kamis (7/9).
Samsul menambahkan, jumlah TKS yang ada saat ini masih bisa ditata menyesuaikan kebutuhan, tidak terjadi over kapasitas. Saat disinggung perihal pengembalian gaji pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing, dirinya mengakui akan mempelajari terlebih dahulu usulan itu. “Artinya, TKS yang ada tidak membebankan anggaran karena terkait anggaran akan dilakukan penataan saja, untuk sistem gaji di lakukan pada SKPD terkait, kita akan pelajari, intinya yang terbaik saja,” ujarnya.
Senada, Anggota DPRD Kabupaten Tanggamus sekaligus anggota Badan Anggaran (Banggar) Irwandi Suralaga mengatakan, bahwa tidak terjadi kelebihan pada TKS di lingkungan Pemkab setempat. Hal ini dikarenakan penambahan TKS tidak semuanya baru, justru banyak TKS lama yang pengabdiannya sampai dua tahun namun baru menerima SK Bupati Pada tahun 2017 ini.
“Yang baru itu sekitar 30 persen sampai 40 persen dari 614 TKS penerimaan tahun ini, sisanya TKS yang lama. TKS baru pun sebenernya sudah lama, hanya saja SK mereka yang baru, jika dilihat dari pengabdiannya sudah ada yang mencapai 2 tahun,” Kata Anggota dewan Fraksi PDIP ini.
Diketahui, Besarnya jumlah penerimaan tenaga kerja sukarela (TKS) di Pemkab Tanggamus menjadi penyebab ditundanya penandatanganan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA PPAS) APBD Perubahan tahun anggaran 2017. Sebelumnya penandatanganan KUPA PPAS APBD Perubahan Tanggamus 2017 ini dijadwalkan pada Kamis (31/8). (jun/nt/hl)
Polisi betsama petugas medis memeriksa jasad korban, yang sudah dimandikan keluarga, dirumah duka.
Tanggamus (SL)-Perbaiki boklam kandang ayam, pelajar SMPN 3, Rudi Kurniawan (14), waraga Dusun 2 Pekon Wargo Mulyo Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu, tewas akibat tersengat lisyruk, di belakang rumahnya, Sabtu 2 September 2017.
Korban yang mencoba mengganti dan memindahkan boklam di kandang ayamnya, tanpa sadar menyentuh kabel tanpa lapis, pada sambungin piting, yang rusak. Korban terpental, dan tak tertolong.
Kapolsek Pardasuka AKP Hary Suryadi, SH., mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Alfis Suhaili, membenarkan adanya peristiwa naas yang menimpa Rudi Kurniawan (14) pelajar SMPN 3 Pardasuka, yang terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.”Peristiwa korban tersengat listrik terjadi pada Sabtu 2 September 2017 jam 20.30 WIB, namun baru diberitahukan ke pihak kepolisian pukul 22.30 WIB”, kataHary Suryadi.
Kapolsek menjelaskan dari keterangan sementara pihak keluarga dan saksi, kejadian itu bermula pada saat korban hendak memindahkan boklam lampu untuk menerangi anak ayam yang dipeliharanya, tiba-tiba korban langsung tersengat arus listrik karena piting boklam tersebut pecah dan terdapat kabel telanjang.
“Akibat sengatan listrik tersebut, korban langsung terpental hingga mengakibatkan korban meninggal dunia dalam keadaan jatuh terlentang di gudang belakang rumah,” kata Kapolsek.
Dari lokasi kejadian, lanjut Kapolsek, petugas mengamankan barang bukti boklam LED, kabel panjang 5 meter dan piting boklam yang pecah bewarna putih. Saat petugas bersama tim medis mendatangi kediaman korban, jenazah korban telah dimandikan pihak keluarga. “Hasil pengecekan pihak medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan selain luka sengatan ditangan korban,” katanya.
Polisi menyarankan untuk dilakukan otopsi, kepada korban. Namun piha orang tua dan keluarga korban menolak dan sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. “Penolakan otopsi tuangkan dalam surat pernyataan menolak autopsi diatas materai 6000”, katanha. (Jun/nt)