Kategori: Tanggamus

  • PT Tanggamus Electric Power Salurkan CSR ke Warga Sekitar Perusahaan

    PT Tanggamus Electric Power Salurkan CSR ke Warga Sekitar Perusahaan

    Tanggamus (SL) – Pagi tadi, pihak management PT Tanggamus Electric Power (TEP) salurkan CSR (corporate socialist responsibility) berupa sembako bagi warga 3 pekon di sekitar perusahaan, Selasa, 7 September 2021.

    Penyaluran batuan berupa sembako lewat pihak yaitu Pekon Tulung Asahan, Sidomulyo dan Karang Agung, kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus.

    Kegiatan tersebut diserahkan Mr Park perwakilan dari PT TEP didampingi Reki Humas PT TEP dan disaksikan Jainal (sekcam), Susi beserta Elsa (Dinas Bapelitbang), Rusli Kepala Pekon Tulung Asahan, Boniran Kepala Pekon Sidomulyo, Rahmat Amin Kepala Pekon Karang Agung dan masyarakat masing-masing pekon.

    Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, Mr Park perwakilan dari PT TEP secara simbolis menyerahkan bantuan sembako kepada 3 Kepala Pekon dan kepada perwakilan masyarakat masing-masing pekon.

    Mr Park mengatakan kalau nilai pemberian mereka tidak seberapa. Akan tetapi menurutnya, bantuan tersebut adalah merupakan bentuk keperdulian perusahaan kepada warga khususnya di lingkungan perusahaan karena perusahaan tetap berkomitmen menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagaimana amanah UU RI Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan oleh perusahaan.

    “Bantuan yang kami serahkan ini nilainya tidak seberapa namun hal ini merupakan pemberian yang ikhlas dari perusahaan. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat bagi keluarga yang menerima,” tambahnya.

    Di masing-masing tempat ketiga kepala Pekon mengucapkan terimakasi kepada pihak managemant PT TEP.

    “Saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada PT TEP atas atensinya kepada warga 3 pekon kami, PT TEP bukan hanya janji namun bukti nyata menjalankan program CSR nya”, kata Rohmat Amin.

    Amin mewakili 2 rekannya berharap PT TEP secara kontinyu memberikan bantuan kepada warganya dan adanya bantuan-bantuan lainnya.

    “Kami berharap perhatian PT TEP untuk menyalurkan program CSRnya secara kontinyu, mengingat saat ini warga sangat membutuhkan akibat dampak covid 19 bukan hanya sembako diharapkan bantuan-bantuan yang lain,” ujarnya

    Humas PT TEP, Reki saat dikonfirmasi terkait jumlah bantuan CSR yang telah di salurkan ke ketiga pekon

    “Masing-masing pekon menerima 200 paket terdiridari beras, minyak goreng, gula, susu, sarden, teh dan mie instan”, ujar Reki

    Pihak PT berharap dengan adanya bantuan Ini dapat membangun relasi yang baik dengan warga sekitar. (Wisnu)

  • Viral di Medsos, Warga Protes Anggota Lantas Tanggamus Soal ’86’ Tilang

    Viral di Medsos, Warga Protes Anggota Lantas Tanggamus Soal ’86’ Tilang

    Tanggamus (SL) – Sejumlah pengendara motor terlibat cekcok mulut denga anggota Lantas Pos 3 Kota Agung Satlantas Polres Tanggamus. Kericuhan dipicu soal tilang itu beredar di media sosial Facebook siaran langsung sejumlah pengendara di Pekon Kota Agung, Tanggamus, Jumat 3 September 2021.

    Dalam siaran langsung Facebook itu terlihat Bripka Surya, Kepala Pos 3 Kota Agung Satlantas Polres Tanggamus terlibat perdebatan dan dikerumuni massa. informasi dilokasi kejadian menyebutkan massa diduga terprovokasi ucapan dan pengaduan warga, hingga melebar ke sejumlah kepala pekon.

    Cek-cok karena tilang ini diawali antara sejumlah pengendara Jalan Lintas Barat dengan Bripka Surya. Pengendara menduga adanya kesengajaan oknum polisi Satlantas itu melakukan tindakan tilang kendaraan.

    “Kebanyakan pengendara nggak mau ikut sidang. Lalu minta damai di tempat kepada Bripka Surya dan sering jumlahnya cukup besar,” kata salah seorang pengendara.

    “Pokoknya banyaklah keluhan soal oknum polisi itu. Nah pagi ini kami sudah kadung emosi nggak ketahan lagi. Makanya kami sampai minta kakon-kakon kami untuk menyampaikan aspirasi kami ke Polres Tanggamus,” katanya kepada wartawan.

    Menanggapi hal itu, Kasat Lantas Polres Tanggamus AKP Jonnifer Yolandra, mengatakan bahwa terjadi miskomunikasi atas insiden tersebut.

    “Saya sangat menyadari ini semua adalah risiko pekerjaan. Sebuah dinamika di lapangan. Kalau disikapi dengan emosi, tidak akan selesai. Malah makin runyam,” katanya.

    “Itulah sebabnya kami undang beberapan kepala pekon itu ke sini. Agar bisa duduk bersama, dengan kepala dan hati yang dingin menyampaikan aspirasi, kritik, dan keluhan atas kinerja anggota kami,” tambahnya.

    Jonnifer menyatakan bahwa kejadian ini adalah miskomunikasi. Beberapa kepala pekon juga nampak memahami mediasi antara pihaknya dan kepolisian.

    Soal tudingan oknum polisi Bripka Surya menantang kepala pekon, Kasat Lantas menyatakan anggotanya membantah terjadi hal tersebut.

    “Dan dia bilang sama sekali tidak pernah melontarkan kalimat yang menantang pihak manapun. Kemudian dari pihak kepala pekon, mereka pun tak bisa menunjukkan buktinya. Artinya ini semua miskomunikasi,” katanya.

    Namun, Jonnifer mengatakan apabila anggotanya didapati berprilaku buruk, agar masyarakat melaporkan kepadanya atau langsung ke pihak Propam Polres Tanggamus.

    “Silakan langsung laporkan ke saya. Atau bisa juga ke Seksi Propam Polres Tanggamus. Namun tentunya semua itu harus disertai bukti-bukti. Nggak bisa kalau hanya asal bicara,” ungkapnya.

    Selain hal itu, Kasat mengakui kesalahan dari tindakan Bripka Surya yang bersedia dititipi uang denda oleh pelanggar. Padahal seharusnya, pengendara yang kedapatan melanggar aturan lalu lintas, tidak boleh menitipkan biaya denda kepada anggota polisi lalu lintas (polantas) yang saat itu menindaknya.

    “Biaya denda itu seharusnya dibayarkan langsung oleh si pelanggar ke bank,” imbuhnya.

    “Dia hanya menerima titipan biaya denda dari pelanggar. Sebab pelanggar nggak mau setor langsung ke bank. Satu itulah kesalahan dari dia. Dan sebagai pimpinan, saya juga mengaku salah sudah lalai dalam hal ini,” katanya. (Red)

  • Pengerjaan Proyek Rigid Beton Rp3 Miliar di Ruas Lengkukai-Sidoharjo Kelumbayan Barat Diduga Asal Jadi

    Pengerjaan Proyek Rigid Beton Rp3 Miliar di Ruas Lengkukai-Sidoharjo Kelumbayan Barat Diduga Asal Jadi

    Tanggamus (SL)-Pengerjaan Proyek Rigid Beton (rigid pavement) di Ruas Lengkukai-Sidoharjo Kelumbayan Barat Rp3,3 miliar, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tanggamus diduga dikerjakan asal jadi.  Proyek tersebut diekerjakan rekanan CV Cukuh Balak dengan konsultan pengawas CV Tri Mitra Jaya. Proyek dengan nomor kontrak 600/001/BM-07/04/2021, dengan waktu pelaksana 150 hari menurut kalender.

    Kepala Pekon Sidoharjo Sunartok, mengatakan pengerjaan proyek tersebut memang jauh dari harapan masyarakat Kelumbayan Barat, dan benar-benar tidak sesuai dengan juknis pengerjaan. Seharusnya atas tanah dasar yang dilapisi bahan berbutir seperti batu kerikil berupa agregat.

    “Dan lapisan Lean Concrete (LC) yang merupakan bagian dari lapisan dasar. Mempunyai waktu jeda, tunggu kering, nah itu masih basah langsung disiram dengan lapisan atas. Lokasi ini rawan longsor jadi kalau pengerjaanya amburadul maka dikhawatirkan tidak akan lama rusak kembali,” katanya.

    Hal yang sama diungkapkan, Dawi (40), warga Kecamatan Kelumbayan Barat, mengatakan pembangunan tersebut sepertinya tidak sesuai dengan standar nasional, bahkan saat dikonfirmasi dengan pengawas sekaligus kepala tukangnya, menjawab tidak jelas dan buru buru berlalu saat akan diminta keteranganya.

    “Adukan semen dan pasirnya tidak memakai mixer, mereka cuma memakai molen manual saja, bahkan pasirnya pun cuma pakai pasir lokal yang tidak melalui uji lab bahkan banyak bercampur tanah bahkan banyak juga menggunakan batu bekas,” kata Dawi.

    Dawi menjelaskan bahwa tidak ada pengawasan dari pihak konsultan mau pun dari pihak PUPR Kabupaten Tanggamus. “Pada saat kami datang mereka tidak berada di lokasi yang seharusnya pengawas pelaksanaan konsultan ataupun tenaga ahli di bidang pengerjaan tersebut harus selalu berada di lokasi pengerjaan sesuai dengan kontrak yang telah di tanda tangani dalam perjanjian dengan pihak dinas PUPR kabupaten tanggamus”, ujar Dawi.

    Agus Kepala Tukang, pelaksana proyek yang berada di lokasi kerja, mengaku tidah tahu menahu soal pekerjaan itu makaian molen. “Pihak penyedia jasanya tidak mau ke lokasi.Kami pernah manggil dari Sorento tapi mereka tidak sanggup, karena sebelumnya kami pernah mengerjakan 1,200 KM, dan yang sekarang cuma 200 meter, pada intinya pihak Sorento tidak sanggup, makanya kami cuma pakai molen,” kata Agus.

    Saat dikonfirmasi Basuki, selaku pihak konsultan dari pembangunan proyek tersebut enggan merespon. Dihubungi melalui nomor WhatsApp +62 821-7572-9xxx pun enggan menjawab, bahkan Basuki memblokir wa wartawan. (Red)

  • Banjir Way Sedayu Terjang Lima Pekon di Wilayah Tanggamus

    Banjir Way Sedayu Terjang Lima Pekon di Wilayah Tanggamus

    Tanggamus (SL) – Banjir sungai Way Sedayu menerjang lima pekon wilayah Kecamatan Tanggamus, Selasa dini hari, 31 Agustus 2021. Ratusan rumah hingga jalan Lintas Barat Sumatera tergenang. Arus sungai meluap akibat pendangkalan dan jebolnya dua tanggul.

    Akibatnya luapan arus sungai menggenangi lima pekon yaitu Sedayu, Sukaraja, Pardawaras, Bangunrejo dan Kacapura. Pekon Sukaraja terdampak paling parah.

    Dari pantauan sinarlampung.co, terdapat 200-an rumah tergenang banjir dengan ketinggian setengah hingga satu meter. Tidak ada korban jiwa, namun menimbulkan kerugian berkisar ratusan juta.

    Paska banjir Didik Setiawan anggota DPRD Tanggamus fraksi PDIP bersama warga melakukan gotong royong membersihkan matial lumpur.

    “Dalam satu tahun kami dan warga Semaka sudah dua kali mengalami musibah bencana alam ini,” terangnya.

    Didik mengucapkan permohonan maaf kepada warga Kecamatan Semaka khususnya pekon Sukaraja karena belum dapat merealisasikan pembuatan geronjong untuk mengantisipasi jebolnya tanggul.

    “Secara pribadi saya mohon maaf kepada masyarakat Semaka khususnya pekon-pekon yang terdapat banjir, karena sampai saat ini belum dapat merealisasikan aspirasi masyarakat, sementara hal tersebut sudah saya sampaikan ke eksekutif tetapi proses pembrojongan belum juga dilakukan sampai saat ini,” ujarnya.

    Menurutnya selama ini BPBD terkesan lamban dalam merealisasikan pembuatan geronjong.

    “Daerah Semaka memang rawan longsor dan banjir karena letak geografisnya. sementara dalam mengantisipasi terjadinya banjir BPBD Tanggamus terkesan lamban dan tidak menepati janji, pasalnya setelah terjadi banjir beberapa waktu yang lalu kami di janjikan akan ada pemberonjongan di way sedayu, dikatakan pada waktu itu akan direalisasikan di bualan Mei sampai terjadi jebol tanggul dan banjir lagi belum juga terealisasi,” tandasnya.

    Dengan kejadian ini Didik sangat berharap pihak-pihak terkait khususnya BPBD segera merealisasikan pembrojongan.

    “Sekali lagi saya minta maaf kepada masyarakat dan saya sangat berharap khususnya BPBD segera melakukan pembrojongan agar di kemudian hari tanggul yang ada di bantaran sungai way sedayu tidak jebol lagi dan dapat meminimalisir terjadinya banjir,” pungkasnya. (Wisnu)

  • Masuk ke Sungai, Kaki Warga Cukuh Balak Digigit Buaya

    Masuk ke Sungai, Kaki Warga Cukuh Balak Digigit Buaya

    Tanggamus (SL) – Kapolsek Cukuh Balak bersama Uspika mendatangi rumah seorang warga yang tergigit buaya di sungai way balak Dusun Sukamaju Pekon Way Rilau Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus, Senin, 23 Agustus 2021.

    Menurut keterangan Kapolsek Cukuh Balak Ipda Eko Sujarwo, SH., korban bernama Desi Asnita (24) yang saat itu sedang pergi ke sungai untuk melakukan kegiatan MCK bersama temannya. Disaat korban masuk ke sungai tanpa disadari kakinya di gigit oleh buaya, pada saat itu juga korban berteriak dan minta tolong kepada temannya yang bernama Toipah (50), dan pada saat itu juga temannya langsung membawa korban pulang.

    Kapolsek juga menjelaskan akibat kejadian tersebut ia bersama Camat Cukuh Balak beserta Aparatut Kecamatan mendatangi lokasi dan didapatkan korban mengalami luka robek sepanjang 10cm.

    “Korban langsung ditangani oleh bidan desa dan mendapatkan jahitan sebanyak 8 jahitan, selanjutnya kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar berhati–hati untuk melakukan aktifitas MCK di sungai” jelasnya.

    Lalu Kapolsek juga menambahkan, bahwa ia dan pihak Uspika Kecamatan Cukuh Balak berkoordinasi dengan BKSDA Kabupaten Tanggamus untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya tentang bagaimana penanganannya.

    “Ini kalau dibiarkan, ditakutkan akan terjadi hal yang serupa, dan gimana caranya untuk mengamankan satwa liar buaya supaya tidak menggangu masyarakat lagi. Untuk ini sudah pernah nampak terlihat kami pernah memasang himbauan melalui banner,” tutupnya.

    Sementara korban didampingi oleh suaminya Fahri (29) berharap agar pemerintah segera mengurus buaya di sungai tersebut.

    “Karena kejadian ini sudah yang ke 3 kalinya, maka harapan saya ke pihak yang terkait mohon untuk segera menindaklanjuti masalah ini, dan untuk masyarakat agar lebih berhati-hati lagi bila melakukan aktifitas di sungai,” pungkasnya. (Wisnu)

  • Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kotaagung Kembali Jalani Vaksinasi

    Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kotaagung Kembali Jalani Vaksinasi

    Tanggamus(SL) – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kotaagung kembali menjalani vaksinasi covid-19. Total sebanyak 202 WBP mendapatkan haknya untuk vaksin tahap pertama, jumlah ini merupakan sisa WBP yang belum mendapatkan vaksin pada kegiatan yang digelar sebelumnya sebanyak 191 WBP, sehingga total 393 WBP telah divaksin tahap pertama, Senin, 23 Agustus 2021.

    Dalam vaksin kali ini juga diikutsertakan 1 WBP terpidana tindak terorisme. WBP tersebut telah memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan vaksin covid-19 tersebut. Sementara itu kini tersisa 7 WBP yg belum dapat mengikuti vaksin karena riwayat penyakitnya masing-masing.

    Kegiatan pemberian vaksin ini masih sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 dan dengan tujuan menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).

    Di bawah koordinator Kepala UPT Puskesmas Negara Batin, Poniah, Amd.Keb, 12 orang tenaga kesehatan dari UPT Puskesmas Negara Batin digandeng dalam pelaksanaan vaksinasi terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dosis pertama ini. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Lapas Kotaaagung.

    Sementara Kepala Lapas Kotaagung, Beni Nurrahman menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak terkait yang mendukung dan membantu pelaksanaan vaksinasi.

    “Terima kasih saya sampaikan kembali kepada pihak terkait yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan kegiatan vaksinasi covid-19 bagi WBP ini sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar”, ujarnya.

    Program vaksinasi ini merupakan bentuk dukungan Lapas Kotaagung terhadap program pemerintah, melalui vaksinasi diharapkan dapat memberikan perlindungan diri untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19 bagi WBP yang berada di dalam Lapas Kotaagung. Kemudian vaksinasi tahap kedua akan dijadwalkan kembali sesuai waktu yang telah ditentukan. (Wisnu)

  • Warga Pekon Sukabumi Gotong Royong Bersihkan Badan Jalan Penghubung Antar Kecamatan

    Warga Pekon Sukabumi Gotong Royong Bersihkan Badan Jalan Penghubung Antar Kecamatan

    Tanggamus (SL) – Masyarakat Pekon Bandar Sukabumi Kecamatan Bandar Negri Semuong, Kabupaten Tanggamus sangat antusias gotong royong membersihkan badan jalan penghubung antar kecamatan, yakni Kecamatan Bandar Negri Semuong – Kecamatan Wonosobo, yang dipimpin langsung oleh Jahidin, Kepala Pekon Bandar Sukabumi, Jumat, 20 Agustus 2021.

    Kegiatan Jumat bersih gotong royong tersebut dipusatkan di dusun 4 pedukuhan Sukajadi guna perapihan jalan. Dari Pekon Bandar Sukabumi dengan Pekon Banjar Sari sepanjang 2 kilometer.

    Jalan ini berfungsi selain untuk jalur alternatif juga sebagai prasarana sosial ekonomi yang cukup vital, terutama digunakan sebagai aktifitas warga sehari-hari untuk kesawah, kekebun, pasar, serta anak-anak yang menempuh kegiatan pendidikan SD maupun SMP.

    “Kami berharap ada perhatian Bupati Hj Bunda Dewi Handajani melalui Dinas PUPR Tanggamus untuk dapat segera mengadakan pengaspalan jalan ini,” ujar Jahidin.

    Jahidin sangat bangga kepada warganya karena semangat bergotong royongnya.

    “Semangat gotong royong dan dari masyarakat untuk mewujudkan jalan penghubung tersebut harus mendapatkan apresiasi dari pemerintah Kabupaten Tanggamus saya kagum pada kekompakan masyarakat Pekon Bandar Sukabumi yang mampu mempertahankan tradisi gotong royong,” tambahnya

    Senada yang disampaikan oleh Cimang selaku tokoh masyarakat ia berharap, jalan penghubung tersebut dapat meningkatkan derajat perekonomian masyarakat di dua kecamatan. Dia juga menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada warga yang telah mendukung atas semangat kebersamaan bergotong royong atas jalan penghubung antar dua Kecamatan tersebut.

    Cuaca yang cerah mendukung kegiatan gotong royong tersebut. Masyarakat juga dengan sukarela menyumbangkan makanan dan minuman untuk masarakat yang mengikuti kegiatan gotong royong untuk membersihkan jalan tersebut. (Wisnu)

  • Warga Penghuni Rumah Korban Tsunami Pekon Kiluan Minim Sarana Dan Kerap Kena Longsor

    Warga Penghuni Rumah Korban Tsunami Pekon Kiluan Minim Sarana Dan Kerap Kena Longsor

    Tanggamus (SL)-Ratusan kepala keluarga penghuni 100 unit rumah korban tsunami tahun 2018, di di Dusun Sukamahi, Pekon Kiluan Negri, Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, mengeluhkan kondisi perumahan yang minim fasilitas, ditambah kerap tertimba longsor material lumpur dan tanah, di penghusim hujan. Sementara hingga kini belum ada respon dari Pemetintahan Tanggamus, terkait masalah tersebut.

    Informasi di Dusun Sukamahi menyebutkan, bahwa pasca bencana Sunami yang terjadi tahun 2018 lalu, Pekon Kiluan Negri, Kecamatan Kelumbayan adalah salah satu pekon yang terdampak.  Banyak rumah warga yang rusak berat maupun ringan, bahkan ada warga yang kehilangan tempat tinggal akibat tsunami tersebut.

    Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui dinas PUPR kemudian memberikan bantuan dengan membangun 100 unit perumahan di Dusun Sukamahi. Rumah tersebut di peruntukkan relokasi warga yang terdampak tsunami, dan sudah di tempati.

    Namun warga yang menempati rumah bantuan tersebut mengeluhkan minimnya sarana, seperti air bersih, tidak ada sarana rumah ibadah. Dan yang paling membuat tidak nyaman dan was was adalah rumah yang berada di bawah tebing itu kerap terkena longsor.

    “Jika Intensitas hujan tinggi, satu bulan sudah dua kali terjadi longsor, matrial longsor berupa tanah bekas urugan di atas gunung sekitar lokasi perumahan meutupi halaman hingga kedalam rumah,” kata Warga Penghuni rumah bantuan itu.

    Warga mengaku merasa sangat tidak nyaman dan selalu merasa was was jika hujan datang. “Setiap kali hujan datang dan ada longsor, kami selalu membersihakan rumah dari umpur dan tanah. Selain itu, drainase atau iring yang ada juga tidak maksimal dan banyak yang sudah tertimbun tanah sehingga aliran air tidak mengalir,” katanya.

    Karena itu, warga Pekon Kiluan Negeri yang menempati perumahan relokasi pasca Tsunami tersebut berharap agar Pemerintah Kabupaten Tanggamus, untuk dapat memprioritaskan penanggulangan bencana di Perumahan Relokasi Pasca Tsunami. Sehingga masyarakat yang tinggal disana bisa menetap dengan tenang.

    Sementara Pj Kepala Pekon Kiluan Negeri  Deny Febriansyah mengatakan pihaknya sudah melaporkan keluhan warga itu kepada Kepala BNPB Kabupaten Tanggamus melalui pesan WhatsApp, baik berupa foto dan Video,

    “Keluhan warga yang tinggal di Perumahan relokasi pasca tsunami itu sudah saya sampaikan kepada Kepala BNPB melalu pesan WhatsApp. Namu memang hingga sekarang belum ada respon atau tindak lanjunya,” kata Deni kepada wartawan, Minggu 15 Agustus 2021.

    Menurut Deni, pihaknya sebagai Pemerintahan Pekon, juga merencanakan untuk melakukan perbaikan di lokasi itu, dengan menggunakan dana desa, itupun jika mendapat persetujuan.
    “Kami dari Pemerintah Pekon berencana akan melakukan pergesaran anggaran dana desa untuk menanggulangi bencana longsor di Perumahan Relokasi Pasca Tsunami, itupun kalau di setujui,” kata Deni.

    Deni Febriyansyah, juga selalu menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan bersabar dan akan mengupayakan yang terbaik demi kenyamanan warga yang tinggal di perumahan tersebut. (Red)

  • Belasan Warga Binaan Lapas Kelas IIB Kotaagung Dapatkan Hak Asimilasi

    Belasan Warga Binaan Lapas Kelas IIB Kotaagung Dapatkan Hak Asimilasi

    Tanggamus (SL) – Sebanyak 12 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Kotaagung kembali mendapatkan hak asimilasi di rumah setelah memenuhi syarat administratif dan substantif sesuai dengan Permenkumham No. 24 Tahun 2021. Kedua belas WBP yang mendapatkan asimilasi tersebut terdiri dari; 9 orang WBP klien Bapas Pringsewu, 1 orang WBP klien Bapas Bandar Lampung, 1 orang WBP klien Bapas Kotabumi dan 1 orang WBP klien Bapas Metro.

    Surat Keputusan asimilasi di rumah diberikan langsung oleh Plt. Kakanwil Hukum dan HAM Lampung, Iwan Santoso kepada perwakilan narapidana dalam kegiatan apel serah terima asimilasi WBP Lapas Kotaagung ke Bapas Pringsewu, Bapas Metro, Bapas Bandar Lampung dan Bapas Kotabumi yang digelar di aula Lapas Kelas IIB Kota Agung, Kamis 12 Agustus 2021.

    Turut hadir dalam kegiatan apel serah terima Asimilasi WBP, Karutan Kotaagung dan Kabapas Pringsewu serta bergabung pula Kabapas Kotabumi, Kabapas Metro dan Kabapas Bandar Lampung dalam kegiatan tersebut melalui aplikasi zoom.

    Beni Nurrahman (Kalapas Kotaagung), menyampaikan bahwa pemberian asimilasi di rumah merupakan amanat dari Permenkumham No.24 tahun 2021 yang merupakan perubahan atas Permenkumham No.32 tahun 2020. Permenkumham tersebut bertujuan untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan lapas/rutan. Hal ini dikarenakan lapas/rutan adalah tempat yang rentan dalam penyebaran covid-19, karena dengan kondisi overcrowded tidak mungkin dilaksanakan social distancing bagi penghuninya.

    Kalapas juga menegaskan pengeluaran WBP dilaksanakan tanpa dipungut biaya alias gratis. “Jika memenuhi syarat, yaitu tanggal 2/3 masa pidananya tidak melebihi 31 Desember 2021 serta telah memenuhi persyarakatan, baik administratif maupun substantif, kami keluarkan tanpa biaya”, tegasnya.

    Pada kesempatan yang sama Iwan Santoso (Plt. Kakanwil Lampung) menyampaikan bahwa WBP yang mendapat asimilasi di rumah dapat kembali ke masyarakat.

    “Mudah-mudahan apa yang didapat di dalam lapas ini menjadi pelajaran. Apabila WBP di dalam lapas berkelakuan baik, maka kami akan berikan hak-haknya tanpa tebang pilih dan selektif,” ungkapnya.

    Tambahnya, agar WBP yang mendapat program asimilasi tersebut berterimakasih kepada pemerintah dan kalapas dengan adanya program ini.

    “Kalian dididik untuk bermasyarakat dan tidak melanggar hak orang lain, yang harus dibawa keluar adalah menghargai hak orang lain dan semoga tidak kembali lagi kesini. Selaku Plt Kakanwil, saya berpesan bahwa masih ada kewajiban bagi kalian yang mendapat asimilasi untuk selalu mengikuti arahan bapas, agar tidak dicabut hak-haknya serta tetap mengikuti protokol kesehatan dan sebisanya tetap berdiam diri di rumah. Mereka belum dikatakan bebas, masih dalam pengawasan langsung oleh Bapas. Dengan begitu, warga binaan tetap diharapkan di rumah sesuai mekanisme dalam masa asimilasi”, hrapnya.

    Sebelum dikeluarkan ke-12 orang narapidana juga diberikan pengarahan dan penguatan oleh Kasi Binadik, Aryo Pratama Wijaya Kusuma agar selama menjalani asimilasi di rumah untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar hukum dan selalu mengikuti penerapan protokol kesehatan oleh pemerintah. (Wisnu)

  • Cantiknya Raflesia Arnoldii yang Mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

    Cantiknya Raflesia Arnoldii yang Mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

    Tanggamus (SL) – Bunga raflesia Arnoldi mekar dan tumbuh subur di TNBBS BPTN 1 Semaka Resort Sukaraja atas Tanggamus, Lampung.

    Bunga rafflesia arnoldii ditemukan pertama kali pada 1818, oleh dua pria asal Inggris bernama Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatera.

    Diperkirakan ada 33 spesies bunga Rafflesia di seluruh dunia, 14 diantaranya tumbuh di Indonesia, yang mana 11 jenisnya tumbuh di Pulau Sumatera. Selain tumbuh di Indonesia, bunga ini juga ditemukan tumbuh di Semenanjung Malaya, Thailand dan Filipina.

    Bunga raflesia Arnoldi kini sedang mekar dan tumbuh subur di TNBBS BPTN 1 Semaka Resort Sukaraja atas Tanggamus, Rabu 11 Agustus 2021.

    Raflesia Arnoldi yang mekar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Rabu, 11 Agustus 2021.

    Tidak hanya satu ada 4 bunga yang sedang mekar dan mulai layu dan rata-rata berukuran diameter 80 cm.

    Ada tiga lokasi tempat tumbuhnya bunga Raflesia Arnoldi di TNBBS  wilayah perbatasan Kabupaten Tanggamus dengan Kabupaten Pesibar yang terdekat ada di lokasi tidak jauh dari pos jaga TNBBS masuk 30 meter dari jalan lintas barat.

    Menurut Zubaidi Kepala Resot Sukaraja atas TNBBS ada juga  4 bunga raflesia Arnoldi dalam 15 hari kedepan akan mekar dan beberapa calon bunga dalam jangka waktu 4 hingga 7 bulan kedepan akan mekar.

    “Kisaran bulan Juli – Agustus 2021 sudah ada 4 bunga Raflesia Arnoldi yang mekar di TNBBS ini rata-rata berukuran diameter 80 cm dan sekitar 3 lagi menurut perkiraan akan mekar kisaran 15 hari kedepan”, jelasnya saat di lokasi bunga raflesia Arnoldi.

    “Untuk ukuran bunga raflesia Arnoldi yang akan mekar kisaran 3 bulan hingga 4 bulan bahkan 7 bulan mendatang masih banyak bermunculan”, terangnya.

    Banyak pengunjung baik dari dalam dan luar daerah yang mau  berkunjung melihat keindahan bunga langka dan terbesar di dunia ini, terpaksa harus kecewa dan putar balik, pasalnya pihak Balai TNBBS menutup lokasi tersebut terkait dengan pandemi covid-19 dan PPKM guna mencegah krumunan dan memutus mata rantai penyebaran covid-19.

    Melansir dari Library of Congress (loc.gov), bunga Raffllesia Arnoldii dikenal sebagai bunga tunggal terbesar di dunia. Bunga ini memiliki kisaran diameter 70 hingga 110 cm. Beratnya bisa mencapai 10 kilogram.

    Rafflesia arnoldii bisa ditemukan di ketinggian 35 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Menurut Agus Susatya dalam buku Rafflesia: Pesona Bunga Terbesar di Dunia (2011), bunga ini biasanya berwarna oranye hingga oranye tua dan mengeluarkan bau busuk untuk mengundang serangga. (Hardi)