Kategori: Tulang Bawang Barat
-
Bupati Umar Ahmad Bersaing dengan 9 Kepala Daerah Calon Penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat
Tulangbawang Barat (SL)-Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) Umar Ahmad masuk nominasi sepuluh besar kepala daerah calon penerima Anugerah Kebudayaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Anugerah Kebudayaan tersebut akan diberikan PWI Pusat pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) bulan Februari tahun 2020 di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimatan Selatan.Penetapan sepuluh nominasi calon penerima Anugerah Kebudayaan itu berdasarkan hasil penilaian lima dewan juri, Jumat (27-12-2019). Dewam juri terdiri dari: empat orang belatar belakang wartawan dan satu akademisi. Empat juri berlatar belakang wartawan: Ninok Leksono (Kompas/Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Agus Dermawan T (pengamat/penulis seni, budaya, pariwisata), Atal S Depari (wartawan/Ketua Umum PWI Pusat) dan Yusuf Susilo Hartono (Pengurus PWI Pusat/Pemred Majalah Galeri).Satu dewan juri berlatar belakang akademisi (penari, bintang film, Dosen Institut Kesenian Jakarta, Direktur IDF), yang disepakati sebagai Ketua Dewan Juri. Sebelumnya tercatat ada 30 bupati/walikota yang mengirimkan proposal penilaian anugerah kebudayaan tersebut. Setelah melalui penilaian dan kajian yang panjang, dewan juri menetapakan sepuluh besar kepala daerah calon penerima Anugerah Kebudayaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Salah satunya Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad.Selanjutnya, bersama sembilan kepala daerah lainya, Bupati Umar Ahmad akan mengikuti tahapan presentasi yang akan dilaksanakan pada 8 dan 9 Januari 2020 di Kantor PWI Pusat, Jakarta. (red)Berikut sepuluh kepala daerah calon penerima Anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat:1.Walikota Tangsel, Banten, Airin Rachmi Diany2. Walikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ibnu Sina3. Walikota Ambon, Maluku, Richard Louhenapessy4. Bupati Tubaba, Lampung, Umar Achmad5. Bupati Halmahera Barat, Danny Missy6. Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Soekirman7. Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Hj. Indah Putri Indriani8. Bupati Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Hj. Badingah9. Walikota Baubau, Sulawesi Tenggara, AS Tamsir10. Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani -
Legislatif Tubaba Minta Waskita Bertanggung Jawab Atas Komitmen Kerusakan Jalan Di Umbul Timun
Tulang bawang barat (SL)-Akibat aktifitas pembangunan jalan tol, proyek jalan hotmix waskita karya komitmen di Tiyuh Umbul Timun, Kecamatan Way Kenanga, kabupaten Tulang bawang barat menjadi sorotan serius masyarakat dan anggota DPRD setempat.
Pasalnya, hasil monitoring sebelumnya antara pihak Waskita dan Dinas Pekerjaan umum dan tata ruang (PUPR) Tulang Bawang Barat tidak sesuai komitmen serta yang diinginkan masyarakat.
Roni salah satu anggota DPRD kabupaten Tubaba sekaligus ketua MPC PP Tubaba mengatakan, jalan yang di lewati oleh waskita / HK belum seumur jagung sudah mengelupas semua, “Dari awal pengerjaan sudah di tegor kalau cara pembuatan atau pengerjaan macam ini pasti tidak akan tahan lama, karena batu nya tidak mengikat, kebanyakan batu ukuran 3.5 dan 2.3 juga dikit” kata Roni saat dikonfirmasi melalui pesan Whatapps,kamis (26/12/19).
Jemudian lanjut Roni, dasarnya kurang kotingan aspal hanya di atas saja. “Jadi ketika hujan turun air naik kepermukaan aspal di lalui kendaraan truk akan mengelupas, terbukti sekarang mengelupas” cetusnya.
Selain itu Roni sangat menyayangkan kalau ada pihak terkait mengatakan sudah sesuai dengan aturan, “Mereka berani mengatakan itu karena mereka tidak lihat waktu pengerjaan nya, jadi saya meminta PT WASKITA / HK segera memperbaiki jalan ruas umbul timun agung jaya secepatanya,” geramnya.
Masih dilokasi yang sama Roni mengungkapkan, masih ada jalan hotmix yang masih belum di kerjakan, sesuai perjanjian sebelumnya, “Ada 500 meter kurang lebih nya, lalu kemudian ada juga jalan ditiyuh balam asri sama tiyuh indraloka 1 sampai saat ini juga sama sekali belum mereka perbaiki” Tuturnya. (Angga)
-
Program Mantra Tubaba Mulai di Salurkan
Tulang bawang Barat (SL)-Program Mantra Tubaba yang di louncingkan oleh Pemda Tulang Bawang Barat pada 18 September 2019 di komplek islamic center oleh Kementrian Sosial, Kamis 26 Desember 2019 mulai di kucurkan di Kecamatan Pagar Dewa, Tiyuh Bujung Sari Marga.
Pembaguan dana program Mantra di hadiri oleh pihak dinas sosial kab tubaba, perwakilan pihak kecamatan pagar dewa, pihak Bank Lampung dan seluruh Kepala Tiyuh penerima program bantuan Mantra tubaba.
Kepala bidang Linjamsos Kabupaten Tubaba Muhammad Yusup sekaligus selaku ketua pelaksana program mantra Tubaba menyampaikan, pada hari ini pengucuran dana perdana program mantra Tubaba dicairkan dan di fokuskan di kecamatan Pagar Dewa tepatnya di Tiyuh Bujung Sari Marga.
“Dengan sistematis pembagian secara berkala mulai dari tiyuh bujung sari marga, tiyuh pagar dewa suka mulya, tiyuh marga jaya indah, tiyuh cahyou randu lalu di tiyuh pagar dewa”katanya disela sela pembagian mantra tubaba. Dengan adanya program mantra tubaba mudah-mudahan bisa bermanfaat dan membantu bapak ibu, dan mensejahterakan rakyat seperti apa yang menjadi harapan bupati kita Hj. Umar Ahmad,” katanya.
Di sisi lain perwakilan Kepalou Tiyuh yang di sampaikan oleh Gunawan Bujung selaku kepalou Tiyuh Bujung Sari Marga mengucapkan terimaksih yang tiada terhingga kepada bupati tulang bawang barat yang pelaksanaannya oleh dinas sosial kabupaten tubaba atas program dan realisasinya bantuan tersebut. “Mudah-mudahan dengan adanya program ini benar benar bisa membantu menumbuh kembangkan kesejahteaan masyarakat kecamatan pagar dewa khususnya sekabupaten tubaba pada umumnya” Ujarnya. (Angga)
-
Jelang Natal Polres Tubaba Apel Operasi Lilin
Tulang Bawang Barat (SL)-Menjelang Tahun baru 2020 dan pengamanan perayaan hari Natal tahun 2019, Wakapolres Tulang Bawang Barat menggelar Apel Persiapan Operasi Lilin Krakatau di halaman Mapolres Tulang Bawang Barat (Tubaba).
Apel yang dipimpin langsung oleh Wakapolres Kompol Tri Hendro Prasetyo pada minggu (22/12) pagi kemarin,diikuti 86 anggota Polres Tubaba dan melibatkan 2 (dua) Polsek diantaranya Polsek Tulang Bawag Tengah dan Polsek Tumijajar.
Kabang Operasi Akp Dulhafid mendampingi Kapolres Tulang Bawang Barat AKBP Hadi Sayful Rahman mengatakan bahwa Apel Operasi Lilin Krakatau 2019 digelar bertujuan untuk menjaga pengamanan diwilayah hukum Polres Tulang Bawang Barat menjelang pergantian tahun.
“Apel persiapan Operasi Lilin Krakatau 2019 ini merupakan operasi kepolisian terpusat yang di fokuskan Pengamanan obyek menyeluruh baik gereja tempat wisata, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat titik rawan lainnya,mengingat menjelang pergantian tahun,” katanya.
“Operasi Lilin tahun 2019 akan kita laksakan selama 10 hari kedepan dimulai Senin 23 Desember 2019 sampai dengan Rabu, 1 Januari 2020.”tuturnya (Angga)
-
Polres Tubaba Sebar Nomor Call Center
Tulang bawang barat (SL)-Dalam upaya memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, tim Tekab 308 Satreskrim Polres Tulang bawang barat merelease Nomor pelayanan jika masyarakat Kabupaten Tubaba mengalami, melihat atau mengetahui tindak kriminal di wilayah hukumnya agar segera menghubungi call center 1X24 Jam, dengan nomor 0852 6797 4646 dan 0852 6863 4848 .
Kepala Satreskrim Polres Tubaba, Iptu Andre Gustami mengatakan, dengan menyebarkan nomor pelayanan call center, merupakan upaya Polres Tubaba untuk menjaga kondusifitas guna menyukseskan Operasi Lilin Krakatau 2019 jelang pergantian tahun dan perayaan Natal 2019 terutama di titik rawan kriminal.
“Nomor call center di banner yang telah terpasang di berbagai titik kerawanan kita buat dalam rangka quick respons atau respon cepat dari pihak kepolisian dalam penanganan tindak pidana kriminal, masyarakat bisa langsung menelpon nomor yang tertera. Kami pihak kepolisian akan terjun langsung kelapangan,” ujarnya saat dikonfirmasi media sinarlampung.com, Senin (23/12/2019).
Dia menambahkan, Unit Pelayanan Call Center sudah tersebar dan terpasang diberbagai titik. Diantaranya, pintu masuk tol Menggala, Tugu Ratu Nago Bersanding, Islamic Center Tubaba, dan Kecamatan-kecamatan yang ada di Tubaba. “Tujuan call center ini juga untuk mendukung terlaksananya Operasi Lilin Krakatau 2019, sehingga masyarakat yang merayakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 bisa merasa aman dan nyaman.” tuturnya. (Angga)
-
Staf Disdukcapil Tulang Bawang Barat Dibegal Dekat di Pintu Tol
Tulang Bawang Barat (SL)-Staf Disdukcapil Kabupaten Tulang Bawang Barat, Reviana dan rekannya Isa dibegal dua orang tak dikenal di dekat pintu Tol Menggala, saat akan berangkat kerja, Kamis (19/12/2019). Dua pelaku bersenjata tajam merampas motor dan barang berharga milik Reviana, yang luka sayatan pisau di tangan kanan.
Kejadian tersebut bermula saat Reviana dan Isa hendak berangkat kerja. Reviana menuturkan dua orang pria mendekati dan menodongnya dengan sebilah pisau di dekat pintu Tol Menggala. “Awalnya kami berangkat kerja sesampainya kami di dekat gerbang tol Menggala tiba-tiba kami dihandang oleh dua orang berboncengan yang membawa pisau dan meminta motor dan barang kami,” Kata Reviana.
Saat itu, kata dia, dirinya sempat berusaha meminta pertolongan dengan berteriak namun kemudian pelaku langsung mengeluarkan pisau dan mencoba menusuk rekannya, Isa. “Pas kami dicegat (dihadang_red) kami langsung dimintai tas-tas yang kami bawa. Kami sempat berteriak kemudian mereka langsung mengeluarkan pisau dan mau menusuk Isa, sempat saya tangkis dan tangan saya luka kena pisau itu,” sambung Reviana.
Reviana mengalami luka di bagian jari tangan sebelah kanan dan mengalami kerugian satu kendaraan Honda Beat, Handpone, dan dua buah tas ransel berisi berkas-berkas kantor. Kedua korban telah melaporkan kejadian ini ke Polres Tulang Bawang dan Polres Tubaba untuk penyelidikan lebih lanjut. (red)
-
Sekda Herwan Sahri Buka Musda MUI, Bupati Umar Sambut Rombongan IKA Unpad
Tulangbawang Barat (SL)-Sekretaris Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Herwan Sahri membuka acara Musyawarah Daerah III Majelis Ulama Indonesia di Kampus Pondok pesantren Al Furqon Panaragan Jaya, Rabu (18/12/2019). MUI merupakan wadah para ulama, cendikiawan muslim, serta sebagai wadah yang mewakili umat islam dalam hubungan dan konsultasi antar umat beragama, termasuk juga sebagai pemberi fatwa dalam kehidupan sosial keagamaan.Dalam sambutannya Herwan Sahri mengucapkan selamat bermusyawarah daerah ke III untuk MUI Tubaba dan berharap di daerah itu bisa menjadi contoh dan memiliki peran besar dalam pembangunan daerah Ragem Sai Mangi Wawai dan MUI Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam membangun umat.Pada acara lain, Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba) Umar Ahmad dan Wakil bupati Fauzi Hasan menyambut kedatangan IKA Unpad Lampung dalam rangka berbakti untuk negeri, Rabu (18/12/19). Rombongan IKA Unpad terdiri dari Prof. Irwan Effendi, Prof. Soni Isnaini, Prof. Surastina, Prof. Bustomi, Dr. Andi Desfiandi, Dr. Nova Mardiana, Dr. dr. Nisa, Dr. Hasan Basri, Dr. Kasyo, Putri., M. I. Kom, . Absor Marantika, dr. Zam Sanariah, Irwan Adipribadi, M. Si, dan Triosa., M. Si.Rombongan dijadwalkan akan bertemu dengan Umar Ahmad di Hotel Berugo Kompleks Islamik Center dan mengunjungi Kota Budaya Uluan Nughik Panaragan. (Robert) -
Pendataan PKH ‘Sehago-hago di Tuba Barat, dan Testimomi Menyedihkan dari Dua Nenek Renta
Tulangbawang Barat (SL)-Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Tiyuh Karta Raharja, Tulangbawang Udik, Tulangbawang Barat dituding ‘sehago-hago’ menetapkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hingga ramai diprotes warga.Sejatinya, bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang telah ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH, juga mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia sesuai amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI. Namun hal tersebut terindikasi diabaikan oleh Pendamping PKH Tiyuh Karta Raharja.Hendra Febriyadi (28), warga Karta Raharja membenarkan banyak warga di desanya yang tidak mampu tidak tidak tersentuh PKH. “Di sini, yang kebagian justru orang mampu. Kami protes,” tegasnya, Rabu (18/12/2019). Hendra menuding para pendamping PKH tidak melakukan pendataan dengan benar dan terindikasi kuat melakukan praktik nepotisme. “Silakan dicek, di sini yang dapat justru oknum aparatur tiyuh, kerabat oknum pendamping atau petugas pendata. Ini bukan dugaan, tapi fakta, silakan cek di lapangan atau tanya langsung kebenarannya dengan kepala tiyuh,” jelasnya kepada sinarlampung.com.Berita Terkait: Pendataan PKH Tubaba Kacau-balau, Cek Buktinya di SiniMenurutnya, selayaknya para pendamping PKH mengutamakan janda-janda resnta lagi yang hidup sendiri. Atau warga tidak punya penghasilan tetap masih membiayai sekolah anak-anaknya. Ia meminta pihak terkait dengan penetapan KPM PKH segera turun ke lapangan dan mengevaluasi KPM saat ini.Di tempat terpisah, Andi Setiawan, warga Dayamurni, juga mengungkapkan hal yang sama. Dia menyarankan KK yang sudah tercatat sebagai KPM, namun mampu, sebaiknya dengan kemuliaan hatinya, mengundurkan diri. “PKH itu kan buat warga kurang mampu, seandainya benar tidak tepat sasaran, saya berharap agar yang bersangkutan mengundurkan diri melalui TKSK setempat,” ujar Andi Setiawan yang dikenal sebagai Admin Group Facebook Tulang Bawang Barat.Andi meminta Dinas Sosial Tulangbawang Barat serta petugas PKH segera mendata ulang warga yang tidak mampu. “Data saja kembali, jika ada yang tidak pantas dicoret saja. Ini persoalan sensitif, jangan dipermainkan,” cetusnya.Bisa Menjadi Program Gagal
Ahmad Basri S.IP, warga Karta Raharja, alumni Universitas Muhammadiyah Jogyakarta (UMJ) tahun 1997 Fakultas Sospol dan Hubungan Internasional Jurusan Ilmu Politik khawatirkan program PKH menjadi program yang gagal. “Suksesnya program ini bukan semata dari besaran alokasi anggaran PKH, melainkan ketepatansasaran yang berkeadilan.“Jika tidak diawasi dengan ketat, di mana justru warga mampu yang dapat, maka dapat memicu terjadinya gesekan di masyarakat bawah. PKH harus berkeadilan. Pendataan harus dilakukan dengan cemat, transparan, dan dilakukan oleh pendamping yang memililki integritas,” tegasnya.Ahmad Basri membeberkan, dari investigasi yang dilakukan bersama teman-temannya, ada kecenderungan banyak yang salah sasaran. “Bagi saya, ini menarik dimana fenomena hampir semua kebijakan Pemda yang basisnya ke bawah semuanya mengalami proses salah sasaran, karena ada kepentingan pribadi dan keluarga.” cetusnya.Dia berharap Pemda segera turun tangan. Semua data harus diubah, termasuk orang-orang yang di lapangan juga harus diubah. “Jangan mengambil RT- RK nya saja, melainkan harus merekrut orang yang independen, yang paham standar kemiskinan itu bagaimana. Intinya, kesalahan ada pada tingkat operasional karena tidak diawasi oleh Pemda sebagai pemegang kebijakan. Jadi Pemda harus mengevaluasi kembali, perlu ada perombakan semua,” harapnya.Sebuah Testimoni Menyedihkan: Dua Nenek Renta Miskin Tak Pernah Mendapat Bansos
Untuk memverifikasi masalah ini, sinarlampung.com pun menemui Mbah Dul Kusaini (80) dan Mbah Tasilah (75) warga Tiyuh Kartaharja Rk 8. Dan astaga! Dua nenek-nenek miskin ini mengaku tak pernah tersentuh PKH, juga bantuan-bantuan lainnya.Wartawan Sinarlampung,com biro Tulangbawang Barat yang bertandang ke rumah dua nenek renta tersebut mendapati kenyataan; keduanya betul-betul terabaikan, dan dibiarkan hidup miskin dan tak pernah tersentuh bantuan sosial dari pemerintah. Untuk bertahan hidup mereka mengandalkan kiriman anak-anaknya. Itu pun tidak rutin. “Kami orang kecil, tak tahu harus mengadu kepada siapa. Kami tidak pernah ditanya-tanya (didata),” ujar Mbah Dul Kusaini yang harus berjuang hidup sendirian karena suaminya sakit asam urat, lambung, dan pendengaran.Menanggapi itu, Pendamping PKH Tiyuh Kartaharja Helda Guspiani S.Pd mengungkapkan, Dirinya tidak pernah melakukan pendataan langsung terhadap warga penerima PKH. Namun pihaknya hanya menerima data dan nama penerima dari pemerintah pusat langsung melalui Bank Mandiri.“Yang mendata itu bukan kami, tapi pihak pemerintah pusat melalui data yang diperoleh dari statistik. Terkait adanya warga yang sudah dianggap mampu namun mendapatkan bantuan PKH, kami sudah melakukan sosialisasi agar warga terkait mengundurkan diri. Pastinya kami pendamping sebatas menjalankan data yang sudah ada,” imbuhnya.(Angga) -
Pendataan PKH Tubaba Kacau-balau, Cek Buktinya di Sini
Tulangbawang Barat (SL)-Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) tidak tahu menahu soal buruknya pendataan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Tulangbawang Udik. BPS beralasan pihaknya sudah menyerahkan data warga kurang mampu hasil dari Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015.Giovani, Seksi Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Tubaba mengatakan, pendataan kemiskinan yang dilakukan BPS Tubaba bedasarkan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015. “Kalau di BPS 2015 dilakukan PBDT di wilayah Tubaba. Dalam pendataan melibatkan Aparatur Tiyuh, hingga tokoh masyarakat. Ada juga fasilitator yang menentukan siapa yang berhak menerima bantuan sesuai katagori warga miskin,” ungkapnya.Ia menambahkan, BPS Tubaba hanya menyerahkan basis data ke Dinas Sosial untuk dilakukan verifikasi ulang. “Kita hanya melakukan pencarian basis data dan basis data tersebut langsung diserahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan verifikasi ulang melihat mana yang berhak menerima atau tidaknya,” paparnya.Untuk itu, lanjutnya, BPS Tubaba saat ini sedang menunggu verifikasi data ulang dari pemerintah pusat. “Tunggu perintah aja dari pemerintah pusat untuk melakukan pendataan ulang,” singkatnya.Tidak Pernah Validasi
Di tempat terpisah Rasidi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tubaba mengakui pihak belum pernah melakukan VeriVali (Verifikasi dan Validasi) data yang baru, karena itu dilakukan oleh BPS, dan terakhir dilakukan tahun 2015.“Dan pada saat itu ternyata memang data yang diberikan ke kementerian sosial itu tidak sesuai, dan kami semua kepala dinas protes, karena data itu penting sebagai acuan penerima PKH, Rastra, Raskin. Akhirnya keluarlah surat dari Kementerian tahun 2017 kepada kabupaten kota untuk melakukan VeriVali dari data BPS tahun 2015 itu, namun karena kami tidak ada anggaran akhirnya tidak berjalan,” jelasnya.Berita Terkait: Pendataan PKH ‘Sehago-hago di Tuba Barat, dan Testimomi Menyedihkan dari Dua Nenek RentaIa menambahkan, pemerintah daerah dalam pendataan tersebut tidak ada SDM-nya juga, akhirmya dilimpahkanlah ke desa untuk mendata karena mereka pasti lebih tahu. Adapun pendamping PKH itu direkrut Kementrian, bukan dari Dinsos.“Jadi yang berhak untuk memberhentikan penerima PKH itu adalah Kepala Desa nya, melalui surat Rekom nya. Apalagi saat ini sudah ada penekanan karena di dalam Permendes No 11 Tahun 2019, bahwa Desa itu harus mengadakan pendataan keluarga miskin, kemudian memberdayakan masyarakat yang tidak mampu dengan DD seperti Padat Karya, lalu ada juga bantuan dari DD untuk orang yang terkena penyakit yang akut. Itu kemungkinan akan berlaku ditagih 2021,” ungkapnya.Jadi lanjutnya, Dinsos tidak berhak untuk memberhentikan penerima PKH, karena penerima PKH itu ada tiga prosedur berhentinya, yaitu ia mengundurkan diri, lalu Komponen nya sudah tidak ada lagi seperti anak-anaknya sudah tidak ada lagi, dan ketiga dipaksa dengan Rekom dari Desa bahwa sudah tidak layak menerima PKH.“Kalau ada yang masih tidak tepat sasaran Viralkan saja, dalam UU No 13 Tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin, bahwa jika ada keluarga kaya mengaku miskin kena sanksi hukuman 2 tahun atau denda Rp 50 juta.Untuk itu, diperlukan musyawarah Desa untuk menentukan siapa yang perlu mendapat bantuan atau tidak, sehingga tidak ada kesimpangsiuran dan tuntutan dari masyarakat karena sudah musyawarah kesepakatan bersama,”pungkasnya.(A.p) -
Wabup Fauzi Buka Muscab III KWRI Tuba Barat
Tulangbawang Barat (SL)-Wakil Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) Fauzi Hasan membuka Muscab III Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Tulang Bawang Barat, di Kagungan Ratu, Rabu (18/12/19). Muscab dihadiri Ketua DPD KWRI Provinsi Lampung Munzir dan beberapa perwakilan KWRI dari Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Utara.Pembukaan Muscab III ketiga diawali pemukulan gong oleh Wakil bupati Tubaba Fauzi Hasan, dilanjutkan menggelar musyawarah untuk menentukan keputusan baru beserta agenda penting lainnya. Dalam sambutan Wakil bupati Fauzi Hasan menekankan pentingnya upaya peningkatan kompetensi dan profesionalitas anggota profesi.“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kerjasama yang telah kita bangun selama ini. Meski , sinergi itu barangkali baru pada level situasional, artinya manakala kawan-kawan memberitakan berita-berita pembangunan, pada saat itulah kawan-kawan sudah bersinergi dengan pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat. Yang jelas tujuan kita sama, membangun daerah ini untuk terus berkembang lebih dan lebih baik lagi,” ujar Fauzi.Sementara Ketua DPD KWRI Provinsi Lampung Munzir meminta peserta muscab mentaati rambu-rambu yang sudah ditetapkan organisasi. “Silakan sampaikan aspirasi, dengan tetap menjalin hubungan yang baik, termasuk menjaga harmonisasi dengan pemerintah daerah. Bekerjalah sebagai wartawan yang profesional, sampaikan berita yang berimbang, dan hindari berita hoak,” tutupnya.(Robert)