Kategori: Tulang Bawang Barat

  • DPRD Tubaba Paripurna LPJ APBD Tahun 2018

    DPRD Tubaba Paripurna LPJ APBD Tahun 2018

    Tulang Bawang Barat (SL)-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Mengelar Rapat paripurna, Tentang Laporan Pertanggung Jawaban Pelaksanaan APBD Tahun anggaran 2018. acara berlangsung di Aula Rapat DPRD Setempat, Selasa (25/6/2019).

    Dalam Sambutan Bupati Umar Ahmad menyampaikan sebagaimana dimaklumi, Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Anggaran 2018 telah di audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan, dan juga telah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.

    “Kami menyambut sangat baik atas berbagai pemeriksaan dan pembahasan yang telah dilaksanakan oleh BPK dan DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang kesemuanya itu tentunya dimaksudkan untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang makin transparan dan akuntabel,” Jelas Umar.

    “Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat pun telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menindaklanjuti berbagai rekomendasi yang diberikan oleh BPK maupun DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat, sebagai sebuah wujud nyata komitmen untuk memperbaiki kinerja pengelolaan keuangan daerah,” tambahnya.

    Pada kesempatan ini, kami pun sangat berharap kiranya DPRD kabupaten Tulang Bawang Barat berkenan untuk melakukan evaluasi yang lebih mendalam atas Laporan Pertanggungjawaban APBD Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Anggaran 2018, yang tentunya hal ini akan menjadi bagian yang sangat penting dari upaya mengoptimalkan pemanfaatan APBD untuk memajukan masyarakat dan daerah.

    “Selain melakukan evaluasi, kami juga sangat berharap kiranya DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat berkenan untuk melakukan pengawasan yang lebih intensif, khususnya dalam hal pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran, sehingga untuk ke depan jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat akan dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam merealisasikan APBD,” Harapnya.

    “Sekali lagi, kami berharap kiranya DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat berkenan memberikan berbagai saran dan masukan kepada kami, dalam rangka untuk memaksimalkan pengelolaan APBD untuk kemajuan masyarakat dan daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang sangat kami cintai,” Pungkasnya. (Robert)

  • Anggaran Bintek Kepala Desa Kabupaten Tubaba Rp910 Juta?

    Anggaran Bintek Kepala Desa Kabupaten Tubaba Rp910 Juta?

    Tulang Bawang Barat (SL)-Bimbingan Tekhnik (Bimtek) Siskeudes Kepala Tiyuh (desa,red) se Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) mencapai Rp910 juta. Masing-masing Desa dibebani Rp10 juta, yang disetorkan kepada Kasubag  Admistrasi Wilayah (Adwil) Tubaba). Ironisnya Bintek dilaksanakan di Bandar Lampung, dan tanpa diektahui prangkat dan masyarakat desa setempat.

    Sementara Kasubag  Admistrasi Wilayah (Adwil), Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Andika, tidak merespon dikonfirmasi wartawan terkait kegiatan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) tersebut. Padahal Dana Desa (DD) sebesar Rp910 juta yang dikumpulkan oleh Adwil Tubaba, untuk biaya Bimtek Siskeudes seluruh Kepalou Tiuh yang dianggal tidak jelas manfaatany dan menjadi  pertanyaan masyarakat.

    “Desa wajib ngumpulkan Dana sebesar Rp10 juta pertiyuh. Total terkumpul menjadi Rp 910 juta. Sementara dana tersebut merupakan dana rakyat dan kegunaannyapun harus jelas  terlebih seharusnya Kepalou Tiuh melakukan musyawarah jika ada kegiatan seperti pelatihan, agar masyarakat mengetahuinya,” kata warga Tubaba.

    Salah satunya Bimtek Siskeudes, yang di laksanakan Adwil ke Bandar Lampung  hingga menelan dana sebesar 910 juta itu. Beberapa masyarakat diantaranya Romzi dan Ahmad Safe’i menanyakankan, hasil bimtek di Provinsi sebab hingga kini pihak Kepalou Tiyuh tak pernah menjabarkan hasil Bimtek itu kepada masyarakat.

    “Apa yang bisa di jabarkan kepalou terhadap kami dari hasil bimtek itu, berapa habis dana dan di mana rincian pengeluarannya dari dana DD rp 10 juta per Tiyuh yang di pungut oleh ADWIL itu, materi apa yang bisa di terapkan, kami masyarakat perlu tau, karna dana DD itu dana untuk kesejahteraan masyarakat  desa, baik pembangunan mau pun pelayanan,” ujar Romzi.

    Masyarakat berharap, kepada Kepala Tiyuh, untuk menjelaskan rincian kegunaan uang DD yang di pakai untuk  bimtek tersebut.

    Sebelumnya Pemerintah Pusat telah menyalurkan Dana Desa (DD) tahap I tahun 2019 ke kas daerah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) pada awal Maret 2019. DD tahap I tersebut sebesar 20 persen dari Dana Desa yang diterima kabupaten Tubaba untuk 93 tiyuh sebesar Rp17 miliar lebih.

    Laporan DD tahap III tahun 2018 adalah merupakan syarat pencairan DD tahap I tahun 2019 yang sampai saat ini belum dilaporkan oleh 93 tiyuh di Tubaba. Sementara, hal tersebut merupakan syarat mutlak pencairan DD tahap I tahun 2019 yang waktunya terhitung dari tanggal 1 Januari sampai minggu ke 3 bulan Juni tahun 2019.

    Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) sempat mempertanyakan kinerja Kepala Bagian Administrasi Wilayah (Adwil) dalam pendampingan laporan DD tahap III yang dilaporkan ke Menteri Keuangan. ”Hampir 90 persen tiyuh telah melaporkan penggunaan DD tahap III tahun 2018. Kenapa ada statmen 93 tiyuh belum melaporkannya, sebenarnya beliau kerja atau tidak?,” ungkap ketua Apdesi Tubaba Wirdani kepada wartawan Selasa (26/3) lalu. (Red)

  • Bendungan Irigasi Daya Murni Rusak, Warga Khawatir Dengan Keselamatan Dan Kelangsuangan Tanam Padi

    Bendungan Irigasi Daya Murni Rusak, Warga Khawatir Dengan Keselamatan Dan Kelangsuangan Tanam Padi

    Tulang Bawang Barat (SL)-Bendungan BR 29 lingkungan 02 Kelurahan Daya Murni, Kecamatan Tumijajar, Tulang Bawang Barat (Tubaba) saluran dari Bendungan Way Rarmen, rusak parah dan tak terawat. Padahal terakhir bendungan yang ada sejak era tahun 1980-an itu untuk mengairi ratusan hektar sawah warga Daya Murni, terakhir ada rehabilitasi oleh PT. Bina Buana Raya tahun 2018.

    Dinding irigasi banyak yang ambrol

    Jika dibiarkan tidak hanya merusak lahan, tapi juga terhadap keselamatan warga dari banjir. “Sudah bertahun-tahun irigasi di kelurahan Daya Murni mengalami kerusakan, namun sampai saat ini belum juga ada perbaikan dari pemerintah. Padahal irigasi itu menjadi bagian dari program swasembada pangan,” kara Zuladi, warga yang memanfaatkan irigasi untuk sawahnya.

    Rehap oleh rekanan Tahun 2018

    Menurut Zuladi, akibat kerusakan saluran jika tidak segera diperbaiki akan menghambat program swasembada pangan, karena airnya pasti tidak lancar dan jika ambrol bisa membahayakan permukiman warga.

    “Memang sudah sangat lama bendungan ini rusak mas kira-kira sudah 5 tahunan, namun dari pihak PIWR atau pengelola tidak ada respon serta tidak ada perbaikannya sama sekli, ini sangat berbahaya sekali sedikit lagi itu Jebol. Dan sangat berbahaya sekali untuk masyarakat sekitar. Sedangkan di bawah sana banyak pertanian persawan, dan usaha perikanan warga,” ungkapnya.

    Ia berharap kepada pihak terkait agar segera melakukan perbaikan kerusakan pada irigasi tersebut. “Kami mohon ada perbaikan dan perhatian, karena jika bendungan ini jebol dampaknya ini menyangkut masyarat banyak,” ungkapnya. (Robert)

  • Dinas Pertanian Tubaba Diduga “Kadali” Kelompok Tani Untuk Proyek Bantuan Embung Tadah Air 2018

    Dinas Pertanian Tubaba Diduga “Kadali” Kelompok Tani Untuk Proyek Bantuan Embung Tadah Air 2018

    Tulang Bawang Barat (SL)-Proyek bantuan pembuatan embung kelompok tani Kelurahan Daya Murni Kecamatan Tumijajar, melalui Dinas Pertanian Tulang Bawang Barat (Tubaba) Rp150 juta anggaran tahun 2018, sarat penyimpangan. Selain tanpa persetujuan kelompok tani penerima, juga kondisi embung kini sudah rusak.

    informasi proyek embung

    Padahal embung itu untuk mencukupi pasokan air yang selama ini selalu terbatas pada saat datang nya musim tanam tiba. Pemerintah daerah melalui Dinas pertanian mempasilitasi para petani dengan adanya program pembuatan Embung sebagai penampungan air di wilayah lahan pertanian.

    Informasi sinarlampung.com, Dinas pertanian memberikan bantuan pada tahun 2018 dengan mengucurkan dana pembuatan embung, dengan proses bantuan melalui rekening kelompok tani penerima bantuan, diantaranyakepada kelompok Tani Mufakat, Kelurahan Daya Murni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang bawang barat (Tubaba), untuk pembuatan Embung senilai Rp150 juta.

    Ironisnya, kelompok tani yang seharusnya berwenang langsung menggunakan anggaran justru hanya jadi penonton. Kelompak tani hanya sebagai tempat transaksi Dana dan kuasa anggaran, bahkan bangunan embung yang belum begitu lama rampung itu kini sudah rusak. Embung baru berumur satu tahun tersebut sudah mengalami pengikisan dan keretakan.

    kualitas proyek embung asal jadi

    Informasi lain menyebutkan. bahwa anggar Rp150 untuk proyek embung itu dikerjakan pihak ke 2, dan ada caampur tangan pihak ke tiga dalam pengerjaan embung itu. Akibatnya kelompok tani Mufakat Daya Murni kecewa lantaran pembuatan embung sebagai tempat mengaliri lahan pertanian karena tidak diikutsertakan dalam pengerjaanya, serta diduga lahan hibah seper empat hektar tersebut dimiliki ditanami pihak kedua.

    Ketua kelompok tani Mufakat yang engan disebutkan namanya pada saat ditemui dikediamanya mengakui bahwa dia dan aanggota kelompok tani hanya dijadikan penonton. “Ya kami hanya bisa nonton dalam pengerjaan embung senilai Rp.150 juta tersebut,” katanya. (Robert)

  • Dua Kepala Dinas “Aniaya” Kura Kura, Narsis Berdiri Dipunggung Kura Kura Kena Sangsi Teguran

    Dua Kepala Dinas “Aniaya” Kura Kura, Narsis Berdiri Dipunggung Kura Kura Kena Sangsi Teguran

    Tulang Bawang Barat (SL)-Aksi dua kepala dinas di kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) yang di duga “aniaya” dua satwa kura-kura, dengan berdiri gembira di atas punggungnya, saat berada di Taman Agro Wisata kura-kura Tiyuh Pulung Kencana kabupaten Tubaba. Kamis (13/16/19), mendapat respon Bupati Tulang Bawang Barat,

    Kepala Dinas Kominfo Tubaba, Fajri Hikmah mengatakan Bupati Tubaba Umar Ahmad telah memberi teguran keras kepada dua kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tubaba yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Ahmad Hariyanto dan Kepala Dinas Perikanan Hidarsan atas beredarnya foto mereka yang sedang menaiki kura-kura di Taman Kura-Kura (Agrowisata) Pulung Kencana.

    “Bupati telah mendapatkan penjelasan bahwa tindakan dua Kepala Dinas tersebut tidak bermaksud untuk menganiaya satwa, namun walaupun demikian hal tersebut sangat disesalkan, dan karenanya dimohon agar tidak diulangi di kemudian hari. Kejadian tersebut dianggap tidak sejalan dengan program Pemerintah Daerah yang mengedepankan kelestarian lingkungan hidup, dan juga pengembangan pariwisata,” kata Fajri Hikmah kepada wartawan.

    Dan untuk diketahui, Kata Kadiskominfo, Pemerintah Daerah Kabupaten Tubaba saat ini memiliki beberapa program unggulan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, di antaranya Q-Forest, pembuatan taman, pembangunan agrowisata, dan termasuk juga pembangunan Taman Kura-Kura. “Sangat, diharapkan agar seluruh pejabat, aparatur, dan masyarakat dapat seiring sejalan menyukseskan program-program tersebut,” katanya.

    Dan telah di sampai oleh, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tubaba Ahmad Haryanto dan Kepala Dinas Perikanan Hidarsan kepada semua pihak tentang permohonan maaf serta penyesalan atas kejadian itu. “Pemohonan maaf disampaikan kepada semua pihak, pencinta lingkungan hidup, pencinta satwa (kura-kura), aktifis lingkungan hidup, organisasi pencinta lingkungan hidup seperti WALHI dan sebagainya, termasuk juga kepada Pemerintah Daerah dan jajaran pimpinan. Mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi,” katanya.

    Menurut Ahmad Haryanto bahwa tidak ada niat ataupun unsur kesengajaan dirinya bersama Kepala Dinas Perikanan Hidarsan untuk menganiaya satwa (kura-kura) sebagaimana foto yang telah beredar di media sosial. Foto itu diambil saat kegiatan pembersihan Taman Kura-Kura.

    “Dan pada saat itu dirinya juga membersihkan cangkang kura-kura. Dia bersama Kepala Dinas Perikanan Hidarsan yang juga merupakan relawan di Taman Kura-Kura Tubaba yang ikut berperan membantu pengembangan taman satwa kura kura tersebut,” katanya. (Robert).

  • Tubaba Bangun TamanAgro Wisata Kura Kura

    Tubaba Bangun TamanAgro Wisata Kura Kura

    Tulang Bawang Barat (SL)-Setelah membangun Masjid 99 Cahaya, yang lebih dikenal dengan Islamic Center yang kini menjadi salah satu icon Kabupaten Tubaba, Pemkab kembali membangun Taman Wisata Kura-Kura, yang akan dibangun di taman Agro Wisata, Tiyuh Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah.

    “Alhamdulillah dengan segala kelebihan dan kekurangan taman kura-kura Tubaba tahap awal telah terwujud. Penghargaan dan ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak, baik itu OPD, teman teman Pers, LSM, Relawan, Yayasan Sahabat Alam, para pecinta/penggiat lingkungan dan semua pihak atas masukan dan supportnya,” ungkap Wakil Bupati Tubaba Fauzi Hasan melalui layanan WhatshApp, Kamis, (13/6/2019).

    Wabup berharap keberadaan Taman kura-Kura tersebut kiranya bisa menambah wahana destinasi wisata di Tubaba. “Semoga keberadaan Taman kura-kura menambah wahana rekreasi dan pendidikan bagi masyarakat Tubaba khususnya dan masyarakat yang kita cintai,” kata wabup.

    Wabup juga berharap kepada semua pihak atas masukan dan saran yang bersifat membangun dalam pengembangannya, hal ini dilakukan demi kemajuan Tubaba dengan mengedepankan Nemen, Nedes, Neremo (NENEMO). (Robert).

  • Viral Aksi Dua Kadis Tubaba Berdiri Diatas Kura Kura Hidup Dikecam Nitizen?

    Viral Aksi Dua Kadis Tubaba Berdiri Diatas Kura Kura Hidup Dikecam Nitizen?

    Tulang Bawang Barat (SL)-Aksi dua Kepala Dinas Pemda Tulang Bawang Barat (Tubaba), yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadis Dukcapil)  dan Dan Kepala Dinas Prikanan, berdiri diatas punggung satwa dilindungi jenis kura kura viral di edia sosial, dan menuai banyak kecamatan dari pencinta likungan hidup.

    Pasalnya Kura-Kura itu merupakan hewan yang dilindungi karena sebagian besar spesies ini hampir punah di Indonesia. Ironisnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulang Bawang Barat (Tubaba) pada tahun 2019 ini, justru telah menambah icon Wisata di Tubaba dengan membangun Taman Wisata Kura kura atau Taman Bejukeu, yang di bangun di Komplek  Perkantoran Pemkab Tubaba, di Tiyuh Pulung Kencana, dengan aanggaran APBD.

    Sikap kedua pejabat yang dengan girang berdiri diataas punggung kura kura itu dianggap justru menunjukkan sikap kurang terpuji. “Kedua Kadis tersebut berpose girang, dengan gaya dan tersenyum ria berdiri di atas punggung kura-kura yang yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari kedua kadis tersebut. Itu penyiksaanm” ucap nitizen.

    Buat apa Pemkab membangun destinasi wisata menambah icon wisata Kura kuara, juga bertujuan menjaga kelestarian spesias hewan yang nyaris punah itu, tapi kedua Kadis itu justru memberikan contoh yang tak patut dilakukan, “Sebab jika hal tersebut ditiru dan dilakukan pengeunjung bukan tidak mungkin hewan-hewan tersebut akan mati,” katanya.

    Sementara foto kedua kadis yang tengah berpose di dalam kolam kura-kura tersebut, kini telah viral di group-gorup Media social, dan jadi perbincangan pencinta satwa. (red)

  • Ngebut, Panther BE-2691-AC Empat Kali Salto di Jalan Raya Sumber Rejo Tumijajar Satu Penumpang Tewas

    Ngebut, Panther BE-2691-AC Empat Kali Salto di Jalan Raya Sumber Rejo Tumijajar Satu Penumpang Tewas

    Tulang Bawang Barat (SL)-Sebuah minibus jenis isuzu panter BE-2691-AC berpenumpang 8 orang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Tiyuh Sumber Rejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Jum’at (7/6/019). Satu penumpang tewas, dan tujuh lain luka luka. Saksi dilokasi kenjadain menyebutkan, mobil sempat empat kali terbalik, dan para penumpang terpental keluar dari mobil.

    Posisi terakhir kendaraan Panther yang salto hingga empat kali

    Tujuh penumpang warga asal Tiyuh Margodadi itu kini dirawat di Rumah sakit terdekat, Informasi di lokasi kejadain menyebutkan, sekitar pukul 11:30 melintas sebuah minibus dari arah Sumber Rejo menuju Margo Dadi, yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sekitar 50 meter sebelum kediaman Kepalo Tiyuh Sumber Rejo, Joko Supriyanto, mobil oleng dan akhirnya terbalik sebanyak 4 kali. Indikasi awal terjadi pecah ban bagian belakang.

    Joko Supriyanto membenarkan kejadain tersebut. “Ya kejadian dekat rumah. Keterangan para saksisih mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya oleng dan terbalik beberapa kali, sementara para penumpang termasuk sang pengudi sudah berceceran keluar dari mobil tersebut,” katanya.

    Menurut Joko, mobil ringsek setelah empat kali terguling, dan tersisa satu orang yang masih tetap dalam mobil. “Kalau korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian satu orang. Korban lain dibawa ke rumah sakit terdekat. Nama dan datanya belum ada yang tau, mereka adalah warga Tiyuh Margo Dadi,” jelasnya. (Robert).

  • Asik Layani Tamu Lebaran Gudang Pemilik Jasa Sewa Dekorasi Terbakar

    Asik Layani Tamu Lebaran Gudang Pemilik Jasa Sewa Dekorasi Terbakar

    Tulang Bawang Barat (SL)-Gudang perlengkapan dekorasi milik Wagino warga Tiyuh (Desa,Red) Indraloka I, Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat, ludes terbakar. Api juga meratakan bagian dapur rumah korban, Rabu (5/6/2019) sekitar pukul 10.00 wib.

    Api diduga berasal dari dapur rumah korban, dan dengan cepat membakar bagian gudang, yang banyak berisi prabotan kayu dan plastik. Kebakaran terjadi saat rumah korban dan warga sekitar sedang ramai merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah tahun 2019 Masehi. Warga spondan ikut mencoba memadamkan api dengan alat seadanya, agara tidak merembet ke rumah.

    Adi Susanto, Juru Tulis Tiyuh Indraloka I, Adi Susanto, kepada wartawan membenarkan peristiwa kebakaran tersebut. JIka tidak ada warga yang cepat ikut memadamkan api, bisa kemungkinan kebakaraan meluas, terutama rumah utama milik Wagino.

    Dugaan sementara kebakaran diduga karena obat nyamuk yang ditaruh di dapur guna mengusir lalat. “Dapur tersebut berisikan peralatan dapur serta alat dekorasi pengantin. Kebakaran diduga akibat obat nyamuk bakar,” kata Adi Susanto.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. “Peralatan dapur rumah tangga, lalu gudang perabotan dekorasi. Warga berinisiatif keliling desa untuk mengumpulkan bantuan sumbangan. Tradisi RT, nantinya keliling meminta bantuan seikhlasnya untuk bergotong royong, meringankan beban korban,” katanya. (red)

  • Lapak Karet Tak Berizin dan Limbahnya Cemari Sungai dan Pemukiman Warga di Tumijajar

    Lapak Karet Tak Berizin dan Limbahnya Cemari Sungai dan Pemukiman Warga di Tumijajar

    Tulang Bawang Barat (SL)-Lapak karet yang berada di Tiyuh Sumber Rejo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) disinyalir belum mengantongi izin dari instansi terkait termasuk dari Dinas Lingkungan hidup. Ironisnya limbah pembuangan masuk aliran sungai dan rumpun bambu dekat permukiman warga. Hal ini menyebabkan pencemaran udara dan mengeluarkan bau tak sedap.

    industri tradisional lapak karet di Tubaba

    Hal tersebut diakui sejumlah lapak karet yang ada di Tiyuh tersebut, yang mengakui bahwa selama ini pembuangan limbah hanya melalui penyedotan dengan menggunakan pompa air. “Ya memang mas, limbahnya kami buang ke aliran sungai. Semua yang punya lapak karet di sini buangnya ke sungai semua,” katanya. Minggu (2/6/2019).

    Terkait perijinan, Solikin dan Effendi pemilik lapak di suku 02 dan 03 hanya mengantonggi surat Izin usaha dari kecamatan setempat sedangkan izin siup/situ dan izin limbah belum ada. “Saya cuma punya surat itu dari kecamatan, saya kira dengan surat itu sudah cukup, gak ada lagi surat-surat yang harus di urus,” katanya.

    Sementara, Supardi dan Sukiyatno, yang bearad di Suku 02 dan Suku 03, juga hanya mengantongi surat izin siup/situ dari semua lapak yang berada di Tiyuh sumber rejo tersebut. “Iya saya cuma punya surat itu, Sudah 4 tahun usaha lapak karet saya,” katanya.

    Sementara Warno salah satu warga setempat merasa terganggu dengan adanya bau limbah karet tersebut terlebih saat datangnya musim hujan. “Iya mas, kalau pas musim hujan bau limbah nya menyengat, bau nya kemana-mana,” keluh Warno. (Robert/Tim)