Kategori: Uncategorized

  • 2019, Perdagangan Lampung Masih Defisit

    2019, Perdagangan Lampung Masih Defisit

    Bandar Lampung (SL)-Neraca perdagangan Lampung periode Januari-Oktober 2019 defisit sebesar 101,43 dolar AS, meski timbangan pada neraca perdagangan per Oktober 2019 surplus dalam nilai yang dangkal sebesar 21,70 juta dolar AS.

    Total ekspor Lampung pada Oktober 2019, seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, hanya membukakan 249,02 juta dolar AS, atau sedikit di atas realisasi impor sebesar 227,32 dolar AS.

    Rendahnya nilai ekspor per Oktober 2019, mendorong neraca perdagangan Lampung bergerak ke arah negatif hingga terakumulasi defisit 101,43 juta dolar AS sepanjang periode Januari-Oktober 2019. Total ekspor Lampung Januari-Oktober 2019 tercatat sebesar 2.379,21 juta dolar AS, sementara realisasi impor sebesar 2.480,64 juta AS.

    Mendekati akhir tahun, nilai total ekspor Provinsi Lampung, turun 249,02 juta dolar AS(AS) atau 8,82 persen pada Oktober 2019 dibandingkan bulan sebelumnya 273,12 juta dolar AS. Penurunan terjadi pada golongan barang lemak/minyak hewan/nabati dan kopi/teh/rempah-rempah. Penurunan nilai ekspor teranalis lebih dalam jika membandingkan nilai ekspor Oktober 2019 dengan Oktober 2018.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, nilai ekspor pada Oktober 2019 jika dibandingkan Oktober 2018 tercatat 319,53 juta dolar, juga mengalami penurunan sebesar 70,51 juta dolar AS atau turun 22,07 persen.

    Menurut Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum, penurunan ekspor Oktober 2019 terjadi pada dua golongan barang utama. Yakni lemak dan minyak hewan/nabati turun 37,36 persen, juga kopi, teh, dan rempah-rempah turun 12,84 persen. Sedangkan golongan barang yang mengalami peningkatan, dia mengatakan, yakni batubara 43,43 persen, bubur kayu/pulp 24,56 persen, dan olahan dari buah-buahan/sayuran 0,33 persen .(iwa)

  • Kilau Mutiara Laut Lampung yang Memudar

    Kilau Mutiara Laut Lampung yang Memudar

    Bandar Lampung (SL)-Provinsi Lampung pernah dikenal sebagai penghasil mutiara laut terbesar dan terbaik di Indonesia pada tahun 80-an. Namun kejayaan itu memudar disebabkan oleh kualitas dan lingkungan laut yang tak mendukung budidaya komoditas unggulan tersebut.

    Kini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, berniat membangkitkan kejayaan itu kembali. Edhy yakin Indonesia memiliki peluang jadi pusat industri mutiara terbesar dan nomor satu di dunia. “Saya melihat sendiri banyak kekayaan alam kita yang belum kita optimalkan. Dulu Indonesia, yang namanya mutiara ini kita adalah rajanya di dunia,” kata Edhy saat hadir di hari ketiga gelaran Indonesia Pearl Festival (IPF) ke-8 Tahun 2019, Atrium Lippo Mall Kemang Jakarta Selatan, sebagaimana rilis yang diterima, Minggu (24/11/2019).

    Saat ini, Indonesia menempati posisi kelima dunia sebagai penghasil mutiara. Daerah penghasil mutiara laut tersebar di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, Sumatera Barat dan Lampung.

    Menteri Edhy menyebut, mutiara merupakan salah satu sumber daya laut Indonesia yang dapat berkontribusi sebagai penghasil devisa negara. Indonesia sendiri juga merupakan negara pengekspor mutiara nomor 5 di dunia meskipun nilai ekspor pada tahun 2018 masih sekitar USD47,27 juta. Posisi Indonesia berada di bawah Cina (USD56,3 juta), French Polynesia/Tahiti (USD112,88 juta), Jepang (USD 315,28 juta), dan Hong Kong (USD483,3 juta).

    “Kita harapkan ini bisa kita dongkrak. Sekarang Hong Kong nomor 1. Padahal dari informasi yang kita dapat, kita juga mengekspor ke sana. Tapi Hong Kong bisa memposisikan diri sebagai pengekspor atau produsen mutiara terbesar untuk dunia,” jelasnya.

    Di Lampung, pada era 80-an, industri mutiara laut sempat berkilau yang dikembangkan investor Jepang di sekitar Teluk Lampung. Namun usaha itu terkendala kualitas air laut yang tak bersih. (iwa)

  • Cara Melihat Berita Hoax di Media Online

    Cara Melihat Berita Hoax di Media Online

    Jakarta (SL)-Tips teknologi kali ini Tempo mengulas tentang bagaimana cara memverifikasi informasi online apakah Hoax atau fakta. Sekarang, ada jauh lebih banyak informasi yang bisa diakses, dan internet menjadi sarana yang vital bagi masyarakat maupun perusahaan di seluruh dunia.

    Organisasi Pendidikan PBB, UNESCO, mencanangkan pekan literasi yang fokus pada masyarakat di era digital dan bahaya disinformasi. Ada pihak yang ingin menyalahgunakan kebebasan di internet untuk melakukan hal-hal yang merusak, termasuk dengan menyebarkan disinformasi.

    Untuk menghindarinya kita harus menyaring informasi online, berikut cara memverifikasinya menurut Google dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 Oktober 2019:

    1. Cek silang sumber berita Anda

    2. Periksa gambar yang digunakan dalam konteks

    Klik kanan gambar dan pilih “Telusuri Google untuk gambar” untuk melakukan penelusuran balik gambar. Gambar tersebut akan dicari di database online untuk melihat apakah pernah muncul secara online sebelumnya, konteks kemunculannya, dan apakah gambar itu diselewengkan dari tujuan aslinya.

    Misalnya, sebuah proyek infrastruktur dari suatu negara dapat disalahgunakan untuk memamerkan pencapaian dari negara lain. Tujuannya demi mendapatkan dukungan bagi kampanye tokoh politik tertentu menjelang pemilu.

    3. Perhatikan URL-nya

    Ada situs-situs yang tampak seperti media yang dapat dipercaya padahal sebenarnya bukan. Situs-situs tersebut memakai nama domain yang mirip untuk menambahkan kredibilitas bagi informasi yang disebar, serta memberikan rasa aman yang palsu bahwa informasi tersebut benar.

    Perhatikan perbedaan kecil dalam nama domain seperti “cnn-channel.com.” Kalau Anda curiga, lakukan penelusuran terhadap nama medianya (misalnya CNN), link yang muncul paling atas adalah situs resminya. Selanjutnya, Anda bisa menelusuri berita yang tadi dibaca, di situs media resmi itu.

    4. Verifikasi topik hangat pakai Fact Check Explorer

    Verifikasi dilakukan berdasarkan fakta untuk menentukan keabsahan sebuah topik. Fact Check Explorer mengindeks hasil verifikasi tersebut dalam sebuah database. Jadi jika Anda mencurigai keabsahan sebuah topik, gunakan Fact Check Explorer untuk mengetahuinya. Di situ Anda dapat dengan mudah melihat dan menelusuri verifikasi yang berkaitan dengan topik atau tokoh tertentu.

    5. Telusuri referensi artikelnya

    Berita palsu memakai judul yang sensasional untuk menarik perhatian pembaca, tapi jika Anda teliti, seringkali detailnya tidak konsisten. Jika Anda tidak bisa menemukan informasi yang bisa diverifikasi secara online, seperti nama orang atau organisasi yang dikutip, kemungkinan itu hanya dikarang untuk mendukung berita hoaks tersebut. (tempo,co)

  • Selenggarakan ASEAN- Republic of Korea Commemorative Summit, Korsel Bebaskan Bea Visa Selama Tiga Bulan

    Selenggarakan ASEAN- Republic of Korea Commemorative Summit, Korsel Bebaskan Bea Visa Selama Tiga Bulan

    Korea Selatan (SL)-Pemerintah Republik Korea akan menyelenggarakan ASEAN- Republic of Korea Commemorative Summit pada tanggal 25-26 November 2019 bertempat di Busan.

    Untuk merayakan acara ini, Pemerintah Republik Korea telah memutuskan akan memberikan bebas biaya visa dalam waktu terbatas selama tiga bulan kepada warganegara Indonesia dan warga negara-negara ASEAN lainnya.

    Karena itu, warganegara Indonesia yang ingin mengunjungi Korea dapat mengajukan permohonan visa tanpa membayar biaya visa selama periode tersebut.

    Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan visa:
    1) Tipe visa yang termasuk dalam program bebas biaya visa ini hanya berlaku untuk tujuan “kunjungan Singkat (C-3) dan Single entry (klasifikasi visa C-3). Visa C-3 berlaku untuk satu kali dengan waktu kunjungan 30 hari dan maksimum 90 hari.

    2) Bebas biaya visa berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2019 sampai dengan 31 Desember 2019. Selama 3 bulan tersebut, pengajuan visa tipe C-3 akan dibebaskan dari biaya visa sebesar USD 40. Tetapi biaya administrasi pendaftaran di Korea Visa Application Center (KVAC) tetap berlaku.

    3) Pihak yang mendapatkan keuntungan dari program ini adalah warga negara dari 10 negara ASEAN, termasuk Indonesia.

    Masa berlaku visa adalah tiga bulan setelah tanggal penerbitan. Dalam kurun waktu tersebut, visa dapat digunakan untuk mengunnjungi Korea sesuai dengan tanggal rencana keberangkatan.

    ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit kali ini adalah peringatan 30 tahun telah berlangsungnya Dialogue Partnership dan merupakan suatu kebanggaan bagi Korea untuk dapat berkumpul bersama dengan 10 negara Asean lainnya termasuk Indonesia.

    Mengutip pernyataan :

    “ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit dan program bebas biaya visa ini diharapkan dapat memberikan kesempatan dan pengalaman bagi banyak warga negara Indonesia yang ingin menikmati keindahan alam dan kebudayaan Korea,” ujar  Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, H.E Kim Changbeom.

    Dijelaskan Kim Changbeom, saat ini di Indonesia, minat warganegara Indonesia untuk mengunjungi Korea semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018, Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia telah menerbitkan total 157,924 visa dan berdasarkan jumlah visa yang diterbitkan terdapat peningkatan sebanyak 15% setiap tahun.

    Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menentukan lokasi pengajuan permohonan visa: Korea Visa Application Center, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Lantai 5.  Pemohon tetap dikenakan biaya administrasi pendaftaran visa sebsar Rp. 196,000, walaupun adanya program bebas bea visa.

    Kemudian masa proses, mulai dari pengajuan hingga penerbitan visa untuk Single Visa (C-3 dan lainnya) adalah enam  hari kerja diluar tanggal pengajuan. Untuk Multiple visa dan Group Visa mas proses selama dua hari kerja diluar tanggal pengajuan. (Rls/Red)

  • Kajian Pelestarian Cagar Budaya di Cenrana Kabupaten Bone

    Kajian Pelestarian Cagar Budaya di Cenrana Kabupaten Bone

    Watampone (SL)-Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (BPCB Sulsel), sebanyak 17 orang yang terdiri dari arkeolog, tenaga teknis, dan akademisi dari Universitas Hasanuddin melakukan survei dan pemetaan potensi cagar budaya di Kecamatan Cenrana.

    Adapun akademisi yang terlibat dalam kajian ini adalah Dr. Muhlis Hadrawi, yang merupakan ahli Filologi dari Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, dan Yadi Mulyadi, M.A dari Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, yang juga merupakan saah seorang Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan.

    Kegiatan survei dan pemetaan ini merupakan tahapan dari kajian pelestarian cagar budaya, untuk mengidentifikasi potensi cagar budaya di Kecamatan Cenrana.

    Kecamatan Cenrana, merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bone yang berdasarkan penelitian arkeologi maupun kajian naskah Lontara memiliki potensi cagar budaya berupa situs-situs arkeologi yang terkait dengan jejak sejarah Cenrana.

    Jejak kesejarahan tersebut, erat kaitannya dengan Kerajaan Bone. Salah satu situs yang telah dilindungi sebagai cagar budaya yaitu Kompleks Makam La Patau Matanna Tikka. Di kompleks makam ini terdapat makam La Patau Matanna Tikka yang merupakan Raja Bone yang memerintah pada 1696-1714.

    Selain itu, di kompleks makam ini terdapat juga makam para istri La Patau dan tokoh lainnya. Selain kompleks makam ini, juga terdapat tinggalan lain yaitu berupa makam-makam kuno, sisa struktur benteng, sumur bersejarah, dan jejak pemukiman tua berupa sebaran fragem keramik dan bekas tiang rumah.

    Koordinator Lapangan tim kajian, Iswadi, menjelaskan  bahwa kegiatan ini dilakukan mulai 11-18 September 2019, dengan memfokuskan pada identifikasi dan pemetaan situs-situs arkeologi dan sejarah yang berpotensi sebagai cagar budaya.

    Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi data penting khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Bone dalam merumuskan kebijakan pelestarian dan pengelolaan cagar budaya di Kecamatan Cenrana. Sehingga masyarakat dapat merasakan kebermanfaatan dari cagar budaya yang terdapat di Kecamatan Cenrana. (Rls/Red)

  • Menelusuri Jejak Benteng Cenrana Dan Situs Arkeologi di Kecamatan Cenrana

    Menelusuri Jejak Benteng Cenrana Dan Situs Arkeologi di Kecamatan Cenrana

    Watampone (SL)-Tim kajian pelestarian dari UPT Kemdikbud, yaitu Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (BPCB Sulsel) melakukan survei dan pemetaan potensi cagar budaya di Kecamatan Cenrana.

    survei dan pemetaan potensi cagar budaya di Kecamatan Cenrana

    Dalam kegiatan ini, tim kajian yang terdiri dari arkeolog, tenaga teknis, dan akademisi dari Universitas Hasanuddin turun langsung ke lapangan, guna menelusuri jejak Benteng Cenrana dan situs arkeologi lainnya.

    Pada saat observasi di salah satu situs, yaitu Gerbang Benteng Cenrana yang terletak di Desa Nagauleng, Kepala Desa Nagauleng, Hamzah menyampaikan kepada tim kajian bahwa di wilayah ini banyak tempat bersejarah yang perlu segera untuk dilindungi. Oleh karena itu, sebagai Kepala Desa sangat mendukung kegiatan kajian pelestarian yang dilakukan oleh BPCB Sulsel.

    Koordinator Lapangan tim kajian, Iswadi, menyebutkan bahwa kegiatan ini dilakukan 11-18 September 2019, dengan memfokuskan pada identifikasi dan pemetaan situs-situs arkeologi dan sejarah yang berpotensi sebagai cagar budaya di Cenrana.

    Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi data penting, khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Bone dalam merumuskan kebijakan pelestarian dan pengelolaan cagar budaya di Kecamatan Cenrana. Sehingga masyarakat dapat merasakan kebermanfaatan dari cagar budaya yang terdapat di Kecamatan Cenrana. (Rls/Red)

  • Artis Marcella Simon Menjadi Muslimah

    Artis Marcella Simon Menjadi Muslimah

    Jakarta (SL)-Setelah kakak kandung Ustadz Felix Siauw, Freddy Siauw, masuk Islam, kini artis Marcella Simon juga mengucap syahadat untuk menjadi seorang Muslimah. Kabar tentang masuknya Marcella ke dalam Islam, dikabarkan sendiri oleh sang artis melalui akun Instagram-nya; marcella_simon.

    Dalam statusnya di akun itu, Marcella tidak menjelaskan siapa yang membimbing dia membaca syahadat, namun dia memposting foto dimana dirinya dengan ditemani rekannya yang juga selebritis, seperti Roger Danuarta, Dhini Aminarti, Teuku Wisnu, Dude Herlino dan Dimas Seto, nemenui Ustadz Adi Hidayat dan Ustad Felix Siauw.

    Tak hanya itu, Marcella juga memposting video dimana dirinya telah berhijab dan menunjukkan hadiah-hadiah yang diterima setelah menjadi Muslimah. Di antaranya mukena. “Aku yang dibantuin, aku yang dikasih hadiah, lho,” katanya dengan senang.

    Sejak video itu diposting, Sabtu (7/9/2019), hingga Minggu (8/9/2019) sore ini telah ditonton 316.011 warganet dan dikomentari 633 orang, termasuk oleh artis Natalie Sarah. “Assalamualaikum… Sayangkuuuh masya Allah, tabarakallah, semoga istiqomah ya beb, siap jadi temen curhat… Hehehe pelukl kiss,” katanya. (net)

  • Program Diplomasi Publik “Teman Korea(TeKo) Nang Jawa” Singgah di Solo

    Program Diplomasi Publik “Teman Korea(TeKo) Nang Jawa” Singgah di Solo

    Solo (SL)-Kunjungan Duta Besar (Dubes) Republik Korea untuk Indonesia Kim Chang-beom bersama rombongan “Teman Korea(TeKo) Nang Jawa” ke Solo, mendapatkan sambutan yang hangat dan meriah dari warga Solo. Dijelaskan Kim Chang-beom, bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan diplomasi publik oleh Kedubes Korea.

    para pengunjung yang sedang membuat tas bergambar Taegukgi salah satu souvenir di booth KCCI,

    Begitu juga dengan beragam aktivitas kebudayaan dan pertunjukan dari Korea Selatan yang dihadirkan, meraih respons positif dari para pengunjung Solo International Performing Arts (SIPA) 2019 pada tanggal 5-7 September 2019 di Benteng Vastenburg.

    “Kedubes kami meluncurkan diplomasi publik yang disebut Teman Korea Nang Jawa atau TeKo Nang Jawa. Salah satu kota yang disinggahi adalah Surakarta. Kota Surakarta adalah kota budaya yang terkenal. Hal ini juga dikenal di kalangan seniman di Korea. Makan sayur tidak enak tanpa garam, begitu pula hidup, tidak enak tanpa musik. Artinya, hidup kita ini akan terasa hampa tanpa musik dan seni,’ ujarnya.

    Kehadiran ke Solo kali ini berupa penampilan tari tradisional oleh Chun Seul Dance Company. Tarian tradisional yang bernama Samgomu dipersembahkan pada acara pembukaan, setelah sebelumnya dilakukan prosesi peresmian SIPA 2019 yang diikuti oleh Dubes Kim Chang-beom dan YouTuber Jang Hansol.

    Selain pertunjukan, para pengunjung SIPA 2019 juga disuguhi dengan aktivitas kebudayaan Korea oleh Korean Cultural Center Indonesia. Meski harus mengantre, para pengunjung tetap berbondong-bondong menunjukkan minat terhadap aktivitas mencoba pakaian tradisional Korea, Hanbok.

    Melinda salah satunya, yang datang dari Yogyakarta untuk mencoba Hanbok dan berfoto bersama teman-temannya. “Walau harus mengantre, tapi puas karena bisa foto-foto mengenakan Hanbok,” tutur Melinda.

    Selain Hanbok, KCCI juga memperkenalkan permainan tradisional Tuho (melempar anak panah ke dalam sebuah tempayan atau lubang dari jarak tertentu). Di samping itu, para pengunjung dapat membuat souvenir di booth KCCI, seperti tas bergambar Taegukgi yang diwarnai sendiri oleh pengunjung di tempat acara, boneka kertas yang dirakit sendiri, merchandise TeKo Nang Jawa, hingga makanan ringan Korea.

    “Aktivitasnya seru dan saya bisa bawa pulang souvenir,” kata Azizah yang merupakan warga Solo.

    Korean Food (K-Food) yang ikut dalam rombongan TeKo Nang Jawa turut hadir dalam pelaksanaan SIPA 2019 hari pertama. K-Food Truck menyajikan Tteokbokki dan Odeng secara gratis bagi para pengunjung.

    Tidak hanya dari Solo dan Yogyakarta, pengunjung SIPA 2019 yang turut mampir ke booth KCCI berasal dari beragam kota lain, seperti Magelang, Boyolali, dan Jakarta.

    Direktur Korean Cultural Center Indonesia Chun Youngpoung berharap agar kegiatan yang dipersembahkan oleh KCCI dalam memperkenalkan kebudayaan Korea dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi. (Rls/Red)

  • All China Journalist Kunjungi Wisata Jogjakarta

    All China Journalist Kunjungi Wisata Jogjakarta

    Jogjakarta (SL)-Rombongan All China Journalist Association AJCA yang terdiri dari Presiden of Farmers Daily Tang Yuan Jie, Editorial Board Member of Legal Daily Lu Huadang, Vice President of Beijing Daily Group An Wei, Executive Board Member of Liaoning Daily Group Sun Changya, Staff Of ACJA Zhu Jing, hari ini mengunjungi sejumlah obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Kedatangan wartawan dari sejumlah media China, merupakan sebagai salah satu bentuk kerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia untuk saling mengunjungi setiap tahunnya dalam kerangka meningkatkan pemahaman tentang negara dan daerah yang dikunjungi agar dapat saling mempromosikan negara masing-masing.

    “Hubungan baik dan kerjasama yang erat antara Persatuan Wartawan Indonesia dan All China Journalist Association ini merupakan salah satu pondasi hubungan baik kedua negara,” ujar Direktur Kerjasama Wartawan ASEAN PWI Pusat Dar Edi Yoga kepada media, Kamis, (25/7).

    Selama empat hari di Yogyakarta, lanjut Dar Edi Yoga, mereka akan mengunjungi sejumlah obyek wisata seperti Keraton, Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan obyek wisata lainnya, didampingi Sekjen PWI Pusat Mirza zulhadi Nachli dan Sekretaris Tetap CAJ PWI Pusat Bob Iskandar serta pihak Kementrian Pariwisata. “Selama di Yogya rombongan wartawan China juga akan melakukan media visit ke Harian Kedaulatan Rakyat, agar lebih mengenal media di daerah setelah kemarin mengunjungi Trans Corp di Jakarta,” jelas Dar Edi Yoga. (red)

  • Mengenal Lapangan Banteng

    Mengenal Lapangan Banteng

    Jakarta (SL)-Lapangan Banteng, dulu bernama Waterlooplein (Belanda: plein = lapangan), yang pada masa itu dikenal dengan Lapangan Singa karena di tengahnya terpancang tugu peringatan kemenangan pertempuran di Waterloo, dengan patung singa di atasnya.

    Untuk memperingati pembebasan Irian Barat (kini Papua), patung singa diganti dengan Monumen Pembabasan Irian Barat, (dirancang oleh arsitek F Silaban) untuk perjuangan merebut hati masyarakat Papua dan sebagai pengingat untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat Papua.

    Revitalisasi Lapangan Banteng mulai dilaksanakan Mei 2017 dengan anggaran sebesar Rp77M, yang seluruh dananya dari CSR, dan diresmikan 25 Juli 2018.

    Revitalisasi Lapangan Banteng memperkuat monumen Patung Pembebasan Irian Barat dan menambah Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik yang ada di Jakarta dan memperkuat ikon Jakarta yang tidak akan lupa pada sejarah perjuangan bangsa. Selamat ulang tahun ke-492 Jakarta dan kami rindu pemimpin Jakata yang amanah. (daniel)