Kategori: Uncategorized

  • Suguhan Keindahan Waduk Sermo Dari Atas Kalibiru

    Suguhan Keindahan Waduk Sermo Dari Atas Kalibiru

    Sleman (SL)-Mendaki, berkelok membelah rindangnya hutan menikmati pesona alam dari atas ketinggian hutan wisata Kalibiru. Sungguh sebuah tantangan adrenalin tersendiri untuk bisa sampai di hutan wisata Kalibiru.

    Namun ketika dapat menginjakkan kaki di hutan wisata ini sungguh merupakan sebuah kepuasaan tersendiri. Rasa lelah sepanjang perjalanan akan sirna, terobati kecantikan alam yang terbalut dalam lingkaran perbukitan.

    Di atas ketinggian hutan wisata ini Anda dapat menikmati hamparan birunya Waduk Sermo serta hijuanya dedaunan perbukitan Menoreh. Sejauh mata memandang,  suguhan panorama alam nan eksostis akan tersaji dalam keheningan dan kesegaran udara yang akan menghapuskan rasa letih serta memanjakan panca indera.

    Kalibiru sendiri  merupakan kawasan hutan milik Perhutani yang saat ini dikelola oleh masyarakat. Seiring perjalanan waktu hutan ini kemudian dikembangkan untuk wisata alam dan wisata edukasi. Sehingga di samping untuk menjaga kelestarian hutan,  dengan dijadikan destinasi wisata diharapkan akan menarik wisatawan di Kulon Progo.

    Sebagai wahana wisata alam yang menawan dan banyak dilirik wisatawan, Kalibiru terus berbenah guna memberi kenyamanan setiap pengunjung. Tempat ini pun dilengkapi dengan jalur treking, gardu pandang,   camping ground hingga fasilitas outbond. Apalagi keberadaannya hanya sekitar 3 km dari waduk Sermo. Sehingga sangat sayang jika dilewatkan manakala menjelajah Waduk Sermo tanpa mengunjungi Kalibiru.

    Guna menambah kenyamanan pengunjung, selain fasiltas di atas, Kalibiru dilengkapi dengan areal parkir yang luas, kios makanan, fasilitas mck, pendopo, dan juga homestay. Masyarakat sekitar telah menyediakan 6 Homestay atau pondok wisata yang dapat menampung sekitar 100 orang.

    Menara Pandang di Atas Pohon

    Selain gardu pandang, menikmati landscape Waduk Sermo akan terasa menambah sensasi saat berada di menara pandang di atas pohon. Menara yang dibuat mirip panggung terbuka dengan menyesuaikan ketinggian pohon ini, menambah keleluasaan dalam melepas pandangan nun jauh. Dan akan kenangan tak terlupa bila dapat berfoto ria dengan latar belakang Waduk Sermo yang terapit perbukitan Menoreh.

    Namun untuk dapat berpose di atas menara pohon ini, Anda harus menaniki tangga dengan ditemani penjaga. Selain itu, setiap pengunjung yang akan berfoto di atas menara juga dikenakan beaya sebesar Rp 10.000,-.

    Akses Ke Kalibiru

    Hutan wisata Kalibiru dapat ditempuh melalui jalur arah menuju Waduk Sermo. Dari Waduk hanya sekitar 3 km. Sehingga ketika perjalanan sudah sampai Waduk Sermo, untuk semantara bisa beristirahat sejenak agar saat meneruskan perjalanan yang menanjak tidak terlalu kelelahan. Sedang bila dari Yogyakarta berjarak sekitar 40 km atau tepatnya 10 km dari Wates. Hutan wisata Kalibiru sendiri terletak di Hargowilis, Kokap Kulon Progo.

    Tips

    Karena selepas Waduk Sermo jalanan selalu diwarnai dengan jalur tanjakan, pastikan kendaraan dalam kondisi bagus, syukur ber cc besar. Selain itu jangan lupa agar BBM terisi penuh. Agar lebih aman, saat mengunjungi Kalibiru sebaiknya jangan membawa anak kecil.

    Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan keheningan alam di Kalibiru cukup membayar bea masuk sebesar Rp 3.000 per orang. Sedangkan tarif parkir motor sebesar Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000. (Lanjar)

     

  • Cagar Biosfer Cibodas

    Cagar Biosfer Cibodas

    Cagar Biosfer Cibodas merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama diumumkan di Indonesia pada tahun 1982. Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.

    Tercatat pada tahun 1819 C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen (1911) dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan tahun 1972.

    Buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh Jenny A. Kartawinata. Dilengkapi 57 gambar berwarna menampilkan 456 spesies tumbuhan berbunga asli pegunungan jawa, yang dilukis dalam ukuran sebenarnya berdasarkan spesimen hidup oleh Amir Hamzah dan Moehamad Toha.

    Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub Montana, Montana, sub alphin, danau, rawa dan savana. Ekosistem sub montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dantinggi seperti jamuju (Podocarpus imbricata), dan puspa (Schima walichii). Sedangkan ekosistem sub alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangrangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), dan lumut merah (Spagnum gedeanum).

    Satwa langka yang dapat dijumpai di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango antara lain owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aygula), lutung (Presbytis cristata), macan tutul (Panthera pardus), dan anjing hutan (Cuon alpinus). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terkenal kaya akan berbagai jenis burung, yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa dapat dijumpai di taman nasional ini. Beberapa jenis diantaranya merupakan burung langka seperti elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan jenis burung hantu (Otus angelinae).

    Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer dan sebagai Sister Parks berdasarkan kerjasama Indonesia-Malaysia. Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat di sekitar yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa yang ada di sekitar Gunung Gede untuk semedhi/bertapa maupun melakukan upacara religius.

    Peta Area Cagar Biosfer

    Pengelolaan suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu :

    Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.

    Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan.

    Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan pengalolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan dipromosikan dan dikembangkan.

    Beberapa lokasi /objek yang menarik untuk dikunjungi antara lain :

    Telaga Biru. Danau kecil berukuran 5 hektar (1.575 m dpl.) yang terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.

    Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter yang terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas paling banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.

    Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.

    Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m dpl dengan jarak 5,6 km/2,5 jam dan 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.

    Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
    Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m dpl dengan jarak 11,8 km/6 jam perjalanan dari Cibodas.

    Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan kapasitas 100-150 orang.

    Musim kunjungan terbaik : pada bulan Juni s/d September.

    Cara pencapaian lokasi : Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Selabintana/Situgunung waktu 2 jam (75 km).

    Diumumkan/dinyatakan : Menteri Pertanian, Tahun 1980 dengan luas 15.000 hektar.

    Letak : Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi Propinsi JawaBarat.

    Temperatur udara : 50 – 280 C.

    Curah hujan : Rata-rata 3.600 mm/tahun.

    Ketinggian tempat : 1.000 – 3.000 m dpl.

    Sumber : www.mab-indonesia.org

  • Rawa Tripa yang Tidak Lagi Bersahabat untuk Orangutan Sumatera

    Rawa Tripa yang Tidak Lagi Bersahabat untuk Orangutan Sumatera

    Aceh (SL) – Rawa Tripa, hutan gambut yang berada di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dan di Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, masih belum lepas dari tekanan. Perambahan dan pembukaan lahan untuk perkebunanan masih menjadi penyumbang utama kerusakan wilayah seluas 61.803 hektar ini.

    Data analisis Geographic Information System (GIS) yang dibuat Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) memperlihatkan tutupan hutan di Rawa Tripa berkurang setiap tahun.

    Tutupan hutan tersisa pada Desember 2016 luasnya mencapai 6.200 hektar. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan SK Menhut No.190/Kpts-II/2001 tentang Pengesahan Batas KEL Daerah Istimewa Aceh.

    Namun, pada Desember 2017, tutupan hutan di Rawa Tripa tersisa menjadi 5.824 hektar atau berkurang 376 hektar. Hal yang juga terjadi pada 2018, hingga September 2018, luas tutupannya menyisakan 5.460 hektar.

    Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada kehidupan satwa liar, terutama orangutan sumatera. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, pada tahun 1990, populasi orangutan di Rawa Tripa mencapai 3.000 individu. Pada 2012, jumlahnya menyusut hingga 250-300 individu dan di 2013 yang tersisa hanya sekitar 150-200 individu.

    “Pembukaan lahan untuk perkebunan dan perambahan mendukung itu semua,” jelas Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, beberapa waktu lalu.

    Orangutan sumatera yang hidupnya makin terdesak di hutan Rawa Tripa. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

    Sapto khawatir, jika Rawa Tripa terus dibuka untuk perkebunan dan kegiatan lain, maka orangutan sumatera akan hilang di hutan gambut ini. Solusinya adalah dengan menjaga sungguh-sungguh 11.000 hektar kawasan Rawa Tripa yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung dan kawasan konservasi ini.

    “Wilayah yang sudah rusak, semaksimal mungkin dipulihkan dan jangan lagi ditambah kehancurannya,” ungkapnya.

    Anto, staf Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) menjelaskan, sejak 1 Oktober 2010 sampai 30 Agustus 2018, YEL telah mengevakuasi 14 individu orangutan sumatera dari Rawa Tripa. “Mereka terpaksa dipindahkan ke tempat lain karena terjebak di area yang telah rusak.”

    Anto mencontohkan, di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya, hutan Rawa Tripa telah terbelah dan orangutan terperangkap di habitat yang sempit. Dikhawatirkan, akan mati kelaparan atau berkonflik dengan masyarakat. “Karena itu, kami terpaksa menangkap dan memindahkannya ke Cagar Alam Jantho, Kabupaten Aceh Besar,” ujarnya.

    Evakuasi orangutan dilakukan untuk menyelamatkan satwa dilindungi ini dari konflik atau habitatnya yang rusak. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

    Anggita Puspitosari, mahasiswa Program Studi Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret, dalam makalahnya “Potensi dan Permasalahan Rawa Tripa di Aceh ” menjelaskan, hutan gambut yang juga bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) ini, memiliki peranan hidrologis penting. Secara alami, berdasarkan Murdiyarso et al, 2004,fungsinya sebagai cadangan air yang jika tidak mengalami gangguan dapat menyimpan air sebanyak 0,8-0,9 m3/m3.

    “Perannya sangat penting sebagai pengatur siklus air tawar dan banjir,” tulisnya dalam makalah yang dibuat 2016 tersebut.

    Dalam makalah dituliskan, Rawa Tripa mengalami kerusakan berat akibat pembukaan lahan dan perambahan. Sekitar 36.185 hektar luas Rawa Tripa sudah menjadi wilayah konsesi empat perusahaan kelapa sawit. Ada PT. Astra Agro Lestari (13.177 ha), PT. Kallista Alam (6.888 ha), PT. Gelora Sawita Makmur (8.604 ha), dan PT. Cemerlang Abadi (7.516 ha).

    “Kerusakan hutan gambut Rawa Tripa menyebabkan semua jasa ekologisnya hilang dan meningkatkan risiko bencana masyarakat, seperti banjir, kekurangan air tawar dan sumber makanan, hingga turunnya permukaan gambut,” jelasnya.

     

    Kebun Sawit PT. Kallista alam. Perusahaan ini didenda Rp366 miliar atas kejahatan lingkungan yang dilakukannya. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

    Eksekusi

    Sementara itu, pada 30 Oktober 2018, Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Ditjen Gakkum KLHK mendatangi Kantor Wilayah BPN/ATR dan Kanwil DJP Keuangan Banda Aceh untuk menindaklanjuti permohonan eksekusi atas Putusan Peninjauan Kembali No. 1 PK/Pdt/ 2017 tertanggal 18 April 2017 atas nama PT. Kallista Alam.

    Dalam putusan Peninjauan Kembali tersebut Mahkamah Agung menolak permohonan PT. Kalista Alam dan menghukumnya untuk melaksanakan putusan Pengadilan Negeri Meulaboh.

    Putusan Pengadilan Negeri Meulaboh Nomor : 12/PDT.G/ 2012/PN.MBO menyatakan sita jaminan atas tanah, bangunan dengan Sertifikat HGU No.27 seluas 5.769 hektar. Putusan juga menyatakan PT. Kalista Alam membayar ganti rugi sebesar Rp114.303.419.000.

    Pengadilan juga melarang perusahaan ini menanam di lahan terbakar seluas 1.000 hektar di wilayah izin usahanya. Sekaligus mewajibkan, memulihkan wilayah terbakr itu dengan biaya Rp251.765.250.000.

    Informasi yang disampaikan Teuku Muhammad Zulfikar, perwakilan Yayasan Ekosistem Leuser, perwakilan KLHK yang datang adalah, Jasmin Ragil Utomo, Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.

    “Jasmin mengatakan, KLHK sangat serius mengawal putusan pengadilan sekaligus mendatangi BPN dan DJP Kanwil BPN Banda Aceh untuk menelusuri aset perusahaan. Dia juga mendatangi KPP Pratama Meulaboh untuk menelusuri lembaran bukti fisik aset atas nama wajib pajak PT. Kallista Alam,” papar Zulfikar. (Mongabay)

  • BBTN BBS Bentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up Untuk Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah

    BBTN BBS Bentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up Untuk Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah

    Kotaagung (SL) – “Jika manusia lebih penting dan tinggi kedudukannya, lalu mengapa kita meributkan kematian seekor Gajah atau Harimau Sumatera yang dibunuh oleh manusia? Mengapa kita perlu repot-repot melakukan upaya konservasi keanekaragaman hayati?”, pernyataan Emil Salim ini dikutip oleh Dirjen KSDAE Ir. Wiratno, M.Sc, disampaikan melalui pemaparannya pada acara Rakornis Bidang KSDAE Tahun 2018 tanggal 17 Oktober 2018 di Jakarta.

    Pernyataan Emil Salim yang dikutip oleh Dirjen KSDAE sangat relevan dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh Balai Besar TNBBS saat ini. Kunjungan Direktur KKH ke Balai Besar TNBBS tanggal 3 Oktober 2018 dalam upaya mencari solusi konflik Gajah dan Manusia di KPHL Kotaagung Utara yang berbatasan langsung dengan kawasan TNBBS, merupakan upaya konservasi keanekaragaman hayati. Konflik Gajah dan Manusia apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan efektif, dapat menimbulkan korban dari pihak manusia maupun dari Gajah Sumatera sendiri. “Konflik Gajah dan Manusia ini telah menyebabkan 2 orang meninggal dunia, yaitu pada Bulan Juli dan Bulan Agustus lalu. Apabila tidak segera dilakukan upaya mitigasi, dikhawatirkan akan mengancam keberadaan kelompok gajah ini”, ujar Kepala BPTN II Liwa Amri, S.H.,M.Hum.

    Kepala Balai Besar TNBBS Ir. Agus Wahyudiyono di Kantor Balai Besar TNBBS Kotaagung pada hari ini tanggal 25 Oktober 2018, menyampaikan telah dilakukan pertemuan pembahasan penanganan konflik gajah dan manusia di sela-sela Rakornis KSDAE 2018. “Pertemuan yang dilakukan tanggal 17 Oktober kemarin, dihadiri oleh: Bapak Dirjen KSDAE; Direktur KKH; Kepala BPTN II Liwa; Kepala SKW III Balai KSDA Bengkulu dan Pak Nazar yang mewakili Forum Mahout. Keputusan penting pada pertemuan ini menetapkan akan dilakukan upaya penanggulangan konflik atau mitigasi serta membentuk Tim Penggiringan dan Tim Back Up. Melalui kegiatan penjagaan dan penggiringan oleh Tim Penggiringan yang beranggotakan 15 orang, yang berasal dari ERU TNWK, Balai Besar TNBBS, BKSDA Bengkulu dan KPHL Kotaagung Utara, bertugas untuk mengarahkan Kelompok Gajah kembali ke kawasan TNBBS, dan Tim Back Up melakukan sosialisasi agar masyarakat tenang dalam menghadapi konflik tersebut. Selain itu, akan dilakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat dan pendidikan Mahout”, papar Agus.

    “Berdasarkan arahan dari Kepala Balai Besar TNBBS yang sedang mengikuti Rakornis, Kami menindaklanjuti hasil pertemuan tanggal 17 Oktober 2018 dengan mengadakan Rapat Penanggulangan Konflik Gajah Manusia di Kantor Balai Besar TNBBS Kotaagung pada Hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018. Telah ditetapkan jadwal piket penggiringan dan blokade untuk tanggal 22 Oktober sampai dengan 5 November 2018”, kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Ismanto, S.Hut.,M.P.

    Kelompok Gajah Konflik yang diperkirakan berjumlah 12 ekor terpantau berada di Daerah Talang Muara Padang Blok 6 Register 39 Kotaagung Utara pada tanggal 20 Oktober 2018. “Yang dapat Kami lihat dilapangan ada 8 ekor, kemungkinan 4 ekor lainnya terpisah dan kami berusaha mencari keberadaannya. Rombongan Gajah liar sampai dengan tanggal 24 Oktober sudah di Blok 7 di Talang Sinar Gunung di titik kordinat 0432857. 9410509. Rombongan Gajah liar di blok 7 Talang Sinar Gunung sudah 2 malam”, ujar Kepala Resort Ulu Belu Sukirno.

    Sampai dengan saat ini, Kelompok Gajah Konflik telah terpantau sebanyak 12 ekor (bergabung kembali menjadi satu kelompok). Kelompok Gajah telah bergeser ke Blok 8 Register 39 Kotaagung Utara,  Tim Penanggulangan Konflik Gajah dan Manusia bersama masyarakat dan Mitra Kerja Balai Besar TNBBS masih melakukan penjagaan.

    Mari berbagi ruang hidup secara seimbang, Gajah Lestari Masyarakat Sejahtera…

    Sumber : Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

  • Kisah Harimau dan Manusia yang Hidup Bertetangga

    Kisah Harimau dan Manusia yang Hidup Bertetangga

    Aceh (SL) – Aroma jengkol melayang di udara Talang Sebelas, Desa Rajabasa, Ngaras, Pesisir Barat. Siang hari yang sejuk itu, di kebun milik Latif, Septa Risdalina menemani suaminya Edi Supriyono mengunduh buah jengkol. Anak batitanya, Ahmad Hazzali, dibiarkan duduk bermain di atas tanah beralaskan kain selendang.

    Padahal, tidak sampai 300 meter dari kebun, harimau kerap melintasi jalan desa. Sebuah papan memberikan peringatan kepada warga agar waspada saat melintasi simpang tiga itu. “Tidak apa-apa. Kalau kita tidak mengganggu, dan masih ada hutan untuk bersembunyi, dia juga tidak akan mengganggu,” tutur Septa, ibu muda beranak dua.

    Bahkan, beberapa bulan lalu, ia dan suami menemukan jejak-jejak harimau di kebunnya. “Dia (harimau) dua kali melintas selama tiga hari berturut-turut. Saya malah senang kalau ada si kumis. Ada yang menjaga ladang dari gangguan babi hutan,” ujar Edi.

    Rumah Latif pun pernah dimasuki harimau. “Dia menggondol anjing pemburu yang menginap di rumah saya,” tuturnya. “Masyarakat sudah sering bertemu dengan si kumis di jalan. Kita diam saja, nanti ia akan melipir. Setelah kita lewat, ia akan kembali ke jalan,” ungkap Latif yang sudah lima kali bertemu langsung dengan harimau. “Pokoknya, sama-sama cari hidup. Ia cari makan, kita juga cari makan”.

    Lantaran kerap bertemu, Latif punya pengetahuan tentang harimau yang cukup baik. Harimau adalah hewan yang bersih. Warna kulitnya cemerlang, lorengnya mengilap, dan warna putihnya bersih. “Karena itu, ia tidak suka melewati belukar. Ia berjalan dengan mulut yang terbuka. Dengus napasnya bisa saya dengar.”

    Harimau juga tidak akan pergi jauh-jauh dari bangkai mangsa yang masih bersisa. Biasanya ia memangsa babi hutan. “Mungkin karena babi hutan masih banyak di desa ini, si kumis sering melintasi kebun dan ladang. Karena itu pula, kita melarang pemburu masuk ke sini,” katanya.

    Sebelum bisa hidup berdampingan, harimau yang berkeliaran tetap saja meresahkan warga. Ada beberapa orang ingin menangkap si kumis. Apalagi konflik akhirnya pecah di desa yang sebagian penduduknya telah berdiam di kawasan hutan ini.

    Pada 1997, saat gerobak sapi hilir-mudik ke Talang Sebelas, harimau semakin sering lewat. Dan konflik pun akhirnya pecah. Harimau memangsa sapi di depan sang kusir. Sejak itu, entah berapa kali harimau memangsa ternak yang dimiliki oleh warga.

    Berbagai aktivitas masyarakat dilakukan berdampingan dengan rumah harimau.
    Berbagai aktivitas masyarakat dilakukan berdampingan dengan rumah harimau

    Upaya meredam konflik selalu tidak mudah. Semakin tinggi konflik, maka semakin sulit pula upaya untuk melerai. Warga terlanjur merugi, masih pula harus merelakan harimau berkeliaran. Kendati sebagian besar pendatang, Talang Sebelas dan sekitarnya memiliki bekal kearifan bagi mitigasi konflik.

    “Ketika kepercayaan lokal tidak ada di kalangan pendatang ataupun masyarakat setempat, peluang untuk menerapkan azas hidup bersama satwa liar semakin sulit,” ungkap Firdaus Affandi, manajer Lanskap Bukit Barisan Selatan WCS. Meski sebagian besar pendatang, Talang Sebelas misalnya, masyarakat memiliki modal budaya.

    “Kearifan itu sebagian dibawa dari daerah asal, sebagian dari lokal Lampung.” Kendati cukup variatif, akhirnya masyarakat bisa berbagi ruang dengan harimau. Jadi, lanjut Firdaus, masyarakat memandang harimau sebagai makhluk meruang, bukan perabot atau patung.

    Azas hidup bersama satwa liar diperlukan dalam pelestarian harimau di lanskap Bukit Barisan Selatan. Apalagi, sebagian besar masyarakat mengenal harimau justru saat terjadi konflik . Muncul stigma bahwa harimau adalah pengganggu ketenteraman hidup. Perspektif negatif itulah yang sebenarnya ‘membunuh.’

    Ini berbeda dengan masyarakat yang sehari-hari merasakan kehadiran sang pemangsa. Berbekal fondasi kearifan lokal, pelestari membuka kesempatan menyisipkan pengetahuan mitigasi kepada masyarakat. “Mereka yang belum menerima prakondisi mitigasi konflik, biasanya berpandangan menang-kalah. Tidak ada lagi ruang bagi harimau,” imbuh Firdaus. “Ini berbeda dengan masyarakat yang sudah tersentuh pengetahuan mitigasi. Mereka bisa berbagi ruang hidup dengan harimau.”

    Luasnya lanskap harimau memang menuntut banyak pihak turun tangan dalam upaya mitigasi konflik. Betapa berwibawanya pemangsa ini. Saat konflikmeletup, ia memaksa banyak pihak turun tangan. Penyelesaian dan pencegahan sengketa tidak bisa dilakukan satu-dua pihak.

    Sebagai satwa yang dilindungi, bila harimau berkeliaran di luar taman nasional, kewenangan ada di Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Sementara pengelolaan taman nasional, jantung lanskap harimau, ada di Balai Taman Nasional. Dua pihak ini berada dalam naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    Pihak lain adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan, yang mengelola kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Bila konflik ada di kawasan hutan produksi dan lindung, KPH wajib terlibat. Instansi ini di bawah pemerintahan provinsi. Hingga titik ini, ada tiga pihak berwenang yang mesti terlibat dalam merespon konflik, entah yang berlevel rendah, sedang, maupun tinggi. (nationalgeoraphic)

  • Harimau Hanya Tersisa Enam Sub Spesies

    Harimau Hanya Tersisa Enam Sub Spesies

    Jakarta (SL) – Nasib harimau, si raja rimba makin mengenaskan. Para ilmuwan, Kamis (25/10), memastikan hanya tinggal enam sub-spesies harimau yang masih tersisa saat ini, kantor berita AFP melaporkan.

    Tapi, para ilmuwan berharap penemuan itu bisa mendorong upaya penyelamatan harimau yang jumlahnya kurang dari 4.000 ekor di seluruh dunia. Enam spesies harumau yang masih tersisa adalah harimau Bengal, harimau Amur, harimau China Selatan, harimau Sumatra, harimau Indochina, dan harimau Malaysia.

    Tiga sub-spesies harimau yang sudah punah adalah harimau Kaspia, harimau Java, dan harimau Bali. Ancaman utama kelangsungan harimau adalah hilangnya habitat dan perburuan liar. Para peneliti menganalisa genom lengkap dari 32 spesimen harimau untuk menentukan harimau-harimau tersebut masuk keenam grup yang memiliki gen yang berbeda.

    ​Bagaimana melestarikan spesies hewan itu dan mendorong pembiakan di penangkaran dan di alam liar masih menjadi perdebatan di kalangan para ilmuwan. Sebagian karena masih ada perbedaan pandangan tentang berapa sub-spesies harimau yang masih ada. Beberapa mengatakan ada dua tipe, sebagian lagi mengatakan ada lima atau enam.

    “Kurangnya konsensus mengenai jumlah harimau telah menghambat upaya global untuk memulihkan spesies ini dari jurang kepunahan,” kata pengarang penelitian tersebut, Shu-Jin Luo dari Universitas Peking di Beijing.

    Seorang anggota Polri memperlihatkan dua kulit harimau Sumatra muda dan tulang-tulang hewa itu dalam konferensi pers di Banda Aceh, 21 Maret 2016. Polisi juga menangkap pelaku perburuan liar harimau Sumatra.

    Meski harimau diyakini sudah ada di Bumi selama dua hingga tiga juta tahun belakangan, populasi harimau yang tersisa sekarang bisa dilacak dari 110.000 tahun yang lalu, “saat harimau mengalami hambatan pertumbuhan populasi secara historis,” menurut laporan tersebut seperti dilansir dari kantor berita AFP.

    Para peneliti juga menemukan minimnya bukti pembiakan di antara populasi-populasi harimau yang berbeda. Rendahnya keragaman genetik mengindikasikan setiap sub spesies punya sejarah evolusi yang unik.

    Hal ini yang membedakan harimau dengan jenis kucing besar lainnya, seperti jaguar, yang umumnya saling bercampur di sepanjang benua. “Harimau tidak ada yang sama,” kata Luo, sambil menambahkan perbedaan utama dari satu jenis harimau dengan lainnya, termasuk ukuran tubuh dan warna bulu.

    “Harimau dari Rusia secara evolusi berbeda dengan harimau dari India. Bahkan harimau Malaysia dan Indonesia juga berberbeda.” katanya,

    Membalikkan penurunan populasi harimau, berarti “memaksimalkan upaya untuk melestarikan keragaman genetic, keunikan evolusi, dan potensi spesies Panthera tigris,” menurut rangkuman studi tersebut. (VaoIndonesia)

  • Serelah Beras, Akhir Tahun 2018 Pemerintah Siap Impor 50 hingga 100 Ribu Ton Jagung?

    Serelah Beras, Akhir Tahun 2018 Pemerintah Siap Impor 50 hingga 100 Ribu Ton Jagung?

    Jakarta (SL) – Pemerintah akan mengimpor jagung untuk pakan ternak hingga akhir tahun. Jumlah jagung yang bakal diimpor sekitar 50 ribu hingga 100 ribu ton. Pemerintah berdalih Import dilakukan karena harga jagung tinggi, dan agar terjangkau harus diintervensi. Menteri BUMN menugaskan Bulog.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Ketut Diarmita mengatakan, impor akan dilakukan secepatnya. m”50 ribu-100 ribu ton. (Tahun ini?) Sekarang ini, secepatnya, makin cepat makin baik,” kata Ketut usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat (2/11/2018).

    Untuk impor ini, Kementerian BUMN akan memberikan penugasan kepada Perum Bulog. Bulog, kata Ketut, yang mengeksekusi impor tersebut. “Artinya Bulog ditugaskan Menteri BUMN sudah seperti itu aturannya,” terang Ketut.

    Ketut menambahkan impor dilakukan karena harga jagung tinggi. “Jagung kan mahal nih, supaya biar terjangkau misalnya harganya sampai Rp 4.000 per kg kan sesuai HPP maka diintervensi,” ujarnya.

    Beberapa pejabat yang ikut dalam rapat sendiri enggan berkomentar banyak soal hasil rapat. Beberapa yang hadir di antaranya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Sementara itu, Budi Waseso yang ditanya soal hasil rapat enggan memberikan penjelasan rinci.

    Pria yang biasa dipanggil Buwas itu hanya mengatakan rapat membahas soal kebutuhan jagung. “Hanya bicara menyikapi kebutuhan jagung petani itu saja,” kata Buwas. (detik)

  • Obral Tiket Jakarta Singapura Rp100 Ribu Pasca Pesawatnya Jatuh, Lion Air Sebut Itu Promo Yang Terjadwal

    Obral Tiket Jakarta Singapura Rp100 Ribu Pasca Pesawatnya Jatuh, Lion Air Sebut Itu Promo Yang Terjadwal

    Jakarta (SL) – Lion Air angkat suara soal kabar penjulan tiket pesawat Jakarta – Singapura dengan harga murah. Bahkan, tiket Lion Air Jakarta-Singapura bisa didapatkan dengan harga Rp100.000. Kabar itu dibenarkan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.

    “Harga tersebut sebagai bagian salah satu harga promo yang sudah terjadwal,” kata Danang,di  Jakarta, Jumat (2/11/2018). Danang mengatakan, penjulan tiket Jakarta-Surabaya mulai dari Rp 100.000 dilakukan lantaran saat ini memasuki masa low season. Low season adalah periode permintaan untuk berpergian ke suatu tempat rendah. Pemilihan Singapura sebagai destinasi yang dipilih Lion Air juga bukan tanpa alasan.

    Menurut Danang, Singapura adalah salah satu destinasi favorit penumpang. “Singapura menjadi salah satu destinasi internasional terbaik (yang diminati penumpang),” kata dia. “Kita perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk traveling,” ujarnya. “Tetapi tadi itu tidak semua seat dijual begitu. Artinya kita menjual itu karena ada komponen harga tiket itu ada sub kelasnya. Sub kelas yang paling bawah itu kami publish sebagai harga promo,” sambung Danang.

    Danang membantah penjualan tiket murah oleh Lion Air ada hubungannya dengan kejadian kecelakan pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. “Tidak ada dampak dari kejadian seminggu ini yang menimpa kami,” ucap dia.

    Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat. Hingga Jumat (2/11/2018),  baru satu jasad yang teridentifikasi atas nama Jannatun Cintya Dewi dan sudah dikebumikan di kampung halamannya, Sidoarjo.

    Mesin Lion Air PK-LQP ditemukan

    Terbaru, tim komando pasukan katak TNI Angakatan Laut berhasil menemukan benda yang diduga mesin Pesawat Lion Air yang jatuh pada Senin lalu di kedalaman 30 meter. Visual penemuan puing-puing yang merupakan bagian dari bangkai pesawat berhasil direkam oleh petugas.

    Puing-puing serpihan tersebut ditemukan pada Kamis (1/11/2018) pagi hingga sore hari. Penemuan puing badan pesawat tersebut disiarkan langsung KOMPAS TV. Cuplikan video tersebut turut diunggah pada laman Youtube KOMPASTV pada 1 November 2018. Dalam video tampak puing pesawat Lion Air JT 610 berserakan di dasar laut.

    Salah satu benda cukup berukuran besar turut ditemukan tim penyelam di dasar laut. Benda tersebut diduga mesin pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610. Tampak pada video, puing diduga mesin pesawat tersebut diikat oleh petugas menggunakan tali. Rencananya pada Jumat (2/11/2018) pagi ini benda diduga mesin tersebut akan diangkat.

    Sebelumnya, Kamis (1/11/2018), satu kotak hitam atau black box pesawat Lion Air sebelumnya sudah berhasil ditemukan di dasar perairan Karawang. Black box ditemukan di kedalaman 30 meter oleh tim penyelam TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) TNI AL pukul 10.05 WIB. Black box yang ditemukan ini kemungkinan besar berisi rekaman data penerbangan atau flight data recorder (FDR).Black box tersebut kini sudah berada di Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT). KNKT akan langsung mengunduh data yang ada dalam black box tersebut. (rls/red)

  • Penandatanganan MoU Promosi dan Pemasaran Pasar Global

    Penandatanganan MoU Promosi dan Pemasaran Pasar Global

    Jakarta (SL) – Guna terus meningkatkan penetrasi pasar ekspor UKM-IKM Indonesia, Gugus Tugas Pemberdayaan UKM-IKM Ekspor Indonesian Diaspora Network-United (IDN-United), Indonesian Diaspora SME-SMI Export Empowerment Development (ID-SEED), dan Indonesia In Your Hand

    Dalam siaran pers yang diterima, Rabu (31/10/2018), disebutkan network menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding/MoU tiga pihak bersama 10 pelaku UKM-IKM ekspor pada Jumat (26/10/2018) lalu, di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di Tangerang.

    Ke 10 pelaku UKM-IKM tersebut adalah produk sepatu running shoes dari Tangerang, produk cokelat dari Bandung, produk olahan kelapa dari Depok, Organic Tea dari Solok-Sumbar, produk Kopi dan rempah dari Medan, Ceramics Tiles dari Banten, produk sambal dari Yogyakarta, Fruit Wine dan Herbal Drink, Apparel Beachwear, Fashion Batik & Tenun serta Silver Jewelry dari Celuk – Bali.

    “Dalam upaya masuk pasar global diperlukan sinergi baik dengan perwakilan pemerintah RI di negara tujuan maupun melalui jaringan diaspora yang tersebar di berbagai negara. Kami siap mendukung UKM-IKM Indonesia untuk promosi, branding dan pemasaran ke pasar global,” ujar Ira Damayanti, Direktur Gugus Tugas Pemberdayaan UKM-IKM IDN-United.

    Amiranto Wibowo, CEO Indonesia In Your Hand Network menambahkan, dalam menghadapi era industri 4.0 strategi pengembangan ekspor saat ini tidak bisa lepas dari e-commerce atau pedagangan elektronik. “Pemasaran melalui e-commerce adalah cara jitu untuk memperkenalkan produk di pasar bebas dan kami punya tools untuk membantu UKM-IKM memasarkan produk mereka ke pasar Amerika, Australia, Eropa, dan Dubai,” ujarnya.

    Adapun isi dari nota kesepahaman yaitu mengenai sinergi kerjasama promosi dan pemasaran UKM-IKM di luar negeri melalui platform e-commerce oleh USA/Australia In Your Hand webstore, serta business representatif di luar negeri oleh Diaspora Indonesia, dengan target penjualan ekspor berkisar US$ 10.000 – 100.000 dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

    Turut hadir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara lain Arlinda Jazid Dirjen PEN, Jon Masli dari Kadin Indonesia Komtap NAFTA (North America Free Trade Association) dan Agung Haris, Kepala ITPC Sydney.(beritabuana)

  • Jokowi Akhirnya Menyerah dengan Kondisi Rupiah?

    Jokowi Akhirnya Menyerah dengan Kondisi Rupiah?

    Jakarta (SL)  – Tidak seperti biasanya, pemerintah mulai realistis menghadapi kenyataan dengan menetapkan nilai tukar rupiah pada asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp15.000. Walaupun masih di bawah realisasi 2018, asumsi rupiah tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Jokowi mulai menyerah dengan keadaan.

    Hal ini ditandai dengan disetujuinya Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2019 oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menjadi Undang-Undang (UU) APBN 2019 (UU APBN 2019), dalam Rapat Paripurna DPR RI.

    Dalam rapat paripurna, asumsi dasar ekonomi makro APBN 2019 salah satunya nilai tukar disepakati Rp15.000

    Menkeu Sri Mulyani Indrawati berpendapat bahwa pemerintah mengikuti perkembangan terkini besaran nilai tukar rupiah. Diakui Menkeu, pemerintah semula mengajukan asumsi nilai tukar rupiah Rp14.400 dalam RAPBN 2019, dan kemudian disepakati menjadi Rp14.500 dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Asumsi.

    Namun, berdasarkan perkembangan perekonomian terkini, serta dengan memperhatikan usulan Bank Indonesia (BI) terkait kisaran pergerakan rupiah tahun 2018, yang bergerak dalam range Rp14.800 hingga Rp15.200, maka pemerintah mengajukan usulan besaran rata-rata asumsi nilai tukar rupiah pada Rp15.000 per dolar AS. 

    Menkeu menjelaskan usulan tersebut didasari oleh perkembangan terkini besaran nilai tukar rupiah, serta sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyusun APBN yang realistis dan kredibel.

    Menurut Menkeu, perubahan tersebut terutama dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Amerika Serikat dengan normalisasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ekspansif ditambah ketidakpastian global sehingga mendorong pergerakan arus modal kembali ke negara maju. Kondisi ini tentu berdampak pada kinerja perekonomian domestik, khususnya nilai tukar rupiah.

    Namun Menkeu meyakinkan, pemerintah bersama BI akan terus melakukan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk memperkuat cadangan devisa sehingga nilai tukar rupiah tidak akan melemah terlalu dalam.

    Asumsi nilai tukar rupiah sepanjang 10 tahun tahun terakhir rerata di bawah realisasi, kecuali tahun 2010 dan 2011 dimasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di atas realisasi. Dimasa Presiden Jokowi rupiah selalu terdepresiasi secara konsisten.

    Investasi dan ekspor gagal

    Tak bisa dipungkiri, kegagalan pemerintah mempertahankan asumsi nilai tukar rupiah tak lepas dari kegagalan kinerja investasi dan ekspor. Realisasi investasi masih jauh di bawah target, sementara kinerja ekspor masih di bawah kinerja impor, hal inilah yang membuat rupiah tertekan hingga ke level Rp15.240.

    Sebelumnya Presiden Jokowi mengungkapkan kunci menghadapi merosotnya nilai tukar rupiah yakni dengan meningkatkan investasi dan ekspor.

    “Kuncinya memang hanya ada dua, di investasi yang harus terus meningkat dan ekspor yang juga harus meningkat sehingga bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu.

    Jokowi juga mengingatkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar US tidak hanya dialami Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di Amerika, yang berhubungan dengan perang dagang AS–China, maupun yang berkaitan dengan krisis di Turki dan Argentina.

    Yang paling penting, tegas Presiden, kita harus waspada dan hati-hati dengan selalu melakukan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, dan dengan pelaku-pelaku usaha, karena koordinasi yang kuat akan menjadi kunci sehingga jalannya segaris semuanya.

    Badan Koordinasi Penanaan Modal (BKPM) diketahui merevisi target investasi tahun ini menjadi hanya Rp730 triliun. Angka itu 4,57% lebih rendah dari target semula yang mencapai Rp765 triliun.

    Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjelaskan pihaknya telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melaporkan revisi tersebut. Revisi ini dilakukan seiring penurunan realisasi investasi sepanjang tahun ini.

    Dalam rilis terbaru BKPM mengenai jumlah investasi kuartal III 2018 atau Juli-September tercatat menurun 1,6% menjadi hanya Rp173,8 triliun. Sementara itu, total investasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp176,6 triliun.

    “Kami sudah surati Kementerian Keuangan bahwa tidak mungkin investasi bisa mencapai Rp765 triliun dengan kebijakan yang ada,” demikian pengakuan Lembong.

    Bila revisi target ini tercapai, maka nilai investasi sepanjang 2018 hanya tumbuh 5,49% dari jumlah investasi PMDN dan PMA sepanjang 2017 sebesar Rp692 triliun. Namun, bila mengacu pada target investasi awal BKPM maka jumlah investasi bisa meningkat sampai 10,54%.

    Melihat kondisi yang tidak mengenakkan tahun ini, Lembong berharap jumlah investasi tahun depan bisa melonjak sebagai ganti perlambatan investasi 2018. Oleh sebab itu, ia mengharapkan ada terobosan baru untuk menarik investor dalam negeri dan asing untuk menanamkan dananya di Indonesia.

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan defisit transaksi berjalan (perdagangan barang dan jasa) pada kuartal III 2018 lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Penyebabnya, tingginya defisit perdagangan migas pada Juli dan Agustus.

    “Perkiraan kami, defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2018 tidak akan lebih dari 3,5%,” kata Perry.

    Namun, Perry meyakini defisit transaksi berjalan mengecil di kuartal IV sehingga untuk keseluruhan 2018 defisitnya kurang dari 3% terhadap PDB. Defisit diperkirakan mereda menjadi 2,5% terhadap PDB pada 2019 mendatang.

    Khusus defisit neraca perdagangan Gubernur BI memprediksi hingga akhir tahun bisa mencapai US$25 milair, level tertinggi sepanjang sejarah.

    Hal-hal tersebut di ataslah yang membuat Menteri Keuangan dan DPR RI sepakat untuk menetapkan asumsi makro ekonomi, khususnya asumsi nilai tukar rupiah dinaikkan dari Rp14.400 menjadi Rp15.000 per dolar AS. Hal ini disebabkan sepanjang tahun 2018 rupiah terdepresiasi mencapai 13,43%.

    Itu sebabnya Presiden Jokowi mulai realistis, bahkan kalau tidak berlebihan mulai mengalah dengan realitas rupiah yang terus melemah. Dan itu diterjemahkan dalam asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN 2019. (Nusantaranews)