Tag: Aceh Utara

  • Kabupaten Aceh Utara Dilanda Banjir, Warga Butuh Bantuan

    Kabupaten Aceh Utara Dilanda Banjir, Warga Butuh Bantuan

    Aceh (SL) – Meluapnya air yang di Akibat oleh hujan deras yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan runtuh tanggul di Desa Blang Panyang, Kecamatan Samudra, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (17/11/2018). Pria bernama Khaidir salah seorang warga yang tinggal di Desa tersebut mengatakan, runtuhnya tanggul yang menghantam seluruh rumah warga di Desa Blang Panyang dikarenakan akibat tidak mampu lagi menampung air.

    “Saat ini masyarakat di beberapa desa yang berdekatan sangat ketakutan akibat air terus mengalir ke permukiman warga. Ini adalah sebuah musibah yang terjadi lagi di desa Kita yang juga sebelumnya pernah terjadi beberapa waktu lalu,” ujar Khaidir.

    Detik-detik runtuhnya tanggul yang begitu dahsyat, mengakibatkan air yang terus mengalir sampai ke kota dan juga merendam Masjid Kecamatan Samudra.

    “Masyarakat saat ini sangat membutuhkan pertolongan darurat supaya tidak menimbulkan korban jiwa akibat banjir yang terjadi,” pungkasnya. (lensawarga)

  • Warga Aceh Utara Harapkan Lampu Penerangan Jalan

    Warga Aceh Utara Harapkan Lampu Penerangan Jalan

    Aceh Utara (SL) – Masyarakat di Kelurahan Kota Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara sangat membutuhkan lampu penerangan jalan terutama di kawasan Jalan Negara hingga Jalan Kabupaten dan juga sampai ke tingkat desa. Hal ini untuk menghindari terjadinya tindak kriminal terhadap pengguna jalan yang diakibatkan kondisi jalan yang gelap gulita.

    Abdurrahman yang merupakan salah seorang warga di Kota Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, mengatakan, jika jalan terang benderang tentunya akan meminimalisir tindak kejahatan.

    “Mohon agar Pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi Jalan yang ada disini, agar masyarakat dapat tenang dan nyaman saat melewati Jalan di kawasan ini,” kata Abdurrahman Jumat (16/11/2018).

    Dirinya berharap juga agar Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Terkait bisa terus memasang lampu penerangan jalan di sejumlah lokasi, seperti di Jalan Teungku Chik di Tiro, Jalan Perdagangan.

    “Sudah lama warga sangat membutuhkan lampu penerangan jalan, karena jalan ini adalah sentral masyarakat berlalu lalang, serta kelayakan Kota Panton Labu sebagai Pusat Ekonomi beberapa Kecamatan di wilayah Timur Aceh utara,” pungkasnya. (Lensawarga)

  • Masyarakat Aceh Utara Keluhkan Gas Elpiji 3Kg Semakin Langka

    Masyarakat Aceh Utara Keluhkan Gas Elpiji 3Kg Semakin Langka

    Aceh Utara (SL) – Memasuki pertengahan November 2018, peredaran gas elpiji 3 kilo di Kabupaten Aceh Utara semakin langka. Banyak warga yang rela berkeliling mencari gas elpiji 3 kilo ke sejumlah pengecer, namun hasilnya tetap nilil. Kalaupun ada pengecer yang masih memiliki stok elpiji bersubsidi itu, harganya mencapai Rp 35 ribu per tabung.

    Abdulrahman, salah seorang pedagang nasi di kawasan Jalan Teungku Chik di Tiro, Kota Panton Labu kepada wartawan Lensawarga.com, Jumat (16/11/2018) mengatakan, sangat dirugikan dengan kelangkaan tabung gas elpiji 3 Kilogram (Kg) ini.

    “Selama tiga hari terakhir, telah mencari gas elpiji 3 Kg di beberapa tempat seperti di Kecamatan Seunudon, Kecamatan Baktya bahkan sampai ke Kabupaten Aceh Timur,” katanya.

    Pria yang akrab dipanggil Abdul ini, juga memprotes pemerintah yang lamban dalam merespon kebutuhan masyarakat. Abdul menduga, langkanya elpiji bersubsidi ini turut dipicu oleh banyaknya warga yang memburunya untuk kebutuhan sehari-hari, karena minyak tanah pun semakin tidak jelas keberadaannya atau seperti ada sebuah permainan.

    Dengan kelangkaan elpiji bersubsidi ini, Abdul berharap agar pemerintah Kabupaten maupun Kota, agar segera membuat regulasi terkait dengan pembelian gas elpiji 3 Kg. Pasalnya, sejauh ini belum ada regulasi yang mengatur pembelian gas elpiji, baik di tingkat pengecer maupun pangkalan. Akibatnya, gas elpiji yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin sering dimainkan.

    Hal senada juga disampaikan warga lainnya, M Noer menuturkan, dengan tidak adanya regulasi yang jelas ini, Pertamina tidak bisa memberlakukan aturan bahwa pangkalan maupun pengecer yang bisa membeli elpiji 3 kg adalah mereka yang membawa Kartu Perlindungan Sosial (KPS) milik masyarakat.

    “Itu langkanya karena banyak yang main-mainkan, yang mainkan adalah pengecer. Sementara saat ini regulasi di Kabupaten/Kota belum mewajibkan pangkalan membuat daftar kartu miskin. Karena Pertamina punya rencana bahwa yang punya kewenangan beli elpiji itu adalah pangkalan yang membawa kartu miskin,” katanya.

    “Untuk menangani kelangkaan gas elpiji 3 Kg saat ini, kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota segera menyurati kepada Pertamina untuk melakukan operasi,” pungkas M Noer (lensawarga.com)

  • Gabung PAN, Fakhrurrazi Nyaleg DPRD Aceh Utara

    Gabung PAN, Fakhrurrazi Nyaleg DPRD Aceh Utara

    Aceh Utara (SL) – Aktivis Mahasiswa Fakhrurrazi menegaskan kebulatan tekadnya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui jalur politik elektoral atau di Partai Amanat Nasional (PAN).

    “Saya ini warga negara juga sebagai pemuda, perjuangan akan tetap terus saya lakukan, apakah itu sebagai parlemen jalanan atau secara elektoral saya tidak peduli,” katanya.

    Karena, kata dia,  baginya untuk berhenti mengabdi kepada masyarakat itu seperti sulit rasanya, “Ini adalah bentuk tanggung jawab kita semua sebagai pemuda, sebagai pemuda saat ini tanggung jawab itu ada di tangan kita. jadi keterwakilan pemuda dalam parlemen itu penting, karena ini soal produktifitas, peduli terhadap sesama, bukan soal gengsi antar sesama karena di sebabkan oleh sentimen kelas yang berbeda,” katanya.

    “Saya besar di jalanan, berjuang bersama kawan-kawan mahasiswa lainnya itu bukan hanya kemarin, esok, lusa dan seterusnya, sampai detik ini pun saya akan tetap disini sampai cita-cita bersama itu kita rebut,” tambahnya.

    Pemuda harapan bangsa, jadi sekarang kita berpikir melalui apa yang dapat kita salurkan untuk membantu, mengabdi kepada bangsa, sekarang musim politik, musim partai. Kalau kita menyalurkan sendiri bukan tidak bisa, bisa tapi tidak bisa disalurkan kalau tidak mengikuti partai politik karena partai politik memang jalannya menuju kekuasaan, melalui partai politiklah kita rebut cita-cita bersama. Menang sebagai dprk kemudian berkontribusi kepada masyarakat”, kata Aktivis mahasiswa ini.

    Fakhrurrazi mengaku kini menjadi kader PAN, alasan masuk PAN karena PAN, komunitasnya berpikir untuk bangsa ini. “Saya lihat sejalan, bukan saya tidak ada yang ngajak, ada yang ngajak dari beberapa partai tapi ini pilihan saya”, katanya.

    Ketua DPD PAN Aceh Utara, Sanusi membenarkan bahwa dia (Fakhrurrazi) sudah menjadi kader partai berlambang Matahari itu. “Benar bahwa Fakhrurrazi sudah menjadi kader partai kami, kami sangat terbuka dengan siapa pun yang ingin menjadi kader apa lagi pemuda sebagai generasi ke depan”, pungkasnya.

    Untuk itu Fakhrurrazi mengaku, tahun ini maju menjadi calon anggota legislatif untuk DPR Kabupaten Aceh Utara, Saya sudah resmi, bersama PAN,” (tutupnya. (red)

  • Ketua EK-LMND Kota Lhokseumawe Dan Aceh Utara Kritisi Pemerintahan Bupati Aceh Utara

    Ketua EK-LMND Kota Lhokseumawe Dan Aceh Utara Kritisi Pemerintahan Bupati Aceh Utara

    Ketua EK-LMND Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara Eri Ezi

    Lhokseumawe (Sl) – 19 maret 2018, Ketua EK-LMND Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara Eri Ezi, “Gol demi gol telah di ciptakan oleh Bupati Aceh Utara, Mulai dari defisit anggaran hingga kemiskinan di Aceh Utara menjuarai dari daerah kab/Kota lain di Aceh.

    Ini adalah keterpurukan yang dilakukan di Era Rezim Pemerintahan Aceh Utara sekarang. Dan ini adalah Darurat bagi daerah Aceh utara jika terus di pimpin oleh Penguasa yang Krisis Moral, Penguasa yang tidak pernah Pro-pada Rakyatnya”, ungkap Eri atau yang sering di panggil “coonek”.

    Tambahnya, “keadaan Aceh Utara Sekarang dengan polemik defisit anggaran tanpa ada program-program yang mendukung tingkat kesejahteraan rakyat, Kacamata saya melihat ini adalah bentuk Neo penjajahan oleh penguasa sendiri, karena hari ini defisit anggaran Aceh Utara sekarang Imbasnya sampai kepada perekonomian desa. Kami dari Lmnd juga menilai ada indikasi-indikasi lain yang dilakukan secara sistematis oleh rezim pemerintahan Aceh Utara ini”.

    Lanjutnya, “keadaan hari ini yang dilakukan oleh Rezim Pemerintahan ini di Aceh Utara, bukan dapat menyelesaiakan polemik-polemik yang ada, namun malah menimbulkan masalah-masalah baru, seperti wacana pemberhentian 5000 tenaga honorer dan ini benar-benar Pemiskinan secara struktural yang sedang dipraktekkan oleh penguasa.Oleh karenanya pemerintahan Aceh Utara sekarang adalah NEO PENJAJAHAN” !