Jakarta (SL) – Komunikasi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan elite politik nasional tidak terputus meski bekas Gubernur DKI Jakarta itu mendekam di jeruji Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Nyatanya, Ahok masih berkomunikasi termasuk dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Megawati bahkan disebut kerap memberikan ‘bingkisan’ kepada Ahok selama ia mendekam di Mako Brimob. “Dan Ibu Mega diam-diam ngirim makanan-makanan kecil seperti kue-kue (kepada Ahok),” kata sahabat Ahok, Djarot Saiful Hidayat di Jakarta, Selasa (22/1) malam.
Kepada Djarot, Ahok bercerita memiliki kedekatan dengan Mega. “Dia menganggap Bu Mega kayak ibunya sendiri. Selama ini kan usianya sama kayak mama saya,” kata Djarot meniru ucapan Ahok.
Namun Djarot mengatakan Megawati tidak pernah menemui Ahok langsung. Djarot juga tidak merinci secara detail terkait proses pengiriman bingkisan itu. Djarot hanya mengatakan bahwa sikap Megawati kepada Ahok memang murni karena kedekatan Ahok kepada PDI Perjuangan. Bahkan, dahulu Ahok sudah pernah ditawari oleh suami Megawati, almarhum Taufik Kiemas untuk bergabung dengan partai berlambang Banteng itu. “Pak Ahok sebetulnya sudah lama mau masuk PDIP sejak di Belitung Timur. Ingat enggak? Ditawari Pak Taufik, artinya kedekatan sudah lama,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Semasa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, PDI Perjuangan dan Megawati adalah salah satu pihak yang mendukung Ahok. Setelah tersandung kasus penistaan agama pun, Ahok tetap mendapat perhatian. Dia pernah mengaku ditegur Megawati agar menjadi ‘Basuki’ atau lebih menjaga tutur katanya.
Ahok rencananya akan bebas murni besok. Dia telah menjalani vonis hukuman akibat kasus penistaan agama. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Ahok dua tahun penjara pada Mei 2017 karena terbukti bersalah melakukan penistaan agama. Selama menjalani hukuman dia mendapat tiga remisi. Pertama dia mendapat resmisi Natal 2017, lalu remisi hari kemerdekaan 17 Agustus 2018 dan remisi Natal 2018. (cnn)
Bandarlampung (SL) – Setelah Gala Premiere film A Man Called Ahok, adik sekaligus pengacara Ahok yang bernama Fifi Lety membongkar sejumlah kebohongan dibalik cerita film hasil besutan Putrama Tuta tersebut.
“Tetapi ternyata setelah film jadi, saya enggak tega nontonnya. Masa kecil kami dan papa-mama kami jadi beda bahkan sopir kami pun beda,” ujar Fifi Lety melalui akun Instagramnya, Selasa (6/11/2018) malam.
Ia pun tak kuasa membendung kesedihannya lantaran gambaran sosok ayahnya telah dirusak oleh film tersebut.
Bahkan ia menyebut, andai saja ayahnya masih hidup pasti yang bersangkutan akan marah terhadap mereka yang membuat kebohongan itu.
“Sedih! Kok Papa saya kayak gitu cara pakaiannya, gayanya semua beda,” katanya.
Menurutnya jika cerita sebuah film diangkat dari kisah nyata, maka segalanya harus sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi.
Mulai dari ceritanya, karakternya hingga pakaian yang digunakan oleh para pemeran diusahakan sama dengan yang sebenarnya.
Orang yang memerakan tokoh yang diperankan paling tidak pernah bertemu dengan tokoh aslinya (kalau masih hidup).
“Kalau saja saya tidak pernah membantu mereka tentu saya tidak perlu kecewa karena film ini tidak akan pernah ada,” tuturnya.
Ia mengaku sudah berkali-kali mencoret transkrip film A Man Called Ahok dan meminta semua adegan bohong dalam film tersebut segera dibuang.
Akan tetapi, sang sutradara baru menyodorkan kembali transkripnya setelah film selesai digarap.
Bukannya meminta koreksi, justru minta dukungan demi kesuksesan film tersebut.
‘Untung akhirnya BTP (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok) ikut campur tangan minta dengan keras buang semua cerita bohong. Kalau tidak, enggak kebayang film jadinya seperti apa,” kata Fifi Lety.
Ia menilai apa pun alasannya, kebenaran dan kejujuran harus dipertahankan.
Fifi Lety sendiri mengungkapkan perasaannya yang tidak tega menonton film tersebut karena sosok ayahnya tidak digambarkan sebagimana mestinya.
Walau demikian, ia mempersilakan siapa saja yang ingin menyaksikan film yang akan diputar di seluruh bioskop di Indonesia mulai Kamis (8/11/2018) itu.
“Akhirnya keluarga terpaksa terima tidak sesuai dengan true story asal ada foto-foto asli kami dimasukkan di film tersebut. Saya tidak tega nonton gambaran tentang papa saya dengan gaya yang bukan Papa saya. Buat yang mau nonton silakan aja, ambil positifnya aja kayak Koko Yuyu (Adik Ahok, Basuri),” ucapnya.
Namun apabila masyarakat Indonesia terutama para penggemar dan pendukung Ahok yang ingin mengetahui cerita dan gambaran sebenarnya, dapat membaca buku A Man Called Ahok dan tayangan video YouTube yang diunggahnya.
“Buat yang kangen dan mau tahu kebenaran, nontonlah YouTube ini dan bacalah buku A Man Called Ahok. Karena waktu bikin buku dan YouTube ini masih jujur research dan buat cerita yang benar-benar berdasarkan bukti fakta yang ada, makanya kita approved,” pintanya.
Film A Man Called Ahok yang menceritakan kisah hidup mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis (8/11/2018) pekan ini.
Namun, Gala Premiere film A Man Called Ahok telah diputar di Epicentrum XXI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (5/11/2018) malam.
Malam Gala Premiere A Man Called Ahok yang berlangsung meriah itu dihadiri oleh para pemeran dalam film tersebut serta sejumlah artis ternama.
Tidak ketinggalan, adik Ahok yang bernama Basuri Tjahaja Purnama mengungkapkan kesan-kesannya tentang film dengan tokoh utama VJ Daniel Mananta tersebut.
Hal itu diungkapkannya melalui sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @basukibtp, Selasa (6/11/2018) siang.
Rupanya film tersebut sukses menggiring ingatan sang adik pada masa lampau. Masa dimana terdapat banyak kenangan dengan Ahok ketika mereka masih anak-anak.
“Saya rewind dengan kehidupan masa kecil, tentang kondisi keluarga,” ujar Basuri Tjahaja Purnama.
Selain kenangan masa kecil, film A Man Called Ahok bahkan sukses membuat Basuri Tjahaja Purnama meneteskan air mata.
Dengan menggunakan kalimat hiperbola, ia mengaku film tersebut membuat berat badannya turun karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.
“Jujur, saya ndak tahan! Mungkin berat badan saya menurun sedikit gara-gara kebanyakan air mata. Tapi moga-moga muka saya ndak terlalu bengkak,” tuturnya.
Makna dan pesan yang terkandung di dalamnya serta jalan cerita yang berhasil menguras emosi penontonnya membuat Basuri Tjahaja Purnama tidak segan-segan mengapresiasi sang sutradaranya, Putrama Tuta.
“Good job untuk Tuta, sudah melakukan tugasnya dengan sangat sangat maksimal,” katanya.
Oleh karena itu, Basuki Tjahaja Purnama mengajak masyarakat Indonesia untuk berbondong-bondong menyaksikan film A Man Called Ahok yang akan diputar serentak mulai Kamis (8/11/2018).
Ditegaskannya, yang terpenting adalah agar penonton bisa mengambil hikmah dan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
“Jangan lupa nonton 8 November 2018, A Man Called Ahok. Ajak seluruh keluarga, handai taulan dan masyarakat semua. Nikmati filmnya, ambil nilai-nilainya, teruslah mencintai Indonesia,” ucapnya.
Film A Man Called Ahok berfokus pada kehidupan Ahok dari masa remaja hingga menjadi Bupati di Kabupaten Belitung Timur.
“8 November 2018 sebentar lagi. Kita akan melihat bagaimana seorang ayah yang pekerja keras dapat mendidik anak hingga membentuk karakter yang tangguh lewat film A Man Called Ahok.” Demikian tulis akun Instagram @basukibtp melalui unggahan tertanggal 17 Oktober 2018.
Jakarta (SL)-Retaknya hubungan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan sang Istri Veronica Tan mulai semakin terkuak ke publik. Penyebabnya adalah sosok orang ketiga yang memantapkan Ahok melakukan gugatan cerai kepada Veronica dari dalam rumah tahanan.
“Intinya ada ‘good friend‘ yang namanya Yulianto Tio yang terus-menerus mengganggu. Akhirnya, Pak Ahok mau merelakan,” tutur kuasa hukum Ahok, Fifi Lety Indra di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (31/1/2018).
Fifi bercerita, ternyata perselingkungan Veronica Tan dengan Yulianto sudah berlangsung relatif lama, sejak 7 tahun silam. Bahkan, pada 2016, Ahok yang saat itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta bersama putra sulungnya, Nicholas Sean, pernah mendatangi Yulianto di sebuah rumah sakit untuk memohon agar Yulianto bersedia berhenti mengganggu Veronica.
Waktu itu, lanjut Fifi, Ahok menemui Yulianto yang tengah menunggui istrinya melahirkan. “Akan tetapi, dengan sombongnya Yulianto menolak dan terus-menerus menghubungi Vero. Akhirnya, Vero dan Yulianto tetap berhubungan,” kata Fifi yang juga adik kandung Ahok ini.
Sebenarnya, tutur Fifi, Veronica pernah meminta Yulianto untuk berhenti menghubunginya. “Akan tetapi Yulianto tetap mengganggu. Veronica korban atas rayuan Yulianto,” katanya.
Hubungan perselingkuhan Vero dan Yulianto pun tetap berlangsung hingga Basuki dipenjara atas kasus penistaan agama. “Karena Pak Ahok sudah tidak tahan, apalagi setelah dipenjara, jadi diambil keputusan lebih baik cerai kalau memang Yulianto menginginkan Bu Vero,” katanya.
Menurut dia, keputusan cerai dari Basuki ini telah melewati jalan panjang mediasi dengan istrinya. “Dari pada dipaksakan, lebih baik pisah,” katanya.
Sidang perdana perceraian Basuki T. Purnama dan Veronica Tan yang semestinya digelar pada hari Rabu ditunda hingga pekan depan. Hakim menjadwalkan sidang digelar pada hari Rabu (7-2-2018).
Basuki melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara melalui kuasa hukumnya, Josefina A. Syukur, pada tanggal 5 Januari 2017. Basuki kini masih mendekam di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat untuk menjalani hukuman atas kasus penistaan agama. (Ant/jun)