Tag: Anti HOAX

  • Subdit Politik Dit Intelkam FGD #AntiHoax #AntiUjaranKebencian Bersama

    Subdit Politik Dit Intelkam FGD #AntiHoax #AntiUjaranKebencian Bersama

    Bandar Lampung (Sl)-Polda Lampung melalui Subdit Politik Dit Intelkam menggelar Focus Group Discussion (FGD) #ANTIHOAX #ANTIUJARANKEBENCIAN, bersama para pengurus Aktivis Mahasiswa, Ormas dan LSM, di Lampung. Acara dengan tema Silaturahim Polda Lampung Dengan Elemen Masyarakat, itu diikuti beberapa elemen organisasi masyarakat diantaranya yaitu LMND Lampung, PRD Lampung, GMBI Lampung, HUMANIKA Lampung, Perwakilan Kantor Hukum Bandar Lampung dan Perwakilan Aktivis yang ada di Prov. Lampung, bertempat di Emersia Hotel Resort Bandar Lampung, Rabu, (24/10/2018).

    Kasubdit Politik AKBP. Halomoan Siregar S.H menyatakan kegiatan ini dilakukan oleh Subdit Politik Polda Lampung untuk mencari kader-kader perpanjangan anti hoax dan ujaran kebencian di masyarakat untuk mengurangi hoax dan ujaran kebencian yang masih ramai di masyarakat serta merupakan upaya menciptakan situasi Pemilu 2019 Aman, Damai dan Sejuk.

    Seperti kita tahu, setelah era reformasi dimana masyarakat seperti bebas untuk berpendapat dan menyatakan sikap terhadap apa yang ia rasakan dan pikiran di muka umum, namun terjadi pembiasan dengan tidak menghargai hak orang lain sesuai tujuan Undang-Undang hingga dengan mudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan hoax dan ujaran kebencian yang dapat memprovokasi masyarakat melakukan unjuk rasa atau tindakan anarkis.

    “Saya berharap peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat menjadi kader di masyarakat untuk anti hoax dan ujaran kebencian”. “Perlu dilakukan upaya pencegahan dan juga memberikan punishmen kepada penyebar berita hoax agar menimbulkan efek jera bagi penyebar hoax,” kata Kristin selaku Ketua LMND Lampung.”

    “Ali ketua GMBI Lampung juga angkat bicara, banyak korban Hoax dan ujaran kebencian oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, kami siap membantu Polri dalam upaya pencegahan dan penindakan pelaku penyebar hoax.” katanya (rel)

  • Pers Indonesia dan Malaysia Garda Terdepan Tangkal Hoax Antar Bangsa

    Pers Indonesia dan Malaysia Garda Terdepan Tangkal Hoax Antar Bangsa

    Kuala Lumpur (SL) – Berita hoax (bohong) merupakan ancaman serius bagi ketahanan kebangsaan masing-masing negara antar bangsa ke depan, termasuk di kawasan Asean. Berita hoax akan menjadi komoditas elit untuk berbagai tujuan kebangsaan bersifat tendensius bagi sesuatu kelompok, khususnya pihak-pihak yang ingin merubuhkan ketahanan kebangsaan yang sudah mapan.

    Assoc Prof Dr Baharuddin Aziz, pakar komunikasi internasional berkedudukan di Kuala Lumpur, mengemukakan itu dalam suatu perbincangan khusus dengan Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE dan pengurus PWI Sumut lainnya, Jumat (19/10) malam di Hotel Sani Chow Kit Kuala Lumpur, Malaysia.

    Guru Besar Universitas Antar Bangsa Malaysia ini hadir bersama sejumlah profesor lainnya saat jamuan makan malam dan diskusi aktual antar bangsa dengan PWI Sumut yang melakukan muhibah ke Malaysia selama 4 hari sebanyak 37 orang.  Pertemuan ini difasilitasi Alumni 4 B Malaysia diantaranya Datuk Munawar Bin Haji Nur dan Datuk Wira Haji Jamaluddin Bin Haji Abdul Rahim.

    “Hampir seluruh negara, termasuk di kawasan Asean, akan diserang secara gencar oleh ‘hoax’. Ironisnya, generasi muda yang cenderung eforia terhadap melejitnya media sosial sebagian besar condong terpengaruh dan meniikmati berita ‘hoax’ secara seronok. Ini yang berbahaya. Dapat merubuhkan sendi-sendi aktual dan faktual, baik di bidang kebangsaan, politik, sosial kemasyarakatan, ekonomi dan lainnya,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, lanjut Baharuddin Azis yang selain di Universitas Antar Bangsa Malaysia juga tercatat mengajar di sejumlah unversitas terkemuka di Malaysia diantaranya University of Technology Mara, pers sebagai komponen strategis kebangsaan harus bangkit dengan kekuatan penuh melawan serbuan hoax antar bangsa. Dalam hal ini, pers Indonesia dan Malaysia dapat menjadi garda terdepan menangkal serbuan itu,

    Cikal bakal

    Dialog intens antara pers Sumut dengan awak media Ipoh, Perak, yang sudah terjalin konkrit dua tahun terakhir ini, dibuktikan dengan adanya saling berkunjung dan berdialog, baik media Ipoh ke Sumut dan dibalas oleh pers Sumut yang dikoordinir PWI Sumut ke Ipoh ini, menurut Prof Baharuddin, sudah cukup menjadi cikal bakal bagi terbentuknya semacam forum yang akan mengawal informasi berjalan normatif, sekaligus menghempang hoax.

    Kekerabatan produktif dan profesional antara PWI Sumut dengan wadah media Ipoh katanya layaknya dikembangkan ke tingkat lebih luas yang tidak hanya mencakup kawasan regional, sehingga secara umum akan terbentuk wadah dialogis anti hoax antara pers nasional Indonesia dengan media Kerajaan Malaysia.

    “Wadah ini lah yang akan menjadi garda depan dalam membentuk komunitas jurnalis anti ‘hoax’ antar bangsa minimal di tingkat Asean guna mencerdaskan masyarakat menyikapi setiap informasi, sehingga berita ‘hoax’ akan terpental dengan sendirinya. Dengan kompetensi profesional pers Asean dengan tetap mengedepankan azas cek dan ricek, maka masyarakat akan terbiasa pula cek dan ricek,” ujarnya.

    “Saya kira media mainstream sekarang juga harus berkontribusi terus menerus dalam menangkal berita ‘hoax’,” kata Baharuddin yang juga Exco Member International Council of Islamic Finance Educators (ICIFE) Malaysia ini seraya mengharapkan pewarta selalu melakukan konfirmasi dan tabayun agar berita-berita yang ditulis menjadi berimbang serta bisa mengedukasi masyarakat, sekaligus menjadi lembaga kontrol

    Menurutnya jika awak media sudah terbiasa “cover both side’ dan melakukan konfirmasi dalam menulis berita, maka media ‘mainstream’ bisa menjadi penangkal berita “hoax”. “Tapi parahnya ada (media massa) yang kemudian justru menjadi pembuat atau penyebar berita ‘hoax’, Ini yang harus dicegah,” ujarnya,

    Oleh karena itu, katanya, jika terbentuk komunitas pers anti hoax antar bangsa ini juga menjadi penting dalam pendataan dan sertifikasi para pewarta antar bangsa agar masyarakat mendapatkan kenyamanan menerima fakta-fakta yang diberitakan. “Teman-teman jurnalis harus la berkompeten sehingga pertanyaan-pertanyaannya itu selalu diikuti dengan riset-riset atau pemahaman yang nanti tidak terpenggal agar tidak menjadi informasi yang keliru,” katanya.

    Hoax selalu ada

    Tren penyebaran hoax terutama melalui dunia maya menurutnya tidak bakal surut dan bakal tetap ada karena efektif digunakan untuk menghantam berbagai kepentingan, termasuk kinerja pemerintahan. Hoax akan selalu ada mewarnai informasi apalagi bila di suatu negara seperti Indonesia sedang menghadapi kegiatan politik akbar atau pesta demokrasi nasional seperti Pilpres dan Pileg 2019.

    Untuk menangkal hoax, menurutnya, perlu peran pers yakni dengan menyajikan pemberitaan yang benar, sesuai fakta dan berimbang. Media mainstream harus jelas dan tegas menjunjung profesionalisme pers. Pers harus independen, memihak kebenaran dan kepentingan rakyat, serta tidak takluk pada kepentingan pemodal.

    “Meski jurnalisme mainstream masih ‘patuh’ kepada regulasi dunia pers, namun kekentalan keberpihakan tetap mudah terbaca,” katanya. Pada akhirnya muncullah euforia terhadap jurnalisme warga yang tanpa batas. Apalagi kemudahan dalam mengakses teknologi semakin meningkat. Maka, setiap orang berhak menentukan sikap terhadap bacaannya.

    Namun dia menegaskan, kehadiran medsos sebagai manifestasi dari perkembangan teknologi internet tak bisa dielakkan. Setiap individu dapat dengan sangat mudah dan murah mengakses internet melalui ponsel atau smartphone. Belum lagi berbagai layanan dan aplikasi sehingga kehadiran medsos menjadi sangat menggiurkan dibanding media arus utama.

    Namun dia optimis kuatnya dominasi medsos tak serta merta membuat publik meninggalkan media mainstream. Media arus utama bisa menjadi pembanding. “Dalam hal ini media mainstream menjadi bagian mengedukasi publik memilih informasi dari media yang kredibel,” ujarnya. (rls)

  • Polres Metro Jakbar Gelar Kampanye Anti HOAX

    Polres Metro Jakbar Gelar Kampanye Anti HOAX

    Jajaran Polres Metro Jakbar, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, Senin (13/3/18)

    Jakarta (SL) – Jajaran Polres Metro Jakarta Barat menggelar kegiatan gerakan anti Hoax yang melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Kegiatan serentak berlangsung di sejumlah titik wilayah hukum Jakarta Barat. Lokasi Tomang, Slipi, Cengkareng, Kalideres, Grogol, Tambora, dan perempatan Pintu Besar, Selatan, Tamansari. Senin (12/03/2018) pukul 10.15 wib.

    Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi SIK MH mengatakan, kampanye anti hoax dilakukan beberapa titik lampu pengatur lalu lintas, stasiun kereta api, dan terminal bus di wilayah Jakarta Barat. Petugas mengkampanyekna anti hoax dengan turun langsung ke lapangan bertemu masyarakat.B Termasuk di area Jembatan Besi, Slipi, Stasiun Beos, di terminal Bus, kolong fly over, dan beberapa titik lainnya di Jakarta Barat.

    “Acara ini digelar agar semua elemen masyarakat di Jakarta Barat ini dapat pintar memilah informasi yang baik dan benar, kampanye ini pun menandakan Jakarta Barat perang terhadap informasi hoax.” kata Hengki Hargai.

    Ditengah-tengah pengendara, Kombes Pol Hengki turun ke jalan membagikan stiker Gerakan Anti Hoax dan bunga mawar sambil menjelaskan bahwasanya aparat kepolisian tengah mensosialisasikan kampanye anti hoax agar masyarakat tidak menjadi pelanggar hoax. Karena sesuai Undang-undang IT No 19 tahun 2016 dimana bagi pelanggar akan terjerat sanksi hukum diatas 5 tahun.

    “Mari kita jaga Indonesia, terutama menjelang pelaksanaan Pilkada serentak dan Pilpres 2019. Jangan mudah percaya berita atau kabar hoax yang belakangan disebarkan orang tidak bertanggung jawab melalui media sosial dan selebaran gelap. Jika ada berita hoax mari bersama-sama untuk Lawan, Kejar, Tangkap, Adili.” kata Hengki Haryadi.

    Masyarakat yang mengikuti acara itu memberikan apresiasi, karena acara itu dinilai bermanfaat. Dimas, salah seorang pengendara yang melintas mengatakan, acara ini merupakan aksi nyata kepedulian atas banyaknya berita hoax yang belakangan dinilai meresahkan banyak pihak. “Kalau menurut saya ini bagus ya, karena sekarang lagi hangat hangatnya dan berita bohong itu memang sangat berbahaya. Kita harus jadi pembaca yang cerdas, harus di lihat dan dicek dan ricek, sekarang ini kan banyak banget hoax, jadi memang bagus untuk dideklarasikan seperti in,” kata Dimas. (hnk/nt)