Tag: Asian Games 2018

  • Presiden Hadiri Pernikahan Dua Atlet IPSI Peraih Emas Asian Games 2018

    Presiden Hadiri Pernikahan Dua Atlet IPSI Peraih Emas Asian Games 2018

    Jakarta (SL) – Setibanya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta usai melakukan serangkaian kegiatan kunjungan kerja ke beberapa kota di Tanah Air, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo langsung menuju Gedung Serbaguna Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, pada Sabtu siang, 5 Januari 2019.

    Kunjungan di luar agenda kepresidenan tersebut dilakukan karena Presiden dan Ibu Iriana ingin menghadiri resepsi pernikahan Pipiet Kamelia dan Hanifan Yudani Kusumah, dua atlet pencak silat Indonesia peraih medali emas pada Asian Games ke-18 Tahun 2018 yang dihelat di Jakarta.

    Tiba pada pukul 13.50 WIB, kedatangan Presiden dan Ibu Iriana disambut oleh paman Hanifan, Bayu Syahjohan. Presiden dan Ibu Iriana pun langsung menuju pelaminan untuk memberikan ucapan selamat serta berfoto bersama kedua mempelai.

    Setelahnya, Presiden dan Ibu Iriana meninggalkan tempat acara untuk melanjutkan perjalanan menuju Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Namun, saat akan meninggalkan tempat acara, Presiden terlebih dahulu melayani permintaan swafoto dari para tamu undangan yang hadir. Pipiet merupakan putri keempat pasangan Tamli Zalaludin (Alm) dan Maryati, sedangkan Hanifan Yudani merupakan putra kedua pasangan Dani Wisnu dan Dewi Yanti Kosasih.

    Pada Asian Games ke-18 yang lalu, kedua mempelai merupakan atlet pencak silat Indonesia yang berhasil meraih medali emas. Pipiet berhasil meraih medali emas di nomor tarung putri kelas 60-65 kilogram, sedangkan Hanifan berhasil meraih medali emas pada nomor tarung putra 55-60 kilogram.

  • Indikasi Korupsi Sudah Tercium KPK Sejak Asian Games 2018

    Indikasi Korupsi Sudah Tercium KPK Sejak Asian Games 2018

    Jakarta (SL) – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Saut Situmorang mengungkapkan institusinya telah menemukan indikasi-indikasi korupsi menjelang dan saat pergelaran Asian Games 2018. Hanya saja, menurut Saut, KPK sabar untuk mengusut indikasi korupsi tersebut, lantaran alasan kelancaran event olahraga internasional tersebut. “Kami sudah melihat indikasi-indikasi (korupsi) waktu itu, tetapi kami mau kelancaran acara (Asian Games 2018),” ujar Saut, saat konferensi pers di kantornya, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu malam, 19 Desember 2018.

    Setelah acara berlangsung, diungkapkan Saut, KPK baru menelusuri kecurigaan-kecurigaan indikasi tersebut. Hasilnya, dilakukan operasi tangkap tangan pada Selasa malam terhadap para pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). “Jadi, kami sudah ikuti, telusuri ini sejak lama,” kata Saut.

    Untuk diketahui, pada perkara gratifikasi atas penyaluran bantuan dari Kemenpora kepada KONI tahun anggaran 2018, KPK telah menetapkan lima orang tersangka. Mereka, yakni Sekretaris Jenderal KONI, Ending Fuad Hamidy dan Bendahara Umum KONI Jhony E. Awuy selaku tersangka pemberi gratifikasi, lalu Deputi IV Kemenpora, Mulyana, Pejabat Pembuat Komitmen Kemenpora, Adhi Purnomo, dan staf pada Kemenpora, Eko Triyanto selaku tersangka penerima gratifiasi.

    Dana hibah dari Kemenpora ke KONI yang dialokasikan itu sebesar Rp 17,9 Miliar. Tapi ternyata, hanya akal-akalan saja. Padahal, dikatakan Saut, para pegawai KONI belum mendapat gaji selama lima bulan. “Diduga pengajuan dan penyaluran dana hibah sebagai ‘akal-akalan dan tidak didasari kondisi yang sebenarnya,” kata Saut. (VVA)

  • Ini Atlet Cantik Peraih Medali Emas Terbanyak di Asian Games

    Ini Atlet Cantik Peraih Medali Emas Terbanyak di Asian Games

    Jakarta (SL) – Perhelatan olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018, resmi berakhhir pada Minggu, 2 September 2018, kemarin di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Pada klasmen akhir peserta, kontingen China didaulat sebagai Juara Umum dengan total perolehan medali sebanyak 289 medali. Di peringkat kedua, bertengger Jepang dengan total medali 205, diikuti Korea Selatan di peringkat ketiga dengan total 117 medali, dan tuan rumah, Indonesia menempati urutan 4 dengan total 98 medali.

    Dari sekian banyak medali yang diperebutkan di Asian Games 2018, ada satu atlet yang paling banyak menyabet medali emas. Atlet tersebut yakni Ikee Rikako asal Jepang.

    Remaja kelahiran 4 Juli 2000 yang baru saja menginjak usia 18 tahun ini merupakan atlet renang andalan negeri Sakura itu. Pada cabor Renang, Ikee kerap turun di nomor andalannya, gaya bebas 50 meter dan gaya kupu-kupu 100 meter.

    Wanita cantik ini juga adalah pemegang rekor dunia junior dalam nomor lintasan panjang gaya bebas 50 meter dan gaya kupu-kupu, dan gaya kupu-kupu 50 meter dan 100 meter, serta gaya ganti perorangan 100 meter dalam lintasan pendek.

    Di Asian Games 2018 kali ini, Ikee Rikako berhasil menambah deretan prestasinya dengan memborong 6 medali emas dan 2 perak dan dinobatkan menjadi atlit peraih medali emas terbanyak sepanjang Asian Games 2018.

    Medali emas Asian Games yang sukses disabet Rikako berasal dari enam kelas cabor Renang di antaranya, 50 m gaya bebas putri, 100 m gaya bebas putri, 50 m gaya kupu-kupu putri, 100 m gaya kupu-kupu putri, 4 x 100 m gaya bebas estafet putri, dan 4 x 100 m gaya ganti estafet putri.

    Rikako juga memecahkan rekor terbaru sepanjang sejarah Asian Games digelar yakni di nomor 50 meter gaya bebas dengan mencatatkan waktu 24,53 detik. Rekor sebelumnya dicetak perenang Tiongkok Chen Xinyi pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, dengan catatan waktu 24,87 detik.

    (terkini)

  • Tumbangkan Jepang, Tim Sepak Takraw Putra Indonesia Raih Emas

    Tumbangkan Jepang, Tim Sepak Takraw Putra Indonesia Raih Emas

    Tim Sepak Takraw Putra Indonesia berhasil meraih medali emas di pengujung gelaran Asian Games 2018. Bertanding menghadapi Jepang di partai pamungkas nomor quadrant putra di venue Ranau, Jakabaring Sport City, Palembang, Sabtu (1/9/2018) siang WIB, Indonesia menang dengan skor 15-21, 21-14 dan 21-16.
    Mengawali pertandingan, Indonesia yang menurunkan Muhammad Hardiansyah Muliang, Saiful Rizal, Nofrizal, dan Rizky Abdul Radjiu mampu unggul lebih dulu 2-0. Akan tetapi, keunggulan mereka mampu dikejar oleh Yuki Sato, Toshi Taka, Hirokazu Kobayashi, dan Seiya Takano menjadi 3-3.
    Usai mampu menyamakan kedudukan, Jepang mendapatkan momentum. Bahkan mereka mampu unggul 8-6 dan menutup interval pertama dengan skor 11-8.
    Setelah jeda, Jepang tak lagi terbendung. Lewat aksi Yuki dan Toshikata selaku killer mampu mendulang poin demi poin dan menjauh lewat skor 15-10. Selain itu, beberapa kesalahan service oleh Pago yang kerap membentur net membuat Jepang unggul jauh 18-12. Mereka bahkan mampu menutup gim pertama dengan skor 21-15.
    Memasuki gim kedua, Indonesia yang didukung oleh para suporter yang memadati tribune penonton membuat perubahan. Mengawali pertandingan, aksi Saiful dan Nofrizal mampu membuat Indonesia unggul cepat 3-0. Meski begitu, Jepang bukan tanpa perlawanan. Mereka mampu memaksa skor jadi imbang 3-3 dan 6-6.
    Setelah skor seri, Indonesia mampu menjauh meninggalkan Jepang hingga 10-6. Pada interval kedua, Indonesia mampu unggul 11-9.
    Selepas jeda, kegemilangan Indonesia makin menjadi-jadi. Faktor kesalahan para killer Jepang yang kerap gagal memanfaatkan peluang membuat Indonesia menjauh 15-10, 18-12, sampai akhirnya menutup gim kedua dengan skor 21-14 sekaligus memaksakan gim ketiga.
    (kumparan)
  • Jack Ma Akan Hadiri Penutupan Asian Games 2018

    Jack Ma Akan Hadiri Penutupan Asian Games 2018

    Jakarta (SL) – Penutupan Asian Games 2018 pada tanggal 2 September mendatang bakal dihadiri tamu-tamu penting, salah satunya Jack Ma. Ya, Alibaba telah memastikan salah satu manusia terkaya di dunia itu bakal menyambangi stadion Gelora Bung Karno.

    Berkat sukses Alibaba, raksasa e-commerce dunia, hampir pasti Jack Ma akan menjadi orang paling tajir di antara semua penonton yang menyaksikan penutupan Asian Games 2018. Betapa tidak, kekayaan terakhirnya menurut Forbes diestimasi USD 38,7 miliar, hampir Rp 570 triliun!

    “Kami dapat mengonfirmasikan bahwa Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma akan hadir pada acara penutupan Asian Games,” ujar juru bicara Alibaba Group.

    Kehadiran Jack Ma merupakan bentuk apreasiasi Alibaba Group atas Asian Games 2018. Selain itu menjadi bentuk dukungan untuk Asian Games 2022 yang akan berlangsung di Hangzhou, China.

    Seperti diketahui, Jack Ma lahir dan besar di Hangzhou. Markas besar Alibaba pun berada di kota yang terkenal akan danaunya itu. Di kota itulah, Jack Ma menjalani masa kanak-kanak dalam kemiskinan.

    Ma lahir di Hangzhou pada 10 September 1964 atau 54 tahun lampau. Dia punya seorang kakak laki-laki dan adik perempuan. Ma tumbuh pada zaman China terisolasi karena komunisme dan keluarganya tak punya banyak uang.

    Seperti kebanyakan orang tua di China, ayah ibu Ma mendidiknya dengan keras, tak jarang dengan pukulan. Tapi Ma mengaku menikmati masa kecilnya.

    Di sekolah, Ma meski badannya kecil suka berkelahi dengan teman sekelasnya. “Aku tak pernah takut melawan orang yang lebih besar,” kata dia.

    Sejak kecil, Ma sudah suka belajar. Ia punya minat besar belajar bahasa Inggris. Pada usia 12 tahun, dia selalu bangun pagi pada pukul lima untuk pergi ke hotel sehingga bisa praktik bicara bahasa Inggris dengan orang asing.

    Dia terus melakukan itu selama 9 tahun dan akhirnya menjadi pemandu wisata para turis. Ia berkawan dengan banyak orang asing dan bahkan pernah mengunjungi sebuah keluarga di Australia. Nama Jack sendiri adalah panggilan untuknya dari para turis.

    Tempaan masa kecil yang keras di Hangzhou itu mungkin turut berperan membentuk Jack Ma menjadi pribadi yang tangguh. Hingga akhirnya ia sukses luar biasa membesarkan Alibaba.

    (inet.detik)

  • Sabet 11 Emas, Indnesia Jadi Juara Umum Pencak Silat Asian Games 2018

    Sabet 11 Emas, Indnesia Jadi Juara Umum Pencak Silat Asian Games 2018

    Jakarta (SL) – Indonesia keluar sebagai juara umum pencak silat pada test event Asian Games 2018. Pendekar Merah Putih mengoleksi 11 medali emas.

    Test event pancak silat di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (15/2/2018), telah berakhir. Final nomor pencak silat tanding menjadi penutup perhelatan ini.

    Eko Febrianto menjadi pesilat pertama asal Indonesia yang menyabet medali emas di hari ini. Turun di final putra kelas 90kg-95kg, Eko berhasil mengalahkan pesilat dari Malaysia, Mohammad Khaizul dengan skor 3-2.

    Medali emas putra selanjutnya dipersembahkan oleh Yachser Arafa. Dia mengalahkan wakil Kyrgizstan, Nuraly Karybaev, dengan skor 5-0 di kelas 55kg-60kg.

    Giliran Komang Adi Putra menjadi peraih emas ketiga untuk Indonesia di kategori pria. Dia menang 5-0 melawan wakil Malaysia, Mohammad Al Jufferi, di kelas 65kg-70kg.

    Abdul Malik merebut medali emas keempat di kategori pria. Remaja kelahiran 31 Januari 1997 ini mengalahkan wakil dari Filipina, Dines Dumaan, dengan skor 4-1 di kelas 50kg-55kg.

    Terakhir, ada Iqbal Candra yang merebut emas untuk pesilat pria Indonesia. Dia mengalahkan wakil Malaysia, Razak Ghazali, di kelas 60kg-65kg dengan skor 5-0.

    Ausri Bayusro menjadi satu-satunya pesilat pria Indonesia yang gagal meraih emas. Dia kalah 0-5 dari wakil Malaysia, Mohammad Robial, dalam pertarungan di kelas 85kg-90kg.

    Di sektor putri juga tak mau kalah. Medali emas disumbang oleh Nirmalasari Octaviani setelah mengalahkan wakil dari Filipina, Princesslyn Enopia, di kelas 50kg-55kg dengan skor 5-0.

    Pun dengan Pipiet Kamelia. Dia menyumbang medali emas usai mengalahkan Trisha Marie dari Filipina. Bertarung di kelas 60kg-65kg, Pipiet menang 5-0.

    Total ada tujuh medali emas yang disumbang tim pencak silat Indonesia dalam nomor tarung hari ini. Sehari sebelumnya, pencak silat menyumbang empat emas di nomor seni ganda putra dan putri serta nomor seni regu putra dan putri.

    Klasemen akhir pencak silat test event Asian Games 2018:

    Indonesia: 11 emas, 1 perak, 1 perunggu
    Malaysia: 3 emas, 4 perak, 2 perunggu
    Singapura: 1 emas, 2 perak, 2 perunggu
    Filipina: 5 perak, 2 perunggu
    Laos: 1 perak, 4 perunggu
    Thailand: 1 perak, 3 perunggu
    Kyrgyzstan: 3 perunggu
    India: 3 perunggu
    Brunei: 1 perunggu

    (detik)

  • Timnas Paralayang Kembali Beri Emas Untuk Indonesia

    Timnas Paralayang Kembali Beri Emas Untuk Indonesia

    Bogor (SL) – Cabang olahraga paralang kembali sumbang emas Asian Games 2018 yang kedua dari nomor ketepatan mendarat individual putra. Kali ini medali emas diraih atlet paralayang Jafro Megawanto.
    Perolehan medali emas diketahui setelah seluruh atlet menyelesaikan babak ke-10 dalam nomor ketepatan mendarat (KTM) individual putra yang berakhir Kamis (23/8).

    Kepala Pelatih Paralayang Indonesia, Gendon Subandono mengatakan, tim paralayang berhasil memenuhi target dari Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menyumbangkan dua emas. “Target kita satu emas, sudah terpenuhi kemarin. Hari ini tambah satu emas lagi, jadi dua emas. Target Menpora dua emas terpenuhi,” kata
    Gendon.

    Sebelumnya Tim nasional Paralayang Indonesia telah menyumbang satu emas di nomor KTM beregu putra dan perak di beregu putri. Tim masih bertanding untuk nomor lintas alam (XC) beregu putra dan putri yang akan dilaksanakan besok, Jumat. Jafro sejak awal pertandingan KTM beregu putra dan perorangan telah menampilkan performa yang cukup baik. Dengan nilai di atas lawan-lawannya dari Thailand dan Jepang.

    Hari pertama pertandingan, Senin (20/8) Jafro memimpin dengan nilai akurasi tiga, di susul atlet Thailand Jirasak Witeetham dengan nilai lima. Hingga ronde kedua pemuda 22 tahun ini masih memimpin dengan nilai enam.

    Pada ronde ketiga, Jafro turun ke peringkat empat, nilai perolehan nilai 52, pesaing terberatnya Jirasak W dari Thailand memimpin dengan nilai empat. Di ronde kelima, Jafro kembali bangkit merebut urutan kedua dengan nilai nol atau pas di titik Pad akurasi. Jirasak terpuruk di nomor 10 nilai nilai 207.

    Ronde kelima, Jafor masih memimpin di nomor pertama dengan perolehan nilai dua, hingga ke ronde sembilan pemuda bepipi tembem ini terus mempertahankan posisinya di urutan pertama.

    Saat ditanya bagaimana ia mampu mempertahankan posisi peringkat dan terus mendapatkan nilai terbaik dengan mendarat di titiknya. “Fokus saja pada apa yang menjadi target,” kata atlet asal Batu, Malang ini.

    Jafro masih akan memperkuat tim Indonesia di nomor lintas alam beregu putra, bersama empat rekannya, yakni Hening Paradigma, Joni Efendi, Ari Apriansyah dan Roni Pratama. “Harapannya semua tim tetap kompak dan bisa meraih emas lagi,” kata Jafro saat ditanya harapannya. (Antaranews.com)

  • Spider Women Indonesia Sumbang Emas Dalam Asian Games 2018

    Spider Women Indonesia Sumbang Emas Dalam Asian Games 2018

    Jakarta (SL) – Indonesia masih berada di posisi lima perolehan medali Asian Games 2018. Kontingen Indonesia hingga Kamis malam pukul 21.00 WIB, 23 Agustus 2018, sudah mengoleksi 8 emas, 6 perak, dan 10 perunggu.

    Tuan rumah berada di bawah Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Iran. Medali emas kedelapan Indonesia di Asian Games 2018 datang dari cabang olahraga (cabor) panjat tebing. Aries Susanti Rahayu menjadi yang terbaik di nomor speed putri yang digelar di Jakabaring Sports Centre, Palembang, Kamis (23/8/2018) lewat catatan waktu 7.61 detik.

    Sementara itu, panjat tebing juga menyumbang sekeping medali perak lewat Puji Lestari di nomor yang sama. Sedangkan, medali perunggu Asian Games 2018 dipersembahkan oleh Aspar pada nomor speed putra. (liputan6.com)

  • Timnas Paralayang Beregu Putra Persembahkan Medali Emas Untuk Indonesia

    Timnas Paralayang Beregu Putra Persembahkan Medali Emas Untuk Indonesia

    Bogor (SL) – Timnas Paralayang (Paragliding) Indonesia sukses meraih medali emas nomor akurasi beregu putra pada Asian Games 2018, di Gunung Mas, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/8) pagi. Tim beregu putra Indonesia yang bermaterikan Jafro Megawanto, Joni Efendi, Roni Pratama Aris Apriansyah dan Hening Paradigma, meraih nilai terbaik 1104 dari enam kali penerbangan.

    Perak dinomor ini diraih tim beregu Korea Selatan (Korsel) yang mengumpulkan nilai 1771. Sedang perunggu
    diraih tim beregu Thailand yang mengumpulkan nilai 1901.

    Namun sayang sukses tim beregu putra gagal diikuti tim beregu putri Indonesa, yang pada nomor ini hars puas
    meraih medali perak. Tim beregu putri Indonesia yang terdiri dari Ike Ayu Wulandari, Lis Andriana dan Rika
    Wijayanti hanya mengumpulkan total nilai 2122. Nilai tersebut dibawah tim beregu putri Thailand yang
    mengumpulkan total nilai 2045, seklaigus meraih emas padanomor ini. Sedang perunggu diraih tim beregu
    Korsel yang meraih total nilai 2363.

    Pelatih tim paralayang Indonesia Gendon Subandono, mengatakan bersyukur atas capaian tim paralayang Indonesia. Pihaknya berharap tim Indonesia dapat meraih hasil lebih maksimal lagi di Asian Games 2018 ini.

    “Kita sudah berhasil meraih satu emas dan satu perak untuk ketepatan mendarat beregu putra dan putri, kita berharap lebih banyak lagi. Tapi dinamikanya masih tinggi sehingga masih menunggu hasil dari teman-teman atlet,” ujar Gendon seusai lomba.

    Gendon menambahkan sebenarnya timnya sedang tertantang untuk mendapatkan dua emas yang merupakan target dari Menpora. Karenanya Gendon masih optimistis timnya bisa meraih tambahan satu emas lagi dari paralayang.

    Dengan tambahan emas dari cabang olahraga paralayang, raihan emas Kontingen Indonesia menjadi enam
    Emas, setelah sebelumnya meraih lima meas tambahn satu emas dai cabor angkat besia melalui lifter Eko
    Yuli Irwan di kelas 62 kg putra. (Indotimes.co.id)

  • Emas ke-5 Diraih Eko Yuli Cabang Angkat Besi

    Emas ke-5 Diraih Eko Yuli Cabang Angkat Besi

    Jakarta (SL) – Eko Yuli Irawan menambah koleksi emas Indonesia di Asian Games 2018. Eko tampil sebagai juara di cabang olahraga angkat besi kelas 62 kg.

    Bertanding di Hall A, JIExpo, Jakarta, Selasa (21/8/2018) siang WIB, Eko mengawali dengan baik saat membukukan angkatan snatch 141 kg. Angkatan itu menempatkannya di posisi teratas.

    Peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini lantas memperkukuh posisinya lewat angkatan clean and jerk. Eko berhasil mengangkat beban 170 kg.

    Dengan total angkatan 311 kg, Eko pun memastikan diri meraih emas. Dia mengungguli lifter Vietnam Trinh van Vinh yang membukukan angkatan 299 kg. Sementara perunggu diraih lifter Uzbekistan Ergashev Adkhamjon dengan total angkatan 298 kg.

    Ini adalah emas pertama Eko di Asian Games. Sebelumnya dia harus puas dengan raihan perunggu di Guangzhou pada 2010 dan Incheon pada 2014.

    Bagi Indonesia, ini merupakan emas kelima di Asian Games 2018. Sebelumnya kontingen ‘Merah-Putih’ sudah mengamankan emas dari cabang olahraga Taekwondo, Wushu, dan Balap Sepeda (2 emas). (br/net)