Tag: Asian Para Games 2018

  • Sikat Habis 23 Medali Emas Di Asian Para Games, Dunia Kagum Pada Indonesia

    Sikat Habis 23 Medali Emas Di Asian Para Games, Dunia Kagum Pada Indonesia

    Jakarta (SL) –  Kontingen Indonesia berhasil mencatatkan sejarah baru dalam perhelatan Asian Para Games 2018 dengan mendulang 23 medali emas. Hingga Rabu (10/10/2018) malam, Indonesia tercatat telah mengumpulkan 86 medali yang terdiri dari 23 emas, 29 perak, dan 34 perunggu. Ini menjadi raihan medali terbanyak di sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Para Games.

    Pada Asian Para Games pertama di China 2010 lalu, Indonesia hanya mampu mencuri sekeping medali emas. Setelah itu, jumlah raihan medali Indonesia meningkat menjadi sembilan emas pada Asian Para Games kedua di Incheon, Korea Selatan, pada 2014.
    Selain mencatatkan sejarah anyar, kontingen Indonesia juga mampu melampaui target medali yang dibebankan pemerintah. Raihan 23 medali emas memang di luar ekspektasi pemerintah yang hanya menargetkan 16 emas.
    “Raihan ini adalah sebuah sejarah baru bagi Indonesia. Kita harus berbangga atas prestasi luar biasa ini,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
    “Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh atlet yang telah bekerja keras, tim pelatih dan official yang membantu para atlet tanpa kenal lelah, juga Chief de Mission Armin Syah yang terus mengawal persiapan. Tak lupa terima kasih saya ucapkan kepada psikolog yang setia menemani untuk menjaga semangat para atlet,” tutur Imam menambahkan. Tak hanya mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim yang membantu kesukesan atlet, Imam juga senang atas doa dan dukungan para suporter.
    “Terima kasih kepada atas doa dan dukungan para suporter. Terima kasih kepada mereka yang rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan suntikan semangat secara langsung di venue-venue pertandingan. Ini adalah kesuksesan yang harus kita rayakan bersama-sama,” tutur Imam.
    Rekor ini terpecahkan setelah para atlet Indonesia sukses mendulang 15 medali emas di hari keempat Asian Para Games 2018, Rabu (10/10/2018). Imam optimistis jumlah medali emas Indonesia bisa terus bertambah mengingat masih banyak nomor yang akan dipertandingkan di sisa hari penyelenggaraan. Apalagi, ada banyak hasil yang telah melampaui target.
    “Tenis meja sebenarnya hanya ditarget dua medali emas, tetapi ternyata bisa mendapatkan empat. Catur juga melebihi target empat emas yang ditetapkan,” kata Menpora. Imam berharap kesuksesan ini bisa terus dijaga dan berlanjut hingga ke Paralimpiade Tokyo 2020.
    “Semakin banyak atlet kita yang meraih medali, maka akan semakin banyak pula yang bisa bertanding di Paralimpiade di Tokyo, Jepang pada 2020,” ujar Imam. “Mari doakan terus dan jangan lupa datang langsung ke venue untuk menyemangati para pahlawan olahraga kita,” ucap dia.
    Berikut Daftar Peraih Medali Emas Indonesia di Asian Para Games 2018 hingga Rabu (10/10/2018) malam:
    Atletik
     – Kharisma Evi Tiarani (Lari 100m Putri T42/63)
    – Putri Aulia (Lari 100m Putri T13)
    Tenis Meja
    – M. Riah Prahasta/Suwarti (Ganda Campuran Kelas 6-8)
    – Agus Sutanto/Tatok Hardiyanto (Ganda Putra TT 4-5)
    – David Jacobs/Komet Akbar (Ganda Putra TT 10)
    Catur
    – Carsidi, Edy Suryanto, Hendy Wirawan (Beregu Putra Klasik VI – B2/B3)
    – Hendy Wirawan (Tunggal Putra Klasik VI – B2/B3)
    – Debi Ariesta, Tati Karhati, Wilma Margaretha Sinaga (Beregu Putri Klasik VI – B1)
    – Debi Ariesta (Tunggal Putri Klasik VI – B1)
    – Nasip Farta Simanja, Roslina, Yuni (Beregu Putri Klasik VI – P1)
    – Nasip Farta Simanja (Tunggal Putri Klasik VI-P1)
    Lawn Bowl
    – Mella Windasari (Individu B6)
    – Dwi Widiantoro (Individu Open B1)
    – Suwondo (Individu Open B4)
    – Julia Verawati (Individu Open B2)
  • Pertahankan Jilbabnya, Pejudo Indonesia Gagal Bertanding di Asian Para Games 2018

    Pertahankan Jilbabnya, Pejudo Indonesia Gagal Bertanding di Asian Para Games 2018

    Jakarta (SL) – Pejudo Indonesia, Miftahul Jannah, gagal bertanding di Asian Para Games lantaran tidak mau melepas hijabnya ketika bertanding. Namun, Miftahul Jannah mengaku sangat lega setelah memutuskan tetap tidak mau melepas jilbabnya. Walau pada awalnya sempat menangis karena gagal bertanding.

    “Lebih banyak lega. Saya juga bangga karena sudah bisa melawan diri sendiri, melawan ego sendiri. Saya punya prinsip tak mau dipandang terbaik di mata dunia, tapi di mata Allah”, kata Miftahul Jannah, kepada wartawan.

    Sang Atlet yang berasal dari Aceh tersebut didiskualifikasi wasit lantaran tidak mau mengikut intruksi wasit agar bertanding tanpa penutup kepala.

    “Ini memang aturan dari judo internasional, alasannya karena ditakutkan pada saat main bawah (newasa), akan ketarik dari lawannya yang bisa menyebabkan tercekik”, kata Penanggung Jawab Tim Judo Indonesia, Ahmad Bahar saat dihubungi wartawan.

    Seharusnya Miftahul Jannah bertanding pada nomor 52 kilogram putri kategori kebutaan melawan wakil Mongolia, Oyun Gantulga, di JIExpo, Jakarta, Senin 8 Oktober 2018. (pb/net)

  • Miftahul Jannah Didiskualifikasi, Menpora Imam Nahrawi Beri Solusi

    Miftahul Jannah Didiskualifikasi, Menpora Imam Nahrawi Beri Solusi

    Jakarta (SL) – Miftahul Jannah jadi trending topic di media sosial. Penyebabnya adalah dia enggan membuka hijab jelang tampil di kelas 53 kg putri blind judo.

    Berbagai reaksi mengalir dari kalangan masyarakat di tanah air. Banyak yang mempertanyakan regulasi terkait pemakaian atribut di kepala bagi judoka. Miftah yang seharusnya bertanding melawan judoka Mongolia, Oyun Gantulga, Senin (9/10), menolak melepas hijab. Dia pun akhirnya didiskualifikasi.

    Pro dan kotra pun merebak setelah itu. Namun, sesuai regulasi, memang ada aturan cabang olahraga judo yang tidak memperbolehkan judoka mengenakan penutup kepala.

    Fakta itu diakui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dalam jumpa pers di GBK Arena, Selasa (9/10). Pria asal Bangkalan ini memahami keputusan Miftah yang enggan melepas hijab terkait prinsip.

    “Sebagai perwakilan pemerintah, kami menghormati keputusan Miftah yang memegang teguh prinsip. Apa yang dilakukan judoka putri kita ini harus sangat diapresiasi,” kata Imam.

    “Mengenai regulasi, ini yang harus kita perhatikan. Agar, ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Semua pihak, termasuk dari NPC harus memperhatikan aturan.”

    Pernyataan Imam beralasan karena Miftah didiskualifikasi diawali kesalahpahaman dari tim pelatih. Itu ditegaskan Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun terkait pelatih judo yang kurang menguasai bahasa Inggris hingga keliru mengartikan regulasi yang ada.

    “Kami berharap, ke depannya Federasi Judo Internasional bisa membuat regulasi yang lentur. Misalnya, penggunaan jilbab bagi atlet muslimah dengan desain yang tidak membahayakan seperti pada cabang olahraga lainnya,” Imam menjelaskan.

    Dalam cabang olahraga bela diri lain seperti pencak silat, karate, dan taekwondo, penggunaan penutup kepala diperbolehkan oleh federasi internasionalnya. Sedangkan judo melarang atlet mengenakan penutup kepala seperti hijab karena alasan keselamatan dan keamanan. Larangan Federasi Judo Internasional terkait atribut atau busana di kepala memang beralasan. Pasalnya, judo berbeda dengan karate atau taekwondo. Pergerakan antaratlet di judo lebih dekat. Alhasil, dengan pemakaian hijab, dikhawatirkan bakal membuat judoka tercekik lehernya yang tentu dapat membahayakan.

  • Salam Hormat Untuk Miftahul Jannah

    Salam Hormat Untuk Miftahul Jannah

    Jakarta (SL) – Sikap hormat, dukungan dan dorongan semangat mengalir deras untuk Atlet Blind Judo Putri Indonesia Miftahul Jannah yang terpaksa didiskualifikasi dari pertandingan karena memegang teguh prinsipnya untuk tidak melepas jilbab.

    “Salam hormat dan bangga saya untuk Miftahul Jannah. Keteguhan sikapmu menolak melepas hijab dan rela didiskualifikasi membuat kami salut dan bangga. Walau perjuangan terhenti dan medali tidak bisa diraih, tetapi kebesaran hati, semangat, kerja keras, dan prestasi yang ditoreh selama ini sudah menjadi ‘medali emas’ di hati kami rakyat Indonesia,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (9/10).

    Fahira berharap ke depan ada kajian khusus baik itu oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) maupun federasi judo internasional untuk merumuskan strategi dan cara agar atlet judo berjilbab bisa bertanding tentunya dengan prinsip utamanya adalah keselamatan bagi seluruh atlet.

    “Tentu IOC dan Federasi Judo atau pihak lain yang terkait lebih paham terkait ini. Dan mudah-mudahan ini bisa menjadi pertimbangan dan kajian ke depan, tentunya prinsip utamanya, tetap keselamatan atlet,” ujar Senator Jakarta ini.

    Menurut Fahira, kebesaran hati Miftahul Jannah adalah sebuah kemenangan dan menjadi teladan serta inspirasi bagi siapa pun.

    “Walau tersandung aturan dia tetap istiqomah. Sekali lagi salam hormat buat Miftahul Jannah,” pungkas Fahira. (net)

  • Indonesia Sumbang Emas Dari Cabang Bulutangkis Beregu Putra Asian Para Game 2018

    Indonesia Sumbang Emas Dari Cabang Bulutangkis Beregu Putra Asian Para Game 2018

    Jakarta (SL) — Indonesia sukses merebut medali emas pertama di Asian Para Games 2018 melalui bulutangkis beregu putra di Stadion Istora Senayan, Minggu (7/10). Tim beregu putra Indonesia menang 2-1 atas Malaysia.

    Pada partai pertama Indonesia menurunkan Fredy Setiawan menghadapi Muhammad Norhikmie Mohd. Fredy menuntaskan tugas dengan baik dengan meraih kemenangan straight game 21-6 dan 21-12.

    Pada laga ganda yang menjadi sajian partai kedua, tim Merah Putih menurunkan Hafidzh Briliansyah/Hary Susanto. Kalah 10-21 di gim pertama dari Cheah Liek Hou/Hairul Fozi Saaba, Hafidzh/Hary berupaya membalas di gim kedua, namun skor 17-21 harus diakui pasangan Indonesia.

    Laga terakhir yang kembali menampilkan duel antara pemain tunggal menjadi partai penentu. Dheva Anrimusthi yang tampil membela Indonesia menghadapi M Faris Ahmad Azri.

    Dheva berhasil membukukan keunggulan jauh pada gim pertama. Setelah membuka skor 1-0, Dheva melesat meninggalkan sang lawan dengan skor 7-1 dan 11-1, hingga akhirnya memastikan kemenangan 21-6.

    Pada gim kedua laga berjalan lebih ketat. Dheva mendapat perlawanan sengit dari Faris. Namun Dheva berhasil meninggalkan perolehan poin lawan pada pertengahan laga dan mengunci Faris di angka 11.

    Kemenangan 21-12 Dheva atas Faris memastikan emas pertama bagi Indonesia di ajang Asian Para Games 2018. (ci/net)