Mapala Dan Basarnas Bersama Latihan SAR di Universitas Malahayati Lampung, Jum’at-Minggu (16-18/3/18)
Bandarlampung (SL) – Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lampung bersama Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Lampung menggelar Latihan Gabungan Search And Rescue (SAR).
Kegiatan yang diikuti Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) tingkat perguruan tinggi se-Lampung dan dilaksanakan selama tiga hari, digelar di Universitas Malahayati Lampung, Jumat hingga Minggu, (16-18/3/18).
Kegiatan yang diikuti 10 Mapala ini juga diikuti Mahasiswa Raden Intan Pecinta Alam (Maharipal) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL).
Pelatihan yang dikoordinatori oleh salah satu anggota Mahasiswa Pecinta Alam UIN Raden Intan Lampung, Wahyu Izhan Fatur Riadi itu dilaksanakan guna meningkatkan potensi-potensi SAR mahasiswa pencinta alam.
“Sebagai pegiat alam bebas, Mapala seharusnya dapat ikut andil dalam pelaksanaan SAR,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Utah ini.
Wahyu berharap, ilmu yang telah diberikan Basarnas kepada teman-teman Mapala dapat digunakan dengan baik.
“Kalaupun belum bisa terjun langsung ke masyarakat, setidaknya dapat berguna dalam pendidikan di instansi masing-masing,” harapnya. (*)
Bandarlampung (SL) – Puluhan mahasiswa menggelar unjukrasa di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung. Mereka mengatasnamakan Tim Analisis Mahasiswa, Konsentrasi pemerhati kebijakan dan anggaran pendidikan menuding Disdik Lampung menjadi instansi terkorup, dan gudang masalah anggaran, Senin (19/03/18).
Koordinator Lapangan (Korlap) unjuk rasa, Pirdani dalam rilisnya menyebutkan Disdik Provinsi Lampung adalah tempat kumpulnya mafia anggaran dan juga sebagai gudangnya permasalahan anggaran. “Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang yang memiliki anggaran besar baik anggaran yang bersumber dari APBD maupun dari dana pusat. Hingganya bidang pendidikan menjadi sebuah kue manis yang diperebutkan tikus tikus besar yang ingin menikmati kue tersebut, ” katanya didapingi puluhan mahasiswa.
Pirdani yang juga Koordinator Tim Analisis Mahasiswa Lampung, mengatakan rendahnya kualitas pendidikan akan berdampak pada guru dan peserta didik. Sehingga secara langsung berdampak pada proses pendidikan yang dilaksanakan. Tidaklah heran dalam bidang pendidikan banyak terjadi korupsi sistematis di berbagai lini walaupun korupsi dari tiap-tiap oknum kecil, tetapi jioa diakumulasikan maka akan menjadi nilai yang sangat besar. “Tentunya ini sangat merugikan negara dan daerah serta masyarakat Lampung selaku penerima manfaat dari anggapan tersebut, ” kata Pirdani.
Pirdani juga meminta aparat penegak hukum tidak tutup mata terkait dugaan Disdik Lampung menjadi sarang korupsi. “Dinas Pendidikan Provinsi Lampung seperti monster penghisap darah yang mengorbankan kepentingan generasi penerus demi kepentingan pribadi. Tindak korupsi dalam posisi jabatan tertentu di tempat yang berhamburan anggaran jika tidak dijalankan dengan benar akan mewariskan sifat kebusukan jiwa, berjiwa korup dan berkualitas rendah,” kata Pirdani dalam rilisnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Zulfakar, enggan memberikan tanggapan terkait unjuk rasa puluhan mahasiswa, dan tudingan tersebut. Dihubungi via phone tidak menjawab, dan pesan whatshapp, juta tidak dibalas. (jln/rls/*)
Bandarlampung (SL) – Pemeriksaan dugaan korupsi anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Provinsi Lampung tahun 2016 senilai Rp 55 miliar sudah setahun lebih dilakukan oleh Kejati. Namun hingga saat ini kelanjutan pemeriksaan itu belum juga ada titik terang.
“Yang pertama kita sebagai bagian pemantau anggaran daerah berharap kasus-kasus dugaan korupsi di Kejati bisa diungkap, termasuk Koni,” kata Koordinator Presidium Kebijakan Anggaran Daerah (KPKAD) Gindha Ansori Wayka, Senin (19/03/2018).
Ia berujar, publik Lampung menanti kelanjutan pemeriksaan dugaan korupsi Koni tahun anggaran 2016 lalu yang sempat menyita perhatian masyarakat Lampung beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai ada dugaan tebang pilih, agar ada kepastian hukum, masyarakat juga sebagai pemantau anggaran,” ujarnya.
Kemudian kata dia, pemerintah harus menjalankan tupoksi agar tercipta birokrasi yang bersih dari KKN. Ansori berharap Kajati yang baru, Susilo Yustinis ada keberanian untuk ungkap dugaan korupsi Koni.
“Kalo ada (temuan) ya dituntaskan. Jangan sampai berganti-ganti Kajati namun tidak ada kepastian (pemeriksaan Koni). kalo enggak ditemukan dugaan korupsi di Koni ya diungkap (ke pkublik) jangan malu,” sarannya.
Disinggung ihwal proses penyidikan yang cukup lama oleh Kejati?
“Kan bisa diukur masa’ setahun lebih tidak berjalan? Agar masyarakat yakin. Kita minta dengan kondisi itu, Kejati untuk bisa melaksanakan (pemeriksaan) itu dengan baik, perkara-perkara yang dianggap saling mengganggu kepentingan birokrasi bisa diserahkan ke KPK,” kata dia.
Advokat muda ini mencontohkan, jika ada dugaan korupsi di kabupaten yang berpotensi konflik birokrasi, kemudian Kejari ‘sungkan’ memeriksa pejabat terkait, maka bisa diserahkan atau diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi seperti Kejati atau lainnya.
“Artinya jika ada dugaan konflik kepentingan, harus ada upaya lain,” ucapnya.
Ansori menuturkan, nilai anggaran Koni tahun 2016 yang disoal mencapai Rp 55 miliar, angka itu nilainya fantastis, baiknya ucap dia, Ketua Koni Lampung M. Ridho Ficardo bisa melihat apakah dana itu pentingg atau tidak.
“Ini dapat menimbulkan korupsi enggak. Jad komprehensif (melihat keseluruhan). Kita berharap itu,” tuturnya.
Ansori meyakini, Kejati Lampung yang baru di bawah kepemimpinan Susilo Yustinis mampu mengungkap dugaan korupsi Koni.
“Masyarakat Lampung optimis dengan kasus ini (Koni). Saya pernah nyatakan Kejati baru mudah-mudahan mampu memberantasan korupsi. Mudah-mudahan beliau tegas,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun, Kejati Lampung sudah mengendus masalah itu dan sedang dilakukan pengusutan dengan memanggil sejumlah pihak terkait. Untuk menyelidiki masalah ini Kejati Lampung telah menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan (Sprindik) Nomor Print-06/N.8/Fd.1/11/2016 tertanggal 30 November 2016.
Korps Adiyaksa itu memeriksa belasan orang terkait masalah itu, di antaranya, Kabid Umum Koni Lampung Aulia Rivai, pengurus Koni Lampung Rezi Sabata, untuk dimintai keterangan terkait dugaan Tipikor anggaran Koni yang bersumber dari APBD Lampung tahun 2016 itu.
Dalam surat panggilan Nomor B-42/N.8.5/Fd.1/01/2017 tersebut Rezi Sabata dipanggil untuk dimintai keterangan dan diminta membawa dokumen-dokumen Koni. Rezi Sabata dipanggil dalam kapasitasnya sebagai Koordinator Bidang Transportasi.
Surat panggilan yang ditandatangani oleh Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Lampung Roberth M.Tacoy, SH.MH ini meminta Rezi Sabata untuk menghadap penyidik pada 19 Januari 2017.
Publik bertanya-tanya kelanjutan pemeriksaan tersebut. Kepala Seksi Penerangan Kejati Lampung Irfan Nata Kusuma saat dikonfirmasi berulang baik SMS dan telephone enggan menjawab pertanyaan wartawan. (red)
Bandarlampung (SL) – Pasangan Arinal Djunaidi – Chusnunia Chalim mengapresiasi keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung membatalkan rencana debat kandidat di Jakarta dan fokus melaksanakan di Provinsi Lampung.
Hal itu disampaikan Yuhadi, selaku liaison officer (LO) pasangan gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 tersebut, Senin (19/3).
Yuhadi menilai, keputusan yang dibuat KPU untuk mengadakan debat kandidat di Provinsi Lampung sangat tepat. Meski keputusan sepenuhnya ada pada KPU Lampung, namun penyelenggara Pemilu itu mempertimbangkan pendapat para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
“Tentunya kami, paslon nomor tiga sangat mengapresiasi keputusan KPU yang memutuskan untuk mengadakan debat kandidat di Lampung. KPU Lampung sangan demokratis dalam menentukan memutuskannya, dan mempertimbangkan pendapat kami,” jelas Yuhadi.
Dia mengatakan, seluruh paslon sebelumnya memang sependapat untuk mengadakan debat kandidat di Provinsi Lampung.
“Sebelumnya kan saya sudah bilang, ini hajatnya orang Lampung, jadi tentu saja KPU harus mengadakan debat kandidat di Lampung dengan segala keterbatasannya,” jelas Ketua DPD II Golkar Bandarlampung itu.
Terkait penayangan menggunakan Televisi (TV) Nasional, menurut dia, hal itu juga sangat tepat. Bila perlu, KPU menyiarkan debat kandidat menggunakan TV Nasional.
Sehingga, seluruh masyarakat Lampung dapat mendapatkan akses untuk menyaksikan debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur. (adw/rel)
Bandarlampung (SL) – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung menangkap komplotan jaringan narkoba di wilayah Bandarlampung, pukul 13.45 WIB, Jumat (16/3/2018). Lima orang ditangkap tiga diantaranya ditembak, dan satu tewas. BNN menyebut mengamankan satu kilo gram sabu Sabu.
Kepala BNN Lampung Brigjen Tagam Sinaga dalam ekspose penangkapan, di Kantor BBN Lampung, mengatakan dari empat pelaku, satu diantaranya harus ditindak tegas lantaran melawan petugas saat dilakukan penangkapan. Tiga pelaku lainnya yang ditangkap, satu diantaranya perempuan, istri salah satu tersangka.
Mereka adalah Julian Prandiko (27) alias Popo warga Gedong Air, Tanjungkarang Barat, Andhika (56) alias Bung warga Yos Sudarso bersama Mentari Triranti (20) alias Tari, warga Jalan Sisingamaraja, Bandarlampung. “Sementara yang tewas adalah Chandra Kesuma (28) alias Sempak, juga warga Gedong Air, Tanjungkarang Barat,” kata Tagam Sinaga dalam konferensi pers di kantornya, Senin (19/3/2018).
Menurut Tagam pelaku yang bertugas sebagai kurir sekaligus pengedar itu ditangkap di rumah kontrakannya. “Pelaku kita tangkap di rumah kontrakannya di Kurungan Nyawa, Gedong Tataan. Darinya kami mengamankan sabu-sabu sebanyak 1 kilogram yang disimpan didalam speaker,” ujarnya.
Sementara, lanjut Tagam, Julian dan Mentari merupakan suami isteri dengan cara nikah siri. Peran Julian merupakan sebagai kurir sekaligus penghubung ke bos yang diatasnya. Peran Mentari adalah yang sering mengambil gaji Julian dari bosnya. “Keduanya kita tangkap di sebuah kontrakan di Jalan Sejahtera, Gedong Air. Darinya kami mengamankan beberapa handphone dan kami juga menembak Julian dibagian kakinya karena akan melarikan diri saat akan ditangkap,” jelasnya.
Kemudian lanjutnya, dari pengembangan kembali menangkap Andhika alias Bung. Andhika ditangkap saat sedang transaksi bersama Chandra. “Pelaku sempat mengelabuhi kami, karena saat kami minta tunjukan KTP dan rumahnya tersangka mencoba melarikan diri sehingga kami terpaksa menembaknya dibagian kakinya. Dari empat pelakunya yang ditangkap, ketiganya ditembak, satu pelaku meninggal dunia Chandra Kusuma,” katanya. (nik)
Bandarlampung (SL) – Pasca warga kepung Polsek Jabung, Kapolda Lampung Irjenpol Suntana memerintahkan jajaran Polres Lampung Timur dan Polda Lampung untuk menjaga keamanan Polsek Jabung, dan kantor PT Austasia agar tidak terjadi konflik susulan.
“Masalah sudah selesai, hanya salah paham warga. Saya sudah peritahkan jajaran untuk segera amankan lokasi,” kata Suntana, dilangsir lampost.co, Minggu (18/3/2018).
Sementara Ditreskrimum Polda Lampung AKBP Bobby Marpaung mengatakan setidaknya ada 200 personel gabungan dari Satbrimob dan Sashabara Polda Lampung, Subdit Jatanras, dan personil polres Lampung Timur, berjaga untuk menciptakan suasana yang kondusif. “Sudah selesai, warga sudah pulang. Ini hanya miss komunikasi dengan warga,” katanya.
Bobby menjelaskan, belum ada satu orang pun dari pihak warga yang diamankan yang diduga sebagai provokator. “Selain itu, pemanggilan kades Negarabatin, hanyalah prosedur pemeriksaan dan pemanggilan untuk keterangan saksi,” katanya
Sebelumnya sekitar 500an warga desa Negara Batin Kecamatan Jabung, Lampung Timur mengepung PT Austasia Stookfed Jabung lantaran menerima adanya kabar kepala Desa mereka ditangkap oleh aparat polisi. Bahkan ribuan warga mempersenjatai diri dengan berbagai macam senjata tajam. (17/03/2018).
Kelompok massa terbagi menjadi dua, satu kelompok mengepung Mapolsek Jabung sedangkan kelompok lain merangsek ke PT Austasia stookped.
Ratusan massa marah di picu karena mendengar isu Kades setempat ditangkap Pihak Polres Lamtim dan Polda terkait dugaan pemalsuan SKT di Desa Negara Batin. SKT yang di buat merupakan lahan milik PT Austasia yang di klaim milik warga.
Mendengar isue kepala desa setempat ditangkap polisi. Warga meminta polisi membebaskan kepala Desanya yang ditangkap. Akibat kerusuhan itu 1 pos scurity dibakar massa, 2 unit motor dibakar dan kantor PT Austasia stookfed di lempari dengan batu.
Dilokasi anggota kepolisian dari Polres Lampung Timur sudah mulai berdatangan dan menenangkan massa. Sampai dengan saat ini belum ada pihak pihak yang dapat memberikan keterangan terkait peristiwa kerusuhan tersebut. (nlt/nt/jun)
Turut Hadir WWF Lampung, BKSDA Bengkulu, Moderator Juniardi. NGO WCS, TNWK, Watala, TNBBS, Krimsus Polda Lampung, Rektorat Unila, Mahasiswa Serta Para Penggiat Alam, dan Organisasi Pencinta Alam di Kampus Unila, Senin (19/3)
Bandarlampung (SL) – Mahasiswa pencinta alam se Lampung mengirim petisi kepada Kementerian Kehutanan, dan DPR RI, terkait ancaman kepunahan Gajah Sumatera. Mereka minta pemerintah mengkaji ulang regulasi, yang hingga kini tidak menyebutkan Gajah Sumatera (asli Indonesia,red) sebagai gajah yang dilindungi.
“Kesalahan pemerintah terjadi sejak 19 tahun lalu, tanpa ada perhatian. Sementara satwa paling ekosisten termasuk Gajah Sumatera itu terancama punah. UU menyebutkan Gajah India, bukan gajah Sumatera,” kata Eko, peserta Seminar konservasi dengan tema “Ancaman dan tatanan konservasi gajah sumatera menuju kepunahan,” di Kampus Unila, Senin (19/3).
Seminar menghadirkan pembicara WWF Lampung, BKSDA Bengkulu, Kepala TNWK (tidak hadir dan berwakil), TNBBS (tidak hadir), DPRD Lampung (tidak hadir), dipandu Moderator Juniardi. Hadir juga utusan NGO WCS, TNWK, Watala, TNBBS, Krimsus Polda Lampung, Rektorat Unila, Mahasiswa, para penggiat alam, dan organisasi pencinta alam.
Tidak hanya Gajah, tapi di Sumatera termasuk Lampung menjadi daerah yang dikenal terbesar perdagangan satwa liar dan langka. Sementara Pemerintah Provinsi Lampung terkesan cuek dan abai terhadap kelangsungan hidup Gajah, yang dikenal sebagai ikon Lampung. “Degradasi hutan terjadi di Lampung, semua hutan rusak. Dan menjadi sentra perdagangan satwa liar terbesar,” kata Alan, NGO Tanggamus.
Sementara Lia, juga menyoroti soal tidak jelasnya data jumlah Gajah yang ada di TNWK, dan TNBBS, “apakah masih ada, aman data statistiknya, kita sudah pernah ingin tahu berapa gajah yang dirawat, yang sakit, termasuk dokumen rumah sakit gajah itupun tidak ada, padahal banyak bantuan Autralia disana,” kata Lia.
Mahasiswa lainnya juga mempertanyakan penegakan hukum terhadap perburuan gajah, dan kematian Gajah, yang hingga kini belum membuat efek jera. Dengan vonis ringan bahkan bebas.
Utusan Polda Lampung juga meminta dukungan peserta seminar, untuk proses pengungkapan gajah mati di TNWK. “Doakan kami, mudah-mudahan dalam waktu dekat, kasus kematian gajah di TNWK terungkap,” kata penyidik utusan Polda Lampung, disambut tepuk tangan peserta. (nik)
Bandarlampung (SL) – Jumlah kasus kematian gajah memang berkurang pada tahun 2017. Akan tetapi, potensi kematian yang diakibatkan oleh manusia masih menjadi ancaman serius bagi berkurangnya mamalia dari familia Elephantidaeini. Ironisnya perburuan liar dan pembukaan lahan masih menjadi momok bagi keberlangsungan hidup hewan langka di Indonesia ini.
“Dari sekian banyak satwa yang berstatus punah, gajah sumatera (Elephas maximus) paling mengenaskan. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) menaikkan status gajah sumatera, yang tadinya Endangered menjadi Critically Endangered. Dengan kata lain, status gajah sumatera saat ini adalah terancam punah,” kata Management Effektiveness in Protected Area Officer WWF Indonesia, Beno Fariza Syahri, dalam seminar Mapala Unila, Senin (19/3), di Lantai 4 Ruang sidang Rektorat Unila.
Seminar konservasi dengan tema “Ancaman dan tatanan konservasi gajah sumatera menuju kepunahan,” menghadirkan pembicara WWF Lampung, BKSDA Bengkulu, Kepala TNWK (tidak hadir dan berwakil), TNBBS (tidak hadir), DPRD Lampung (tidak hadir), dipandu Moderator Juniardi. Hadir juga utusan NGO WCS, TNWK, Watala, TNBBS, Krimsus Polda Lampung, Rektorat Unila, Mahasiswa, para penggiat alam, dan organisasi pencinta alam.
Menurut Beno Fariza Syahri mengatakan, di Indonesia ada dua spsesies Gajah yang ada, yaitu Gajah Kalimantan dan Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus). Di Sumatera ada 7 Provinsi yang memiliki habitat Gajah, yaitu Aceh, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu.
Pria yang bekerja di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini menuturkan, prinsip Integrated Human Elephant Conflict Mitigation (I-HECM) meliputi, proaktif yaitu melakukan pencegahan sebelum terjadi konflik, kemudian holistik yaitu, hidup berdampingan antara manusia dan Gajah, lalu Win-win solution yaitu, berbagi ruang melalui tata kelola wilayah dan pembinaan habitat. “Sinergitas yaitu, memadukan semua pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat,” kata Beno.
Alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan seperti yang terjadi di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus menjadi pemicu terjadinya konflik antara gajah dan manusia. Dampak dari itu kata Seno, Gajah bisa memasuki kawasan pemukiman warga, karena berkurangnya habitat gajah. (jun)
Seminar Konservasi Gajah Sumatera Yang Di Selenggarakan Mapala Unila di ruang Sidang 1, Lantai 4 Rektorat Universitas Lampung, Senin (19/03/18) (Foto/Dok/Jun)
Bandarlampung (SL) – Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah III Lampung KSDA Bengkulu, Teguh Ismail mengingatkan masyarakat jika satwa liar seperti Gajah, Harimau dan Badak membutuhkan kesimbangan ekosistem dan habitat.
Hal ini dikatakanya saat Seminar Konservasi Gajah Sumatera yang selenggarakan Mapala Unila di ruang sidang 1, lantai 4 Rektorat Universitas Lampung, Senin (19/03/2018).
Teguh Ismail mengatakan jika antara manusia dan hewan sama-sama memiliki kepentingan, namun hal itu haruslah sejalan sehingga keduanya mendapatkan keseimbangan. “Manusia dan satwa liar sama-sama penting. Gajah juga harus dilindungi, maka dari itu kita harus berdampingan,” katanya.
Menurutnya, target BKSDA adalah populasi gajah beserta habitatnya di Indonesia dapat pulih kembali dan dapat dipertahankan secara ekologis, genetik dan geografis. “Kemudian pemerintah pusat dan daerah yang memiliki habitat gajah menggunakan strategi aksi dalam merancang dan menetapkan rencana tata ruang dan pembangunan daerah,” katanya.
Dilanjutkanya, pihak BKSDA memiliki beberapa pengalaman untuk menjaga keberlangsungan polulasi gajah dan menjaga ekosistemnya serta mencegah konflik dengan manusia, di antaranya, dengan rekayasa tanaman harus ditingkatkan agar populasi gajah terjaga.
Rekayasa pakan alami dengan menanam rumput gajah, rumput teki, pisang, palem dan lainnya yang disukai gajah di wilayah habitat gajah. “Melakukan penanaman penghindar gajah, seperti singkong pahit, tanaman berbau menyengat seperti sereh, kemiri di dekat pemukiman warga. Agar gajah menjauhi lokasi tanaman yang tidak disukai gajah,” Kata Alumnus Universitas peryanian Unila ini.
Dijelaskanya, Gajah merupakan hewan yang pintar dan sensitif, namun bisa keluar dari habitatnya, karena di dalam hutan sebagai habitatnya dialih fungsi menjadi lahan perkebunan. “Maka gajah keluar dari hutan, karena rumput tetangga lebih segar, sementara di hutan ada tanaman kopi dan lainnya,” katanya. (jun)
Pengurus Daerah Bandung Karate Club (PENGDA BKC) Provinsi Lampung Sambangin Posko Pemenangan Arinal-Chusnunia di Bandar Lampung, Sabtu (17/3/18)
Bandarlampung (SL) – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung nomor urut 3 tak henti-hentinya terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik Organisasi, maupun Kelompok Masyarakat yang menyatakan komitmennya untuk mendukung dan memenangkan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi-Chusnunia, pada Pilkada Lampung 27 Juni 2018 mendatang.
Dukungan kali ini datang dari Pengurus Daerah Bandung Karate Club (PENGDA BKC) Provinsi Lampung, yang hadir langsung ke posko pemenangan Arinal-Chusnunia di Bandar Lampung, Sabtu (17/3) sore.
Kehadiran jajaran Pengda BKC Lampung ini di sambut langsung oleh Ketua Tim Kerja Pemenangan Arinal-Chusnunia, H. Tony Eka Candra, dan didampingi oleh H. Riza Mirhadi, Bambang Purwanto, Yusro Hendra Perbasa, dan Salamun.
Ketua harian Pengda BKC Lampung M. Ali Chandra mengatakan, BKC Lampung merupakan salah satu Perguruan Karate terbesar di Provinsi Lampung, dan telah memiliki Dojo hingga pelosok desa di seluruh Provinsi Lampung, dengan jumlah anggota Keluarga Besar BKCM dan Atlet mencapai 17.800 orang, dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) sebanyak lebih dari 2500 Karateka yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung, serta telah melahirkan atlet-atlet berprestasi hingga kancah International.
Pemegang Sabuk Hitam DAN VI Karateka ini berharap, dalam momentum Pemilihan Gubernur Lampung kedepan, Pihaknya berkomitmen mendukung pasangan Arinal-Chusnunia.
“Tanpa ada iming-iming apapun, dan paksaan dari pihak manapun, kami jajaran Pengurus Daerah BKC Lampung berdasarkan hasil rapat bersama 15 Pengurus Cabang (Pengcab) Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, sepakat berkomitmen, mendukung dan siap memenangkan Pasangan Arinal-Chusnunia dalam Pilgub Lampung 2017 nanti,” tegas Ali diamini jajaran pengurus lainnya, Teddy Hermanto selaku Sekertaris, Toto Subiakto Bendahara, dan Budiyanto selaku Ketua Majelis Sabuk Hitam (MSH).
Kemudian, Ali menjelaskan beberapa prestasi yang telah berhasil diraih oleh Atlit BKC Lampung di Tingkat Internasional, diantaranya meraih Medali Perunggu Kejuaraan International Karate Asia Federation (AKF) atas nama Rani Oktasari pada tahun 2016, dan Kejuaran Dunia International Karate Championship Tahun 2017, berhasil meraih Medali Emas, dan Medali Perunggu atas nama Renhard Reinaldi, serta pada Maret 2018 dalam Kejuaraan Pangkostrad di Cilodong, atas nama Yosi Apriliana Sari juga berhasil Meraih Medali Emas, dan Ali juga menjelaskan berbagai agenda kegiatan BKC Lampung yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, serta harapannya kepada Pasangan Arinal-Chusnunia.
“Insya Allah BKC Lampung akan terus menorehkan prestasinya dibidang olahraga Karate, dan dalam waktu dekat kami akan adakan ujian kenaikan tingkat (UKT) secara massal yang akan dihadiri langsung oleh Kang Iwa Rahadian Arsanata selaku Ketua Dewan Guru dan Pendiri Perguruan BKC, serta harapan kedepan, agar Pasangan Arinal-Chusnunia kelak terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, dapat menambahkan porsi Beasiswa bagi Atlet berprestasi,” tandasnya.
Sementara menyikapi hal tersebut, Ketua Tim Kerja Pemenangan H. Tony Eka Candra menyambut baik dan menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi tingginya atas dukungan BKC Lampung yang telah berkomitmen mendukung bahkan siap memenangkan pasangan Arinal-Chusnunia dalam Pilgub Lampung.
Tony yang juga sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Lampung ini menjelaskan tentang Program Pasangan Arinal-Chusnunia yang diusung Koalisi Partai Golkar, PKB dan PAN ada di dalam 8 Program Utama Arinal-Chusnunia untuk Rakyat Lampung, dan akan senantiasa tulus melayani rakyat.
“Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan Keluarga Besar BKC kepada Pak Arinal-Chusnunia, dan dukungan ini merupakan sumbangsih yang besar untuk kemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 3, Arinal-Chusnunia”, pungkasnya.(rel)