Tag: Bandar Negeri Suoh

  • Warga Protes Bendungan PT TEP Berdampak Banjir Dan Kerusakan Infrastruktur Desa Perusahaan Cuek?

    Warga Protes Bendungan PT TEP Berdampak Banjir Dan Kerusakan Infrastruktur Desa Perusahaan Cuek?

    Tanggamus (SL)-Keberadaan bendungan Tanggamus Electric Power (TEP) tidak membawa kemajuan bagi Pekon Tugu Ratu dan Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh dan Pekon Tanjungsari Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat.

    Tapi justru menyebabkan kampung yang berada di perbatasan Lampung Barat-Tanggamus itu kerap tergenang banjir, akibat pendangkaan sungai di Suoh, Kabupaten Lampung Barat. Warga yang resah dipimpin tokoh adat, dan Peratin (kepala kampung), melakukan protes ke manajemen perusahaan, Senin 15 Juni 2020 pukul 15.00 WIB.

    Dalam rilis warga kepada sinarlampung.co menyebutkan aksi warga yang protes dengan mendatangi PT.TEP. Mereka membawa sejumlah pamplet berisi tuntutan mereka, antara lain bertuliskan: Kubangan di mana-mana, PT TEP kejam dan Kalau tidak diperbaiki, jalan-jalan akan jadi kolam ikan.

    warag juga dipimpin tiga tokoh yaitu Edi Gunawan (tokoh masyarakat Pekon Banding Agung), Idham Idris (tokoh masyarakat Tugu Ratu), dan Peratin Tanjung Sari Sukamto, atas nama warga Pekon Tugu Ratu dan Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh dan Pekon Tanjungsari Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS).

    Karena sejak ada bendungan PT TEP, setiap hujan deras, air sungai meluap hingga ke sejumlah pekon di Suoh dan BNS.. Selain banjir, bendungan tersebut juga membuat pendangkalan sungai di Kali Tarung, Pekon Tugu Ratu, perbatasan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus. “Perusahaan kurang peduli terhadap lingkungan, termasuk akses jalan warga sekitar bendungan yang digunakan sebagai akses jalan PT TEP,” kata warga.

    Namun, aksi warga itu tidak ditanggapi oleh pihak PT TEP. Camat Suoh Novi Andri menyayangkan tak adanya tanggapan pihak perusahaan terhadap keluhan warganya itu. Warga akan menyiap rencana aksi susulan. (Red)

  • Sebanyak 50 KK di Bandar Negeri Suoh Lambar Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

    Sebanyak 50 KK di Bandar Negeri Suoh Lambar Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

    Lampung Barat (SL) – Sedikitnya 50 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Mekar sari, Pekon (Desa) Ringin jaya, kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) kabupaten Lampung Barat (Lambar) terancam kehilangan mata pencahariannya, pasalnya lahan pertanian dan perkebunan mereka tergerus derasnya aliran air Kali Semaka.

    Hendri, salah satu warga setempat yang mewakili warga lainnya menuturkan bahwa lahan pertanian dan perkebunan miliknya bersama warga lainnya yang terkena dampak gerusan Kali Semaka hingga kelebaran 50 meter. “Kondisi seperti ini sudah sejak setahun terakhir, tapi hingga kini pemerintah daerah belum juga merespons keluhan kami. Sedangkan ini merupakan satusatu nya sandaran hidup kami, mutlak kebutuhan kita dari situ,” kata Hendri melalui sambungan selulernya, Minggu (20/1/2019).

    Hendri mengaku jika pihaknya sudah dua kali membuat laporan yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Lambar agar Kali Semaka tersebut bisa dinormalisai. Namun sampai saat ini belum juga mendapat respons dari pemerintah setempat. “Pertama kita buatkan laporan yang kita tujukan dengan pemerintah melalui salah satu anggota DPRD Dapil sini dan yang kedua kita buatkan dan kita kirim melalui aparatur Pekon untuk diberikan dengan Camat agar bisa ditindaklanjuti, namun lagi­lagi tidak ada kabar berita bahkan yang kita titipkan dengan aparatur Pekon ternyata tidak sampai di tangan Camat,” keluh Hendri.

    Karena tidak ada satupun yang direspons lanjut Hendri, pihaknya kembali membuatkan laporan ulang untuk yang ketiga kalinya dan akan langsung diberikan dengan Camat untuk ditindaklanjuti ke pemerintah atau dinas terkait. “Sebetulnya kalau berdasarkan kaca mata kami selaku masyarakat biasa, jika ada alat berat paling hanya akan memakan waktu dua hari untuk pelurusan aliran Kali Semaka agar tidak terus menerus menggerus lahan yang ada,” jelasnya.

    Dirinya berharap agar kondisi tersebut bisa secepatnya ditindaklanjuti, karena jika berlarut-­larut di khawatirkan bisa menghabiskan lahan sandaran hidup warga yang terkena dampak, mengingat sudah banyak lahan yang sama sekali sudah tidak bisa di gunakan lagi, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa sampai permukiman warga, Sampai Handri penuh harapan. (net/Agus)