Tag: Bandung

  • Helikopter Latih TNI AD Jatuh, 5 Kru Selamat

    Helikopter Latih TNI AD Jatuh, 5 Kru Selamat

    Jawa Barat, (SL) – Helikopter latih milik TNI AD (Penerbad) berjenis Bel 412 jatuh di kawasan wisata Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (28/5) siang. Pilot dan penumpang selamat walaupun heli hancur dan terbakar.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, helikopter Latih tersebut jatuh di Perkebunan Teh Ciwidey Kampung Bayongbong, Desa Patenggang, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.

    Lima kru dilaporkan selamat dan dalam keadaan sadar. Namun, mereka mengalami luka patah dan lecet. Korban dilarikan ke RSUD Soreang.

    Dilansir dari Inews Jawa Barat, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, minggu (28/5) sore, membenarkan bahwa telah terjadi crash Helikopter latih milik TNI AD yang jatuh di kawasan wisata kebun teh Ciwidey.

    Kusworo belum menjabarkan secara rinci jenis helikopter beserta data pilot dan kru yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

    Sementara itu, dari video yang beredar di media sosial, tampak ada satu orang yang dievakuasi oleh warga beserta anggota TNI ke dalam mobil ambulans. Terlihat juga salah satu orang yang mengalami luka. (Red)

  • Konvoi Motor Trail Rusak Lahan Kawasan Wisata Kampung Cai Rancaupas Pancing  Amarah Pengelola

    Konvoi Motor Trail Rusak Lahan Kawasan Wisata Kampung Cai Rancaupas Pancing  Amarah Pengelola

    Bandung (SL)-Video Kemarahan pengelola lahan Kawasan Wisata Kampung Cai Rancupas beredar. Kemarahannya dipicu lantaran tak terima tanaman bunga rawa yang ia tanam hancur dirusak konvoi motor trail.

    Dalam cuplikan video yang beredar, sang pengelola lahan kawasan wisata bernama Supriatna tampak marah dengan raut wajah penuh kekesalan. Bagaimana tidak, bunga rawa yang sudah langka dengan susah payah ia rawat, rusak begitu saja.

    “Lihat sama mata anda hancur gak. Dan lokasi ini meski banyak rumput, biar anda paham udah saya tanam lagi, saya kembang biakkan di sini bunga rawa, rusak paham gak. liat nih hancur,” kata Supriatna sembari menunjukkan lokasi bunga rawa yang rusak, dikutip laman twitter@NarasiNewsRoom, Rabu 8 Maret 2023.

    Beredarnya video kemarahan Supriatna tersebut direspon Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberi izin terhadap kegiatan yang merusak lingkungan.

    Diketahui sekitar 2.000 tanaman bunga rawa di kawasan Wisata Kampung Cai Rancupas, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat rusak akibat terlindas konvoi trail yang sedang mengelar acara pada Minggu, 5 Maret 2023 lalu.

    Terhadap adanya kerusakan tanaman bunga rawa tersebut, pihak panitia acara Event motor trail tersebut telah memberi klarifikasi sekaligus menyampaikan permohonan maaf. Mereka Sadat bahwa kejadian tersebut atas kelalaian panitia sehingga merugikan semua pihak. (Red)

  • Viral Video Pelajar SMP Dibuli Hingga Pingsan di Bandung Bikin Geram Nitizen

    Viral Video Pelajar SMP Dibuli Hingga Pingsan di Bandung Bikin Geram Nitizen

    Bandung (SL)-Kasus bullying kembali terjadi di lingkungan sekolah. Kali ini terjadi di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kota Bandung. Aksi bullying antar pelajar tersebut beredar dan viral di media sosial Twitter yang diposting melalui video berdurasi 20 detik oleh akun @cafeguy dengan 251 ribu penonton, 10 ribu like, dan 2 ribu lebih komentar. Jumat, 18 November 2022.

    “Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan,” ujar akun @cafeguy sembari meng-tag @disdik_bandung dan @RESTABES_BDG

    Dalam postingan video yang diunggah, tampak seorang siswa berpakaian batik memakaikan helm warna merah kepada salah satu siswa yang sedang duduk di bangku belajar.

    Setelah itu, siswa yang memakaikan helm lantas menendangi dan memukuli kepala siswa berpakaian olahraga. Tidak cukup sampai disitu siswa lainnya pun turut memukulinya hingga jatuh ke lantai.

    Menyaksikan ulah para siswa tersebut, beragam reaksi netizen memenuhi kolom komentar yang geram terhadap kelakuan para remaja pelaku bullying. Bahkan, tak sedikit warganet yang mengecam.

    “Ini tindakan kriminal, bukan hanya kenakalan remaja. Pembulian seperti ini akan membuat korban trauma yg bahkan bisa tidak hilang sampai dewasa nanti. Demi kebaikan korbannya, pelaku pembulian harus dikeluarkan dari sekolahnya,” ucap akun @pp_prayoga.

    “keluarin yang nendang, gak pantes buat sekolah,” ujar @sgngprsty.

    Selain kecaman terhadap pelaku buli, tak sedikit warganet menyoroti sekolah yang menjadi TKP aksi bully.

    Bahkan salah satu akun yang ikut berkomentar meminta Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengusut tuntas kasus ini. “@ridwankamil pak mohon di lihat ini agar langsung di usut tuntas sampe ke guru2nya. Udh di aduin ke guru kok di diemin. Ini sekolah engga bener, bukan mencetak generasi berakhlak malah mencetak kriminal,” tambah akun @sukasukague.

    Menurut informasi, kasus bullying tersebut diduga terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Baiturrahman, Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat. (Red)

     

     

     

  • Meiza Penderita Difabel Yang Nekad Kuliah di UNISBA Demi Cita-cita

    Meiza Penderita Difabel Yang Nekad Kuliah di UNISBA Demi Cita-cita

    Bandung (SL)-Eks Mahasiswi Universitas Islam (UNISBA) Astri Meiliawati Agustin atau disapa Meiza merupakan wanita difabel yang punya slogen “Lampaui Batasmu” untuk memberi semangat dirinya sendiri. Meiza kehilangan Pendengaran sejak usia dua tahun.

    Kehilangan pendengaran tidak menyurutkan tekadnya untuk tetap mengenyam pendidikan. Alasan melanjutkan studi untuk menemukan relasi baru dan membuka jaringan yang lebih luas. Secara pribadi yang membuatnya selalu semangat adalah sosok seorang ibu.

    “Bagi saya alasan untuk terus semangat adalah ibu. Dengan harapan melanjutkan kuliah akan membuat masa depan cerah,” tuturnya kepada Sinarlampung. Sabtu, 29 Oktober 2022.

    Mantan Pelajar yang dilabeli sebagai lulusan terbaik dan berprestasi di SMA ini menyebut, kuliah baginya penting karena kesempatan berkarier semakin luas, peningkatan soft skill dan mengembangkan minat. “Kesempatan memiliki banyak teman dan untuk persiapan kerja,” tambahnya.

    Awal Kuliah di UNISBA

    Awal-awal masuk kuliah, Meiza terfokus untuk masuk kelas dan mengenal dosen dan materi yang menjadi pembahasan. Dia pun mengikuti beberapa organisasi di kampus, diantaranya KSR PMI Unit UNISBA, KAMMI, BOM-PAI dan UKU.

    “Saat menjadi mahasiswa bukan hanya belajar di kelas saja, namun banyak tempat lain untuk belajar karena saya suka mengikuti beberapa kegiatan dan organisasi. Alhamdulillah saya juga dapat beasiswa Baitul Maal dari jalur mahasiswa aktivis,” ungkap Meiza.

    Sementara prodi yang ia pilih adalah Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Hal ini menjadi alasan, karena ingin bergelut di dunia perekonomian. Terlebih, waktu SMA Meiza kerap mengikuti beberapa olimpiade terutama di bidang ekonomi.

    Lanjutnya, UNISBA termasuk kampus Islam terbaik di Bandung, kurikulum terakreditasi, bangunan dan fasilitas yang memandai. Selain itu, biaya perkuliahan lebih murah. Poin lainnya UNISBA juga sebagai kampus dengan suasana agamis dan keislaman yang baik.

    Lebih lanjut menurutnya, untuk awal perkuliahan sekitar semester satu dan dua pembelajarannya tatap muka (offline), proses belajarnya lebih ke baca buku. Karena tidak semua perkuliahan menyediakan materi yang bisa dibaca seperti materi infokus dan modul.

    Kesulitannya yang ditemui yakni, tidak semua penjelasan dapat dimengerti karena kata-kata baru dan perbedaan cara pengucapan. Selain itu, Komunikasi sehari-hari wajib memakai lips reading sehingga sangat kesulitan memahami pembicaraan yang cepat.

    Kemudian saat Meiza duduk di semester tiga dan empat, metode pembelajaran dilakukan secara online karena adanya pandemi Covid. Sehingga pembelajaran lebih sering membaca materi yang diberikan.

    Lebih jauh, Meiza menjelaskan, pembelajaran online sangat sulit memahami dosen karena tampilan gadget sering loading, patah-patah dan kurang jernih. Biasanya banyak menulis materi yang diberikan ketimbang menyimak perkataan dosen.

    Diharapkannya, ilmu dan pengalaman yang didapat dari UNISBA dapat bermanfaat baik di dunia maupun akhirat. “Membanggakan ibu, semakin berani dalam menghadapi tantangan dunia baru, terus berkembang, mendapatkan pekerjaan bagus, membangun bisnis serta melanjutkan studi Pascasarjana,” katanya.

    Meiza juga berharap, UNISBA menjadi kampus berkualitas, mencetak lulusan yang mampu bersaing di dunia luar, berkembang lebih luas dari segi lingkungan dan setiap jurusan lebih banyak peminat dan menjadi kampus favorit.
    “Serta kebijakan untuk mahasiswa difabel semakin baik,” imbuhnya.

    Pesan Meiza Kepada Penderita Difabel

    Menurut Meiza, mendapatkan takdir sebagai seorang yang kekurangan bukan hal indah dan bukan pula kehidupan yang mudah dijalani. Tetapi perlunya menanamkan pikiran positif terhadap Sang Pencipta, bahwa karunia-Nya lebih besar.

    “Artinya, terutama saat kita benar-benar ingin menyerah, ingatlah tujuan dan niat utama dari perjuangan yang sedang dijalani. Untuk apa kamu hidup?. Seperti apakah hanya mengejar kebahagiaan semata?. Apakah untuk membuat seseorang bangga?,” tutur dia.

    Dia menyarankan, untuk menjadikan Hinaan atau pengasingan sebagai motivasi untuk melangkah lebih jauh. Maka, memutuskan dan beranjak dari zona nyaman adalah jalan terbaik.

    “Temukan tempat dimana kamu akan diterima dan dihargai. Jangan putus harapan, bahkan sa’at tubuh sudah terasa lumpuh, hati terasa hancur, beban pikiran serasa tak ada jalan keluar, bahkan sa’at hidup sudah seperti di ujung tanduk, ingatlah bahwa Allah tahu kamu mampu,” paparnya.

    Menurut hematnya, tidak ada kata terlambat untuk hal apapun yang diinginkan. Tidak masalah seberapa lambat perjuangan dan usaha asalkan tidak pernah berhenti. “Ubahlah hidupmu hari ini,” tandasnya.

    Masa Kecil Meiza

    Menurut ceritanya, Meiza adalah anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Agus Sunarya dan Mimin Nurhayati. Kedua orang tua Meiza berpisah sejak usianya masih belia dan tidak pernah bertemu ayahnya.

    Berlatar belakang kondisi perekonomian keluarga yang tidak terlalu bagus, dibesarkan orang tua tunggal yaitu ibunya.

    Meiza masih bisa berbicara seperti biasa, namun seiring berjalannya waktu suara pun ikut berbeda (tidak seperti dahulu) karena syaraf THT. Kehilangan pendengaran atau tuna rungu. sejak kelas dua SD dan dan terus memburuk hingga permanen.

    Diketahui, saat ini Meiza bekerja sebagai marketing online hampir satu tahun, pekerjaan ia dapatkan sebelum wisuda program sarjana.
    Sebelumnya, saat masih kuliah, ia juga pernah bekerja menjadi model pakaian dan admininistrasi online. (Heny)

  • Cerita Perjalanan Kampus Berbasis Islam UNISBA

    Cerita Perjalanan Kampus Berbasis Islam UNISBA

    Bandung (SL)-Kepala Bagian Komunikasi dan Humas Universitas Islam Bandung (UNISBA), Firmansyah memaparkan sejarah singkat awal berdirinya kampus pendidikan berbasis islam ini kepada Sinarlampung secara eksklusif. Rabu, 21 September 2021.

    Dia menyebutkan, berdirinya UNISBA berawal dari pandangan sekelompok orang yang merasa bahwa muslim harus maju dan berpendidikan. Atas inisiatif tersebut, akhirnya didirikanlah sebuah institusi pendidikan yang kemudian berganti menjadi universitas dengan tiga Fakultas.

    “Institusi ini berbasis keislaman dengan pendidikan Islam selalu ada sebagai perjuangan kita. UNISBA terdiri dari tiga fakultas yakni Syariah, Dakwah dan Tarbiyah,” ujarnya kepada Sinarlampung.

    Dalam wawancara ekslusif tersebut, wartawan Sinarlampung berhasil merangkum informasi seputar sejarah berdirinya UNISBA. Berikut ulasannya…

    Sejarah Awal UNISBA

    Pada tahun 1957, sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat bersama beberapa ulama yang pada saat itu menjadi anggota Konstituate, menggagas kaderisasi pemimpin umat yang faqih fiddin di masa mendatang.

    Pada tanggal 15 November 1958, gagasan tersebut diwujudkan melalui pendirian Perguruan Islam Tinggi (PIT), di bawah Yayasan Pendidikan Islam dengan Akte Notaris Lie Kwie Nio, nomor 42. Para pendiri yang tercantum pada akte Notaris yaitu, Prof. Sjafie Soemardja, dr. H. Chasan Boesoiri, Drs. Achmad Sadali, Oja Somantri, R. Kosasih, R. Sabri Gandanegara dan Dadang Hermawan.

    Kemudian tahun 2007 Yayasan Pendidikan Islam diubah dengan Akte Notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, SH., Nomor 07, tertanggal 22 April 2007, menjadi Yayasan Universitas Islam Bandung (Yayasan UNISBA).

    Maksud dan Tujuan UNISBA

    Secara filosofis, dibalik semua itu terkandung harapan akan pelaksanaan ajaran Islam, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi, bertanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan umat manusia yang berdasarkan pada pencapaian ridha Allah Swt.

    Selanjutnya, kehadiran perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat di tengah berbagai macam corak perguruan tinggi pada waktu itu.

    Pembentukan perguruan tinggi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat Jawa Barat melalui para anggota DPRD-GR Propinsi Jawa Barat.

    Awal Perkuliahan UNISBA

    Untuk pertama kalinya, kegiatan perkuliahan diselenggarakan di Gedung Muslimin, Jalan Palasari, nomor 9, Bandung. Setahun kemudian (1960), kegiatan akademik dipindahkan ke Jalan Abdul Muis, nomor 73, Bandung.

    Pada tahun 1967, Perguruan Islam Tinggi (PIT) berubah menjadi Universitas Islam Bandung (UNISBA) yang dipimpin oleh Prof. T. M. Soelaeman, M.Sc., EE. Sejak tahun 1972, seluruh kegiatan universitas diselenggarakan di kampus biru, yaitu di Jalan Tamansari nomor 1, Bandung, di atas tanah seluas 10.808 m2, yang disediakan Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung.

    Berbekal swadana dan swadaya kaum muslimin, didirikan bangunan-bangunan semi permanen untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, fasilitas akademik, Masjid Al-Asya’ari Unisba, dan aula serbaguna.

    Karena jumlah mahasiswa semakin bertambah dan program akademik semakin banyak pada tahun 1980, dibangun kampus II di Ciburial Dago, lebih kurang 7 km dari kampus di Tamansari. Kampus II tersebut dibangun pada lahan sumbangan dari H. Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri pada waktu itu).

    Sejak tahun 1987, seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan dipusatkan kembali di kampus Jalan Tamansari, sedangkan kampus II Ciburial digunakan untuk kegiatan pesantren mahasiswa, pertemuan-pertemuan ilmiah, penataran, dan pelatihan. (Rls/Heny HDL)

  • Sejarah Transfortasi Rahasia KLB Trik Bung Karno Perdaya NICA

    Sejarah Transfortasi Rahasia KLB Trik Bung Karno Perdaya NICA

    Bandung (SL)-Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno mengenang perjalanan dengan Kereta Luar Biasa (KLB). Bapak proklamator itu mengatakan, “Saya pada malam 4 Januari 1946 meninggalkan Jakarta secara rahasia memindahkan Pemerintah Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejak itu Formasi KLB masih sering menjalankan tugas-tugas yang penting bagi Presiden”.

    Humas PT Kereta Api Pariwisata M. Ilud Siregar menyampaikan bahwa keberadaan kereta wisata di Indonesia diawali dengan nama perjalanan kereta api luar biasa. “Pada saat itu direncanakan perjalanan rahasia kereta api luar biasa Presiden Indonesia Pertama yaitu Soekarno dari Jakarta ke Yogyakarta,” ungkapnya kepada wartawan sinarlampung.co. Selasa, 20 September 2022.

    Dia menerangkan, Kereta wisata adalah kereta yang didesain secara khusus yang dilengkapi fasilitas mewah dan layanan premium. Kereta wisata (Kawis) termasuk jenis kereta VIP yang dapat disewa untuk keperluan khusus sesuai dengan permintaan.

    Di Indonesia kereta wisata dikomersialkan dengan 2 skema yaitu pola FIT/Perorangan (pada tipe dan Jadwal KA tertentu) dan pola charter/disewakan. “Kawis dapat digandeng atau dirangkaikan dengan kereta api reguler (kelas eksekutif dan ekonomi AC) maupun dioperasikan sebagai Kereta Luar Biasa (KLB),” paparnya.

    Tidak berhenti sampai disitu, Ilud juga memaparkan sejarah awal mulanya kereta wisata (kawis).

    Sejarah KLB Menjadi Kereta Wisata (Kawis)

    Pada 01 Januari 1946, Presiden Soekarno memanggil Kepala Eksploitasi Wilayah Barat, Soegandhi ke jalan Proklamasi dalam rangka perencanaan perjalanan ke Yogyakarta dengan kereta api. Kemudian, Soegandhi menghubungi kantor Dipo Manggarai untuk mempersiapkan rangkaian kereta yang digunakan. Diketahui, KLB mempunyai keistimewaan untuk seluruh unit kereta.

    Pegawai yang diberi tugas saat itu adalah BS Anwir, Kepala Traksi di Manggarai. Kemudian diputuskan rangkaian yang digunakan adalah kereta yang biasa dipakai oleh rombongan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

    Karena sudah lama tidak digunakan, rangkaian kereta dilakukan pemeriksaan dan perbaikan, agar pekerjaan ini berjalan dengan sempurna dan cepat. Sementara itu, di Dipo Manggarai,
    telah dilakukan penjagaan oleh Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) agar orang yang tidak berkepentingan tidak bisa masuk.

    Setelah itu, BS Anwir dan Kepala Dipo Jatinegara mempersiapkan lokomotif yang akan dipergunakan. Pilihan lokomotif yang akan dioperasikan adalah C 2849. Pada tanggal 03 Januari 1946 pagi hari, rencana rahasia tersebut hanya diketahui oleh kalangan terbatas terutama petugas-petugas yang akan mengoperasikan perjalanan KLB.

    Persiapan Kereta Api Luar Biasa (KLB)

    Kepala masinis dan wakil menghitung apa saja yang harus dipersiapkan, seperti bahan bakar kayu dan balok es untuk pendingin lokomotif. Terutama cara mengalihkan tentara NICA yang saat itu mengawasi Stasiun Jatinegara hingga Gambir.

    Pada siang harinya dibuat barikade-barikade yang menghalangi pengawasan tentara NICA. Lokomotif C 2849 melakukan manuver langsir hingga Stasiun Gambir. Manuver langsir ini untuk mengalihkan pengawasan NICA.

    Lokomotif C 2849 yang dikendalikan oleh Masinis bernama Husein melakukan aksi langsir ke stasiun penyusunan kereta (emplasmen) Manggarai dan berhasil menggandengkan 8 rangkaian kereta KLB dari adanya pengawasan tentara NICA.

    Setelah pukul 18.00 WIB, seluruh rangkaian kereta bergerak dari Stasiun Manggarai dalam keadaan jendela tertutup dan lampu dimatikan ke arah barat melewati terowongan Pasar Rumput dan berhenti di Pegangsaan, persis di belakang rumah Bung Karno.

    Proses Presiden Soekarno dan Fatmawati Memasuki KLB

    Rangkaian kereta dalam keadaan jendela tertutup dan lampu dimatikan. Presiden Soekarno dan Ibu Fatmawati yang menggendong Guntur keluar dari Pagar belakang rumah menaiki kereta api. Tidak lama, disusul oleh Wakil Presiden Hatta dan rombongan lainnya naik ke dalam kereta. Para penumpang KLB ini tidak ada yang membawa bekal. Seluruh bekal sudah dipersiapkan oleh DKARI (Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia) pada hari sebelumnya.

    Tanpa dibunyikan peluit, kereta api berangkat melewati Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara, kereta bermanuver seperti langsir yang diapit oleh barikade dan berhasil melewati Stasiun Jatinegara. Kecepatan kereta dipercepat melewati Stasiun Kranji yang juga diawasi oleh NICA, tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa ada kereta lewat, sehingga keadaan tetap aman dan terkendali.

    Selepas Stasiun Bekasi, rangkaian kereta berjalan dengan kecepatan penuh karena daerah selepas stasiun tersebut tidak lagi dikuasai Belanda. Kemudian lampu kereta dinyalakan dan beberapa jendela dibuka. Ketika kereta memasuki Stasiun Cikampek, kecepatan kereta dikurangi dan kereta sempat berhenti di stasiun tepat pada pukul 20.00 WIB.

    Bung Karno dan Bung Hatta di Sambut Gegap Gempita

    Bung Karno dan Bung Hatta lalu menyempatkan keluar kereta yang disambut oleh laskar dan rakyat setempat dengan teriakan yel-yel Merdeka! Hidup Bung Karno! Hidup Bung Hatta!

    Mulai dari Stasiun Kranji hingga Stasiun Tugu, rombongan selalu disambut dengan gegap gempita oleh laskar dan rakyat. Akhinya, rombongan Presiden dan Wakil Presiden tiba di Stasiun Yogyakarta yang disambut oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Gedung Agung, Malioboro. Adapun rangkaian KLB yang ditarik oleh Lokomotif C 2849 bergerak menuju Balai Yasa Yogyakarta untuk menjalankan pemeriksaan. (Rls/Heny HDL)

  • Kiara Artha Park Miliki Taman KAA Wisata Berkonsep Sejarah

    Kiara Artha Park Miliki Taman KAA Wisata Berkonsep Sejarah

    Bandung (SL)-Sebagai wisata ikonik di Kota Bandung, taman wisata Kiara Artha Park (KAP) memiliki beragam wahana terbaik. Salah satu wisata yang cukup menarik yakni taman sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA).

    Taman KAA merupakan salah satu bagian dari KAP yang menampilkan wisata berkonsep sejarah. Wisatawan bisa menyaksikan sejarah awal terbentuknya KAA, yang ditampilkan melalui patung setengah badan dari setiap delegasi atau tokoh.

    Diketahui, Taman sejarah tersebut merupakan sebuah penghargaan pada pelaksanaan KAA di Bandung pada 18-24 April tahun 1995.

    Sejarah Terbentuknya KAA di Bandung

    Liputan wartawan sinarlampung.co di lokasi, pada patung setengah badan terdapat identitas tokoh disertai cerita terbentuknya KAA dalam bentuk tulisan.

    Dikutip dari tulisan yang diabadikan pada monumen, KAA yang diadakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955 yang dihadiri oleh 29 negara benua Asia dan Afrika.

    Konferensi Asia Afrika ini menjadi peristiwa yang sangat penting dalam sejarah kebijakan luar negeri Indonesia, karena diadakan pasca Perang Dunia II pada saat kondisi keamanan dunia belum sepenuhnya pulih.

    KAA tersebut melahirkan Dasa Sila Bandung yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam memberikan dukungan dan memajukan kedamaian dan kerjasama dunia khususnya negara-negara dari benua Asia dan Afrika. Dasa Sila Bandung ini kemudian menjadi simbol solidaritas bagi negara-negara ini.

    Pengagas Konferensi Asia Afrika (KAA)

    Terbentuknya KAA tidak lepas dari peran delegasi atau tokoh penggagas dari lima negara yang ada di benua Asia dan Afrika.

    Terselenggaranya KAA diceritakan merupakan lanjutan dari Konferensi Kolombo di tahun 1954 atas undangan Perdana Menteri Ceylon (Srilanka), Sir John Kotelawala. Alhasil, konferensi dihadiri oleh 5 negara dengan perwakilan masing-masing.

    Adapun 5 tokoh yang dikirim pada Konferensi Kolombo tersebut antaralain,

    1. Ceylon/Sri Lanka (Sir John Kotelawala)
    2. Burma/Myanmar (U Nu)
    3. India (Jawaharlal Nehru)
    4. Indonesia (Ali Sastromidjojo)
    5. Pakistan (Muhammad Ali Bogra)

    Profil Pengagas Konferensi Asia Afrika (KAA)

    Inilah nama tokoh pelopor terbentuknya KAA yang diabadikan melalui monumen taman sejarah.

    1. Sir John Kotelawala (Ceylon/Sri Lanka)

    Sir John Kotelawala adalah perdana mentri Sri Lanka pada tahun 1953-1956. Beliau adalah tokoh yang berpengaruh di bidang militer serta politik dan turut menjadi salah satu pelopor Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pada tahun 1995. Dalam Sidang KAA ia mengkritik kepemilikan senjata nuklir yang banyak dimiliki negara Barat dan mengajak peserta delegasi KAA untuk ikut menjaga perdamaian dunia.

    2. U Nu (Burma/Myanmar)

    U Nu adalah Perdana Mentri Myanmar yang menjabat pada tahun 1948-1958, dan dilanjutkan pada tahun 1960-1962. Beliau menjadi salah satu pelopor Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pada tahun 1995. Ia berjuang menentang penjajahan kolonialis dengan sikap anti kolonialisme untuk persatuan dan keberagaman.

    3. Jawaharlal Nehru (India)

    Jawaharlal Nehru adalah negarawan pertama India. Nehru menjabat sebagai Perdana Mentri pada tahun 1947-1964. Nehru turut menjadi salah satu pelopor Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pada tahun 1995. Ia membawakan prinsip-prinsip untuk hidup berdampingan secara damai, yaitu saling menghormati, integritas territorial dan kedaulatan, perjanjian non agresi dan menjaga perdamaian.

    4. Ali Sastromidjojo (Indonesia)

    Ali Sastromidjojo adalah Perdana Mentri Indonesia pada periode 1954- 1957. Beliau ditunjuk sebagai Ketua Umum Sidang KAA Bandung pada tahun 1995. Ia mampu menyatukan berbagai latar belakang ideologi dalam sidang KAA sehingga dapat terlahir Dasa Sila Bandung.

    5. Muhammad Ali Bogra (Pakistan)

    Muhammad Ali Bogra adalah Perdana Mentri Pakistan pada tahun 1953-1955. Beliau turut menjadi salah satu pelopor KAA Bandung pada tahun 1995. Ia menyerukan pentingnya perdamaian antar Negara dan penghapusan terhadap adanya kolonialisme di dunia melalui pidato dihadapan delegasi negara-negara yang hadir dalam sidang KAA.

    6. Zhou Enlai

    Zhou Enlai adalah Perdana Mentri Pertama Tiongkok pada tahun 1949-1976. Beliau adalah salah satu peserta delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pada tahun 1995 yang memiliki peranan penting dalam konferensi tersebut. Ia membangun semangat untuk mengusahakan titik persamaan dengan mengesampingkan perbedaan pendapat dan persatuan untuk hidup berdampingan secara damai. (Heny HDL)

  • Nimo Highland Jadi ‘Lahan Basah’ Warga Pengalengan UMKM 100 Persen Berdaya di Sini

    Nimo Highland Jadi ‘Lahan Basah’ Warga Pengalengan UMKM 100 Persen Berdaya di Sini

    Bandung (SL)-Destinasi Nimo Highland adalah
    sebuah wisata yang terletak di perkebunan teh Malabar, Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Wisata dengan konsep alam ini, menjadi ‘lahan basah’ warga yang tinggal di wilayah sekitar.

    Manager Nimo Highland, Taufik Muhamad Rafi mengatakan, pihaknya menyediakan fasilitas 100 persen untuk UMKM, terutama pusat oleh-oleh. 99 persen karyawan merupakan warga Pengalengan asli dan sisanya berasal dari Bandung.

    “Hanya Team Marketing yang berasal dari Bandung. Pengelola Foodcourt juga warga Pengalengan dengan proses screening ketat serta kualitas yang mumpuni,” kata dia kepada sinarlampung.co. Minggu, 18 September 2022.

    Rafi menjelaskan, Nimo merupakan sebuah destinasi wisata di bawah naungan PT. Kreasi Alam Parahyangan (KAP) yang bekerjasama dengan PT. Perkebunan Nusantasa (PTPN) Jawa Barat.

    Ia juga memaparkan, Nimo singkatan dari Nini Mountain yang awalnya dikenal dengan Puncak Gunung Nini. “Ini merupakan destinasi lama kemudian kita konsep ulang dengan kemasan lebih modern dengan re-branding Nimo Highland,” paparnya.

    Wisata ini, lanjut dia, dilaunching bertepatan dengan hari raya Idul Fitri pada tanggal 2 Mei 2022 lalu. “Kita sudah jalan bulan ke empat pengunjung masih stabil dan ramai,” katanya.

    Dia menambahkan, Nimo memiliki beragam wahana yang bisa dinikmati. Menurutnya,
    Jembatan Kaca menjadi ikonik. Wahana lainnya, Seperti ATV, Berkuda, Bioskop Virtual dan Paintball. “Selain Jembatan Kaca, ATV juga banyak diminati pengunjung dengan 25 unit perhari selalu full di tiga jalur yang ada,” tambah dia.

    Rafi menginformasikan, untuk memasuki area wisata ini, pengunjung dikenai biaya Rp35.000 termasuk mobil dan berkeliling sepuasnya di Nimo Skybridge. Anak- anak dibawah 4 tahun tidak dikenakan biaya tiket masuk.

    Selain wahana hiburan, Nimo tersedia juga fasilitas kesehatan atas kerjasama dengan Puskesmas terdekat. Team security dilengkapi dengan sertifikat pertolongan pertama.

    “Semoga menjadi tujuan wisata bagi warga Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya dan bisa mengangkat ekonomi warga Pengalengan,” harapnya.

    Rafi juga berpesan, terkhusus warga Lampung, diharapkan bisa berkunjung ke Nimo Highland untuk menikmati keindahan kebun teh Malabar di Pengalengan.

    Diketahui, Nimo Highland dengan 360 derajat pemandangan perkebunan teh dengan udara yang sejuk. Perpaduan warna hijau dedaunan teh, warna putih serta biru di Camellian Sky, serasa berada di Santorini Yunani. Terdapat musholla yang cukup luas berada tidak jauh dari lobby. Area parkir juga luas dan kendaraan mobil serta bus terpisah.

    Kesan Wisatawan Terhadap Nimo Higland

    Selama perjalanan wartawan sinarlampung.co di area Nimo. Kami berjumpa dan mencoba mewawancarai beberapa pengunjung. Salah satunya Lin, wisatawan asal Bandung.

    “Kami senang dengan adanya Nimo Highland ini, banyak spot untuk foto-foto,” kata Iin pengunjung asal Bandung.

    Ia bersama enam orang rekannya, merupakan alumni dari TK Mutiara Pertiwi sampai SMA di Indramayu. Saat ini mereka sudah menyebar, ada yang di Cirebon, Indramayu, Karawang dan Bekasi. “Warjoker (Warung Pojok) nama group kami yang semua hobi jalan-jalan,” tutur Lin.

    Disisi lain, Majelis Ta’lim al Abror dari Komplek Griya Bandung Indah (GBI) Buah Batu berkumpul di area lesehan. “Tetap menjaga ukhuwah islamiyah, jangan bercerai berai, harus tetap bersatu,” pesan Yayuk selaku ketua.

    Pengunjung lainnya dari Kader Posyandu Subang berseragam merah berjumlah 60 orang. “Nimo highland mantap sekali dan luar biasa,” kata Imas kader dari desa Tambak Mekar.

    Sebagai informasi, jam operasional Nimo Highland pada hari Senin-Jumat buka pukul 09.00-17.00 WIB. Sedangkan, di hari Weekend, pukul 04.00-18.00 WIB. (Heny HDL)

  • Kiara Artha Park Kircon Jadi Taman Wisata Ikonik di Bandung

    Kiara Artha Park Kircon Jadi Taman Wisata Ikonik di Bandung

    Bandung (SL)-Artha Graha Peduli bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung jadikan taman wisata Kiara Artha Park (KAP) yang berada di wilayah Kiaracondong (Kircon) sebagai wisata pioner dan konik di kota Bandung.

    Manager Marketing, Wisly mengatakan, KAP merupakan taman wisata yang memberikan fasilitas sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, menikmati alam dan wahana olahraga seperti Jogging.

    “ini merupakan kerjasama antara Artha Graha Peduli dengan Pemerintah Kota Bandung,” ujar Wisly kepada wartawan. Sabtu, 17 September 2022.

    Wisly menerangkan, KAP memiliki area seluas 13 hektar. Wisata ini resmi dibuka untuk umum pada bulan Agustus 2019 lalu. Pengunjung bisa menikmati wisata Air Mancur Menari (Dancing Fountain) dengan tarif perorang Rp10.000. “Pengunjung bisa datang dari jam 09.00-21.00 WIB,” imbuhnya.

    Wisly menambahkan, KAP pernah ditutup karena Covid-19. Padahal, menurut dia, wisata ini sebelum terdampak ramai dikunjungi wisatawan. “Kami buka kembali hampir satu tahun dan pengunjung sudah mulai berdatangan,” tuturnya.

    Ia juga berharap kondisi cepat pulih dan kembali normal. “Jadi semua orang bisa menikmati pemandangan secara bebas, bisa rekreasi, serta bisa berpergian tanpa ada rasa khawatir,” pungkasnya.

    Berdasarkan pantauan sinarlampung.co di lokasi, tepat di tepian kolam air mancur terdapat sebuah taman sejarah yang menampilkan sejarah Asia Afrika yang diiringi alunan musik. Dikatakan, wahana ini menjadi favorit pengunjung. Taman Asia Afrika menceritakan awal dilaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Disertai dengan patung setengah badan dari setiap delegasi. Musholla sebagai sarana ibadah tersedia tidak jauh dari pintu utama.

    Wisatawan juga bisa menglilingi KAP dengan beberapa cara, yakni Papa Skuter dengan ciri khas warna kuning, menyediakan fasilitas penyewaan skuter dan juga sepeda listrik. Wisatawan Pengunjung bisa menggunakan kendaraan tersebut dengan tarif Rp40.000 per 30 menit, sepeda gowes Rp5.000 per 30 menit dan mobil golf sebesar Rp80.000 untuk weekday dan Rp100.000 saat weekend.

    Kiara juga memiliki Animal Fest menampilkan “Nakula Animal Park” yang menyediakan fasilitas naik Kuda Poni khusus untuk anak-anak dengan Rp35.000 per 15 menit. Berpose dengan Burung Hantu serta burung lainnya biaya RP35.000. Tempat ini sangat baik bagi anak-anak untuk ingin belajar mengenal beberapa fauna secara langsung, seperti kelinci, kuda poni, kambing, rusa dan lainnya.

    Tak hanya itu, di KAP ada wahana Bus kereta keliling untuk dua putaran Rp5.000 dan area kuliner di beberapa tempat, seperti AIUEO Space dengan bermacam-macam kuliner, Mc Donald, Solaria, Maxsue, Chatime, Bumahai Seafood Restaurant dan lain-lain yang dilengkapi area parker yang luas. (Heny HDL)

  • Gedung Sate Semakin Menarik Minat Pengunjung Dengan Smart Museum

    Gedung Sate Semakin Menarik Minat Pengunjung Dengan Smart Museum

    Bandung (SL)-Smart Museum merupakan konsep Museum Gedung Sate dengan mengembangkan teknologi digital dalam penyajian informasi edukatif dan menghibur menjadikan daya tarik bagi pengunjung. Museum ini merupakan sebuah gagasan untuk mengapresiasi nilai-nilai daerah melalui peningglan sejarah yang diresmikan pada tanggal 08 Desember 2017 lalu.

    “Dengan adanya Museum Gedung Sate masyarakat bisa lebih mengenal sejarah Gedung Sate khususnya dan sejarah Jawa Barat umumnya,” ucap tenaga teknis Ridwan Miftahul Khoer, kepada awak media. Jumat, 16 September 2022.

    Ridwan menjelaskan, museum memiliki tampilan yang sangat menarik. Diantaranya menampilkan denah (blue print) dan virtual reality yang menjelaskan tentang pemetaan Gedung Sate sebelum perang dunia ke dua. Beberapa acara yang akan diadakan seperti Hari Museum Nasional serta Ulang Tahun Museum Gedung Sate.

    Diterangkannya bahwa, baik sebelum pandemi Covid-19 maupun saat ini pengunjung Gedung Sate masih banyak. Pengunjung didominasi anak muda yang antusias untuk berkunjung, terlebih museum digitalnya.

    Dia juga mengatakan, peran media sangat membantu dengan menginformasikan adanya museum ini. “Juga media sosial kita dengan banyaknya follower,” imbuhnya.

    Mengutip dari pamflet Museum Gedung Sate. Gagasan yang mempersembahkan pengetahuan tentang nilai kedaerahan dan menunjukkan keberagaman, serta keindahan dalam sebuah karya arsitektur.

    Perwujudan sebuah rencana yang melahirkan apresiasi masyarakat dan meninggikan kesadaran pelestarian hasil budaya. Warisan yang menjadi sarana pembangkit semangat kejuangan hingga menjadi acuan untuk masa depan. Sebagai informasi, beberapa teknologi yang ditampilkan di Museum gedung sate seperti, Augmented Reallity, Interactive floor, Virtual Reallity dan Interaktive Picture Frame.

    Museum ini bisa dikunjungi dari hari selasa sampai hari Minggu pada jam 09.30 – 16.00 WIB. Hari Senin dan hari besar nasional tutup. Pengunjung hanya membayar 5.000 rupiah saja. Setelah mengunjungi Museum Gedung Sate, pengunjung juga bisa mencoba kudapan di Galeri Kopi Jawa Barat “Gesa Kopi-Enligtening” yang buka pada hari kerja. (Heny HDL)