Tag: Bandung

  • NTF Ke-3 Akan Digelar pada Oktober Mendatang di Bandung

    NTF Ke-3 Akan Digelar pada Oktober Mendatang di Bandung

    Bandung (SL)-NHI Tourism Forum (NTF) ke-3 akan digelar di kampus Politeknik Pariwisata NHI Bandung pada 05 sampai 06 Oktober 2022 mendatang.

    Wakil Direktur 1 Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Endang Komesty Sinaga mengatakan tema yang diangkat pada acara yakni “Tourism Revival”.

    “Pembicara dan Pembawa Acara akan memaparkan hasil-hasil penemuan terbaru terkait dengan pariwisata,” kata Endang kepada awak media. Senin, 12 September 2022.

    Menurut Endang, bukan hanya peserta saja, pembicara dan pembawa acara juga bisa berbagi dan mendapatkan masukan serta pengetahuan dari kegiatan ini.

    Ia mengungkapkan, NHI Tourism Forum yang diadakan setiap tahun ini, merupakan suatu platform sebagai wadah kebutuhan dosen dalam melakukan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat).

    “Bertukar informasi, bertemu dengan peserta dari seluruh Indonesia bahkan peserta Internasional. Terutama keterkaitan dengan perkembangan pariwisata saat pandemi juga pasca pandemi,” ucap dia.

    Kemudian, lanjut Endang, hasil dari dokumen-dokumen yang akan dipresentasikan serta materi-materi yang dipaparkan oleh pembicara bisa menambah ide atau inspirasi dalam rangka kebangkitan pariwisata Indonesia.

    “Kita sudah diberikan waktu dua tahun untuk berbenah diri dan reborn untuk melangkah lebih maju ke depannya. Pariwisata kita bisa semakin maju dan semakin terbuka peluang-peluang baru karena banyak terjadi disrubsi diberbagai bidang terutama Pariwisata. Kita semua harus siap beradaptasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan inovasi,” paparnya.

    Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Program Studi Industri Perjalanan (SIP) serta Ketua Pelaksana NHI Tourism Forum (NTF) ke-3, Singgih Tri Wibowo juga memaparkan maksud dan tujuan forum ini.

    “Forum ini merupakan scientific conference yang diadakan secara regular setiap tahun di kampus Politeknik Pariwisata NHI Bandung. Ini yang ketiga akan diadakan secara hybrid (online dan offline),” katanya.

    Dia menambahkan, acara tersebut dibuka secara umum yang bertujuan sebagai sarana publikasi bagi akademisi, mahasiswa, umum, serta tourism stakeholders lainnya.

    Singgih menyebut NTF pertama telah diadakan di tahun 2019 secara offline. Kemudian kedua telah dilaksanakan di tahun 2021 lalu secara hybrid.

    Di bawah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia dan The Hongkong Polytechnic University (PolyU), NTF bekerjasama (co-Host) dengan 5 Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP).

    “Lima Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP), yaitu Poltekpar Medan, Poltekpar Palembang, Poltekpar Makassar, Poltekpar Bali dan Poltekpar Lombok,” ujarnya.

    Diketahui, pemateri (Keynote Speaker) dalam NTF mendatang diisi oleh MBA Minister of Tourism and Cretive Economy Sandiaga Uno; Opening Remark, Faisal; CHE Head of Human Resources Development Center for Tourism & Creative Economy dan Welcoming Spech & Opening, Andar Danoval Goeltom Director Politekpar NHI Bndung.

    Sementara, pembicara (speakers) terdiri dari Mohd hafiz Hanafiah, CHIA dan Mohd Salehuddin M. Zahari dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia; kaye Chon dari The Hong Kong Polytechnic University (PolyU); Alastair Morisson dari Purdue University Indiana, USA; Director of Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), Ari Respti; dan CEO of Tripwe Indonesia, Sofian Lusa.

    Kemudian moderator acara ada tiga orang, yaitu Fajar Kusnadi Kusumah P, Andre Ananta Budhi D, dan Ni Gusti Made Kerti Utami. “Mereka semua adalah dosen di Politeknik Pariwisata NHI Bandung,” kata dia.

    Singgih menginformasikan, bahwa beberapa speakers dijadwalkan offline untuk datang ke lokasi forum sedangkan peserta presentasi paper dijadwalkan secara online.

    Sebagai Informasi, 12 makalah terpilih nantinya berkesempatan dipublikasikan di SINTA 3 dan 4 indexed journals dan lainnya juga di International Proceeding indexed by WoS. (Heny HDL)

  • Rekam Jejak National Hotel Institute Bandung

    Rekam Jejak National Hotel Institute Bandung

    Bandung (SL)-Politeknik Pariwisata NHI Bandung berawal dari Akademi Perhotelan Nasional (APN) pada tahun 1962. Selanjutnya berubah menjadi National Hotel Institute (NHI baca eNHai) pada tanggal 21 Juli 1973.

    Kepala Unit Komunikasi Publik dan Teknologi Informasi Riki Rahdiwansyah mengatakan, Politeknik Pariwisata NHI Bandung berawal dari Akademi Perhotelan Nasional (APN) pada tahun 1962. “Berubah menjadi National Hotel Institute pada tanggal 21 Juli 1973,” ujarnya.

    NHI atau Pusat Pendidikan Perhotelan, pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan pemerintah Swiss dalam bidang pendidikan perhotelan. Sistem pendidikan yang digunakan adalah program diploma I, II dan III. Nama institusi ini (NHI) masih dikenal khalayak ramai hingga saat ini.

    NHI di bawah bantuan pemerintah Swiss meliputi pelayanan dan operasional yang dipandu secara langsung, sehingga menjadi zaman keemasan.

    Kemudian, lanjut Riki, pada tahun 1993 menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung dan pada 01 Januari 2022  resmi menjadi Politeknik Pariwisata NHI Bandung. “Ini diamanahkan oleh Dikti karena kekuatan kita pada vokasi,” paparnya.

    Riki menambahkan,  Politeknik memiliki  visi menjadi institusi pendidikan tinggi kepariwisataan berdaya saing global yang mengedepankan personalitas, keterampilan dan kreatifitas dalam mewujudkan sumber daya manusia maju, unggul dan berjiwa wirausaha.

    “Dalam rangka menjalankan visi tersebut, maka langkah pertama menyelenggarakan proses perkuliahan yang berorientasi pada pendidikan vokasi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan industri kepariwisatan masa depan. Kedua, menanamkan dan mungimplementasikan nilai-nilai etika, moral akademik, etika ASN, dan hospitality,” paparnya.

    Perlu diketahui, lanjut Riki, bahwa Politeknik memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Hospitality atau Perhotelan, Jurusan Kepariwisataan dan Perjalanan.

    International class yang sudah dipersiapkan sejak tiga tahun lalu dan sudah berjalan saat ini, yaitu mengirim mahasiswa kami untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, seperti Victoria University di Australia dan International Management Institute (IMI) di Swiss,” kata dia lagi.

    Riki mengaku, pihaknya telah kolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan benchmarking terkait dengan program internasional, yaitu bagaimana caranya agar ada mahasiswa asing bisa belajar di NHI.

    “NHI dengan tag line 2020 “Memperkuat Kompetensi dan Entrepreneur Kampus” sudah tercapai. Karena sejak tahun 2020 kami sudah melaksanakan uji kompetensi, ini artinya kami sudah memperkuat kompetensi yang kami miliki,” terangnya.

    Sesuai dengan tag line NHI di tahun 2024 ”Semakin Memperkuat Kewirausahaan dan Digital Kampus”. “Ini sesuai dengan amanah Sandiaga S. Uno Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kementrian Parekraf) bahwa lulusan Poltekpar NHI Bandung minimal 30 persen sebagai wirausaha, sisanya sebagai pekerja professional dan ini dua hal yang dihasilkan NHI,”

    “Pendaftar tahun 2022 berjumlah 12.185 orang akan tetapi yang terpilih hanya 675 orang kurang dari 10 persen. Ini karena kualitas yang kami pegang, profil-profil alumni yang saat ini banyak yang sukses. Kekuatan kami di alumni, sehingga mencari pekerjaan dan berwirausaha difasilitasi, kata,” pungkasnya. (Heny HDL)

  • Ahmad dan Jesicca Beri Laporan Setelah Setahun Kuliah di Swiss

    Ahmad dan Jesicca Beri Laporan Setelah Setahun Kuliah di Swiss

    Bandung (SL)-Dua mahasiswa beasiswa, Ahmad Assalam Djauhari dan Jessica Anzamar Sibarani, memberikan laporan setelah satu tahun kuliah di International Management Intitute (IMI) Luzern Swiss.

    Ahmad dan Jesicca merupakan mahasiswa IMI yang mendapat beasiswa dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung pada 2021 lalu. “Kami di sini dalam rangka laporan tentang status setelah studi dan menunggu arahan direktur serta silaturahmi setelah setahun menempuh pendidikan di Luzern Swiss,” kata Ahmad kepada media. Senin, 12 September 2022.

    Ahmad mengatakan, selama satu tahun kuliah di IMI, dirinya mengikuti masa intensif selama enam bulan. “Pelajaran kami standard hospitality Swiss dengan akreditasi MMU Manchester University, management yang sangat dititikberatkan. Untuk judul tesis akan diputuskan berjalan dengan perkuliahan,” papar Ahmad.

    Ketua Program Internasional 2021 itu juga menceritakan, selama menempuh pendidikan di Swiss dirinya banyak bertemu dengan mahasiswa dan dosen dari Indonesia. “Kami juga bergabung pada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) sehingga bisa silaturrahmi di sana,” kata pemuda asal bandung itu.

    Di NHI, lanjutnya, Ahmad menempuh pendidikan Jurusan Kepariwisataan Prodi Manajemen Destinasi Pariwisata Diploma Empat (D-IV). “Saya mengambil jurusan Kepariwisataan, sedangkan Papa dan Mama dari dunia pariwisata dan hospitality,” imbuhnya

    Di akhir wawancara, Ahmad menyampaikan pesan motivasi. “Kita tidak bisa memprediksi masa depan, lakukan yang terbaik karena masa depan untuk kita sendiri,” tandasnya.

    Di tempat yang sama, Jessica menambahkan, enam bulan pertama belajar teori di ruang kelas, enam bulan selanjutnya intensif di bidang hospitality. “Setelah itu kita pulang ke Indonesia menyusun thesis desertasi dalam bahasa Inggris selama enam bulan,” ungkap wanita dengan sapaan Jeje ini.

    Jesicca mengaku, di kampus tempat ia belajar, umumnya bahasa komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Karena di sana, mahasiswa tidak hanya dari Swiss dan negara-negara di Eropa saja, melainkan dari Asia serta benua lain. “Selama magang kebanyakan menggunakan bahasa Jerman,” ujar wanita asal Jambi tersebut.

    Jesicca juga melanjutkan, bahwa dirinya menempuh pendidikan strata satu pada bidang Travel, Studi Industry Perjalanan (SIP), Jurusan Internationl Event and Hospitality. “Saya Ingin kembali lagi ke Swiss untuk melanjutkan pendidikan,” kata Jeje menutup pembicaraanya.

    Sementara itu, Wakil Direktur II menjelaskan, Politeknik Pariwisata NHI Bandung adalah lembaga pendidikan yang dibangun sejak 1962 dengan tujuan untuk mengisi Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di pariwisata. “Alhamdulillah, di tahun 2022 ini puluhan ribu alumni menyebar ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia,” ucap dia.

    Wisnu melanjutkan, lembaga pendidikan setempat berperan penting untuk pariwisata Indonesia, dalam mengisi sumber daya manusia baik industri, perhotelan, destinasi, perjalanan maupun sektor pemerintahan khususnya di pengelolaan bisnis.

    “Perubahan saat ini jelas disrubtion, kita banyak menghadapi perubahan sisi model bisnis dan sebagainya. Kita mencoba untuk mengedepankan kemampuan skill mahasiswa dengan kemampuan kewirausahaan,” kata dosen Prodi Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) ini.

    “Sehingga entrepreneurship ini adalah salah satu cara bagai mana mereka mampu dan mempunyai kompetensi bukan hanya operasional saja tetapi mampu menciptakan lapangan usaha,” jelasnya.

    Wisnu menambahkan, pendekatan digital edukasi sudah banyak kita lakukan. Kita in line dengan lingkungan anak-anak muda sekarang melalui sosial media. ”Ibu bisa lihat di sosmed kita, seperti IG follower dan aktivitasnya,”

    “Kita sudah menuju kearah sana untuk menggalang para pemuda agar mencintai dan mengenal pariwisata,” ujar Wisnu menutup pembicaraanya. (Heny HDL)

  • Sanggar Kencana Arum Tampilkan Tari Rampak Kendang di Gedung Senbik Bandung

    Sanggar Kencana Arum Tampilkan Tari Rampak Kendang di Gedung Senbik Bandung

    Bandung (SL)-Sanggar Lingkung Seni Kencana Arum menampilkan tarian tradisional Rampak Kendang dalam acara resepsi pernikahan di Gedung Senbik, Bandung. Minggu, 10 September 2022.

    Pimpinan Sanggar, Noneng Rohayati mengatakan, tari Rampak Kendang atau Rampak Gendang merupakan kesenian tradisional khas Jawa Barat dengan filosofi “Guyub” atau kebersamaan dan “Harmonis”. Tari ini diperagakan dalam prosesi Mapag Pengantin yang dipadu dengan tarian Rama dan Shinta. “Kebersamaan dalam semua hal kebaikan, ini filosofinya,” imbuh Rohayati kepada wartawan.

    Terkait Sanggar yang ia pimpin, wanita dengan sapaan akrab mamih oneng itu mengaku telah berdiri sejak 1990. “Sanggar kami mengajarkan tarian nusantara serta tarian tradisional mix modern. Sanggar ini juga tampil di beberapa provinsi, seperti Jakarta, Sumatra, Bali, Kalimantan dan lainnya. Kami melatih penari dari semua jenis umur,” paparnya.

    Dia berharap agar para pemuda tetap mempertahankan budaya daerah. “Terutama tarian nusantara,” ujarnya.

    Sementara itu, Manager Sanggar Arum, Denny NR, menjelaskan, perpaduan antara tari Rampak Kendang dan Rama Shinta berdurasi kurang lebih 20 menit. “Tapi kalau terpisah, masing-masing sekitar 9 menit,” ucapnya.

    Denny menginformasikan alamat sanggar berada di Jalan Cihampelas dan akun IG @kancanaarum_official.

    Di tempat yang sama, Awey pemeran Rama menerangkan, tari Rampak Kendang terdiri dari 6 orang personil, tari Rama Shinta 2 orang, sedangkan Pamayung, Lengser serta Tot terdiri dari 10 orang terdiri dari Pria dan wanita. “Lengser bisa juga kita sebut pemandu adat,” ujar Awey.

    Dilansir dari indonesiakaya bahwa Kendang atau Gendang merupakan alat musik utama dari pertunjukkan tarian tersebut. Alat musik ini juga merupakan instrumen dalam gamelan jawa.

    Berdasarkan pantauan media ini, sekitar sepuluh orang masuk ke panggung, mereka mengenakan kostum yang sama. Orang-orang tersebut kemudian menempati posisi masing-masing di depan alat musiknya. Aba-aba keluar dari salah seorang, lantas alunan musik energik seketika menghentak penonton yang hadir. Pertunjukkan musik itu biasa disebut Rampak Gendang.

    Sebagai informasi, Rampak Gendang merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. “Rampak” berasal dari bahasa sunda yang bermakna serempak atau secara bersama-sama. Jadi rampak gendang bisa diartikan sebagai suatu pertunjukkan gendang yang dimainkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, pertunjukkan Rampak Gendang selalu dimainkan oleh dua orang atau lebih.

    Diketahui, Gendang atau kendang merupakan alat musik utama dari pertunjukkan Rampak Gendang. Alat musik ini juga merupakan instrumen dalam gamelan jawa, yang berfungsi sebagai pengatur irama. Alat musik pendukung lainnya dalam pertunjukkan, seperti rebab, gitar, dan alat gamelan yang lain. Semua alat musik itu kemudian dipadukan membentuk suatu irama yang energik dan bersemangat.

    Belakangan, pertunjukkan Rampak Kendang sering dikolaborasikan dengan kesenian yang lain, seperti tari Jaipong atau dijadikan sebagai pengiring lagu pop. Namun, belakangan ini Rampak Gendang sering dipadukan dengan gamelan Jawa, sehingga menghasilkan sebuah pertunjukkan Rampak Gendang yang berbeda dari biasanya.

    Perkembangan kesenian Rampak Gendang tidak hanya sampai disitu, saat ini orang-orang dari luar negeri berdatangan ke Indonesia untuk mempelajari kesenian tersebut. Bahkan salah satu universitas di Amerika membuka mata kuliah kesenian Indonesia, dengan dosen dari Indonesia, yang salah satunya mempelajari tentang kesenian Rampak Gendang.

    Kesenian Rampak Gendang merupakan representasi dari kebersahajaan masyarakat Sunda. Di dalam kesenian tersebut kaya akan nilai-nilai filosofis, mencerminkan masyarakat Sunda yang guyub dan harmonis berlandaskan sifat-sifat kegotong-royongan dan keceriaan. Satu lagi kekayaan nusantara bernilai dunia yang harus kita jaga dan lestarikan. (Heny HDL)

  • Korean House Bandung Raih Penghargaan Promising Paper Awards pada Konferensi Internasional Serawak

    Korean House Bandung Raih Penghargaan Promising Paper Awards pada Konferensi Internasional Serawak

    Bandung (SL)-The Influence of Korean Wave and Experiential Marketing on Purchase Decisions at Korean House Bandung meraih penghargaan katagori Promising Paper Awards pada gelaran International Conference on Responsible Tourism and Hospitality 2022 (ICRTH) di Kuching Sarawak, Malaysia. 03 September 2022.

    The Influence of Korean Wave and Experiential Marketing on Purchase Decisions at Korean House Bandung dengan author Titing Kartika dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata YAPARI/Doctoral Management Student of Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Emron Edison dan Gazel Fatta Aurora dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (YAPARI).

    Titing Kartika menjelaskan, lokasi yang strategis, memiliki nuansa khas Korea, bahan impor langsung dari Korea dan juga mendatangkan langsung kokinya dari Korea selatan. “Ini beberapa alasan kami memilih Korean House,” kata Titing Kartika MBA Tourism pada awak media.

    “Pada penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif. Korean wave merupakan persebaran budaya populer Korea berupa musik, drama, film, animasi, game, kuliner, dan fashion ke seluruh dunia melalui media massa,” jelas Penulis Buku Literasi Pariwisata dari Lokal hingga Global itu.

    Korean wave berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan experiential marketing. Korean house tetap mempertahankan nuansa atau atmosfer korea karena menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” ujar Dosen STIEPAR YAPARI/Ketua Lembaga Penelitian,Pengabdian kepada Masyarakat dan Jurnal.

    Titing berharap, Korean House dapat memanfaatkan fenomena Korean Wave untuk membuka cabang baru karena banyaknya konsumen menyukai tren yang sedang terjadi. “Juga mempertahan suasana restoran yang nyaman dan mengedepankan khas Korea Selatan didalamnya,” tutup Titing.

    Diketahui, Korean House berdiri sejak 1991, merupakan pionir restaurant Korea di Bandung. (Heny HDL)

  • BBW Gelar Pameran Buku lnternasional di Bandung Tak Semahal Harga di Pasaran

    BBW Gelar Pameran Buku lnternasional di Bandung Tak Semahal Harga di Pasaran

    Bandung (SL)-Big Bad Wolf (BBW) mengadakan Pameran Buku Internasional di Parahyangan Convention, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat mulai 02-11 September 2022. BBW Indonesia mengawali kiprahnya di Jakarta sejak tahun 2016.

    Public Relation (PR) BBW, Andri Suharyono mengatakan BBW Indonesia mulai berkiprah di sejak tahun 2016 di Jakarta. Diungkapkannya, bahwa acara pameran merupakan rangkaian Big Bad Wolf Tour 2022. “Tour tahun ini di mulai dari Surabaya, lalu Jogjakarta kemudian Bandung,” terangnya kepada awak media, Minggu 11 September 2022.

    Wanita dengan nama panggilan Andri ini juga mengatakan, pameran dilakukan untuk yang ke dua diadakan di Bandung, yang pertama pada tahun 2019.

    Andri menceritakan kisah dibalik nama Big Bad Wolf. “Dongeng Gadis berkerudung merah yang memotong perut srigala karena telah memakan nenek gadis ini. Potongan inilah bermakna potongan untuk harga buku jadi murah,” ucap dia.

    Dia melanjutkan, pihaknya menyediakan buku langsung dari penerbitnya, 70 persen penerbit besar dari luar negeri dan 30 persen penerbit dari lndonesia. “Untuk Bandung ada 50 penerbit,” imbuhnya.

    Selaras dengan pemerintah, BBW memberikan dan ikut serta program mencerdaskan bangsa, menaikkan angka literasi Indonesia, dengan menyebarkan buku-buku sampai ke pelosok Indonesia.

    “Kita tahu bahwa buku-buku internasional harganya di luar sangat mahal. Kalau di BBW buku-buku kami bermutu namun harganya terjangkau. Jadi kami memberikan akses buku dengan harga terjangkau,” tambahnya lagi.

    Masih kata Andri, terselenggaranya acara ini merupakan  kerjasama dengan Program Literasi Jawa Barat yang dipimpin oleh Atalia Praratya serta Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Dia juga mengungkapkan, minat baca warga Bandung setelah pandemi sangat baik dan mengalami peningkatan.

    “Pergunakanlah BBW ini sebagai surganya buku dengan datang, melihat dan dapatkan buku-buku terbaik kita dengan harga yang sangat murah,” pesan dia.

    Andri menambahkan, keberadaan BBW hanya ada di daerah dan periode tertentu. “Kita tidak punya toko buku, kita tidak menjual buku, tapi bisa didapatkan secara online. Berbeda dengan pameran karena kita bisa melihat dan memegang buku secara langsung,” kata dia.

    Diketahui jam operasional pameran mulai dari 09. 00 – 23.00 WIB. Adapun jenis buku pada pameran, seperti buku best seller, fiction, children, references, science and technology, journals, sports, baking, pets and nature, travel dan masih banyak yang lainnya. Pengunjung bervariasi mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa yang berasal dari sekolah, kampus maupun swasta.

    Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi pameran, tampak berkunjung rombongan SD Khas Daarul Yaumi Taman Bunga Cilame Bandung Barat, dengan 70 siswa kelas 1-5 beserta 11 dewan guru. “Semoga anak-anak semakin semangat membaca,” kata Feny guru bidang studi tema.

    Ditengah pameran tersebut, wartawan media ini mencoba mencari tahu reaksi para pengunjung yamg datang.

    Salah satunya seorang siswa. “Saya banyak lihat buku-buku anak,” kata M. Rizki Dilan Fauzan siswa kelas 5 SD Khas Daarul Yaumi.

    Hal senada dikatakan juga oleh Hilmah Najah Silvia. “Saya lebih banyak baca buku komik,” kata Najah.

    Tidak hanya dari peserta didik saja, karyawan dari perusahaan swasta pun turut antusias untuk berkunjung dan memburu buku-buku dalam pameran.

    “Di sini Buku-bukunya bagus dan harga lebih murah di bandingkan yang lain. Saya mencari buku anak untuk keponakan dan teman,” kata Rena karyawan swasta di Bandung yang baru pertamakali mengunjungi pameran BBW.

    Pengunjung lainnya juga berkomentar. “Harga buku murah sesuai dengan kondisi saat ini,bisa meningkatkan kualitas baca. Saya mencari buku sejarah Indonesia dan Walisongo. Saya harap pameran seperti ini bisa diadakan dekat dengan pusat kota, seperti di Alun-Alun,” kata Hanif yang juga seorang karyawan swasta di Bandung.

    Selain itu, Rendy seorang wiraswata mengaku mencari buku referensi tentang pariwisata Thailand, Singapore dan Malaysia. Karena dia berencana akan mengunjungi negara-negara tersebut. “Saya juga mencari buku untuk anak-anak,” ujarnya.

    Rendy juga berharap harga buku murah dan bagus kuwalitasnya, pameran juga bisa diadakan rutin setiap tahun. “kemarin terakhir di 2019. Kita cari buku hanya online, kalau dipameran ini, kita bisa lihat sample dan dalam buku, oke atau enggak. Lokasi sudah oke banget buat saya karena dekat rumah dan gedungnya juga masih baru,” ujar Rendy menutup pembicaraannya. (Heny HDL)

  • Menilik Sejarah Bubur Ayam H Amid, Ternyata Berdiri Sejak 1978

    Menilik Sejarah Bubur Ayam H Amid, Ternyata Berdiri Sejak 1978

    Bandung (SL)-Porsi dan toping lebih banyak dari bubur ayam biasa, membuat sajian bubur ayam H. Amid sangat Istimewa.  Berlokasi di Jalan  Pajajaran No. 105 Kota Bandung, menjadi tempat yang strategis dan mudah dijangkau.

    Usaha ini sudah ada sejak tahun 1978 dengan dimulai dengan berdagang berkeliling. “Ini dilakukan sampai tahun 1986,” kata Hami Nugraha putra bungsu H. Amid pada awak media Rabu, 07 September 2022.

    Hami menceritakan, setelah berdagang keliling pada tahun 1987 dirinya lantas menyewa halaman rumah untuk berdagang selama dua tahun. “Dilanjutkan dengan sewa kios dari tahun 1989 sampai 2011 di alamat yang sama jalan Pajajaran No. 85. Di sini sudah lebih kurang 10 tahun,” ujar pria yang biasa disapa kang Nugraha ini.

    Lanjutnya, usaha bubur ayam miliknya saat ini memiliki dua cabang, yakni di jalan Bojong Soang dikelola oleh Teti Rochaeti putri pertama pasangan H. Amid dan Hj. Cicah Siti Khodijah. Kemudian cabang kedua di jalan Dr. Surya Sumantri.

    “Operasional dimulai dari jam 6 padi sampai 9 malam. Pagi hari semua karyawan masuk, setelah itu di bagi jadi dua ship. Ship siang istirahat mulai jam 11.30 – 13.30 dan ship malam istirahat 13.30 – 18.30,” tambah dia.

    . Bubur ayam special merupakan menu favorit dengan toping ati ampela dan telur.

    Nugraha mengungkapkan, usaha yang dimiliki bisa bertahan selama pandemi. Walaupun Sebagian penggiat usaha  lainnya melakukan pengurangan karyawan sekita 30 persen.

    “Alhamdulillah, terbantu juga dengan adanya online food seperti Gofood, Grabfood dan lain lain, disaat pandemi ada aturan daerah yang memberlakukan setiap warung makan/restoran tidak menerima makan ditempat dan hanya take away,” imbuhnya.

    Nugraha berharap, usaha yang dimiliki bisa bertahan lebih lama bersaing di tengah persaingan usaha saat ini dengan pelayanan dan kualitas yang lebih baik. “Seperti diketahui modal usaha menjadi hambatan untuk sebagian orang. Namun usaha tidak melulu tentang modal yang besar,” tegasnya.

    “Yang terpenting selain modal usaha adalah tekad yang kuat, disiplin, dan kemauan yang keras. Masalah untung rugi hal belakangan, yang pasti harus berani mencoba,” pesan Nugraha pada generasi muda menutup pembicaraanya. (Heny HDL)

  • IKLB Jabar Lestarikan Budaya Lampung di Bandung

    IKLB Jabar Lestarikan Budaya Lampung di Bandung

    Bandung (SL) – Ikatan Keluarga Lampung Bandung Jawa Barat ( IKLB Jabar) mengadakan kegiatan rutin pertemuan anggota organisasi dua bulanan di markas besar sekretariat IKLB Jabar Jl. Adyaks, Ters Buah Batu, Bandung, Minggu (14/10).

    Acara tersebut dihadiri oleh Ketua IKLB Jabar Syafrial SE, dan Doifi Musaifir, Metropol sebagai wakil Ketua, serta Penasehat IKLB Dazuli Karim, Drs. Syahiddudin, dan seluruh kepala bidang beserta anggota IKLB Jabar.

    Wakil Ketua I IKLB Jabar Doifi Musaifir menerangkan Dalam pertemuan kali ini IKLB Jabar mengangkat tema “Menjaga dan Melestarikan Nilai Budaya Lampung dari Era Globalisasi” yang tentunya tema ini sesuai dengan salah satu tujuan IKLB Jabar.

    Seiring berjalannya era globalisasi, IKLB Jabar terus menjaga dan melestarikan nilai nilai budaya Lampung meskipun ditanah rantau Kota Bandung, seperti IKLB Jabar sudah membuat tim Betabuh, Pincak Khakot Lampung dan Sanggar busana khas Lampung dalam rangka melawan pengaruh-pengaruh negatif dari globalisasi. Terutama, pengaruhnya terhadap bidang kebudayaan Lampung.

    Ketua Bidang Budaya dan Pariwisata IKLB Jabar Ahmad Gunawan .S.Sos, menjelaskan proses globalisasi pada awalnya ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan di bidang tersebut dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Lampung. Contohnya, dengan teknologi internet, semua orang akan dapat mengakses berita darimanapun secara cepat dan instan.

    “Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antar masyarakat secara luas yang akhirnya akan mempengaruhi satu sama lain terutama pada kebudayaan daerah Lampung seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain, kebudayaan kearifan lokal Lampung, falsafah Lampung dan adat istiadat Lampung. Bahkan bukan hanya itu saja globalisasi juga dapat berpengaruh terhadap pemuda Lampung dalam kehidupan sehari-hari seperti budaya berpakaian, berbahasa daerah dan sebagainya,” tambahnya.

    Globalisasi telah banyak merubah pola pikir dan pandangan generasi muda Lampung terhadap nilai-nilai seni tradisional yang semula seni tradisi di jadikan sebagai kebanggaan masyarakat Lampung sekarang telah menjadi suatu yang tak bernilai lagi. Banyak generasi muda Lampung yang salah dalam mengartikan globalisasi mereka lebih mengarah dan terpengaruh dengan budaya asing hanya sedikit orang yang masih mempertahankan seni tradisi dengan tujuan agar tidak hilang oleh kemajuan jaman.

    Maka organisasi daerah kemasyarakatan Lampung rantau IKLB Ikut hadir dan mengambil peranan dalam rangka menjaga adat budaya Lampung ditanah rantau ini pungkasnya. (net)

  • Airlangga Hartarto Pelari Pertama Pembawa Obor Asian Games 2018

    Airlangga Hartarto Pelari Pertama Pembawa Obor Asian Games 2018

    Bandung (SL) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi pelari pertama yang membawa obor Asian Games 2018 di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/8) pagi. Titik awal torch relay atau kirab obor ini dimulai dari kawasan Pasteur menuju ke Gedung Sate sejauh 10 kilometer.

    “Sebagai pelari pertama, saya merasa sangat bangga karena mendapat kehormatan membawa obor Asian Games 2018, tentu ini kepercayaan yang luar biasa,” tuturnya. Api abadi yang dibawa Menperin ini diestafetkan kepada pelari selanjutnya, antara lain para atlet, pihak sponsor, dan pejabat pemerintah daerah.

    Sebelumnya, api abadi bermalam di Kabupaten Purwakarta dan tiba di Kota Bandung pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Dalam seremonial, kedatangan api abadi disambut dengan berbagai kesenian tradisional meliputi tari-tarian dan alunan musik angklung.

    Pada kesempatan tersebut, Menperin menyaksikan Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) Erick Thohir menyerahkan tinderbox atau kotak penyimpan api abadi kepada Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial. Obor Asian Games 2018 itu dinyalakan pada pukul 08:51 WIB.

    Kemudian, kirab obor Menteri Airlangga disambut meriah oleh ribuan warga Kota Kembang yang sudah menunggu sejak pagi di sepanjang Jalan Dr Djundjunan, Pasteur. Beberapa legenda atlet Bandung ikut serta pada kirab obor ini, antara lain Djadjang Nurjaman dan Ricky Subagja. Bahkan, komunitas sepeda ontel, sepatu roda hingga pramuka dan paskibra ikut memeriahkan.

    Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial menyampaikan, pihaknya merasa senang dengan adanya acara kirab obor ini. Apalagi Indonesia kembali menjadi tuan rumah perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia setelah 56 tahun.

    “Setelah 56 tahun, Indonesia kembali dapat kesempatan menjadi tuan rumah pesta Asian Games. Dan, Alhamdulillah Kota Bandung dari 53 kota dan kabupaten termasuk satu yang dilewati kirab obor Asian Games ini,” ungkapnya.

    Oded berharap, gelaran Asian Games 2018 ini bisa menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, atlet-atlet Indonesia berkesempatan untuk menorehkan prestasi di ajang bergengsi ini. “Kami sudah sampaikan kepada atlet kami, untuk memberikan yang terbaik kepada Indonesia,” ujarnya.

    Airlangga menyampaikan, gelaran Asian Games 2018 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menujukkan segala hal yang baik dan menarik karena menjadi sorotan di mata masyarakat Asia bahkan dunia. “Jadi, ajang ini juga menjadi promosi untuk Indonesia, selain yang terpenting adalah harus sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi,” paparnya.

    Menperin meyakini, pelaksanaan pesta olahraga ini mampu menumbuhkan perekonomian nasional, termasuk karena didorong oleh aktivitas dari sektor industri baik skala besar maupun industri kecil dan menengah (IKM). “Kami berharap, produk-produk industri nasional akan lebih dikenal sehingga bisa memperluas akses pasar untuk ekspor,” ujarnya.

    Melalui perhelatan Asian Games 2018 ini, diharapkan pula perhatian dunia terhadap Indonesia akan semakin baik. “Tentu selain turis akan meningkat, harapannya investasi juga meningkat,” imbuhnya. Oleh karenanya, pemerintah fokus mematangkan kesiapan baik dari infrastruktur maupun keamanan untuk kompetisi olahraga tingkat Asia yang dimulai pada 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang.

    Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), Airlangga optimistis, pihaknya akan berkontribusi mendulang medali emas bagi tim Indonesia. Target yang telah ditetapkan minimal meraih satu medali emas. “Saat ini, atlet wushu kami tengah berlatih di China hingga tanggal 14 Agustus 2018. Mereka telah memiliki mental juara di ajang pertandingan tingkat dunia,” tegasnya.

    Airlangga pun menyatakan, dari penyelenggaraan pesta olahraga yang diikuti 45 negara, Indonesia akan memperlihatkan sebagai bangsa besar dengan sumber daya manusia unggul melalui prestasi olahraga. “Ini message yang perlu kita sampaikan,” terangnya. (osensinews)

  • ASYIK Memimpin Versi Hitung Manual

    ASYIK Memimpin Versi Hitung Manual

    Bandung (SL) – PKS Jawa Barat terus mengawal perhitungan suara secara riil dalam perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Barat. (28/6)

    Ketua Timses Pemenangan Ajat-Syaikhu (Asyik) Haru Suandharu mengatakan, real count versi PKS hingga Rabu (27/6/2018) pukul 23.45 WIB menunjukkan pasangan Asyik unggul dengan 33,1 persen. “Perjalanan menuju Gedung Sate masih panjang, buktinya hasil real count internal PKS menunjukkan Asyik unggul atas pasangan lainnya,” terangnya di Media Center Asyik, Hotel Preanger pada Rabu malam (27/6/2018).

    Haru melanjutkan, data Real Count yang direkap dari para saksi berbagai daerah yang sudah masuk mencapai 32,6 persen. “Data tersebut berdasarkan form C1 yang diamankan oleh para saksi,” terang Haru.

    Selain Asyik, data menunjukkan paslon lainnya yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum peroleh angka 29,4%, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan 25,8%, dan Tb. Anton Hasanudin-Anton Charliyan dengan 11,7%. “Berdasarkan data tersebut, kami yakin, Asyik trennya masih naik. Pasangan Rindu jangan terburu-buru melakukan klaim kemenangan karena data berbicara lain,” ujarnya.

    Apalagi, lanjut Haru, saat ini KPUD Kabupaten/Kota juga masih fokus dengan penghitungan Bupati/Walikota. “Apalagi, lembaga survei sudah banyak ‘off side’ dalam data yang disampaikan,” ujar Haru.

    Haru lebih lanjut menyatakan, lembaga-lmbaga survei hendaknya dibekukan izin usahanya. Ia berpendapat, data lembaga survei tersebut dapat menyesatkan publik. “Dalam banyak survei, Asyik dinyatakan hanya peroleh 7 persen, sementara saat Quick Count nyatanya Asyik bisa mencapai kisaran 29 persen,” terang Haru.

    Terakhir, Haru mengimbau pada seluruh Paslon agar menahan diri dan sabar menunggul hasil penghitungan manual atau real count dari KPUD. “Saya harap seluruh paslon dapat menahan diri dan menunggu keputusan hasil real count dari KPUD. Kami masih yakin Asyik-lah yang akan memenangkan Pilkada Jabar ini,” pungkas Haru.

    Sumber : pks.id