Tag: banjir

  • Parit Meluap, Jalan Sultan Agung Way Halim Bak Sungai

    Parit Meluap, Jalan Sultan Agung Way Halim Bak Sungai

    Bandar Lampung, sinarlampung.co – Banjir melanda sisi kiri Jalur dua Jalan Sultan Agung, tepatnya depan Chamart Kelurahan Way Halim Permai, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung pada Senin, 6 Januari 2025. Banjir ini muncul setelah hujan deras yang melanda Bandar Lampung sekitar pukul 11.00 WIB hingga Pukul 12.30 WIB,  diduga dari luapan parit di jalan tersebut.

    Pantauan Sinarlampung di lokasi, terlihat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarnat) Bandar Lampung masih berupaya mengatasi banjir dengan alat penyedot dan solusi lain. Sementara, sebagian petugas lainnya berupaya mengurai kemacetan.

    Menurut seorang pedagang buah Eliana, banjir terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, sesaat hujan reda. Menurutnya, awalnya banjir hanya genangan biasa, namun tidak lama kemudian debit air terus naik hingga setinggi trotoar.

    “Waktu masih ujan belum begini, begitu reda kok banjir. Kayanya sih (air) dateng dari atas lewat pengkolan ini (Jalan Raden Saleh),” ujarnya kepada Sinarlampung.

    Sepengetahuan dia, sudah dua kali terjadi banjir serupa di Jalan tersebut. Namun, kali ini termasuk terparah karena nyaris setinggi trotoar.

    “Selama setahun dagang di sini, setau saya udah 2 kali kayak gini (banjir). Kalo sebelum-sebelum enggak tau. Tapi kalo yang ini lebih tinggi,” katanya lagi.

    Hingga pukul 16.00 WIB, genangan air di Jalan tersebut sudah mulai surut. Petugas juga sedang melakukan normalisasi parit yang tersumbat untuk memperlancar aliran air. (Tam/*)

  • Pengembang Perumahan Tutup Siring Warga Kebanjiran, Wali Kota Eva Diminta Turun

    Pengembang Perumahan Tutup Siring Warga Kebanjiran, Wali Kota Eva Diminta Turun

    Bandarlampung, sinarlampung.co Warga Bandar Lampung (Balam) meminta walikota Eva Dwiana meninjau lokasi penutupan aliran air yang dilakukan oleh pengembang perumahan milik Sayadi, di Jalan Gemini RT 05 lingkungan 01, Rajabasa jaya. Sebab, semenjak aliran air (siring) yang berada di kawasan sawah ditutup oleh pengembang perumahan mengakibatkan banjir ketika hujan turun.

    “Siring itu terbentuk secara alamiah dari dulu, sebelum ada penimbunan itu berjalan dengan baik dan tidak pernah menimbulkan dampak ke kami, semenjak adanya penimbunan tanah pada ujung gorong-gorong ini berdampak ke kami warga sekitar yang menyebabkan banjir,” keluh Karsid, salah satu warga saat diwawancara, Rabu 28 Februari 2024.

    Dengan adanya penimbunan itu, lanjut Karsid otomatis rumah disekitar terendam banjir, karena air tertahan dengan tumpukan tanah , maka dari itu kami meminta Walikota Bandarlampung untuk dapat meninjau lokasi tersebut.

    “Harapan kami ke ibu Walikota ataupun pihak-pihak instansi terkait yang berwenang untuk meninjau lokasi, karena kami ini tidak hanya berdampak saat ini tapi ke depannya itu tentu akan jauh lebih parah,” ucapnya.

    Menurutnya, tempat itu merupakan lokasi berkumpulnya air dari warga sekitar yang biasanya akan mengalir melewati aliran atau siring sawah ke sungai.

    “Wilayah kami ini mengingat lokasinya itu bentuknya cekung dan sumber semua sumber air dari arah timur selatan utara itu mengarah hanya satu tempat disini saja dan saat ini dengan adanya penimbunan ini pembuangannya tidak seimbang dengan air yang masuk,” ungkapnya

    Selain itu, sambung dia, warga telah melakukan mediasi untuk mencari jalan keluar dengan meminta penimbunan tanah untuk perumahan tersebut dibuat aliran air supaya lancar.

    “Sudah dilakukan mediasi antara pengembangan dengan warga sekitar kemarin, namun pemilik tidak datang hanya kuasa hukum saja yang mewakili dan akhirnya tidak menemukan titik terang, ” jelasnya

    Ia menambahkan, bahwa warga sekitar juga tidak merasa keberatan jika lokasi ini dibangun perumahan, namun mohon diberikan aliran air, agar tidak terjadi banjir di lokasi tersebut.

    “kami hanya sebagai warga meminta untuk menghidupkan kembali aliran air itu saja dan tidak ada tuntutan yang lain karena kami benar-benar merasakan dampak dari penimbunan lokasi tersebut,” tambahnya

    Sementara, Camat Rajabasa Bandarlampung Hendri Satria Jaya mengatakan, berdasarkan laporan warga ditempat penimbunan air itu meluap akibat saluran drainase di tutup oleh pengembang lahan tersebut.

    “Sebelumnya sudah kami mediasikan, akan tetapi pemilik lahan tersebut bersi keras mempertahankan dan tetap akan menutup siring air tersebut dan Kami juga sudah turun ke lapangan melihat kondisi penimbunan dan benar adanya saluran air yang sebelumnya telah di tutup oleh pemilik lahan,”terangnya

    Ia menerangkan, Persoalan ini juga telah dilaporkan ke Dinas Perkim kota Bandar Lampung untuk dapat ditindaklanjuti dan di selesaikan. “Pemilik hanya menawarkan pembuatan siring air melalui pinggir lahan timbunan, akan tetapi masyarakat tidak menerimanya
    Dia merasa karena lahan tersebut miliknya, “Maka itu kami sudah melaporkan persoalan itu ke Disperkim Bandarlampung agar dapat terselesaikan,” tandasnya. (***)

  • Banjir di Tulang Bawang 4 Rumah Hancur Terbawa Arus dan Jalinsum Lumpuh Total

    Banjir di Tulang Bawang 4 Rumah Hancur Terbawa Arus dan Jalinsum Lumpuh Total

    Tulang Bawang (SL)-Banjir yang menggenangi di Portal Indo Lampung, Kampung Astra Ksetra, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang mengakibatkan lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera lumpuh total dan mengalami kemacetan. Sementara waktu, lalu lintas dialihkan ke Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim) Bawang Latak dan Tol Sumatera, Kamis 9 Maret 2023.

    Saat meninjau banjir di Portal Indo Lampung, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial (Kesos) Pemkab Tulang Bawang Akhmad Suhary menghimbau agar masyarakat tidak panik dan masyarakat yang hendak menuju Tulang Bawang juga diimbau untuk putar balik, lewat Jalinpantim dan Tol Sumatera (Gerbang Tol Gunung Batin-red) serta sebaliknya dari arah Tulang Bawang menuju Bandar Lampung disarankan melalui gerbang Tol Menggala.

    “Kondisi jalan saat ini putus total tidak memungkinkan untuk dilalui, oleh karena itu bagi para pengendara agar putar arah menuju Gerbang Tol Menggala atau melalui Jalan Lintas Pantai Timur Bawang Latak,” ujar Akhmad.

    Soal bencana banjir, Suharyo menjelaskan pemerintah daerah sudah membuat posko pengamanan bencana banjir yang terletak di Kampung Bujung Tenuk.

    “Posko sudah kita buat, masyarakat sedang dalam proses evakuasi. Mengingat curah hujan masih berlanjut, kemungkinan ketinggian air dapat sewaktu-waktu meningkatkan,” jelasnya.

    Berdasarkan pantauan, saat ini petugas gabungan masih membantu evakuasi warga terdampak bencana banjir. Cuaca mendung dan gerimis masih mengguyur Kabupaten Tulang Bawang dengan intensitas sedang.

    Sebelumnya, sejak Rabu malam 8 Maret 2023 hujan deras mengguyur Kabupaten Tulang Bawang dan puncaknya pada Kamis 9 Maret 2023 sekira dinihari 04.00 WIB. Akibat luapan air sungai Tulang Bawang yang meningkat, beberapa wilayah di Kabupaten berjuluk Sai Bumi Nengah Nyappur itu mengalami bencana banjir. Salah satu tempat terparah yakni di wilayah Portal Indo Lampung, Kampung Astra Ksetra, Kecamatan Menggala.

    Dari insiden itu, setidaknya 25 rumah dan warung kecil milik warga yang terbuat dari kayu semi permanen turut rusak parah akibat terjangan banjir tersebut bahkan 4 rumah diantaranya hancur terbawa arus.

    Kepala Pelaksana BPBD Tulang Bawang Kanedi mengatakan kedalaman air saat ini mancapai 1,5 meter di Portal Indo Lampung dan setengah meter di sepanjang jalan kali miring, Kampung Kagungan Rahayu.

    “Tidak ada korban jiwa dari bencana banjir ini, Namun 25 rumah terdampak banjir, 4 diantaranya hancur terbawa arus banjir, hewan ternak berupa kambing dan ayam mati serta merendam dua kendaraan roda empat juga badan Jalinsum,” pungkasnya.

    Heri salah seorang warga setempat yang terdampak bencana tersebut mengaku kaget. Sebab baru kali ini wilayah tersebut terkena banjir akibat hujan deras sejak semalam dan luapan sungai didekat lokasi. “Baru kali ini airnya sampai setinggi lutut karena di guyur hujan semalaman, kami berharap ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya. (Red)

  • Pemkot Metro Segera Tangani Masalah Banjir, Warga: Jangan Cuma Janji

    Pemkot Metro Segera Tangani Masalah Banjir, Warga: Jangan Cuma Janji

    Kota Metro (SL)-Pemkot Metro dalam waktu dekat akan segera melakukan penanganan terhadap banjir sebagaimana harapan warga selama ini. Upaya yang akan disegerakan yakni perbaikan drainasse. Karena dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya banjir.

    “Segera mungkin akan kita lakukan perbaikan drainase untuk menimalisir terjadinya banjir lagi di sini,” ucap Plt. Kadis PUPR mewakili Wali Kota Metro saat meninjau lokasi berdampak banjir di Jl. Gunung Lawu, RT 028/RW 008, Yosorejo, Metro Timur. Rabu, 26 Oktober 2022.

    Dalam kunjungan tersebut, Robby mengaku prihatin terhadap musibah yang terjadi. Ia pun berjanji Pemkot segera membantu warga yang terdampak. “Kita akan segera membantu warga yang terkena musibah banjir ini, setidaknya meminimalisir terjadinya banjir di sini,” kata dia.

    Sementara di lokasi terjadinya banjir, Misia Wati (66) Warga Gunung Lawu, berharap pemerintah secepatnya memberi solusi. Terlebih, dari tahun lalu warga yang tinggal dekat saluran drainase menanti  kebijakan pemerintah untuk perbaikan.

    “Kami butuh bukti dari Pemkot Metro. Bukan sekedar janji-janji. Kalau janji untuk memperbaiki drainase sudah dari tahun lalu. Tapi sampai detik ini belum juga terealisasi. Jangan hanya saat mau menjadi Wali Kota atau Anggota Dewan saja janji-janji manis dilontarkan. Udah duduk di kursi empuk, janji itu terabaikan,” pungkasnya. (Red)

     

  • Korban Banjir Di Kota Metro Butuh Solusi Bukan Nasi Bungkus

    Korban Banjir Di Kota Metro Butuh Solusi Bukan Nasi Bungkus

    Kota Metro (SL)-Sejumlah warga terdampak banjir di Kota Metro merasa kecewa terhadap bantuan yang Pemkot setempat berikan. Sebab, bantuan nasi bungkus yang mereka terima tidak akan menjadi solusi dalam mengatasi masalah banjir.

    Salah satu korban banjir, Ari, warga Jl. Gunung Lawu, Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, mengungkapkan, mereka yang terkena dampak banjir sangat kecewa terhadap Pemkot Metro. Bantuan yang tersalurkan hanya berupa nasi bungkus dan itupun sekali.

    “Masak yang kena banjir hanya menerima nasi bungkus, itupun sekali. Mana hati nurani para Pejabat ataupun Wali Kota dan Wakilnya. kok menghilang,” ucapnya kepada wartawan. Selasa, 25 Oktober 2022.

    Lebih lanjut Ari mengungkapkan, Warga Gunung Lawu bukan mengharapkan bantuan serupa, tapi solusi dari Pemkot. Solusi pun harus terealisasi bukan hanya sekedar wacana belaka supaya bisa meminimalisir terjadinya banjir.

    “Padahal dalam sembilan program unggulan Wali Kota, sudah jelas pengentasan banjir salah satu dari programnya. Tapi kok sampai sekarang belum ada realisasi. Padahal untuk wilayah Yosorejo menjadi prioritas sejak tahun 2021,” tandasnya.

    Sementara itu, hingga berita ini terbit, pihak terkait terutama Pemkot Metro belum memberi keterangan terkait keluhan korban banjir di Jl. Gunung Lawu. (Red)

  • Banjir Rendam 25 Rumah Warga Di Metro Pusat, BPBD Tinjau Lokasi

    Banjir Rendam 25 Rumah Warga Di Metro Pusat, BPBD Tinjau Lokasi

    Kota Metro (SL)-Hujan lebat yang melanda Kota Metro tadi siang, menyebabkan beberapa wilayah terendam banjir. Rumah warga di dua Kelurahan Kecamatan Metro pusat, yakni Hadimulyo Barat dan Hadimulyo Timur kembali menjadi langganan banjir. Alhasil, sekitar 25 rumah warga terendam. Hujan terjadi sekitar pukul 12.00 sampai 15.00 WIB, Rabu (03/08/2022) tadi siang.

    Mendapati laporan adanya banjir, Kepala BPBD Kota Metro, Firdaus bersama RT setempat bertindak ke lokasi untuk melakukan peninjauan.

    Firdaus mengatakan, ada tiga titik yang terdampak banjir, yaitu di jalan Lukman Tanjung,  Mekarsari dan di jalan Bambu Kuning.

    “Tetapi memang yang banyak terendam banjir di Jalan Lukman Tanjung ada sekitar 15 rumah. kalau di Mekarsari ada 5 rumah dan di Jalan Bambu Kuning ada sekitar 5 rumah. Jadi total 25 rumah warga yang terendam banjir,” ungkapnya.

    Di lokasi yang sama, Ketua RT 27 RW 006 Hadimulyo Barat, Rini Liana meminta agar pihak terkait segera bertindak dan mencari solusi untuk menangani masalah banjir tersebut.

    “Semoga ke depannya ada peninjauan ulang lah dan biar ada solusi. Misalnya ada pengerukkan stier agar dapat mengatasi banjir,” tandasnya.

    Menurut informasi, dua kelurahan tersebut sering menjadi langganan terlebih jika musim penghujan tiba. (Red)

     

     

     

     

     

  • Dinsos Mesuji Minta Kades Data Warga Yang Terdampak Banjir

    Dinsos Mesuji Minta Kades Data Warga Yang Terdampak Banjir

    Mesuji (SL) –  Curah hujan yang tinggi beberapa desa di Kabupaten Mesuji mengalami banjir, kamis 6 Januari 2022.

    Tak hanya banjir yang menggenang rumah warga di kabupaten Mesuji, warga yang terdampak banjir juga memerlukan bantuan kepada pemerintah kabupaten Mesuji maka dari itu dinas Sosial Kabupaten Mesuji Meminta kepada kepala desa segera data warga yang mengalami kebanjiran.

    Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Linjamsos Dinsos Mesuji Iswantoro. Menurut nya jika Kades setempat cepat memberikan data warga yang terdampak banjir, maka bantuan akan cepat tersalurkan.

    “Dengan catatan, wilayah desa yang terdampak banjir adalah yang benar-benar terdampak banjir, seperti desa Labuhan Permai kecamatan Way Serdang dan desa lainya,agar bantuan yang diberikan nantinya tepat sasaran dan cukup untuk masyarakat yang terdampak banjir” terang Iswantoro.

    Lanjut Iswantoro, berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Relawan Tagana Mesuji, terdapat wilayah baru terdampak banjir yang berjumlah enam desa.

    Yang terdiri dari Desa Talang Batu, Talang Gunung, Tanjung Harapan, Nipah Kuning, Sri Tanjung dan Kagungan Dalam.

    “Meskipun demikian dampak banjirnya tidak parah, karena tergenangnya air tidak lama dan kadang sering surut” ungkapnya.(AAN.S/Red)

  • Romzi Hermansyah Kritik Pemkot Metro Dalam Menangani Banjir

    Romzi Hermansyah Kritik Pemkot Metro Dalam Menangani Banjir

    Kota Metro (SL)- Jurnalis Muda asal Kota Metro, Romzi Hermansyah R.SP akrab di sapa Bang Roy, kritiki Pemerintah Kota Metro, bertepatan dengan program unggulan pengentasan banjir. Soal banjir yang terjadi di Kota Metro disebabkan penanggulangan mutlak yang tidak efektif dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Metro.

    “Penanggulangan banjir itu meliputi dua hal, baik dari segi pencegahan mitigasi, hingga penanganan darurat. Bagaimana Mitigasi itu, yakni seangkaian upaya mengurangi resiko bencana alam termasuk banjir, melalui pembangunan fisik maupun penyadadan dan peningkaan kemampuan menghadapi ancaman bencana banjir dan lainnya,”

    “Mungkin ini menurut pribadi saya, jurnalis sah sah saja mengkritiki to.! Siapa tau juga, jadi refrensi pemerintah walau tak seberapa berarti kritikan ini,”kata Romzi jurnalis muda jebolan kompetensi LSPR Angkaan II ini.

    Menurutnya, Ini lah yang tidak sama sekali di lihat dan dilaksanakan pemerintah Kota Metro, hanya asal buat program pengentasan banjir. Klasiknya melulu tergantung pembiayaan atau anggaran, itulah pimpinan daerah.

    “Kalau kejadian banjir itu ada, maka kita boleh sebut kegiatan mulai pencegahan mitigasi. Efektivitas dalam memitigasi bencana maupun penanganan, ketika sudah terjadi bencana itu sendiri, bisa dilihat dari upaya apa saja yang telah dilakukan. Jika upaya tersebut tidak dilakukan, maka tak heran jika banjir terjadi,”katanya.

    Masih kata Romzi, artinya bahwa, kita bisa cek, ada gak upaya pencegahan, apa yang sudah dilakukan untuk mencegah, apa yang sudah dilakukan untuk memitigasi, dan apa yang dilakukan untuk siap siaga,?.

    Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, dan tiap tahun berganti, tidak bisa dijadikan alasan, sebab pemerintah seharusnya sudah bisa memperhitungkan risiko bencana yang akan terjadi. “Namanya siap siaga yang dibangun itu disesuaikan dengan potensi resiko ke depannya seperti apa, enggak boleh terbesit karena musim hujan deras justru itu kita harus siapkan. Kita kan enggak pernah hitung risikonya seperti apa dan apa upaya untuk meminimalisirnya”.

    Pertanyaannya, apa sudah dilakukan baik untuk mengurangi risiko itu. Seberapa besar kita mengurangi risiko? Misal potensi risiko banjir 3 meter kalau kita bisa upaya kita mengurangi sampai semeter dan seterusnya.

    Saya menganggap wajar, jika banyak masyarakat yang membandingkan upaya antara pimpinan daerah saat ini dengan sebelumnya. Sebab, publik melihat apakah upaya penanganan itu sudah dilakukan secara maksimal atau belum.

    “Wajar artinya, ada upaya yang dilakukan sampe targetnya seberapa. Sekarang banjirnya seberapa, tapi upaya tidak dilakukan sesuai berapanya resiko, yang ada hanya sekedar terlaksana, saja cukup.,”

    Di Kota Metro ini, Romzi mengungkapkan, ada 5 Kecamatan 22 Kelurahan. Jika Pimpinan daerah saat ini, punya program unggulan salah satunya entaskan banjir, Yang bagaimana? Bagaimana tim percepatan pembangunannya? Apa upaya sebelumnya ? Bagaimana kajian minimalisir banjirnya ? Sejauh apa kajian efektif pengelolaan anggaran pengentasannya ?

    “Jangan ada alasan lagi..soal banjir, karena masyarakat buang sampah sembarangan..Ok lah.!! Lantas, ketegasan Perda nya gimana?bagaimana bangunan yang melanggar DAS, Bagaimana dengan penyempitan DAS,?”tegas Romzi.

    Masih kata Romzi, artinya, jangan melulu berdasarkan aturan.. lihat unsur kemanusiaannya..peduli nya..ini baru sehat akal, sehat hati..bukan sekedar kejar prestasi seremoni.

    Petakan Kota Metro, berapa DAS dalam perkotaan, irigasi, berapa besar wilayah kawasan resap air dan penghijauan, wilayah kecamatan mana yang terprioritaskan? Tiap Tahun itu ada perubahan sesuai RPJMD yang di ciptakan, jadi siapa yang harus bertanggungjawab,? Atau justru beralasan alibi dan atau membantalkan masyarakat lagi?.

    “Kemudian, data bangunan melanggar DAS, pertajam sanitasi normalisasi anak sungai, drainase dan lainnya. Ini saja belum dilakukan, bagaimana bisa bilang program unggulan pengentasan banjir..? Mitigasi ini saja belum terlewati..padahal sudah menahun soal banjir, artinya 2022 jika benar benar mengupayakannya dengan epat efektif, maka akan ada sejarah bagi pimpinan daerah saat ini. Pihak oknum – oknum Legeslatif juga, jangan jadi aji mumpung minta proyek pengentasan banjir, yang di kerjakan tangan besinya,”jelasnya. (Red/Red)

  • Desa Sidang Muara Jaya Satu Bulan Terendam Banjir

    Desa Sidang Muara Jaya Satu Bulan Terendam Banjir

    Mesuji (SL)- Desa Sidang Muara jaya kecamatan rawa jitu Utara kabupaten Mesuji sudah satu bulan ini terendam banjir dengan tinggi air mencapai 80 cm Karna luapan air sungai Mesuji merendam rumah warga dan juga merendam Pustu kesehatan .Jumat 03 Desember 2021.

    Bukan hanya merendam rumah warga Banjir juga memutuskan akses jalan warga Desa sidang Muara Jaya Kecamatan rawajitu Utara Kabupaten Mesuji yang di lalui setiap harinya oleh warga

    Kepala Desa Sidang Muara Jaya Benuang Alitopa mengatakan banjir tersebut sudah satu bulan ini belum juga usai sampai hari ini,bahkan air bukan menyurut malah makin tinggi airnya mencapai 80 CM. “banjir ini juga lebih parah dari sebelumnya dan membuat rijid beton yang dibangun pada tahun 2017 terputus Dan tidak dapat di lalui oleh kendaraan roda dua” ujar Alitopa.

    Sambung Alitopa ,”Saat ini warga Desa Sidang Muara Jaya memerlukan bantuan dari pemerintah Kabupaten Mesuji agar segera mengatasi bencana banjir di Desa Sidang Muara Jaya dan warga bisa beraktivitas kembali seperti biasannya” ujar Alitopa.

    “Bukan hanya warga yang kesulitan untuk beraktivitas siswa siswi yang ingin bersekolah juga yang setiap harinya melintas di jalan ini mulai kesulitan dikarenakan banjir” kata Alitopa.

    Harapan Kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Mesuji Segera mengatasi banjir dan bisa segera memperbaiki Akses jalan yang terputus akibat banjir agar warga Desa Sidang Muara Jaya untuk di kemudian harinya tidak terkna banjir kembali.” Ucap Alitopa ( AAN.S/Red)

  • Banjir Luapan Way Liwok di Wonosobo Jalinbar Macet Total hingga 5 Jam

    Banjir Luapan Way Liwok di Wonosobo Jalinbar Macet Total hingga 5 Jam

    Tanggamus (SL)-Banjir akibat luapan Sungai Way Liwok menggenangi Jalur Lintas Barat (Jalinbar) di Pekon (Desa,red) Bandarkejadian, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus. Akibatnya selain menggenangi empat pekon setinggi 50 cm, terjadi kemacetan panjang dari Bandarkejadian hingga pekon Sinar Saudara, Selasa, 21 September 2021, malam.

    JALINBAR Macet total hingga 5 jam

    Hujan deras yang terjadi sejak pukul 19.00 WIB – 23.00 WIB, volume air Sungai Wayliwok meluap. Puluhan sepeda motor yang nekat menerobos genangan air mati mesin. Sebagian kendaraan roda empat memilih balik arah.

    Menurut warga, banjir yang menggenangi hingga empat pekon itu adalah banjir terbesar saat ini. Belum laporan korban jiwa. Ratusan rumah dipastikan tergenang banjir.

    “Hujan dari sore tadi, air meluap kejalan raya dan banyak rumah warga tergenang. Belum ada info korban jiwa bang, tapi mudah-mudahan tidak ada, sementara kerugian materi belum kami ketahui karena kami masih fokus menyelamatkan diri dan membantu para pengguna jalan,” Kata Sidi warga Pekon Bandar kejadian.

    Pantauan sinarlampung.co dilokasi banjir, terlihat CamatWonosobo Edi Fahrurrozi turun menijau lokasi. “Kami sudah menghubungi Bupati dan wakil serta BPBD dan pihak kepolisian serta Koramil untuk mengevakuasi warga yang terdapat,  serta menjaga kelancaran lalulintas dan keamanan pengguna jalan,” kata Camat. (Wisnu/Jun)