Tag: banjir bandang

  • Pasca Banjir Bandang, Warga Butuh Perhatian Pemkot Bandarlampung

    Pasca Banjir Bandang, Warga Butuh Perhatian Pemkot Bandarlampung

    Bandarlampung, sinarlampung.co Warga terkena dampak banjir bandang di beberapa area Bandar Lampung akhir-akhir ini, mengharapkan perhatian Pemerintah Kota diantaranya perbaikan rumah

    Hujan deras melanda RT 03 Lingkungan I Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung mengakibatkan hanyutnya harta benda serta beberapa dapur warga juga ikut hanyut diterjang air.

    “Waktu itu hujan mulai dari jam lima sore, dan banjir sampai pagi baru surut”, ujar ibu Firdaus pada sinarlampung.co, Jum’at, 8 Maret 2024.

    Ibu Firdaus menambahkan, dapur hanyut terbawa air, begitu juga barang-barang yang belum sempat diselamatkan diantaranya pakaian. Baju yang saya pakai ini sumbangan dari orang yang perduli pada kami. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa”, ujar wanita yang sudah enam tahun domisili di area ini.

    “Akibat dari banjir ini, dinding rumah banyak yang retak. Jadi kami saat ini tinggal dikontrakan tidak jauh dari rumah saya. Semua kami lakukan karena masih hujan beberapa hari ini,” tambah Wanita yang mendiami rumah nomor 45.

    Kami berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung bisa memberikan bantuan perbaikan dapur yang hanyut. Sungai yang dangkal bisa digali lagi, pungkas warga pindahan dari Kampung Sawah Brebes.

    Pada kesempatan yang sama, Usman, mengatakan, banjir dengan ketinggian hampir dua meter, beberapa barang bisa diselamatkan ke rumah warga yang posisinya berada di area lebih tinggi. “Biasanya kalau hujan lebat banjir juga tapi kali ini yang paling tinggi airnya,” tutup Usman.

    Warga lainnya juga berharap agar Pemerintah Kota Bandar Lampung dan pihak terkait memperhatikan area yang terkena banjir. “Pembangunan talut juga merupakan penyebab banjir karena sebelum dibangun belum pernah banjir setinggi ini,” tandas Dedi Rizal. (Heny)

  • Banjir Bandang di Kalibaru Banyuwangi Hanyutkan 35 Rumah 3 Jembatan Pengubung Terputus

    Banjir Bandang di Kalibaru Banyuwangi Hanyutkan 35 Rumah 3 Jembatan Pengubung Terputus

    Banyuwangi (SL)-Luapan sungai Yas sebabkan banjir bandang. Akibatnya, 35 rumah di desa Kalibaru Wetan, Banyuwangi, hanyut dan tiga jembatan penghubung di wilayah setempat terputus. Kamis, 03 November 2022.

    Sekretaris BPBD Banyuwangi Mujito menyebut, banjir bandang berasal dari sungai Yas yang meluap akibat Hujan deras cukup lama mulai 16.30 hingga 21.00 WIB.

    Diketahui, sungai Yas merupakan sungai yang berada di Jalan Raung Desa Kalibaru Wetan, Kalibaru, Banyuwangi. “Kebanyakan rumah yang hanyut berada pinggir sungai Yas,” ungkapnya.

    Mujito melanjutkan, adapun tiga jembatan yang putus,  yaitu Jembatan Karanggudang, Jembatan penghubung Desa Kajarharjo, dan Jembatan Desa penghubung Karanganyar.

    “Tembok Koramil Kalibaru juga ikut jebol. Karena tumpukan material di akses jalan Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan. Selain itu, beberapa tempat ibadah seperti musala rusak dan akses warga dusun terputus,” jelas Mujito. (Red)

  • Jembatan Bambu Akses Utama Desa Bareng dan Jelu Ambruk Diterjang Banjir Bandang

    Jembatan Bambu Akses Utama Desa Bareng dan Jelu Ambruk Diterjang Banjir Bandang

    Bojonegoro (SL) – Jembatan bambu yang merupakan akses utama bagi warga Desa Bareng dan Jelu, Ngasem, Bojonegoro, ambruk diterjang banjir bandang. Jembatan yang tak bisa dilalui memutus akses warga. Sedikitnya 50 keluarga dari Dusun Jepon, Desa Bareng dan Dusun Jeruk Pecel, Desa Jelu, Kecamatan Ngasem merasakan sulit beraktivitas karena jembatan bambu yang selama ini menjadi akses utama bagi mereka ambruk diterjang banjir luapan sungai Krikil yang melintasi kampungnya.

    Jembatan yang ambruk panjangnya sekitar 25 meter dengan lebar 2 meter serta tinggi jembatan dari dasar sungai mencapai 8 meter ini terbuat dari tiang penyangga dari cor beton, kayu dan lantai jembatan terbuat dari anyaman bambu. Tak ada akses lain kecuali jembatan ini untuk dua desa tersebut. “Jembatan ini memang akses utama, kalau sudah ambruk ya mungkin nanti warga akan lewat naik turun sungai. Harapannya ya segera diperbaiki,” ujar Hadi, warga setempat, Minggu (163/12/2108).

    Meski jembatan telah rusak dan ambruk, beberapa warga juga masih terlihat nekat melintasi jembatan. Selain untuk mengevakuasi kendaraan roda dua, warga terpaksa melintas untuk berkativitas karena sungai masih deras airnya dan mereka tidak tidak ingin terisolir nantinya.

    Agar tidak ada korban, petugas dari Polsek Ngasem turut mengevakuasi motor warga. Namun karena khawatir jembatan tambah rusak dan memakan korban kini evakuasi dihentikan. Polisi akhirnya memasang garis pengaman agar jembatan tidak dilintasi masyarakat. “Lebih baik kita pasang garis pengaman, karena tadi sempat dilalui warga sudah membahayakan jembatan ambruk ini,” kata Kanit Sabhara Polsek Ngasem Iptu Eko. (detik)

  • Wakapolres Tanggamus Hadiri Pelepasan Relawan Penganggulangan Banjir Bandang dan Longsor

    Wakapolres Tanggamus Hadiri Pelepasan Relawan Penganggulangan Banjir Bandang dan Longsor

    Tanggamus (SL) – Wakapolres Tanggamus Kompol Andik Purnomo Sigit menghadiri pelepasan relawan penangulangan bencana banjir bandang dan longsor Kecamatan Kelumbayan dan Kelumbayan Barat Tanggamus. Pelepasan dipimpin Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani bersama sejumlah Forkopimda Tanggamus, Kabag Ops Polres Tanggamus Kompol Bunyamin, SH yang dilaksanakan di depan halaman Pemkab Tanggamus, Senin (3/12) pagi.

    Selain melepas relawan tersebut Bupati juga menyerahkan sejumlah bantuan hasil sumbangan organisasi perangkat daerah baik berupa bahan pokok, alat-alat dan uang tunai. Wakapolres Kompol Andik Purnomo Sigit mengungkapkan, personil Polres Tanggamus yang diterjunkan berjumlah 15 anggota. “Personil Polres sendiri sebanyak 15 orang bergabung bersama tim relawan juga ditambah personil Polsek Limau yang memang sudah berada disana,” ungkap Kompol Andik Purnomo Sigit.

    Bupati Hj. Dewi Handajani mengatakan, relawan yang diterjunkan merupakan personil gabungan Kodim, Polres Tanggamus, Pol PP, Basarnas, BPBD dan Dinas Kesehatan. “Seluruhnya 90 personil gabungan,” kata Bupati Tanggamus dalam keterangannya kepada awak media.

    Lanjutnya, sementara dijadwalkan relawan akan bekerja selama tiga hari kedepan dengan semua kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Relawan akan membantu saudara-saudara disana yang terdampak bencana banjir dan longsor,” ujar Bupati.

    Bupati menjelaskan untuk jumlah kerusahan fasilitas umum yang rusak akibat bencana, pihaknya terus melakukan menginventarisir. “Semua fasilitas umum masih diinventarisir guna menentukan langkah kedepannya, selain itu Pemkab Tanggamus akan berusaha mengusulkan ke pusat maupun provinsi dalam perbaikan fasilitas tersebut,” jelasnya.

    Ditambahkan Bupati, Pemkab Tanggamus juga sudah mengajukan surat untuk meminta bantuan ke Pusat terkait terjadinya musibah yang ada di Kabupaten Tanggamus. “Pada hari Jumat kemarin Wakil Bupati dan Kepala BPBD sudah ajukan ke Pusat,” imbuhnya.

    Sebab menurut Bupati penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor tidak bisa hanya diselesaikan oleh Pemkab Tanggamus tetapi harus ada bantuan dari pusat dan juga provinsi.

    Kemudian terkait adanya sekolah terdampak banjir dan lumpur sehingga tidak dapat difungsikan untuk belajar mengajar akan dipindahkan sementara ke TPA. “Kembali lagi ke tim relawan ini nanti yang akan membantu membersihkan fasilitas-fasilitas tersebut,” terangnya.

    Terakhir, kondisi terkini listrik, Bupati mengaku aliran listrik masih terputus, namun Pemkab akan berkirim surat ke PLN. “Hari ini kita ajukan surat ke PLN untuk segera memperbaiki aliran listrik baik tiangnya maupun alirannya,” punkasnya.

    Untuk diketahui bencana banjir, tanah longsor/ambles, jembatan hanyut terjadi di Pekon Sidoarjo dan pekon Napal Kecamatan Kelumbayan Barat meliputi Dusun Sukajaya Pekon Sidoarjo dengan jumlah 217 KK, 852 jiwa membutuhkan bantuan bahan pokok.

    Jembatan putus (rusak parah) akibat diterjang banjir, sehingga akses jalan antara Dusun Sukajaya menuju ke Pekon Sidoarjo terisolir. Kemudian tanah ambles (longsor) mengakibatkan 7 rumah rusak parah, sehingga pemilik rumah telah mengungsi ke rumah keluarga/tetangga. Serta 2 bangunan SD, 1 bangunan MI, 1 bangunan SMP masih dipenuhi lumpur dan 1 unit rumah disambar petir.

    Selanjutnya, Dusun Suka Agung Pekon Napal berjumlah 336 KK, jumlah penduduk 1.750 jiwa. Diwilayah itu 57 unit rumah rusak ringan s/d sedang. Kemudian 2 unit bangunan SD, masih dipenuhi dengan lumpur. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Forkopimda Tanggamus, pada hari Minggu tanggal 2 Desember 2018, jembatan yang rusak dihantam Banjir, sedang dibuat jembatan Darurat.

    Selain itu mengerahkan alat berat / exavator, untuk memperbaiki jalan yang tertutup longsor (batu dan tanah) agar jalan dapat dilalui kendaraan baik R4 maupun R2 dan Mengirimkan logistik (bahan pokok) kepada warga yang terdampak banjir, longsor dan jembatan putus dgn menggunakan R2. (hardi/Nn)

  • Intensitas Hujan Tinggi, Ngaras Diterjang Banjir Bandang

    Intensitas Hujan Tinggi, Ngaras Diterjang Banjir Bandang

    Pesisir Barat (SL) – Hujan deras yang mengguyur di sepanjang wilayah Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), mulai berdampak cukup fatal. Seperti halnya yang terjadi di Pekon Kotabatu Kecamatan Ngaras.

    Di pekon tersebut tercatat kerugian yang ditimbulkan akibat hujan deras yakni hanyutnya satu unit rumah akibat terseret banjir bandang di aliran Sungai Way Ngaras Kecamatan Ngaras, sekitar pukul 03.15 WIB, Sabtu (1/12).

    Selain rumah, banjir juga mengakibatkan terputusnya jembatan gantung penghubung Pekon Kotabatu dan Pekon Negeriratu Ngaras. Selain itu tergerusnya sebagian lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU), serta mengancam bangunan Masjid yang ada di wilayah pekon tersebut.

    Demikian disampaikan salah seorang warga setempat, Alpi Ishak, bahwa banjir bandang yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ngaras tersebut disebabkan intensitas hujan yang mengguyur cukup tinggi ditambah dengan durasi yang cukup lama. “Rumah warga yang terseret banjir terjadi sekitar Pukul 03.15 WIB, sedangkan jembatan gantung penghubung dua pekon itu putus sekitar Pukul 00.30 WIB,” katanya.

    Kendati demikian, banjir yang melanda tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, dikarenakan saat kejadian jembatan putus, pemilik rumah disarankan untuk mengungsi karena rumah yang ada dipinggiran sungai itu sudah terancam. “Warga saat itu langsung membantu mengosongkan rumah milik korban atas nama Kadas tersebut, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya. (JPnews)

  • Banjir Bandang Hantam Puluhan Rumah Warga di Dusun Karangasem

    Banjir Bandang Hantam Puluhan Rumah Warga di Dusun Karangasem

    Banyuwangi (SL) – Banjir bandang merendam puluhan rumah warga di Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (25/11/2018). Selain itu, banjir bandang juga menghanyutkan dua rumah di Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi. “Banjir bandang terjadi di dua lokasi yang berada di dua kecamatan. Dua rumah hanyut di Gladag (Rogojampi). Sementara yang tergenang di Kecamatan Singojuruh. Puluhan rumah terdampak tergenang banjir,” ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik HZ.

    Saat ini, lanjut AKBP Taufik, pihaknya menyiagakan personel untuk membantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi untuk melakukan pendataan rumah terdampak banjir bandang. Hingga saat ini belum ada laporan terkait korban jiwa imbas dari banjir bandang kali ini. “Sampai saat ini belum ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden ini. Kami harap tidak ada apa-apa. Kondisi bencana malam hari makanya kita waspada sampai nanti. Personel kita kerahkan disini. Selain mendata juga mengantisipasi adanya susulan,” pungkasnya.

    Sementara itu Tumi, salah satu warga Dusun Karangasem, Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Banyuwangi, mengaku air mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB. “Di dalam rumah itu setinggi setengah meter. Kalau dari pondasi ya lebih dari 1 meter,” ujarnya.

    Tumi menambahkan, dalam setahun, biasanya wilayahnya bisa diterjang banjir bandang 4 kali. Banjir ini diakibatkan konstruksi jembatan Garit yang menyempit dan tak bisa dilewati air. “Kita sudah minta kepada pemerintah untuk merubah konstruksi jembatan. Kami warga resah tiap tahun banjir. Ini baru awal musim penghujan sudah seperti ini. Apalagi nanti saat puncak musim hujan,” pungkasnya.

  • Banjir Bandang Seret Puluhan Rumah di Pekon Umbar Kelumbayan Akses Komunikasi Terputus

    Banjir Bandang Seret Puluhan Rumah di Pekon Umbar Kelumbayan Akses Komunikasi Terputus

    Tanggamus (SL) -Banjir bandang Luapan Way Umbar kembali menerjang Kecamatan Kelumbayan, kali ini banjir meluluhlantahkan Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Puluhan rumah terseret arus,  (Rabu/11/2018), sekitar 00.30 dini hari.

    Dugaan sementara banjir di sebabkan curah hujan yang deras mengguyur Pekon Umbar sejak Sore hingga dini hari. Akibat banjir bandang tersebut ada sekitar 17 rumah warga terseret arus Way Umbar, Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.

    Hal ini di sampaikan langsung oleh Safik, Sekdes Pekon Umbar lewat media Telepon. “Untuk sementara yang bisa kami pantau rumah warga yang terseret arus mencapai 17 Rumah”. Terangnya. “Untuk korban jiwa sendiri belum bisa terdeteksi, di karenakan selain hujan yang terus mengguyur, akses telekomunikasi dan listrik padam total”. Lanjutnya.

    Sementara untuk keterangan dari salah satu Personil Taruna Siaga Bencana (TAGANA) setempat melalui Telepon juga membenarkan adanya informasi dari Pekon Umbar terkena Banjir Bandang. “Memang benar informasi yang kami dapat juga melalui Telepon, adanya Banjir Bandang di Umbar telah menelan 17 Rumah yang di seret oleh arus,” Ungkap Darnalis salah satu Personil Tagana.

    “Tapi kendala kami Komunikasi terputus, sehingga kami tidak bisa menghubungi kembali yang di Pekon Umbar. Tapi tetap kami sesegera mungkin menanggapi informasi ini dan langsung turun kelapangan, ” pungkas Darnalis.

    Hingga berita ini diturunkan, warga Pekon Umbar tidak bisa lagi di hubungi di karenakan putusnya sarana komunikasi dan sinyal. (wsn/iyan)

  • 176 Orang Tewas Dalam Bencana Banjir Bandang di Jepang

    176 Orang Tewas Dalam Bencana Banjir Bandang di Jepang

    Jakarta (SL) – Korban tewas akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Jepang, yang disebabkan hujan deras selama sepekan lalu, bertambah lagi menjadi 176 jiwa, demikian menurut laporan terakhir yang dirilis lembaga SAR setempat pada Selasa, 10 Juli 2018.

    Banyaknya korban tewas, menurut laporan yang dikutip dari CNN pada Rabu (11/7/2018), menjadikan banjir bandang tersebut sebagai salah satu bencana alam paling mematikan yang menghantam Jepang, sejak gempa bumi dan tsunami di Fukushima pada 2011 lalu.

    Menurut Menteri Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, sebanyak sembilan orang masih dinyatakan hilang, dan 75.000 petugas penyelamat dikerahkan untuk melanjutkan proses pencarian di area-area terdampak bencana.

    Suga juga memperingatkan bahwa prediksi badai dalam beberapa hari ke depan, dapat kembali memicu terjadinya banjir dan tanah longsor, yang berisiko menambah jumlah korban tewas.

    Di waktu bersamaan, Perdana Menteri Shinzo Abe berkunjung ke Prefektur Okayama pada Rabu pagi, guna memantau kerusakan di wilayah yang terkena dampak paling parah tersebut.

    PM Abe memantau seluruh wilayah bencana dari atas helikopter yang membawanya ke pusat evakuasi. Setelahnya, pemimpin Jepang tersebut dijadwalkan berkunjung ke kota Kurashiki, yang juga mengalami dampak kehancuran cukup parah, dan bertemu dengan Gubernur Prefektur Okayama di sana.

    Mengingat dampak bencana yang sangat fatal, PM Abe membatalkan agenda perjalanan selama satu bulan ke depan ke Belgia, Prancis, Arab Sausi, dan Mesir. Juru bicara kantor resminya mengatakan bahwa sang perdana menteri mengerahkan upaya penyelamatan sebagai prioritas nasional saat ini.

    Otoritas Jepang melaporkan bahwa ribuan rumah rusak, dan hampir 17.000 rumah tangga kehilangan pasokan listrik sejak akhir pekan lalu. Sinyal telekomunikasi juga dkabarkan mengalami gangguan di beberapa titik bencana, mengakibatkan komunikasi antar personal terhambat. (net)

  • Banjir Bandang di Musim Kemarau Terjang Banyuwangi, 325 Rumah Rusak

    Banjir Bandang di Musim Kemarau Terjang Banyuwangi, 325 Rumah Rusak

    Jawa Timur (SL) – Hujan deras turun di lereng Gunung Raung di wilayah Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur sejak Kamis (21/6/2018) pukul 21.00 WIB hingga Jumat pagi. Hujan menyebabkan longsor lereng disertai tumbangnya pohon-pohon di hutan di lereng Gunung Raung. Material longsor dan kayu gelondongan menyumbat sungai dan aliran permukaan. Saat hujan terus berlangsung, akhirnya terjadi banjir bandang di sepanjang Sungai Badeng, Sungai Binau, dan Sungai Kumbo.

    Banjir bandang menerjang tiga dusun yaitu Dusun Garit, Karang Asem, dan Bangunrejo di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (22/6/2018) pukul 08.40 WIB. Banjir juga menerjang permukiman di Kecamatan Sanggon.

    Data sementara, sebanyak 328 unit rumah rusak dengan rincian 23 unit rumah rusak berat, 80 unit rumah rusak sedang dan 225 unit rumah rusak ringan. Diperkirakan jumlah kerusakan bertambah mengingat banjir bandang meninggalkan lumpur setinggi 1 meter menerjang permukiman.

    Penanganan darurat masih dilakukan aparat dari dari TNI, Polri, BPBD, Dinsos dan relawan tiba di lokasi kejadian dengan membawa peralatan lengkap, seperti perahu karet, pelampung, dan lainnya. Sementara itu, 3 alat berat segera tiba di lokasi terdampak satu jam setelah kaji cepat lapangan. Eskavator tadi digunakan untuk mengangkat material balok kayu yang menyumbat aliran Sungai Badeng di sekitar jembatan.

    BPBD setempat melaporkan banjir surut sekitar pukul 11.00 WIB. Posko tanggap darurat, dapur umum dan pos kesehatan sudah didirikan. Masyarakat yang dibantu berbagai pihak bergotong royong melakukan pembersihan lingkungan.

    Pascabanjir, BPBD masih melakukan penilaian kerusakan. Menurut BPBD, banjir bandang akibat luapan Sungai Badeng telah terjadi 2 kali sepanjang tahun ini yang pertama pada 15/5/2018 dan kedua pada hari ini. Di samping itu, bencana banjir bandang tersebut disebabkan adanya longsor di kawasan lereng Gunung Raung di Kecamatan Songgon, sehingga pada saat terjadi hujan lebat material berupa balok kayu terseret/terbawa arus hingga ke hilir sungai dan menyumbat aliran sungai mengakibatkan air meluap ke pemukiman warga.

    Hingga kini terdapat 30 KK atau 150 jiwa untuk sementara diungsikan di pos penampungan yang berada di Balai desa Alasmalang Kec. Singojuruh.

    Sutopo Purwo Nugroho
    Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (TD/Red)

  • Dua Jembatan di Lampura Putus Dihantam Bandang

    Dua Jembatan di Lampura Putus Dihantam Bandang

    Jembatan Didesa Sumber Tani

    Lampung Utara (SL) – Hujan deras yang mengguyur sekitaran Kabupaten Lampura, Selasa (3/4/2018) sekira pukul 22.00 Wib, mengakibatkan dua jembatan di Kecamatan Abung Pekurun putus disapu air. Keduanya yakni, jembatan layang di Desa Oganjaya dan jembatan beton di Desa Sumbertani.

    Menurut Ahyat, Pendamping Desa Kecamatan Abung Pekurun, akibat putusnya dua jembatan tersebut akses warga desa untuk berkebun terganggu. “Banyak warga dusun yang terisolir, aktifitas warga untuk berlandang juga terganggu akibat putusnya jembatan,” kata Ahyat, Rabu (4/4).

    Selain mengakibatkan putusnya jembatan, dampak banjir bandang akibat curah tinggi merendam puluhan rumah di desa Oganjaya dan Nyapahbanyu, Kecamatan Abung Pekurun.

    “Lebih dari 70 rumah warga disini terendam banjir, belum lagi kandang ternak kambing terbawa arus sungai,” kata Juanda, Kepala Desa Oganjaya.

    Jembatan Gantung Didesa Ogan Jaya

    Menurutnya, banyak warga desa yang mengungsi akibat ketinggian air mencapai 1,5 meter. “Tinggi air sedada orang dewasa, mulai surut sekitar pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

    Sementara di Desa Nyapahbanyu, ada 10 rumah terendam banjir. Selain itu dua jembatan rusak parah dan satu jembatan ambrol. Ditambah ada sekolah taman kanak-kanak ambrol bagian tembok belakangannya.

    Camat Abung Pekurun, Khairul Saleh berharap pemerintah kabupaten memberi bantuan langsung kepada warga yang mendapat musibah.

    “Kami harap pemerintah dapat membantu, paling tidak sekedar meringankan beban mereka. Karena rakyat kami yang tertimpa musibah sudah tidak memiliki apa-apa lagi,” imbuhnya.

    Rumah Warga Disapu Bandang Kec. Pekurun