Tag: banjir

  • Langganan Banjir, Underpass Rel Kereta Api Hanoman Tergenang Air Keruh dan Sampah

    Langganan Banjir, Underpass Rel Kereta Api Hanoman Tergenang Air Keruh dan Sampah

    Bandar Lampung (SL) – Jalur underpass terowongan rel kereta api Jalan Hanoman, Kampung Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung, menjadi langganan banjir setiap turun hujan. Akibatnya genangan air kerap membanjiri pemukiman warga hingga ketinggi pinggang orang dewasa, Selasa, 7 September 2021.

    Warga berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung segera memperbaiki saluran air di terowongan rel kereta api di lokasi tersebut yang diduga menjadi penyebab banjir. Banjir Selasa pagi bahkan mengakibatkan mobil mogok. Genangan air berwarna keruh dipenuhi sampah yang menggenang di underpass itu juga menjadi tontonan warga, khususnya anak-anak.

    Salah satu warga bernama Uus (50) yang ditemui di lokasi, mengatakan banjir kali ini menjadi yang terparah sejak beberapa tahun terakhir. Sebab, menurut dia, biasanya air yang menggenang di jalan tersebut paling tinggi selutut orang dewasa. Berbeda dengan banjir kali ini yang mencapai pinggang bahkan ketinggian air sempat hampir mencapai dada.

    “Banjir yang sekarang ini parah, ketinggian air bahkan hampir mencapai dada orang dewasa, biasanya tidak pernah separah ini. Jadi sebagai masyarakat kecil, kami berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung segera mengambil tindakan, memperbaiki saluran air yang tersumbat supaya banjir tidak lebih parah lagi. Tadi pagi aja sudah tiga mobil yang mati mesin saat melintas di sini,” ujar Uus dilansir barometer.

    Warga lainnya, Yanto (40), mengatakan banjir sekali ini memang lebih parah dari biasanya. Underpass ini memang sering tergenang air kalau hujan, tapi biasanya tidak separah ini.

    Menurut dia, banjir yang kerap terjadi disebabkan saluran air yang tersumbat sampah sehingga air tidak bisa lancer. “Saluran air di situ kan menggunakan pipa, ada bagian sambungan dari pipa itu terdapat lekukan. Nah, mungkin saja pada lekukannya itu ada sampah tersangkut sehingga air tidak lancer mengalir,” ujar Yanto.

    Yanto berharap Pemkot segera memperbaiki pipa tersebut agar banjir segera surut, sehingga lalu lintas kendaraan tidak terganggu. “Jalur inikan sempit dan sering menjadi jalur alternatif bagi pengendara. Kasihan kalau kendaraan yang lewat harus putar balik, apalagi jalur ini sempit,” ucapnya.

    Ungkapan yang sama disampaikan Eko (58), juga warga Jalan Hanoman, yang mengakui banjir yang terjadi kali ini paling parah. Dia menduga tingginya genangan air ini terjadi karena pipa saluran air yang tersumbat.

    “Sebelum-sebelumnya genangan air tidak separah ini. Ini disebabkan pipa saluran airnya tersumbat. Kami minta Pemkot segera memperbaiki saluran air ini, kasihan pengendara yang melintas harus pura arah,” ujar Eko yang meminta pengendara untuk sementara tidak melintasi ruas jalan ini.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung saat dihubungi untuk dimintai konfirmasi hal tersebut, namun nomor teleponnya dalam kondisi sedang tidak aktif.  (Red)

  • Banjir Way Sedayu Terjang Lima Pekon di Wilayah Tanggamus

    Banjir Way Sedayu Terjang Lima Pekon di Wilayah Tanggamus

    Tanggamus (SL) – Banjir sungai Way Sedayu menerjang lima pekon wilayah Kecamatan Tanggamus, Selasa dini hari, 31 Agustus 2021. Ratusan rumah hingga jalan Lintas Barat Sumatera tergenang. Arus sungai meluap akibat pendangkalan dan jebolnya dua tanggul.

    Akibatnya luapan arus sungai menggenangi lima pekon yaitu Sedayu, Sukaraja, Pardawaras, Bangunrejo dan Kacapura. Pekon Sukaraja terdampak paling parah.

    Dari pantauan sinarlampung.co, terdapat 200-an rumah tergenang banjir dengan ketinggian setengah hingga satu meter. Tidak ada korban jiwa, namun menimbulkan kerugian berkisar ratusan juta.

    Paska banjir Didik Setiawan anggota DPRD Tanggamus fraksi PDIP bersama warga melakukan gotong royong membersihkan matial lumpur.

    “Dalam satu tahun kami dan warga Semaka sudah dua kali mengalami musibah bencana alam ini,” terangnya.

    Didik mengucapkan permohonan maaf kepada warga Kecamatan Semaka khususnya pekon Sukaraja karena belum dapat merealisasikan pembuatan geronjong untuk mengantisipasi jebolnya tanggul.

    “Secara pribadi saya mohon maaf kepada masyarakat Semaka khususnya pekon-pekon yang terdapat banjir, karena sampai saat ini belum dapat merealisasikan aspirasi masyarakat, sementara hal tersebut sudah saya sampaikan ke eksekutif tetapi proses pembrojongan belum juga dilakukan sampai saat ini,” ujarnya.

    Menurutnya selama ini BPBD terkesan lamban dalam merealisasikan pembuatan geronjong.

    “Daerah Semaka memang rawan longsor dan banjir karena letak geografisnya. sementara dalam mengantisipasi terjadinya banjir BPBD Tanggamus terkesan lamban dan tidak menepati janji, pasalnya setelah terjadi banjir beberapa waktu yang lalu kami di janjikan akan ada pemberonjongan di way sedayu, dikatakan pada waktu itu akan direalisasikan di bualan Mei sampai terjadi jebol tanggul dan banjir lagi belum juga terealisasi,” tandasnya.

    Dengan kejadian ini Didik sangat berharap pihak-pihak terkait khususnya BPBD segera merealisasikan pembrojongan.

    “Sekali lagi saya minta maaf kepada masyarakat dan saya sangat berharap khususnya BPBD segera melakukan pembrojongan agar di kemudian hari tanggul yang ada di bantaran sungai way sedayu tidak jebol lagi dan dapat meminimalisir terjadinya banjir,” pungkasnya. (Wisnu)

  • Curah Hujan Tinggi, Dua Wilayah Rawan Bencana Alam Berstatus Aman, BPBD Lampura: Siaga Bencana

    Curah Hujan Tinggi, Dua Wilayah Rawan Bencana Alam Berstatus Aman, BPBD Lampura: Siaga Bencana

    Lampung Utara (SL)-Meski Kecamatan Muarasungkai dan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara tercatat sebagai wilayah rawan banjir dan longsor, namun terpantau hingga Senin kemarin, 25 Januari 2021, masih dalam keadaan aman.

    “Untuk Kabupaten Lampung Utara, wilayah rawan banjir salah satunya Kecamatan Muarasungkai dan yang rawan longsor Kecamatan Abung Timur,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lampura, Mirza Sofyan, S.Sos, saat diwancarai, Senin kemarin, 25 Januari 2021, di kantornya.

    Ia juga mengatakan, diawal tahun 2021 ini, dua kecamatan tersebut masih dalam katagori aman. Meski curah hujan tinggj, namun belum meningkatkan status kesiapsiagaan di dua wilayah tersebut.

    Meski demikian Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap bencana BPBD Lampung Utara tetap fokus pada tupoksinya.

    Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tetap berperilaku bijak terhadap kelestarian alam dengan tidak membuang sampah semabarangan.

    “Imbauan terhadap masyarakat juga terus dilakukan, seperti imbauan atau larangan untuk tidak melakukan pembuangan sampah di aliran sungai, baik itu aliran sungai kecil maupun besar. Hal ini bertujuan untuk pencegahan terhadap bencana alam di Lampung Utara,” tambahnya. (Ardi)

  • DPRD Minta Pemkot Metro Sigap Atasi Kerusakan Insfrastruktur Pasca Banjir

    DPRD Minta Pemkot Metro Sigap Atasi Kerusakan Insfrastruktur Pasca Banjir

    Kota Metro (SL)-Banyaknya kerusakan infrastruktur pasca banjir yang mengguyur kota Metro pada Minggu 26 Januari 2020 lalu, DPRD Kota Metro meminta Pemkot sigap melakukan penanganan.

    Seperti yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Metro, Ahmad Khuseini usai meninjau sejumlah titik terdampak banjir di Kota Metro, Selasa (28/01/2020).

    Dirinya mengatakan, banjir disebabkan adanya genangan air dari sungai yang meluap dibeberapa titik. “Air luapan masuk ke dalam rumah-rumah warga, banjir juga merobohkan pagar dan menyebabkan pondasi jembatan penghubung sebagian rontok,” katanya.

    Menurutnya, pemerintah harus segera bertindak dan mencari solusinya agar tidak ada lagi banjir susulan. Dia juga meminta Pemkot segera menurunkan alat berat untuk membersihkan sisa-sisa material banjir.

    Berdasarkan pantauan media di lapangan, dampak kerusakan infrastruktur pasca banjir juga dirasakan masyarakat Jl. Sutan Dumas 1, RT 23 RW 06 Margorejo, Metro Selatan. Di lokasi ini sebuah terowongan saluran air atau gorong-gorong ambles akibat debit air terlalu tinggi.

    Akibatnya, jalur penghubung antar wilayah Kota Metro dengan Lampung Timur putus diduga akibat terjangan air banjir. Jalan yang berbatasan langsung antara Tejosari, Metro Timur, Kota Metro dengan Desa Sumberejo, Batanghari, Lampung Timur tersebut melumpuhkan arus lalu lintas.

    Tak hanya itu, kerusakan infrastruktur juga terlihat di pusat Kota Metro. Lokasi yang masuk kedalam ruas Jl. AH Nasution menuju Jl. Ahmad Yani Kota Metro tersebut terlihat dipenuhi lobang serta amblas dan menyisakan bekas roda kendaraan. (Red)

  • Bandar Lampung Kian Rentan Banjir, Yuhadi akan Panggil Dinas PU, Yusuf Kohar Prihatin Minta Camat Lurah Fokus pada Tupoksi

    Bandar Lampung Kian Rentan Banjir, Yuhadi akan Panggil Dinas PU, Yusuf Kohar Prihatin Minta Camat Lurah Fokus pada Tupoksi

    Bandar Lampung (SL)-Bandar Lampung kian rentan bencana banjir dan hingga kini belum ada solusi  untuk mengatasi banjir tak kembali datang lagi di musim penghujan berikutnya.  Alih-alih mengatasi, luasan bencana banjir malah meluas. Ketua Komisi III DPRD Kota Bandarlampung H. Yuhadi akan menyoal masalah ini. Ia segera akan memanggil pihak terkait, terutama Dinas Pekerjaan Umum.
    Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bandarlampung dan sekitarnya Sabtu malam (28/12/2019), hingga Minggu dini hari (29/12), membanjiri jalan di Bandarlampung dan pemukiman warga.
    Ketua Komisi III DPRD Kota Bandarlampung H. Yuhadi, yang mendapat laporan warga langsung turun lapangan. Minggu (29/12), meski hari libur tidak berlaku baginya. Mendapat laporan dari warga Pematang Wangi Kecamatan Tanjungsenang, Yuhadi langsung turun ke lapangan. Ia sempat berdialog dengan warga. Dari warga, Yuhadi memperoleh informasi komplek perumahan di Kelurahan Pematang Wangi itu selalu banjir jika hujan deras.
    Guyuran hujan pada akhir pekan di bulan penghabisan tahun ini telah menggenangi jalan-jalan protokol kota dan pemukiman penduduk. Sebagian wilayah pemukiman dan jalan terendam hingga 30 cm. Langganan genangan air cukup tinggi terjadi di Jl Kartini tepatnya depan Hotel Horison Bandarlampung dan Mall Kartini. Selain itu, genangan air juga terjadi di dekat SPBU Tanjungkarang. Ketinggian air di depan Hotel Horison cukup tinggi hingga 50 cm. Meski genangan air tinggi tapi masih ada petugas yang bertugas mengatur jalan.
    Selain itu genangan air juga terjadi di sejumlah titik di Jl. Pangeran Antasari. Laporan dari warga di Jl. Imam Bonjol tepatnya dekat Gg. Kulit juga terjadi genangan air. Begitu juga di sekitar Lungsir Jl Diponegoro juga terjadi genangan air. Sebuah pohon kering dekat SDN 1 Langkapura tumbang. Pohon kering yang tumbang menjorok ke jalan Imam Bonjol.
    Setelah tidak turun hujan cukup lama saat hujan turun, jalan-jalan menjadi tergenang air. Kawasan yang terpantau tergenang air yakni berada kawasan Kedaton, Rajabasa, Tanjungkarang Pusat, dan Telekbetung Utara dan Langkapura. Arus lalu lintas kendaraan terpaksa melambat untuk menghindari lubang jalan yang tertutup air.

    Yusuf Kohar Prihatin,  Minta Camat dan Lurah Fokus pada Tupoksi

    Tak tampak aparat kecamatan dan kelurahan yang turun ke lapangan pada malam itu. Hal ini dikritik Wakil Walikota Bandar Lampung M Yusuf Kohar,  Ia mengatakan, seharusnya seluruh camat dan lurah menjadikan persoalan banjir sebagai tugas pokok utamanya saat ini. “Inilah jadinya kalau camat dan lurah tidak profesional, tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Setoplah terlibat main politik-politik atau aksi dukung mendukung itu. Malu sama warga. Lebih baik jadi pejabat yang berguna untuk masyarakat ketimbang jadi tim sukses,” tegasnya.

    Dia mengatakan, meski tak diberdayakan Walikota, ia tiap malam apalagi hujan deras langsung ke lapangan untuk memantau situasi kota. “Saya selalu turun ke lapangan jika hujan deras, seharusnya camat dan lurah juga demikian. Jangan nunggu perintah,” tegasnya.
    Menurutnya, persoalan banjir yang kias meluas tak lepas dari buruknya penataan kota. “Drainase kota buruk. Air tak mengalir tak semestinya, malah jalanan berubah jadi kali besar.  Sungai-sungai kita juga sangat kotor. Sebagai wakil walikota saya minta maaf dengan banjir ini. Semoga pemerintahan kota ke depan bisa lebih baik lagi,” pungkasnya. (iwa)
  • Jalan Penghubung Tubaba-Way Kanan Terendam Banjir

    Jalan Penghubung Tubaba-Way Kanan Terendam Banjir

    Tulang Bawang Barat (SL) – Tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir, membuat sejumlah wilayah Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung, dilanda banjir.

    Selain merendam pemukiman penduduk dan lahan pertanian, banjir juga memutus jalan penguhung Kabupaten Tubaba dan Kabupaten Waykanan. Akibat banjir tersebut, arus transportasi warga dari Kabupaten Tubaba ke Kabupaten Waykanan dan sebaliknya, terganggu.

    Ketinggian air yang merendam jalan penghubung kedua kabupaten tersebut, pada Selasa (19-2-2019) mencapai 20 hingga 30 centi meter. “Sejak kemarin banjir merendam badan jalan ini, akibatnya sepeda motor kesulitan melintas jalan ini. Padahal jalan ini akses utama kami ke ladang muapun untuk anak-anak berangkat sekolah,” kata Aris (35) warga   Tiyuh/Desa Tirtakencana, yang berkerja sebagai penderes karet di wilayah SP 5 Kecamatan Negeribesar, Kabupaten Waykanan.

    Menurut dia, banjir tersebut selalu terjadi setiap musim hujan. “Banjir ini setiap musim hujan. Ini masih beberap meter saja panjang jalan yang terendam. Biasanya kalau hujan terus turun, pajang jalan yang terendam bisa satu kilometer dengan ketinggian air mencapai 50 centi meter,” ungkapnya.

    Dia menuturkan, jika banjir terus terjadi, biasanya menggunakan jasa penyeberangan perahu untuk melintas jalan tersebut. “Kalau banjirnya sudah parah sih biasanya kita pake perahu. Ongkosnya Rp20 per orang,” tuturnya.

    Dia berharap pemerintah bisa secapatnya mengatasi masalah tersebut. “Maunya sih pemerintah bisa membereskan masalah ini (banjir), agar tidak selalu terjadi setiap musim hujan,” harapnya. (net)

  • Intensitas Hujan Tinggi, Mesuji dilanda Banjir, 40 Rumah dan 7 Hektar Lahan Padi Terendam Air

    Intensitas Hujan Tinggi, Mesuji dilanda Banjir, 40 Rumah dan 7 Hektar Lahan Padi Terendam Air

    Mesuji (SL) –  Banjir tahunan kembali melanda dusun Tebing Laut dan dusun Talang Gunung Desa Talang Batu, Kecamatan Mesuji Timur, Mesuji pada Sabtu (09/02/2019).

    Kepala Pelaksana tugas Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Mesuji, Syahrir melalui Kasubid Kedaruratan BPBD Mesuji, Sukatam berujar, banjir juga melanda dua dusun namun karena akses yang sulit hingga menjelang malam belum dapat dilakukan pendataan dan akan diteruskan pada Minggu (10/02).

    “Banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga air sungai  pasang serta naik kepermukiman warga dengan ketinggian mencapai 80 – 100 cm, pantauan BPBD hingga pukul 18.00 WIB air sudah mulai surut,” jelas Sukatam bersama Sekretaris BPBD Ngadiman yang berada di lokasi banjir Sabtu (09/92) malam.

    Menurutnya pendataan yang dilakukan oleh BPBD belum lengkap karena ada tiga lokasi yang terdampak banjir namun, untuk sementara baru di dusun Tebing Laut yang sudah terdata itupun belum semua. “Setidak ada sekitar 40 rumah warga yang terkena banjir dan 7 hektar tanaman padi yang terdampak gagal panen. Sementara untuk dusun Talang Gunung Desa Talang Batu masih dalam pendataan team TRC BPBD dan desa setempat,” ujarnya.

  • Enam Orang di Kabarkan Meninggal Dunia Akibat Banjir di Kabupaten Gowa

    Enam Orang di Kabarkan Meninggal Dunia Akibat Banjir di Kabupaten Gowa

    Sulawesi Selatan (SL) – Hingga saat ini, Selasa (22/01/19) malam, telah diketahui enam orang meninggal, empat orang mengalami luka-luka, dan sepuluh orang hilang akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gowa sejak senin kemarin.

    Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, menyebutkan, keenam korban meninggal dunia tersebut yakni Akram Al Y1usran (3) warga Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) BTN Batara Mawang tersengat listrik, Sarifuddin, Dg Baji warga Bungaya, dan dua orang lainnya belum teridentifikasi. “Ada enam yang meninggal, dua diantaranya tertimbun longsor di Parigi dan Tinggimoncong yang belum teridentifikasi,” bebernya.

    Tak hanya itu, selain menelan korban jiwa, banjir yang terjadi pada sejumlah titik ini juga ditemukan empat orang mengalami luka-luka yakni dari Manuju satu orang, Bontomarannu satu orang dan Pallangga dua orang, sedangkan yang hilang sepuluh orang, dari Bungaya dua orang, Tinggimoncong satu orang dan Manuju tujuh orang. “Proses evakuasi masih tetap dilanjutkan, dan kami sudah bekerjasama dengan Basarnas, Kepolisian, TNI, dan Badan Bencana, mari kita doakan agar kejadian ini bisa kembali normal,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, mantan anggota DPRD Sulsel ini masih melakukan peninjauan titik banjir dan titik posko, bersama Wakil Bupati Gowa, dan Pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa. (cakrawala.info)

  • Ribuan Rumah Rusak dan Liktrik Padam Akibat Banjir Terjang 11 Kecamatan di Maros

    Ribuan Rumah Rusak dan Liktrik Padam Akibat Banjir Terjang 11 Kecamatan di Maros

    Sulawesi Selatan (SL) – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mencatat ada 11 Kecamatan di Kabupaten Maros, Sulsel yang terkena dampak banjir. “Ribuan rumah terdampak banjir di 11 kecamatan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan,” tulis Sutopo di akun Twitternya, Rabu (23/1/2019).

    Sutopo mengatakan, warga dari kecamatan tersebut saat ini telah dievakuasi dan berkumpul di satu titik. “Masyarakat mengungsi di titik pengungsian dan ke kerabatnya. Pendataan masih dilakukan BPBD. Listrik padam,”ujarnya.

    Seperti diketahui, selain Maros, banjir juga menerjang Gowa dan Jeneponto serta daerah lainnya. Sampai saat ini, aparat dan tim sar tengah melakukan evakuasi di masing-masing daerah. (net)

  • Longsor dan Banjir Bandang Terjang Kabupaten Mojokerto

    Longsor dan Banjir Bandang Terjang Kabupaten Mojokerto

    Jawa Timur (SL) – Sekitar 12 desa di Kabupaten Mojokerto dilanda bencana alam pada Jumat (18/1/2018) akibat hujan yang berlangsung dalam waktu yang lama. Bencana mulai dari banjir, tanah longsor, hingga banjir bandang. Data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto pagi ini merinci, banjir kemarin malam terjadi di Desa Jasem dan Purwojati di Kecamatan Ngoro, Desa Tunggalpager di Kecamatan Pungging, Desa/Kecamatan Bangsal, serta Desa Jumeneng dan Sadartengah di Kecamatan Mojoanyar.

    Banjir sempat merendam 100 rumah di Dusun Kauman, Desa Bangsal dan 22 rumah di Dusun Ngijingan, Desa Purwojati. Sementara di desa lainnya, banjir hanya menggenangi jalan dan sawah sekitar 10 hektare. Tak hanya Banjir, tanah longsor juga terjadi di 2 desa. Salah satunya di Dusun Balaikambang, Desa Seloliman, Trawas.

    Material longsor berupa lumpur, bebatuan dan kayu menutup jalan antar dusun sepanjang 100 meter. Longsor juga merusak 2 kandang ternak dan 2 tiang listri. “Tidak ada korban jiwa, kami sudah datangkan alat berat untuk pembersihan longsor,” kata Kepala BPBD Mojokerto Moch Zaini kepada detikcom, Sabtu (19/1/2019).

    Tanah longsor di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet tergolong lebih parah. Area persawahan longsor menerjang permukiman penduduk yang jaraknya sekitar 200 meter di bawahnya. Material longsor merusak 3 rumah warga dan mengakibatkan 1 orang cedera.

    Sedangkan banjir bandang menerjang 3 desa di Kecamatan Kutorejo. Di Desa Kertosari, banjir bandang menghanyutkan 2 warung, tembok sebuah toko, pagar 2 rumah, merusak 1 rumah warga dan jembatan antar desa. Di Desa Jiyu, banjir bandang merobohkan separuh rumah milik Lamat. Selain menghanyutkan sebagian perabotan di dalam rumah, arus banjir juga menyeret 2 sepeda motor, 10 karung gabah dan 5 karung pupuk.

    Sementara di Dusun Jatisari, Desa Gedagang, banjir bandang menerjang 9 rumah warga. Berbagai barang di dalam rumah tersebut terseret oleh derasnya arus air. Mulai dari perabotan rumah, 2 sepeda motor hingga 1 mobil. Banjir juga merobohkan pagar, tempat parkir dan tandon air sebuah masjid, serta pagar jembatan. “Saat ini proses pembersihan di lokasi,” tandas Zaini.

    Dampak banjir bandang tak kalah parah di Dusun Watusari, Desa Wotanmas Jedong, Ngoro. Material lumpur bercampur bebatuan besar dan kayu menutup jalan desa sepanjang 30 meter. Banjir bandang juga merusak 4 rumah warga, serta menghanyutkan 4 kambing milik Legini (40). (dan/nt)