Tag: Bantuan Korban Gempa dan Tsunami

  • Menko Luhut Ajak IMF-WB Berkontribusi untuk Palu

    Menko Luhut Ajak IMF-WB Berkontribusi untuk Palu

    Bali (SL) – Menko Luhut bertolak dari Bali menuju Palu Sulawesi Tengah pada Jumat (5/10). Turut serta dalam rombongan Jianhai Lin dari IMF dengan jabatan the Secretary of the Fund and the International Monetary and Financial Committee.

    “Saya dengan Mr. Jianhai datang untuk melihat dan kami bersama-sama membantu berikan sumbangan kepada pengungsi,” terang Menko Luhut dalam perjalanan meninggalkan Palu dengan pesawat Hercules A-1341 milik TNI-AU di hari yang sama.

    Empat lokasi di Palu yang dikunjungi adalah RSU Anutapura Palu, Perumnas Balaroa, Pegunungan Gawalise, dan Posko Bantuan di kantor Detasemen TNI-AU Mutiara Palu.

    “Jangan orang bilang kita di Bali sibuk menyelenggarakan konferensi kelas tinggi lalu kita lupa menangani bencana di Palu. Nggak, sama sekali jauh dari itu. Kita sangat prihatin dan kita ingin juga kontribusi. Daripada kita tunggu-tunggu ya kita mulai sumbang saja,” ujar Menko yang mengajak IMF dan World Bank (WB) untuk melihat bagaimana pemerintah Indonesia menangani upaya pemulihan di Palu pasca-bencana.

    “Apa yang di Bali itu saya ajak mereka dan kebetulan mereka sendiri mau. Hanya tadinya mereka nggak tahu caranya bagaimana,” ujar Luhut menjelaskan bahwa IMF dan WB yang akan menyelenggarakan rapat tahunannya di Bali mulai 8 Oktober, antusias menerima ajakan Menko Luhut.

    Hal ini terbukti dengan hadirnya juga Rodrigo Chaves, country director of the WB Indonesia di Palu bersama rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menkopolhukam Wiranto di hari yang sama.

    Seusai melihat kondisi daerah bencana khususnya di Perumnas Balaroa, Menko Luhut menyatakan simpatinya. “Saya sangat berduka. Saya nggak bisa bayangkan bagaimana terjadinya,” ungkapnya.

    “Tapi saya juga sangat bangga juga bahwa orang kita itu masih percaya sama pemerintah bahwa pemerintah akan bantu mereka. Karena mereka lihat sudah mulai masif bantuan-bantuan datang,” tambahnya setelah berinteraksi dengan para pengungsi.

    Dilaporkan jumlah pengungsi di posko pengungsi Pegunungan Gawalise Kelurahan Duyu sendiri sejumlah 2.843 kepala keluarga. Sedangkan di Posko Bantuan TNI-AU terdapat 577 jiwa.

    Bentuk Bantuan

    Total bantuan yang diserahkan dalam tahap satu ini adalah 20 ton beras, 5.000 bungkus biskuit, 100.000 bungkus mie instan. Bantuan selanjutnya sedang dalam proses pengiriman dengan menggunakan kapal Baruna Jaya pada 3 Oktober lalu. “Ada 200 ton tapi termasuk barang-barang listrik, makanan, beras, mie,” ujar Menko Luhut menjelaskan jenis bantuan yang diberikan.

    “Bukan soal jumlahnya, tapi simpati mereka yang begitu responsif terhadap ini,” urai Menko Luhut mengenai banyaknya pihak yang sudah sudi mengulurkan tangannya sehingga bantuan dapat banyak terkumpul untuk masyarakat Palu.

    Selain bantuan pangan, warga pengungsi juga mengharapkan bantuan berupa fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus).

    Menanggapi hal tersebut Menko Luhut mengupayakan untuk meminta partisipasi Kementerian ESDM yang menyediakan alat bor sumur untuk disumbangkan dan dukungan Detasemen Zeni Bangunan TNI (Denzibang) untuk instalasinya.

    “Kita sedang usahakan 3 sumur bor di 3 titik yang mereka minta,” respon Luhut terhadap permintaan warga selain juga mengidentifikasi daerah-daerah lain yang belum terjangkau bantuan.

    Solusi Jangka Panjang

    Upaya pemulihan Palu memerlukan solusi jangka panjang. Dalam rangka mengusulkan hal tersebut kepada Presiden, Menko Luhut sedang merancang rencana pembangunan pusat logistik di daerah aman, yang digerakkan oleh semacam pasukan gerak cepat untuk menjangkau daerah terkena bencana alam.

    “Pikiran kami untuk mengusulkan logistic base di daerah-daerah yang tidak ada gempa sehingga ada seperti quick reaction force untuk membantu anak-anak atau saudara-saudara kita yang terkena gempa,” jelasnya.

    “Apa isinya itu? Alat-alat berat, kemudian kantung jenazah, makanan, pemurni air, genset dan kemudian ada kapal TNI-AL yang bisa mobilisasi dengan cepat, sehingga dalam 3 x 24 jam kebutuhan masyarakat terdampak bencana bisa dipenuhi, sehingga akan banyak nyawa yang bisa diselamatkan,” jelas Luhut lebih lanjut yang mengusulkan untuk membangunnya di empat atau lima titik.

    “Kita akan lihat dari hasil studi lebih lanjut, apakah nanti di Banjarmasin atau di Balikpapan, Medan, Surabaya, Makassar atau nanti di Papua Barat,” tambahnya.

    Penelitian yang mendalam juga diperlukan dalam hal teknologi penanganan bencana. Untuk itu kerja sama dengan para ahli sangat dibutuhkan.

    “Masukan juga kita minta dari Profesor Fumihiko Imamura dari Tohoku University Jepang,” ujar Luhut yang berdiskusi dengan profesor di bidang tsunami tersebut saat meninjau pesisir pantai di Teluk Palu yang tersapu tsunami.

    Selain itu, para ahli dalam negeri juga dilibatkan dalam menyusun solusi jangka panjang lainnya.

    “Setelah kami lihat, kita memerlukan satu studi yang lebih dalam lagi. Karena tidak mungkin dibangun lagi di beberapa tempat rumah penduduk  karena struktur tanahnya amblas (sangat labil), jadi sekarang tim dari BPPT, LIPI, dan ITB dilibatkan di bawah kedeputian saya,” ungkap Menko Luhut menerangkan bahwa penanganan bencana terkait laut seperti tsunami, menjadi bagian tanggung jawabnya sebagai Menko bidang Kemaritiman.

    “Karena garis pantai Indonesia itu kan 108.000 km dan lebih 150 juta orang penduduk kita hidup di pantai,” pungkasnya. (red)

  • Bantuan dan Relawan untuk Korban Pasca Gempa dan Tsunami Palu Tak Terdistribusi Merata

    Bantuan dan Relawan untuk Korban Pasca Gempa dan Tsunami Palu Tak Terdistribusi Merata

    Palu (SL) –  Pasca gempa dan gelombang tsunami menggantam Palu dan Donggala, pemerintah dan relawan langsung bergerak cepat untuk menangani korban, baik mengirim tim medis ataupun bahan pokok makanan dan minuman. Tapi hingga hari ke lima pasca gempa, bantuan yang tiba begitu banyak ternyata tak terbagi merata bahkan hingga saat ini banyak yang belum mendapatkan bantuan.

    Hal ini pun disesalkan oleh Ketua KNPI Sulawesi Tengah, banyaknya bantuan tanggap darurat untuk korban gempa & tsunami di Palu, Sigi, Donggala namun tidak terdistribusi secara baik, sehingga banyak pengungsi yan tidak kebagian bantuan.

    “Saya melihat cara pembagian bantuan yang kurang tepat, masa bantuan di turunkan secara gelondongan di posko-posko pengungsi, misalnya beras, di turunkan/karung, mie instan diturunkan berkardus-kardus bukannya di bagi-bagi dulu atau dibuat dalam bentuk paket, contohnya 1 kantong kresek isinya beras 3 liter, mie instan 5 bungkus, telur 5 buti per orang sehingga efektif, kalau gelondongan begini mau berapa pun gak akan ada cukup-cukup nya”, ujar Mohammad Nurul Haq saat dihubungi via telpon Rabu 03/10.

    Bahkan bukan cuma itu, pemuda Sulteng ini juga menyesalkan karena banyaknya pengungsi yang belum didata dan tersentu bantuan. “Kemudian masih banyak pengungsi yang tidak terdata dan tersentuh bantuan darurat karena mereka mengungsi di area rumah mereka masing-masing, ini mustinya ada yang bertugas khusus menyisir tempat-tempat itu”, ucap Moh. Nurul.

    Nurul Haq juga menjelaskan adanya beberapa titik yang saat ini masih darurat, tidak memiliki apa-apa pasca gempa dan tsunami. “Misalnya area jalan Garuda, area Tinggede yang dekat dengan Palu, Tondo sebahagian besar, Mamboro, bantuan-bantuan hanya terpusat pada posko-posko besar seperti lapangan Walikota, Dinas Sosial, Bandar Udara, halaman-halaman kantor sepanjang Jl.M.Yamin, Donggala Kodi, & Balaroa, yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang pengungsi-pengungsi yang di luar itu yang terpisah”, tandasnya.

    Lanjutnya, jika mau disatukan tidak mungkin nampung, mustinya di buka posko-posko relawan di setiap area-area yang terkena gempa, kemudian relawan di tempatkan secara proporsional supaya bantuan-bantuan itu terdistribusi secara baik.

    “Jadi mohon relawan yang bukan relawan teknis seperti tenaga medis, dan tenaga teknis lain kiranya sehari-hari ini dapat membantu untuk mengatur distribusi bantuan tanggap darurat ini, intinya bantuan makanan dan minuman-minuman itu dibagi perpaket-paket baru di distribusi, kalau mau bilang kekurangan tenaga, banya organisasi atau ormas mau dan bisa di berdayakan, semua orang mau membantu kok jadi gak usah khawatir kurang tenaga”, tutupnya.

    Sementara Itu KNPI Sulawesi Tengah diketahui juga telah melakukan pendistribusian bantuan tanggap darurat dari KNPI Mamuju yang dikemas dalam bentuk paket makanan. (red)

  • Pasmar 2 KORPS Marinir Kirim Prajurit Lagi untuk Bantu Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

    Pasmar 2 KORPS Marinir Kirim Prajurit Lagi untuk Bantu Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

    Palu (SL) – Dalam rangka membantu korban dan pemulihan pasca gempa dan Tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala, Sulawesi Tengah, Korps Marinir mengirimkan prajuritnya dari Pasmar 2 Surabaya di Lanudal Juanda, Sidoarjo. Kamis (04/10/2018).

    Keberangkatan 300 prajurit Pasmar 2 Korps Marinir dibawah pimpinan Kolonel Marinir Arinto Beny Sarana dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU tersebut dibagi dalam tiga shorty, shorty pertama 100 prajurit, shorty kedua 98 prajurit dan shorty ketiga 102 prajurit.

    Wakil Komandan Pasmar 2 Kolonel Marinir Ludi Prastyono dalam arahannya mengatakan, tugas yang akan dilaksanakan prajurit Korps Marinir merupakan tugas mulia, yaitu membantu dan pemulihan korban pasca gempa dan tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala.

    Laksanakan tugas dengan ikhlas dan tanggung jawab, jaga nama baik Korps Marinir, TNI AL, TNI, Bangsa dan Negara,” tegasnya.

    Turut hadir dalam kesempatan tersebut Asintel Danpasmar 2 Kolonel Marinir Ena Sulaksana, Asops Danpasmar 2 Kolonel Marinir Edi Prayitno, Aslog Danpasmar 2 Kolonel Marinir Ahmad Sochfan, Wadan Menart 2 Mar Letkol Mar Gunawan Triutomo, Pasops Brigif 2 Mar Letkol Mar Argo Setiyono dan para pejabat Marinir lainnya. (Detikkasus.com)

  • Dua Armada Mobil Truk Angkut Bantuan Dari Makodim 1415/Selayar

    Dua Armada Mobil Truk Angkut Bantuan Dari Makodim 1415/Selayar

    Makassar (SL) – Puluhan ton sembako, pakaian bekas layak pakai, dan berbagai kebutuhan logistik lain untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami, kota Donggala diberangkatkan Posko Penggalangan dana dan Kemanusiaan Kodim 1415/Selayar dengan menggunakan dua unit armada mobil truk.

    Bantuan yang telah terkumpul di Posko Penggalangan dana dan bantuan kemanusiaan Kodim 1415/Selayar, resmi diberangkatkan menuju gudang posko bantuan kemanusiaan Kodam XIV Hasanuddin, Makassar pada sekitar pukul 10.30 Wita, hari Selasa, (02/09) pagi.

    Dandim 1415/Selayar, Letkol Arm Yuwono, S.Sos., M.M Menjelaskan, armada mobil pengangkut logistik sembako diberangkatkan dalam dua sesi. Mobil terakhir, diberangkatkan pada sekitar pukul 14.00 Wita dengan mengangkut logistik bantuan bupati.

    Dari Makodim 1415/Selayar, logistik bantuan sembako dan pakaian bekas layak pakai, selanjutnya akan berangkat menuju Makodam XIV/Hasanuddin Makassar, via Pelabuhan Ferry Pamatata. Baru setelah itu, seluruh logistik bantuan akan diterbangkan menuju kota Donggala, dan Palu via pesawat Hercules A-1316 dan kapal Pelni yang dipersiapkan PT. Pelni untuk mengangkut logistik bantuan kemanusiaan menuju kota Palu.

    Logistik bantuan kemanusiaan dilepas secara resmi oleh Dandim 1415/Selayar, Letkol Arm Yuwono, S.Sos., MM, didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXIX Kepulauan Selayar, Novi Tri Kusumaningrum Yuwono, bertempat di area Lapangan Upacara Kodim 1415/Selayar. (fadly syarif)