Bandarlampung (SL) – BEM dan Mahasiswa DCC Bandarlampung menyelenggarakan bagi takjil gratis untuk berbuka puasa, acara diselenggarakan pada hari Jum’at 8 Juni 2018 pukul 17.00 wib tepatnya di dekat mushola Elephant Park. Panitia juga membagikan brosur pendaftar mahasiswa baru bagi masyarakat yang berminat mendaftarkan diri jadi mahasiswa Dian Cipta Cendikia Bandarlampung.
Acara yang diselenggarakan BEM DCC pun semata guna meningkatkan rasa sosial/kepedulian berbagi dengan masyarakat Bandarlampung yang sedang mencari santapan untuk berbuka berpuasa.
Kegiatan ini pun didukung penuh oleh, ABA-AMIK Dian Caipta Cendikia, BEM DCC Bandarlampung dan @ooh.eskepal.
Selama kegiatan berlangsung, masyarakat Bandarlampung antusias menerima ta’jil yang diberikan. Semoga dengan selenggarakannya acara ini Mahasiswa khususnya BEM DCC Bandarlampung dapat menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif untuk kegiatan kedepannya. Pun diharapkan kedepannya tidak hanya Mahasiswa atau BEM DCC Bandarlampung saja, BEM atau Mahasiswa lain pun ikut berpartispasi mengikuti kegiatan sosial ini.
Jakarta (SL) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Republik Indonesia menyatakan sikap tegas untuk menghentikan Presiden Joko Widodo yang akan kembali menjadi calon Presiden RI 2019.
Aliansi ini menilai jika kondisi negara Indonesia semakin memprihatinkan. Kepemimpinan Jokowi selama ini dianggap tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.
Dalam siaran persnya, Bem menyampaikan jika banyak janji-janji politik Jokowi saat mencalonkan diri sebagai Presiden tidak direalisasikan. Dari 66 janji baru satu yang terlaksana, yaitu santri nasional, selebihnya entah kapan akan dipenuhi Presiden.
Bagi BEM sangat mustahil janji yang lain akan terpenuhi mengingat masa kepemimpinan Jokowi yang hanya tinggal 18 bulan lagi.
Maka dari itu BEM menegaskan jika Jokowi sudah tidak layak lagi memimpin negara ini apalagi melanjutkan kepemimpinannya di tahun 2019 mendatang.
Hutang Indonesia di era Jokowi selama tiga tahun sekitar Rp1200 Triliun, jauh melebihi kenaikan pendapatan Pajak yang stagnan sebagai ukuran bayar hutang. Ditambah ambruknya nilai tukar rupiah yang hampir mendekati Rp14.000,00. Pelemahan tersebut dianggap turut mendorong kenaikan inflansi dan mengakibatkan kenaikan pada beberapa barang baik barang impor maupun barang komoditi lainnya (bahan pokok).
Kenaikan harga bahan pokok ini tentunya menambah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa masalah tersebutlah yang menjadi landasan utama BEM untuk menyatakan sikap menghentikan kepemimpinan Jokowi.
Di era Jokowi, kawasan Istana dijadikamsebagai posko menuju kepemimpinannya pada 2019. Hutang meningkat, Nilai tukar rupiah melemah, gula, garam, beras impor. Ditambah lagi dengan harga bahan pokok yang naik.
Selain itu, BEM menyampaikan sembilan nawacita Jokowi yang Gagal yaitu :
1. BIN dibawa kepemimpinan Budi Gunawan sangat lemah hingga tidak akan pernah bisa menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Pemerintah hanya mementingkan kelompoknya sehingga membuat pemerintah lupa membangun tata kelola yang bersih, efektif, spdemokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran hanyalah janji.
4. Penegakan hukum yang bebas korupsi, bukti nyata korupsi semakin merajalela.
5. Peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak setara, bagaimana mungkin bisa berkualitas.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat namun kenyataannya selalu membodohi rakyat.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi, ekonomi sangat terpuruk.
8. Melakukan revolusi karakter seperti sejarah pembentukan bangsa, namun kenyataannya budaya-budaya asing di biarkan masuk sehingga dapat menghilangkan budaya-budaya yang ada di bangsa ini.
9. Memperteguh kebhinekaan tapi tidak menjaga kesatuan dan persatuan anak bangsa.
Adapun tuntutan BEM ialah :
1. Copot Kepala BIN Budi Gunawan.
2. Jokowi secepatnya keluarkan perpu untuk mematahkan UU MD3 atau turun jadi Presiden.
3. Pendidikan harus disetarakan dari plosok daerah sampai kota.
4. Stop Impor
5. Stop Hutang
6. Memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan rakyat
7. Prioritas para pekerja dari dalam negeri
8. Kepolisian RI harus kembali ke foksinya.
BEM menghimbau kepada seluruh mahasiswa RI dan rakyat Indonesia untuk sadar. Sudah saatnya rezim yang hanya melakukan pencitraan ini dihentikan.
Bandarlampung (SL)-Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se Lampung mengkritisi tiga tahun kepemimpinan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Kritik disampaikan dengan aksi damai, di Bundaran Tugu Adipura, Bandar Lampung, Rabu, 18 Oktober 2017. Aksi digelar juga serentak oleh BEM di Indonesiadi.
Presiden BEM Unila Erwin Saputra mengatakan, aksi ini merupakan rangkaian dari rencana aksi nasional yang puncaknya akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Jumat 20 Oktober 2017. Aksi hari ini diikuti oleh BEM Unila, Polinela, Poltekes, Umitra, dan STKIP,” kata Erwin.
Menurut Erwin, Aliansi BEM Lampung menyampaikan sejumlah tuntutan antaranya tembak koruptor, stop komersialisasi pendidikan, dan usut tuntas korupsi e-KTP. Kemudian, harga listrik yang kian mencekik, masalah utang negara, serta persoalan lainnya. “Intinya, refleksi tiga tahun Jokowi, apakah dia sudah bekerja untuk rakyat, atau dia membela konglomerat saja,” katanya.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari kampus Se-Jawa Timur yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia pada Selasa (10/10) juga berkumpul di Tugu Pahlawan Surabaya menyampaikan pernyataan sikap sebelum melakukan aksi evaluasi 3 tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Istana Negara Jakarta pada 20 Oktober 2017.
Dalam tuntutannya para mahasiswa menuntut Pemerintahan Jokowi-JK untuk semakin menggalakkan pemberantasan korupsi serta fokus menurunkan kesenjangan ekonomi ketimbang memasifkan proyek infrastruktur. Selain itu Mahasiswa juga menuntut dihapuskannya pengekangan terhadap hak publik seperti kebebasan berpendapat dan ditegakkannya supremasi hukum.
Rofi Arga Presiden BEM Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan tuntutan tersebut akan dibawa ke dalam aksi nasional bersama mahasiswa se-Indonesia di depan Istana Negara. “Pernyataan sikap ini adalah pengantar menuju aksi evaluasi 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK bersama mahasiswa se-Indonesia di depan Istana Negara, kami juga akan membawa tuntutan dari Jawa Timur terkait kesengsaraan petani garam, konflik agraria di tumpang pitu dan maraknya korupsi kepala daerah” kata Arga.
Mahasiswa yang hadir dalam pernyataan sikap tersebut terdiri dari Presiden BEM Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Elektro Negeri Surabaya, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan Universitas Trunojoyo Madura. (Nt/Jun)