Tag: BEM SI

  • BEM SI Gelar Demo ‘Geruduk Istana’ Masih Berlangsung Sampai Jumat Petang

    BEM SI Gelar Demo ‘Geruduk Istana’ Masih Berlangsung Sampai Jumat Petang

    JAKARTA – Mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar demonstrasi pada Jumat (20/10/2023) siang.

    Aksi demonstrasi ‘Geruduk Istana’ tersebut dalam rangka mengkritik sembilan tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

    Orasi yang disampaikan perwakilan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Universitas Terbuka (GMNI UT) melantangkan kritik kepada Jokowi yang dianggap telah menyengsarakan rakyat kecil.

    “Sudah sembilan tahun kita di bawah ketek Jokowi, di bawah muka lusuhnya, dia menginjak-injak rakyat kecil. Turunkan rezim Jokowi yang sudah menyengsarakan rakyat kecil,” demikian orasinya yang dilantangkan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

    Seperti dikutip Tempo, para demonstran mulai memadati Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda) sejak pukul 15.30 WIB. Mereka berangsur-angsur datang dari arah timur Jalan Medan Merdeka Selatan.

    Peserta demo yang datang dari berbagai daerah ini turut bergantian menyampaikan orasi. Selain mengkritik Jokowi, massa juga memprotes penutupan Jalan Medan Merdeka Barat. Sebab, penutupan tersebut membuat massa tak bisa bergerak menuju Istana Negara.

    “Kami sudah siap masuk, tapi ada blokade. Hari ini peringatan sembilan tahun pemerintahan Jokowi yang bobrok sudah menjabat,” ujar orator dari Universitas Negeri Padang (UNP) itu kepada demonstran.

    Pada pukul 16.30 wib, jumlah massa mulai membeludak memadati jalan masuk menuju Monumen Nasional (Monas). Beberapa orang tampak memanjat Patung Kuda untuk menyemarakkan yel-yel.

    Bakar Spanduk dan Dorong Barikade Polisi

    Demonstrasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) sempat diwarnai dengan aksi bakar spanduk hingga mendorong barikade polisi.

    Peserta demo yang mengaku sebagai mahasiswa itu pun membakar spanduk di atas barikade polisi. Massa juga beberapa kali melempar botol ke arah aparat yang berjaga di balik barikade.

    Tak cukup, rombongan peserta demo yang tak memakai almamater itu mendorong satu dari tiga barikade polisi hingga roboh.

    Mereka juga menginjak-injak kawat berduri dan menutupnya dengan spanduk. Polisi lantas mengimbau massa untuk tak merusak barikade.

    Namun, para demonstran tetap berusaha menerobos dua lapis barikade berikutnya. Aparat pun mulai menambah personel yang berjaga di balik barikade sembari menyampaikan peringatan kepada massa.

    Massa seolah-olah mengabaikan peringatan tersebut. Pukul 16.40 WIB, beberapa orang mulai meneriaki dan melontarkan kata-kata kasar untuk polisi.

    Minta Polisi Membebaskan 13 Mahasiswa yang Ditangkap

    Polisi menangkap seorang mahasiswa saat ratusan mahasiswa dari elemen mahasiswa gabungan. m

    Aksi penangkapan itu mendorong para demonstran dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bertahan di kawasan Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat hingga Jumat malam. Mereka mendesak polisi untuk membebaskan 13 mahasiswa yang ditangkap.

    “Ada 10 kawan kami yang tertangkap, selain dari tiga orang yang tertangkap,” kata Ketua BEM UI Melki Sedek Huang di lokasi aksi, Jumat, 20 Oktober 2023.

    Sebanyak 10 mahasiswa ditangkap di Stasiun Gondangdia. Sementara tiga lainnya tertangkap di lokasi demo.

    Massa meminta agar 13 mahasiswa tersebut segera dibebaskan. Mereka juga mau pemerintah menemui dan mendengarkan aspirasi para demonstran.

    Namun polisi malah mendesak massa untuk mundur dari barikade. Massa pun berlarian, hingga akhirnya Kapolres Jakarta Pusat mendatangkan perwakilan dari Istana untuk negosiasi dengan demonstran pukul 18.00 WIB.

    “Saya diminta bicara di sini karena presiden sedang di luar negeri,” ucap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko.

    Kepada demonstran, Joanes menjanjikan akan meminta polisi mundur. Tiga orang dari massa aksi juga akan diajak diskusi.

    Akan tetapi, negosiasi berjalan alot pukul 18.28 WIB. Joanes meminta menunggu selama 10 menit.

    Berikutnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko berjanji 13 mahasiswa yang mengikuti demo akan dibebaskan. Menurut dia, baru tiga mahasiswa yang bakal dibebaskan.

    “Saya dan Kapolres Jakarta Pusat bersepakat untuk lepaskan tiga orang,” kata dia di lokasi aksi, kawasan Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat, Jumat, 20 Oktober 2023.

    Joanes menjanjikan bakal membebaskan 10 mahasiswa yang masih ditahan. “Kami mengakui 10 orang memang ada, tapi tidak bisa langsung dibawa ke sini. Kami akan bawa ke sini,” ujarnya.

    Sembari menunggu 10 mahasiswa didatangkan ke lokasi demonstrasi, massa aksi tampak duduk di kawasan Patung Kuda. Mereka menyampaikan tuntutan agar polisi segera memulangkan demonstran yang ditangkap tanpa syarat.

    Mereka menyebut tidak akan meninggalkan lokasi demo sebelum permintaan dipenuhi. “Kami tidak akan pergi sebelum kawan kami dilepaskan,” kata seorang orator di atas mobil komando. (*)

  • Kegiatan BEM UIN Suska Riau ‘Disabotase’ dan Semua Narasumber ‘Diamankan’

    Kegiatan BEM UIN Suska Riau ‘Disabotase’ dan Semua Narasumber ‘Diamankan’

    Pekanbaru (SL) – Kegiatan BEM UIN Suska Riau yang menghadirkan BEM SI sebagai narasumber “disabotase” dan semua narasumber “diamankan”.  Hingga berita ini diturunkan, suasana masih menegangkan di lokasi acara.
    “Kegiatan kami distop dan disabotase hingga saat ini masih menegangkan dan kami diamankan,” ujar Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia Muhammad Fauzul Adzim, Sabtu (3/11), pukul 12.30 WIB.

    Presiden BEM Unila Muhammad Fauzul Adzim merasa diperkusi oleh orang yang tak bertanggungjawab pada saat berlangsungnya acara yang bertajuk “Pemimpin Ideal Di Era Milineal, Pemimpin Muda Harumkan Bangsa.”

    Pada video yang dikirimnya, saat seorang mahasiswa sedang menyampaikan presentasinya, seseorang berkaos dan celana hitam masuk dan langsung bertanya siapa yang bertanggungjawab terhadap acara sambil mencabut mik.
    BEM Fakultas Ekonomi Ilmu Sosial UIN SUSKA (sebelumnya tertulis BEM UIN Suska,Red), Riau, menghadirkan pembicara Muhammad Fauzul Adzim sebagai koordinator BEM Seluruh Indoesia, Randi dari Presma Riau, Rivaldi dari Presma S Tiami,  dan Jaduq dari Presma Undip.

    Pembicara dan mereka yang hadir kaget, seseorang berpakaian seragam hijau dan beberapa orang berkaos melindungi orang yang tiba-tiba menyabotase jalannya acara. Hingga berita ini diturunkan, belum jelas apa yang sedang terjadi. “Kami diamankan,” kata Muhammad Fauzul Adzim. (Rmollpg)

  • BEM SI Demo Ajukan 11 Tuntutan Kepada Pemerintah

    BEM SI Demo Ajukan 11 Tuntutan Kepada Pemerintah

    Jakarta (SL) – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) aksi untuk mengajukan 11 tuntutan terhadap Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (29/10). Aliansi beranggotakan BEM dari 200 perguruan tinggi. Fauzul menyebut 10 tuntutan yang disuarakan dalam demonstrasi menyikapi empat tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tersebut.

    “Kami menuntut berantas mafia pertanian, wujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai,” kata Koordinator Pusat BEM SI, M Fauzul Adzim.

    Tuntutan itu, yakni, penuhi 20 persen anggaran pendidikan di seluruh Indonesia sesuai amanat UUD 1945 dan tingkatkan kesejahteraan guru; hentikan campur tangan negara dan rektor dalam upaya mengebiri demokrasi kampus; menjamin kesehatan nasional yang berkelanjutan, terjangkau, bermutu dan berkeadilan sesuai dengan amanat UU 23/1992; wujudkan kesejahteraan nelayan dengan menerapkan program poros maritim.

    Lalu, tegas dalam implementasi revolusi mental dalam membuat payung hukum perilaku LGBT dan membuat regulasi; melaksanakan agenda pemberantasan korupsi dan mafia hukum demi terciptakan keadilan, kepastiaan, dan kemanfaatan; mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berpihak pada rakyat kecil; menuntut pemerintah mewujudkan keadilan ekonomi yang sesuai dengan kerakyatan; menghentikan ekspansi dan perusakan lingkungan yang merugikan rakyat.

    Terakhir, menuntut diwujudkannya kedaulatan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat dengan melaksanakan amanat Pasal 33 UUD 1945. “Kita sampaikan bahwa pada hari ini mahasiswa berpihak kepada rakyat. Janji-janji manis harus direalisasikan, bukan hanya jadi bahan pencitraan,” tegas Fauzu. (rmol)