Tag: BKSDA

  • Harimau Makan Sebagian Anggota Tubuh Petani Kopi di Kota Agung Lahat

    Harimau Makan Sebagian Anggota Tubuh Petani Kopi di Kota Agung Lahat

    Lahat (SL)-Kabar terbaru terkait kondisi korban Mustadi bin Maspur (50), petani asal Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat Ulu kab Muara Enim, melaporkan bahwa korban meninggal dunia dengan luka parah di sekujur tubuh dan sebagian anggota badan hilang dimakan harimau.

    Baca: Ambil Hasil Panen Petani Kopi di Kawasan Gunung Dempo Dimangsa Harimau

    Baca: Breaking News: Detik-detik Mustadi Diterkam Harimau

    Dari laporan Kanit Reskrim Polsek Kota Agung kepada Kasat Reskrim Polres Lahat dikatakan bahwa korban mengalami luka di leher bagian depan, luka menganga dada kanan tulang rusuknya dan sebagian organ dalam hilang , betis belakang kaki kiri sampai telapak kaki hilang, telapak kaki kanan hilang, dan beberapa luka sayat pada dada.

    Atas kejadian ini Polsek Kota Agung sudah melakukan koordinasi dengan BKSDA Lahat, Polsek Semendo dan pemerintah Desa Kota Agung. Korban dilaporkan sudah dievakuasi oleh Polsek Semendo bersama warga setempat.

    Korban sempat dibawa ke Puskesmas Pajar Bulan semendo untuk di diautopsi, namun keluarga korban menolak dan membuat surat pernyataan. Petugas juga sudah meminta keterangan Irian Bin Basri (32), warga Desa Pajar Bulan.

    Seperti diberitakan sebelumnya, petugas baru memperoleh informasi ada harimau menyerang warga pada 12 Desember 2019 pukul 22.00 WIB.

    Kronologis Kejadian

    Pada Kamis (12/12) sekira jam 17.30 WIB bertempat di kebun milik Muplih yg digarap oleh saksi Irian di ataran pedamaran Hutan seribu kec Kota Agung Kab Lahat. Pada saat korban bersama saksi Irian selesai menggiling kopi di depan pondok Irian, korban berniat mengambil burung pikat miliknya yang berada 10 meter dari pondok.

    Saksi Irian melihat ada harimau berjalan ke arah korban. Saksi berteriak memperingatkan korban, namun tiba-tiba harimau menerkam leher korban, dan menyeret korban. Saksi Irian berlari ke pondok dan memukul-mukul seng membuat gaduh agar harimau pergi.

    Setelah harimau meninggalkan korban, saksi Irian mendekat akan menolong namun Harimau memdekat lagi mau menyerang , saksi Irian berlari dan meminta pertolongan ke pondok sebelah dan bertemu Arif. Kemudian Arif berhasil menelpon kerabat ke ds Pajar Bulan.(*/iwa)

  • Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Tewas di Kawasan Aceh Timur

    Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Tewas di Kawasan Aceh Timur

    Aceh (SL) – Seekor gajah Sumatera kembali ditemukan mati di kawasan HGU PT CGU persisnya di Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

    Wakapolres Aceh Timur Kompol Apriadi melalui Kasat Reskrim AKP Erwin Satrio Wilogo ketika dikonfirmasi
    di Peureulak Jumat menjelaskan, gajah mati itu ditemukan oleh seorang petani, Herman, Kamis (9/8) jam 15.00 WIB.
    “Petani itu kebetulan melintas di lokasi. Kemudian dia menginformasikan ke aparatur desa setempat untuk dilaporkan
    ke aparat penegak hukum dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” ujarnya.

    Dikatakan, gajah liar yang ditemukan mati di area PT CGU sudah diinformasikan ke BKSDA Aceh, guna segera dilakukan
    nekropsi.  Selain melakukan koordinasi dengan BKSDA Aceh dan FKL Aceh, kata Erwin, pihaknya juga telah mengirimkan Tim
    identikasi Polres Aceh Timur ke lokasi.

    “Untuk mengetahui penyebab kematian gajah Sumatera ini perlu hasil uji laboratorium forensik. Jadi selesai nekropsi
    maka sampelnya akan dibawa ke labfor,” ujar Erwin.

    Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, secara terpisah membenarkan adanya gajah Sumatera mati di pedalaman
    Kabupaten Aceh Timur. “Kita sudah kirimkan tim medis untuk dilakukan nekropsi di lokasi dan nantinya bangkai gajah juga akan dikuburkan,” ujar Sapto. (Antara)

  • Kerja Keras 107 Hari, Tim Terpadu Menangkap Bonita

    Kerja Keras 107 Hari, Tim Terpadu Menangkap Bonita

    Pekanbaru (SL) – Kerja keras tim terpadu dalam mencari harimau liar Bonita patut diacungi jempol. Setelah sekitar 107 hari bekerja, akhirnya Bonita berhasil ditangkap di Kec Pelangiran, Kab Inhil, Riau, sekira pukul 06.15 Wib, Jum’at (21/04/2018).

    Bonita berhasil dilumpuhkan dengan tembakan bius kemudian dimasukkan dalam sangkar besi oleh tim terpadu yang dikomandoi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau yang dibantu, TNI/Polri, WWF Riau, ahli animal communicator wanita asal Kanada Shakti dan sejumlah aktivis lingkungan lainnya.

    Proses evakuasi Bonita dari lokasi konflik tidak ditempuh dengan jalur darat. Walau Bonita sudah tertembak bius pagi hari, namun informasi tertangkapnya Bonita baru malam harinya menyebar luas dan menurut informasi rencananya Harimau Bonita akan di rehabilitasi di Dharmasraya, padang, Sumatera Barat.

    ”Kita memang sengaja menutup informasi ini serapat mungkin sejak tertembak bius. Ini semua semata-mata demi keamanan,” kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Jumat (20/4/2018) malam.

    Tim terpadu, mengevakuasi Bonita keluar dari lokasi tidak menggunakan jalur darat tetapi dibawa dengan kapal menelusuri kanal hingga sungai. Bonita akhirnya sampai ke Kota Tembilahan, menjelang malam.

    “Kami sengaja tidak mengangkutnya lewat darat. Ini demi keamanan Bonita, kita khawatir bila ada reaksi masyarakat atas Bonita yang sudah menyerang dua warga hingga tewas,” kata Haryono.

    Masih menurut Haryono, informasi tertangkapnya Bonita pun baru tersebar malam ini. Semua itu dilakukan tim guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Kita khawatir kalau saat Bonita berhasil ditembak, langsung kabarnya menyebar, nanti ada pihak-pihak yang beraksi ke Bonita. Menghindari berbagai kemungkinan terburuk itulah, makanya kami sepakat jangan disebarluaskan terlebih dahulu. Itu makanya baru malam ini info Bonita tertangkap kami berikan ke media,” tutupnya.