Tag: Bogor

  • Kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi Ajak Sultan Brunei Tanam Pohon Perdamaian

    Kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi Ajak Sultan Brunei Tanam Pohon Perdamaian

    Bogor (SL) – Presiden Joko Widodo hari ini menyambut kedatangan Sultan Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan ini, Sultan Bolkiah datang dengan didampingi oleh istrinya, Duli Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Saleha.

    Rombongan Sultan Bolkiah tiba sekira pukul 10.30 WIB di mana para pelajar yang mengenakan baju adat Nusantara tampak turut menyambut kedatangan mereka. Tak hanya itu, penyambutan keduanya juga dimeriahkan dengan hadirnya kesenian rampak gendang dan marawis.

    Prosesi penyambutan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan kenegaraan bagi keduanya. Saat itu, lagu kebangsaan kedua negara diperdengarkan dengan diiringi oleh dentuman meriam sebanyak 21 kali.

    Usai prosesi penyambutan dan pengisian buku tamu kenegaraan, Presiden Joko Widodo mengajak Sultan Bolkiah menuju halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor. Sementara Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan Duli Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Saleha bersiap untuk menjalani acara pendamping tamu negara.

    Selanjutnya, mantan Wali Kota Solo ini mengajak Sultan Bolkiah untuk melakukan penanaman pohon bersama. Dalam kegiatan ini, kedua kepala negara menanam pohon dengan nama latin Barringtonia asiatica atau yang dikenal dengan pohon keben.

    Di Indonesia, pohon keben ini memperoleh predikat sebagai pohon perdamaian sejak tahun 1986 silam. Penanaman pohon tersebut oleh kedua kepala negara menandakan semangat untuk terus menjaga perdamaian di antara kedua negara dan di dunia.

    Rangkaian kenegaraan tersebut dilanjutkan dengan pertemuan tête-à-tête antara Presiden Joko Widodo dan Sultan Bolkiah serta pertemuan bilateral yang diikuti oleh delegasi masing-masing negara.

    Setelah itu, pertemuan kedua kepala negara diakhiri dengan jamuan makan siang kenegaraan yang juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan Duli Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Saleha.

    Bogor, 3 Mei 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Indonesia-Brunei Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

    Indonesia-Brunei Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

    Bogor (SL) – Indonesia dan Brunei berkomitmen untuk berupaya meningkatkan perdagangan di antara kedua negara di masa mendatang. Komitmen tersebut tercapai usai pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan Sultan Brunei Darussalam Sultan Haji Hassanal Bolkiah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 Mei 2018.

    Presiden Joko Widodo, saat memberikan pengantarnya dalam pertemuan bilateral, menyebut bahwa kerja sama antara kedua negara selama ini telah terjalin dengan baik. Ia dengan penuh sukacita juga menyambut kunjungan Sultan Brunei ke Indonesia.

    “Selamat datang Sri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah dan seluruh delegasi dari Brunei Darussalam di Istana Bogor. Sebuah kehormatan bagi kami dapat menerima kunjungan Sri Baginda ke Indonesia,” ucap Presiden.

    Sultan Brunei Darussalam sendiri kemudian mengungkapkan bahwa lawatannya kali ini merupakan kunjungan balasan atas kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Perayaan 50 Tahun Sultan Hassanal Bolkiah Bertahta pada Oktober tahun 2017 lalu. Ia berharap dengan kunjungan ini kedua negara dapat terus mempererat persahabatannya.

    “Saya percaya pertukaran lawatan ini mencerminkan semangat setia kawan yang erat serta kepahaman yang sekian lama terjalin di antara kedua buah negara,” tutur Sultan.

    Usai pertemuan keduanya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, memberikan penjelasan bahwa kedua negara membahas soal kerja sama perdagangan. Dirinya menyebut bahwa perdagangan kedua negara memang mengalami penurunan dalam hal nilai perdagangan. Namun, penurunan tersebut tidak terkait dengan volume perdagangan.

    “Perdagangan antara Indonesia dan Brunei memang mengalami penurunan, tapi penurunan ini tidak terkait dengan volume perdagangan, melainkan dengan nilai perdagangan karena turunnya harga minyak. Brunei sebelumnya banyak mengekspor minyak ke Indonesia. Dengan harga minyak yang turun, otomatis nilai dari perdagangan itu menjadi menurun,” ujarnya.

    Untuk itu, kedua pemimpin negara berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan dengan cara antara lain menggali potensi-potensi kerja sama, perdagangan, dan investasi yang dapat dilakukan oleh kedua negara.

    “Tadi kedua pemimpin menyampaikan, untuk bidang investasi misalnya, yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan antara lain di bidang perikanan, pertanian, perkapalan, dan pelabuhan,” imbuhnya.

    Brunei Darussalam juga tertarik untuk melakukan investasi dalam pengembangan “10 New Bali”.

    Potensi lain yang terus ditingkatkan adalah penjualan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Indonesia. Retno mengatakan bahwa mereka utamanya tertarik dengan kendaraan armoured personnel carrier dan persenjataan.

    “Oleh karena itu nanti di Mabes (Markas Besar TNI) ada beberapa pameran yang akan ditinjau oleh Sultan dan Presiden dari PT Pindad, PT DI, dan PT PAL Indonesia,” ucapnya.

    Bogor, 3 Mei 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Indonesia Dorong Revitalisasi Poros Wasatiyyat Islam Dunia

    Indonesia Dorong Revitalisasi Poros Wasatiyyat Islam Dunia

    Bogor (SL) – Indonesia mendorong revitalisasi Poros Wasatiyyat Islam Dunia. Pernyataan tersebut diucapkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada upacara pembukaan High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam yang digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 1 April 2018.

    “Kami yakin dengan wasatiyyat Islam, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang rahmatan ‘lil alamin, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta,” ucap Presiden.

    Sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta, Presiden mengatakan umat Islam harus menjadi tauladan dalam mengembangkan perdamaian dan persatuan. “Kita harus menjadi pemimpin dalam membangun perdamaian dunia sekaligus kita harus menjadi bangsa yang maju yang menjadi motor penggerak kemajuan dunia,” lanjutnya.

    Menurut Presiden, saat ini telah terjadi banyak kemajuan di negara-negara Muslim. Pembangunan ekonomi, pembangunan politik dan juga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara Muslim berkembang pesat dan tidak kalah dibandingkan dengan belahan dunia lain.

    Namun di sisi lain, lanjut Presiden, juga terdapat perkembangan yang menggelisahkan di berbagai belahan dunia. Teknologi komunikasi yang berkembang pesat, penggunaan sosial media yang sangat meluas membawa implikasi sosial yang signifikan.

    “Di satu sisi bisa mempemudah interaksi, tetapi di sisi lain media sosial juga digunakan untuk menyebar luaskan ujaran kebencian. Dan bahkan digunakan sebagai media untuk menyebarkan radikalisme. Ini berarti tantangan kita semakin berat dalam mengembangkan pemahaman dan ajaran yang wasatiyyat,” ujarnya.

    Oleh karena itu, Indonesia menyambut gembira menguatnya semangat moderasi dalam gerakan besar di dunia Islam. Menurut Presiden, forum konsultasi tingkat tinggi ini bisa menjadi ajang berbagi pengalaman dalam tasamuh, dalam mengembangkan toleransi.

    “Agar kita berbagi pengalaman dalam syura dalam mengembangkan musyawarah. Agar kita berbagi pengalaman dalam tawassut dalam mengambil jalan tengah. Agar kita berbagi pengalaman dalam qudwatiyah dalam menjadi pelopor bagi kemaslahatan ummat manusia,” kata Kepala Negara.

    Selain berbagi pengalaman, lanjut Presiden, gerakan Wasatiyyat Islam harus menjadi gerakan bersama yang mendunia yang dapat menginspirasi para pemimpin, ulama, kaum muda dan umat Islam agar tetap teguh pada jalur moderasi Islam. Presiden juga mengatakan keterlibatan para ulama menjadi sangat penting karena para ulama adalah pewaris para Nabi dan obor keteladanan bagi umat.

    “Jika para ulamanya bersatu-padu dalam satu barisan untuk membumikan moderasi Islam maka saya optimis Poros Wasatiyah Islam Dunia akan menjadi arus utama yang akan memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai, aman, sejahtera dan berkeadilan. Dan akan menjadi gerakan Islam untuk mewujudkan keadilan sosial,” ujarnya.

    Pada awal sambutannya, Presiden memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang beragam namun tetap hidup dalam kerukunan. Menurut Presiden keberagaman adalah anugerah Allah SWT yang harus dirawat. Keberagaman adalah sumber kekuatan yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang kuat.

    “Dengan bangga kami rakyat Indonesia ingin memperkenalkan diri Indonesia adalah negara demokrasi dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Kami hidup dalam keberagaman, beragam agama, beragam suku dan beragam budaya. Kami bersyukur dalam keberagaman tersebut Indonesia mampu menjaga persaudaraan toleransi, perdamaian dan persatuan,” kata Presiden.

    Acara pembukaan ini dihadiri Imam Besar atau Grand Syeikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad Ath-Thayeb, 100 tokoh ulama dan cendikiawan muslim Indonesia dan dunia serta para duta besar negara sahabat di Jakarta. Hadir pula Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar.

    Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin.

    Setelah mengikuti acara pembukaan, Presiden bersama undangan lainnya melaksanakan ibadah salat Zuhur yang diimami Imam Besar Masjidilharam Saleh Abdullah M Bin Himeid.

    Acara diakhiri dengan santap siang bersama yang dihelat di restoran yang berada di Kebun Raya Bogor, dengan sajian makanan Indonesia.

    Bogor, 1 Mei 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Presiden Tekankan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana Haji

    Presiden Tekankan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana Haji

    Bogor (SL) – Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran terkait menggelar rapat terbatas membicarakan tentang pengelolaan dana haji. Pembahasan tersebut dilakukan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 26 April 2018.

    Sebelum menerima laporan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengenai kepercayaan yang telah diberikan umat untuk mengelola dana, Kepala Negara menekankan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas harus dikedepankan.

    “Tentu saja kita ingin (pengelolaan) yang transparan dan akuntabel. Karena ini sangat penting dalam mengikuti prinsip-prinsip syariah yang ada,” ujarnya.

    Selepas pembahasan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan bahwa dalam pembahasan itu, pihaknya membicarakan seputar persiapan penyelenggaraan haji tahun 2018 ini. Menurutnya, persiapan penyelenggaraan hingga saat ini sesuai dengan yang direncanakan.

    “Prinsipnya, berbagai persiapan selama di Tanah Suci alhamdulillah sudah mendekati final,” ujar Lukman.

    Selain itu, dibahas pula tentang kemungkinan penggunaan dana-dana haji yang lebih efektif, sehingga penggunaannya tidak hanya untuk jemaah haji, tapi juga berbagai kepentingan umat Islam secara keseluruhan.

    “Bapak Presiden intinya menekankan bahwa investasi itu selain harus betul-betul dilakukan dengan prinsip syariah dan kehati-hatian, juga harus memilih yang paling kecil risikonya dan bisa mendapat manfaat yang sebesar-besarnya,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa program investasi yang akan dilakukan terdiri atas dua jenis: investasi di Arab Saudi dan Indonesia. Hal itu dilakukan agar biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan ibadah haji menjadi lebih efisien.

    “Tahun 2019 kita akan melakukan investasi supaya biaya ibadah haji lebih efisien dan jemaah lebih nyaman, serta seluruh kontrak-kontrak pemondokan dilakukan lebih awal dan tidak lagi dilakukan hanya satu tahun saja,” ucapnya.

    Mengenai investasi di Indonesia, BPKH telah melakukan penandatanganan dengan PINA (Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah) yang dikelola Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Melalui PINA, investasi yang dilakukan akan dipastikan hanya kepada proyek-proyek yang memiliki risiko rendah, menghasilkan keuntungan yang optimal, serta berprinsip syariah.

    “Kalau di Arab Saudi jelas seperti hotel, katering, dan transportasi. Seluruh upaya investasi itu pada prinsipnya untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji dari Kementerian Agama. Mudah-mudahan biaya penyelenggaraan haji kita menjadi lebih efisien,” tandas Anggito.

    Bogor, 26 April 2019
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Jimmy Silalahi: Materi Penceramah di Kaji Ulang Sebelum Dijadikan Berita

    Jimmy Silalahi: Materi Penceramah di Kaji Ulang Sebelum Dijadikan Berita

    Jawa Barat (SL) – Anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi mengatakan isi khutbah atau ceramah keagamaan sebaiknya tidak langsung disajikan secara mentah oleh kalangan pers sebagai berita.

    “Kami dari Dewan Pers tidak menganjurkan apa disampaikan sebagai isi khutbah langsung dihadirkan menjadi berita oleh teman-teman pers,” ujar Jimmy saat menjadi pembicara dalam acara media gathering yang diselenggarakan Bawaslu RI di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.

    Jimmy mengatakan apa pun yang terjadi, kalangan pers harus dapat menghormati substansi sebuah khutbah. Dia menilai ceramah keagamaan sudah pasti bersifat privat walaupun berlangsung di tempat terbuka, atau ada media serta alat pengeras suara yang membuat ceramah itu terdengar ke mana-mana. “Kecuali kalau memang itu ceramah non-keagamaan dan disampaikan di depan publik,” jelas Jimmy.

    Jimmy mengatakan jika kalangan pers ingin mengutip sebuah ceramah keagamaan, maka materi atau isi ceramah keagamaan yang dianggap menarik, dapat diklarifikasi kepada penceramah dengan wawancara setelah ceramah usai serta mencari narasumber lain sebagai pembanding atau pelengkap.

    “Prinsip jurnalistik 5W+ 1H harus diperdalam. Yang namanya isi khutbah, tidak pernah ada unsur 5W 1H, karena itu sepihak dari pengkhutbah, penceramah atau rohaniawan, makanya kami dari Dewan Pers tidak pernah menganjurkan isi khutbah bulat-bulat dijadikan berita,” jelas dia.

    Dia mengingatkan bahwa khutbah selalu dipenuhi dengan pesan rohani, hubungan manusia dengan Tuhan. Seandainya ada isi khutbah yang menyangkut persoalan sosial, atau politik, pasti dibungkus dalam konteks keagamaan. Sementara sebuah berita tidak hanya menyangkut satu orang, melainkan juga menyangkut orang banyak.(Ant)

  • Kunjungan Kerja Ke Sukabumi, Presiden Gunakan Kereta Api

    Kunjungan Kerja Ke Sukabumi, Presiden Gunakan Kereta Api

    Jakarta (SL) – Presiden Joko Widodo siang ini, Sabtu, 7 April 2018, bertolak menuju Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, guna melakukan kegiatan kunjungan kerja.

    Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara memilih moda transportasi Kereta Api Luar Biasa RI-1 untuk mengantarnya ke Kabupaten Sukabumi.

    Presiden beserta rombongan berangkat pukul 14.35 WIB, melalui Stasiun Kereta Api Bogor. Presiden akan menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam untuk sampai di Kabupaten Sukabumi.

    Setibanya di Kabupaten Sukabumi, Presiden akan melakukan peninjauan program padat karya tunai yang ada di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug.

    Selain itu, Presiden juga akan menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya. Penyerahan tersebut akan dipusatkan di Lapangan Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

    Petang harinya, Presiden beserta rombongan menuju Kota Sukabumi untuk bermalam dan melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya.

    Turut mendampingi Presiden dalam perjalanan menuju Kabupaten Sukabumi adalah Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.

    Bogor, 7 April 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Pemerintah Fokus Turunkan Angka Stunting di 100 Kabupaten/Kota

    Pemerintah Fokus Turunkan Angka Stunting di 100 Kabupaten/Kota

    Bogor (SL) – Presiden Joko Widodo menjelaskan sejumlah langkah yang akan dijalankan pemerintah untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) di lingkungan masyarakat. Salah satu langkah yang akan diambil ialah dengan lebih memfokuskan program pemberian makanan tambahan di daerah-daerah yang memiliki angka stunting yang tinggi.

    “Sebetulnya ini sudah dimulai dari tiga tahun lalu dengan pemberian makanan tambahan. Untuk tahun ini kita akan lebih menyasar dan fokus. Tahun ini kita akan fokus kepada desa-desa yang sudah kita tentukan. Tidak semuanya. Kita hanya fokus kepada 100 kabupaten dan kota,” kata Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 6 April 2018.

    Nantinya, program tersebut akan turut melibatkan PKK dan Posyandu daerah setempat untuk menggencarkan sosialisasi pola hidup sehat dan menambah asupan makanan yang diberikan melalui program pemberian makanan tambahan yang dijalankan pemerintah pusat.

    “Nanti akan kerja sama dengan PKK dan Posyandu untuk pemberian makanan tambahan baik berupa telur, ikan, kacang hijau, susu, juga tambahan biskuit seperti kemarin. Intinya makanan lokal akan lebih didahulukan,” ungkapnya.

    Selain itu, program padat karya tunai sebagiannya juga akan diarahkan untuk menangani perbaikan gizi anak di daerah-daerah yang menjadi fokus perhatian. Dengan itu diharapkan kondisi lingkungan dan kesehatan di daerah-daerah terfokus dapat ditingkatkan untuk mencegah stunting sejak dini.

    “Karena stunting ini bukan hanya masalah makanan, tapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan baik sanitasi, infrastruktur air bersih, semuanya. Ini sebuah kerja yang harusnya sangat terintegrasi,” tandasnya.

    Untuk diketahui, Kamis kemarin, 5 April 2018, Presiden Joko Widodo dan jajaran terkait telah membahas penanganan stunting secara khusus dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Presiden meminta rencana aksi yang lebih terpadu dan memiliki dampak yang lebih konkret mulai dari intervensi pada pola makan, pola asuh, dan juga yang berkaitan dengan sanitasi untuk menangani permasalahan stunting ini.

    Bogor, 6 April 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin

  • Pesan Presiden ke Anak Penyintas Kanker : Miliki Cita-Cita yang Besar untuk Membangun Semangat

    Pesan Presiden ke Anak Penyintas Kanker : Miliki Cita-Cita yang Besar untuk Membangun Semangat

    Bogor (SL) – Ekspresi wajah ceria tampak dari puluhan anak yang duduk dan berkumpul di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Di hadapan mereka, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak berlesehan membaur dengan keceriaan anak-anak itu.

    Jumat pagi, 6 April 2018, puluhan anak yang bernaung di bawah Yayasan Kanker Anak Indonesia bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan berlangsung dengan santai diselingi dengan tanya jawab antara Presiden dengan anak-anak, aktivitas menyanyi, dan sedikit atraksi sulap.

    Presiden Joko Widodo kemudian menyampaikan pesannya kepada anak-anak penyintas kanker tersebut. Ia berharap, anak-anak tersebut tetap menjalani aktivitasnya dan memiliki cita-cita karena cita-citalah yang membangunkan semangat.

    “Anak-anak harus punya cita-cita dan harus bersemangat,” ucap Presiden.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara turut menyampaikan apresiasinya untuk orang tua, Yayasan Kanker Anak Indonesia dan pendamping yang selama ini telah memberikan dukungan dan dorongan bagi anak-anak penyintas kanker.

    “Semoga dorongan dan bantuan yang diberikan memberikan semangat anak-anak kita untuk tetap memiliki cita-cita yang besar ke depannya,” ujarnya.

    Selama pertemuan tersebut, Presiden juga berdialog dengan para orang tua dan pengurus Yayasan. Ia mendengarkan masukan-masukan yang diberikan oleh pengurus terkait dengan perawatan bagi anak-anak penyintas kanker dan berjanji akan menindaklanjutinya.

    “Tadi masukan-masukan yang diberikan misalnya yang berkaitan dengan regulasi untuk bea masuk yang berkaitan dengan obat-obatan akan saya tindak lanjuti. Karena ini juga menyangkut hal yang sangat penting bagi anak-anak kita ke depan,” tuturnya kepada para jurnalis.

    Selain itu, ia menyampaikan harapannya terkait peluang kesembuhan bagi anak-anak itu. Presiden tentu berharap agar anak-anak penyintas kanker mampu meraih masa depannya.

    “Tadi disampaikan dari Yayasan Kanker Anak Indonesia bahwa 70 persen lebih anak-anak ini masih bisa sembuh kalau kanker itu ditemukan sejak dini. Kita harapkan anak-anak semuanya, bukan hanya 70 persen tapi 100 persen, bisa disembuhkan karena mereka memiliki sebuah masa depan,” ujarnya.

    Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia Yohana Yembise.

    Bogor, 6 April 2018
    Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

    Bey Machmudin