Tag: bps lampung

  • Pemprov-BPS Bahas Sinergi dan Pemanfaatan Data Inflasi, Stunting Hingga Ketahanan Pangan di Lampung

    Pemprov-BPS Bahas Sinergi dan Pemanfaatan Data Inflasi, Stunting Hingga Ketahanan Pangan di Lampung

    Bandarlampung, sinarlampung.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama Badan Pusat Statistik (BPS) setempat membahas Sinergi dan Pemanfaatan Data Inflasi, Stunting, Kemiskinan Ekstrem serta Ketahanan Pangan. Pembahasan ini masuk agenda kunjungan kerja (Kunker) Kepala Badan BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis dan jajaran di ruang Kerja Gubernur, Bandarlampung, Jumat, 5 Juli 2024.

    Kepala BPS Lampung, Parlindungan Lubis menyampaikan terimakasih atas sambutan yang baik dari Pj Gubernur Lampung Samsudin. Dia berharap sinergi baik yang dijalin antara BPS maupun Pemerintah Provinsi Lampung dapat terus berjalan dengan baik.

    Sementara itu, Pj Gubenur Lampung Samsudin juga berharap BPS Provinsi Lampung dapat memberikan data yang akurat akan keadaan secara riil di lapangan.

    Samsudin mengatakan bahwa sesuai arahan Menteri Dalam Negeri dan Presiden Republik Indonesia, ada beberapa hal yang harus diberikan atensi secara maksimal, yaitu terkait inflasi, stunting, kemiskinan ekstrim, serta ketahanan pangan.

    “Melalui data yg di dapatkan dari BPS dapat memberikan masukan kepada pemerintah Provinsi tentang bagian bagian mana yang perlu dibenahi, atau ditingkatkan menjadi lebih baik,” ujarnya.

    Samsudin juga berharap BPS dapat menjadi rekan kerja yang selalu suportif, terhadap kemajuan di Provinsi Lampung. (Red/*)

  • Inflasi Pangan ‘Koyak’  Penghasilan ASN dan Pekerja di Lampung, Ini Faktanya!

    Inflasi Pangan ‘Koyak’ Penghasilan ASN dan Pekerja di Lampung, Ini Faktanya!

    Bandar Lampung – Dampak inflasi akibat naiknya harga barang pangan di Lampung telah mengoyak penghasilan tetap Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para pekerja.

    Hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan data statistik yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada awal Maret 2024.

    BPS Lampung menyebutkan inflasi gabungan dua kota di Lampung pada Februari 2024 sebesar 3,28 persen (y-on-y). Persentase ini berada di atas inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,57% (yoy).

    Bila dirinci, inflasi sebesar 3,28 persen tersebut didominasi oleh sebab naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan dan tembakau hingga menyumbangkan inflasi sebesar 7,53 persen.

    Bila dirinci lagi, inflasi y-on-y tertinggi pada Februari 2024 di Lampung didorong oleh kenaikan harga pangan, seperti beras (1,13%), cabai merah (0,30%), bawang putih (0,26%), tomat (0,12%), gula pasir (0,11%) dan sejumlah komoditas pangan lainnya yang mengalami inflasi di bawah 0,10 persen.

    Dan bila dirinci lagi, maka diperoleh fakta yang cukup mencemaskan, yakni inflasi subkelompok pangan di Lampung pada Februari 2024 sudah menembus 8,35 persen (y-on-y) atau sudah di atas kenaikan gaji pegawai ASN dan pegawai tetap yang naik rata-rata 6,5 persen dalam periode 2019 sampai 2024.

    Mencermati hal ini, Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak sampai melebihi rata-rata kenaikan gaji ASN.

    Arief mengungkapkan tingkat inflasi pangan nasional pada Februari 2024 sebesar 8,47 persen. Persentase itu lebih besar dari rata-rata penghasilan tetap aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai tetap, yang hanya mencapai 6,5 persen.

    Tingginya inflasi pangan tersebut juga menggerus pendapatan pekerja yang dalam kurun lima tahun terakhir hanya menikmati kenaikan upah minimum regional atau UMR kurang dari 5 persen.

    Arief mengatakan sejak tahun 2020 sampai 2023, rata-rata inflasi pangan berada di angka 5,2 persen. Supaya kenaikan harga pangan tidak menggerogoti kenaikan penghasilan masyarakat, Arief mengingatkan perlunya menjaga inflasi pangan pada tingkat yang rendah dan stabil, yakni kurang dari 5 persen. (IWA)

     

  • Kenaikan Harga Gabah di Lampung Nyaris Tembus Dua Digit, Harga Beras Dipastikan Naik

    Kenaikan Harga Gabah di Lampung Nyaris Tembus Dua Digit, Harga Beras Dipastikan Naik

    Bandar Lampung – Harga beras di Lampung berpotensi kuat masih mengalami kenaikan akibat terus melambungnya harga Gabah Kering Giling (GKG), di mana persentase kenaikannya nyaris menembus dua digit pada Januari 2024.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyebutkan rata-rata harga kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani naik sebesar 9,15% dari Rp7.437,50/kg pada Desember 2023 menjadi Rp8.118,06/kg pada Januari 2024.

    Hasil observasi BPS Lampung juga menjelaskan telah terjadi kenaikan harga GKG di tingkat penggilingan sebesar 8,98% dari Rp7.564,79/kg pada Desember 2023 menjadi Rp8.244,44/kg pada Januari 2024.

    Selama Januari, BPS Lampung telah melakukan observasi di empat sentra produksi gabah terbesar, yakni di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Kabupaten Pringsewu.

    Dari hasil observasi, BPS Lampung menyimpulkan harga GKG tertinggi di tingkat petani Rp8.750/kg untuk varietas Inpari 32 HDB di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan.

    Sementara harga GKG tertinggi di tingkat penggilingan Rp8.850/kg untuk varietas yang sama di kecamatan itu.

    Harga GKG terendah di tingkat petani Rp7.500/kg untuk varistas Ciherang terpantau terjadi di Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Di tingkat penggilingan, harga terendah Rp7.675/kg dengan varietas dan lokasi yang sama.

    Kenaikan Harga Beras

    Observasi BPS juga mengungkapkan telah terjadi kenaikan harga beras pada dua kelompok mutu. Harga beras premium naik 2,26% dari Rp13.228,57 menjadi Rp13.527,27/kg, sedangkan harga beras medium naik 4,52% dari Rp12.628,57/kg menjadi Rp13.200/kg pada Januari 2024.

    Dalam laporannya BPS menyebutkan harga beras tertinggi di tingkat penggilingan mencapai pada Januari 2024 sebesar Rp14.500/kg untuk kualitas Premium di Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus.

    Harga beras medium terendah yang diperjualbelikan pada periode yang sama mencapai Rp12.500/kg di Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur.

    Presiden Jokowi Instruksikan Penurunan Harga Beras

    Mencermati perkembangan kenaikan harga beras ini, Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi kepada Badan Pangan Nasional atau Bapanas untuk menurunkan harga beras eceran mulai Maret mendatang.

    Instruksi tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat internal dengan sejumlah menteri dan pimpinan lembaga di Istana Merdeka pada Senin (12/2).

    “Pemerintah harap bulan Maret harga beras bisa lebih turun sedikit,” ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetya Adi usai rapat dengan Jokowi.

    Arief mengatakan proyeksi penurunan harga beras mulai Maret ini merujuk merujuk pada temuan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).

    BPS memperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton pada Maret 2024. Di sisi lain, pemerintah juga telah mengambil inisiatif awal untuk menekan reli harga beras yang belakangan mengalami tren kenaikan.

    Melansir data panel harga beras di Bapanas, rata-rata harga beras premium secara nasional di pedagang eceran hari Senin (12/2) pukul 11.30 WIB berada di Rp 15.830 per kilogram (kg), naik 2,12% dari harga pekan sebelumnya. Sementara harga beras medium naik 1,6% menjadi Rp 13.850 per kg.(iwa)

     

  • Inflasi Januari 2024 di Lampung 3,28% Lebih Tinggi dari Inflasi RI 2,57%

    Inflasi Januari 2024 di Lampung 3,28% Lebih Tinggi dari Inflasi RI 2,57%

    Bandar Lampung – Laju inflasi yang tinggi masih menggeliat di Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year on year (yoy) di daerah ini pada Januari 2024 mencapai 3,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,55.

    Persentase itu jauh lebih tinggi dibanding laju inflasi yoy nasional sebesar 2,57 persen.

    Laju inflasi di Lampung tertinggi terjadi di Lampung Timur sebesar 5,39 persen dengan IHK sebesar 109,05. Terendah terjadi Kota Metro sebesar 1,99 persen dengan IHK sebesar 104,52.

    Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 7,49 persen.

    Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,84 persen, kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,83 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,92 persen, kelompok kesehatan 0,88 persen, kelompok transportasi 0,78 persen, kelompok pendidikan 2,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,90 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,03 persen.

    Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan, yaitu: kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,07 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,22 persen.

    BPS juga mencatat tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d)
    Provinsi Lampung bulan Januari 2024 mengalami penurunan indeks (deflasi) masing-masing sebesar 0,19 persen.

    Berbeda dengan inflasi bulan-bulan sebelumnya, tingginya inflasi pada Januari 2024 di Lampung didorong kenaikan harga berbagai ragam komoditas, di mana sebelumnya lebih sering didominasi oleh komoditas sembako, rokok dan bahan bumbu dapur.

    Pada Januari 2024, komoditas yang dominan menjadi penyumbang inflasi y-on-y jauh lebih banyak, seperti beras, bawang putih, tomat, cabai merah, sigaret kretek mesin (skm), gula pasir, ikan lele, kopi bubuk, emas perhiasan, daging ayam ras, jeruk, ayam hidup, sekolah menengah atas, tarif air minum pam, ikan nila, akademi/perguruan tinggi, tarif jalan tol, terong, susu bubuk, dan ice cream.

    Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: bawang merah, cabai rawit, angkutan udara, minyak goreng, makanan hewan peliharaan, kangkung, ikan kembung, ikan tongkol, ikan layang, vitamin, telur ayam ras, popok bayi sekali pakai/ diapers, shampo, besi hollow, pisang, dan ikan asin teri.

    Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2024, antara lain: bawang putih, kontrak rumah, beras, susu cair kemasan, cumi-cumi, kacang panjang, tomat, jeruk, dan sigaret kretek mesin (skm).

    Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: cabai merah, cabai rawit , daging ayam ras, bensin, telur ayam ras , ikan kembung, ikan tongkol, udang basah, tempe, dan terong.(iwa)

     

     

  • Warning! Angka Beban Ketergantungan Dua Kabupaten di Lampung Masih di Atas 50

    Warning! Angka Beban Ketergantungan Dua Kabupaten di Lampung Masih di Atas 50

    Bandar Lampung – Angka Beban Ketergantungan (ABK) dua kabupaten di Provinsi Lampung, yakni Pesisir Barat dan Pesawaran masih di atas 50. Angka itu menunjukkan belum ada tanda-tanda adanya bonus demografi di dua kabupaten itu.

    Dikutip dari Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Lampung yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2023 lalu menyatakan ABK Kabupaten Pesisir Barat pada 2022 tertinggi di Provinsi Lampung yakni sebesar 53,58.

    Sementara ABK Kabupaten Pesawaran pada tahun yang sama sebesar 51,43. Sedangkan 13 kabupaten/kota lainnya di bawah 50. Terendah di Kota Bandar Lampung 43,53.

    Dalam laporan BPS itu disebutkan ABK Provinsi Lampung 2022 sebesar 47,28. ABK provinsi ini cenderung berfluktuasi selama periode 2020-2022. Pada 2020 sebesar 49,19 dan 2021 sebesar 46,45.

    ABK 2022 sebesar 47,28 itu menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 47 penduduk usia tidak produktif.

    Menurunnya angka beban ketergantungan juga dapat menggambarkan bahwa jumlah penduduk produktif yang semakin meningkat relatif terhadap jumlah penduduk yang tidak produktif.

    Jika kecenderungan penurunan angka beban ketergantungan terus berlangsung, maka diharapkan Lampung akan segera mencapai fase ketika rasio ketergantungan mencapai titik terendah (windows of opportunity.

    Angka beban ketergantungan juga dapat menunjukkan tanda-tanda adanya bonus demografi yaitu angka ketergantungan di bawah 50 yang berarti bahwa satu orang penduduk tidak produktif ditanggung oleh 1-2 orang penduduk produktif.

    Seperti diketahui bahwa bonus demografi terjadi apabila mayoritas penduduk Lampung adalah usia angkatan kerja 15-64 tahun, dimana penduduk pada kelompok ini menjadi potensial bagi Lampung untuk menjadi provinsi
    maju apabila sumber daya manusianya berkualitas.

    Sebaliknya, akan menjadi bumerang jika kualitas sumber daya manusia penduduk produktif itu rendah.

    Dampak keberhasilan pembangunan kependudukan diantaranya terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut usia yang tercermin dengan semakin rendahnya proporsi penduduk usia tidak produktif (kelompok usia 0-14 tahun dan kelompok usia 65 tahun ke atas) yang berarti semakin rendahnya angka beban ketergantungan. Semakin kecil angka beban ketergantungan akan semakin mengurangi beban ekonomi penduduk usia produktif.(iwa)

  • Harga Rata-rata GKP Desember 2023 di Lampung Hampir Menyentuh Rp7 Ribu/Kg

    Harga Rata-rata GKP Desember 2023 di Lampung Hampir Menyentuh Rp7 Ribu/Kg

    Bandar Lampung – Harga rata-rata (average price) Gabah Kering Panen (GKP) di sentra produksi padi di Lampung pada Desember 2023 hampir menyentuh Rp7 ribu/kg.

    Bila mencermati grafik kenaikan harganya, kurva harga rata-rata GKP tingkat petani di provinsi ini pada 2023 konsisten mengapung di atas kurva harga GKP pada 2021 dan 2022.

    Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, dalam grafik statistiknya menggambarkan kurva harga rata-rata GKP di Lampung pada Desember 2023 mengapung pada harga Rp6.952/kg, atau jauh di atas harga rata-rata 2021 Rp5.314/kg dan tahun 2022 Rp4.764/kg.

    Perkembangan harga gabah kering panen di sepanjang tahun 2023 sama sekali tak pernah berkelindan dengan perkembangan harga GKP dua tahun sebelumnya.

    Hal ini menandakan harga rata-rata GKP tahun 2023 konsisten lebih tinggi dibanding harga GKP dua periode sebelumnya, dimana pada beberapa bulan tertentu masih saling beririsan.

    BPS Lampung melaporkan harga tertinggi GKP Desember 2023 tercatat di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan. Di sini, harga GKP varietas Inpari32 HBD dan Ciherang ditransaksikan seharga Rp8 ribu/kg.

    Sementara harga terendah tercatat di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan seharga Rp6.350/kg untuk GKP Varietas IR-64. (iwa)

  • IPM Lampung 2023 Tumbuh Tipis 0,69 Poin: Way Kanan Naik Kelas, Mesuji  Masih Terendah

    IPM Lampung 2023 Tumbuh Tipis 0,69 Poin: Way Kanan Naik Kelas, Mesuji Masih Terendah

    Bandarlampung – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung pada tahun 2023 mencapai 72,48, meningkat 0,69 poin (0,96 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (71,79).

    Selama 2020-2023, IPM Lampung rata-rata meningkat sebesar 0,67 persen per tahun. Pertumbuhan IPM 0,69 poin di Lampung jauh lebih baik dari angka nasional sebesar 74,39 atau meningkat 0,62 poin pada 2023.

    Namun empat kabupaten/kota masih berada dalam kelompok IPM Kategori sedang, yakni Tanggamus  (69,93), Pesawaran (69,46), Mesuji (terendah) 67,79) dan Tulangbawang Barat (69,38).

    Sedangkan IPM Kota Bandarlampung mencapai 79,86 dan masuk dalam kategori tinggi bersama Kabupaten Lampung Barat (71,72), Lampung Selatan (71,55), Lampung Timur (72,44), Lampung Tengah (73,39), Lampung Utara (70,78), Way Kanan (70,51), Tulang Bawang (71,56), Pringsewu (73,11), Pesisir Barat (70,40), dan Kota Metro (79,85).

    Khusus Kabupaten Way Kanan, IPM 2023 sebesar  70,51 poin tersebut adalah lompatan kecil yang mengantarkan kabupaten itu naik kelas dari kategori sedang ke kategori tinggi. Pada tahun 2022, IPM Way Kanan 69,92 poin.

    Semua Komponen Pembentuk IPM Naik

    Peningkatan IPM 2023 Lampung terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak.

    Semua komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Pada tahun 2023, pengeluaran per kapita naik 4,19 persen atau meningkat 433.000 poin dibanding tahun 2022. Sumber data pengeluaran riil per kapita per tahun menggunakan hasil Susenas Maret.

    Dari sisi pendidikan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 12,74 menjadi 12,77 tahun.

    Sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,11 tahun, dari 8,18 tahun menjadi 8,29 tahun pada tahun 2023. Sumber data harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah menggunakan hasil Susenas Maret.

    Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 74,17 tahun, lebih lama 0,22 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya. Sumber data umur harapan hidup saat lahir menggunakan hasil Long Form SP2020 (SP2020-LF).(iwa)

  • NTP Lampung November 2023  Naik 0,83% 

    NTP Lampung November 2023  Naik 0,83% 

    Bandarlampung – Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada November 2023 sebesar 115,40 atau naik 0,83 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

    Kenaikan NTP Lampung sebesar 0,83 persen pada November 2023 sedikit di atas NTP Nasional 0,82 persen.

    Peningkatan NTP Lampung dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,81 persen.

    Peningkatan NTP Provinsi Lampung pada November 2023 didorong meningkatnya harga yang diterima petani pada hampir semua subsektor hingga di atas titik impas.

    Rinciannya, Subsektor Padi & Palawija (NTP-P) sebesar 108,86, Hortikultura (NTP-H) 128,65, Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) 126,63. Perikanan Tangkap 111,51.

    Sedangkan subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan Perikanan Budidaya berada pada angka di bawah titik impas masing-masing 98,36 dan 98,95.

    Selain itu, BPS Lampung juga mencatat Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Lampung November 2023 sebesar 117,69 atau naik 1,65 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.(iwa)

     

  • Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi di Lampung 3,27 Persen, Pemprov Disarankan Cepat Lakukan Ini

    Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi di Lampung 3,27 Persen, Pemprov Disarankan Cepat Lakukan Ini

    BANDARLAMPUNG – Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi di Lampung 3,27 Persen. Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan telah terjadi kenaikan harga berbagai komoditas pada Agustus 2023 hingga  menyebabkan kenaikan Indeks Harga Komsumen IHK) dari 133,000 pada Agustus 2022 menjadi 116,70 pada Agustus 2023. Dengan kenaikan itu  provinsi ini mengalami inflasi sebesar 3,27 persen (yoy).

    Inflasi Agustus (yoy) 3,27 persen ini lebih tinggi dibanding inflasi Juli 2023 (yoy) sebesar 2,55 persen, sekaligus inflasi kedua tertinggi setelah pada Februari mengalami inflasi sebesar 6,52 persen.

    Diketahui, setelah melambung pada Februari, inflasi di Provinsi Lampung pada Maret 2023 (yoy) berhasil ditekan menjadi 5,59 persen hingga 2,55 persen pada Juli 2023.

    BPS Lampung melaporkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks (inflasi) kelompok pengeluaran, yaitu:
    1. kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,46 persen;
    2. kelompok pakaian dan alas kaki 5,03 persen;
    3. kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga 1,59 persen;
    4. kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,79 persen;
    5. kelompok kesehatan 1,55 persen;
    6. kelompok transportasi 6,99 persen;
    7. kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 3,11 persen;
    8. kelompok pendidikan 2,96 persen;
    9. kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,43 persen;
    10. kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 3,47 persen.

    Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu: kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,72 persen.

    Komoditas utama penyumbang inflasi  pada Agustus 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, bawang putih, angkutan dalam kota, solar dan rokok putih.

    Khusus beras, tim ekonomi Sinarlampung.co memprediksi komoditas yang menjadi kebutuhan utama rakyat itu akan terus menjadi penyumbang inflasi terbesar di sepanjang tahun ini bila pemerintah tidak melakukan upaya-upaya segera untuk menahan kenaikan beras melalui operasi pasar langsung ke masyarakat menyusul terjadinya musim kering (El Nino) yang disertai kenaikan harga gabah dan beras eceran.

    BPS Lampung melaporkan harga rata-rata gabah kering panen (GKP) petani pada Agustus 2023 sebesar Rp5.844/kg atau naik 7,37 persen dibanding Juli  seharga Rp5.443/kg.

    Sementara harga beras premium di penggilingan telah mengalami kenaikan 3,08 persen dari Rp11.289/kg pada Juli 2023 menjadi Rp11.636/kg pada Agustus 2023.(IWA)

     

     

  • Mari Belajar Berhitung Berapa Banyak Beras dan Uang yang Dihabiskan di Rutan Bandarlampung

    Mari Belajar Berhitung Berapa Banyak Beras dan Uang yang Dihabiskan di Rutan Bandarlampung

    TIDAK banyak yang tahu berapa kilogram beras yang harus disiapkan setiap hari oleh Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandarlampung untuk satu warga binaan setiap hari. Mau tahu, lanjut baca artikel ini sampai tuntas.

    Dikutip dari lampung.antaranews.com, Kasubsi Administrasi dan Perawatan Rutan Bandarlampung, Ardeli Permata mengatakan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Bandarlampung menyiapkan sebanyak 397 kilogram beras dalam satu hari untuk jatah makan warga binaan.

    Beras sebanyak 397 kg itu wajib ada setiap hari untuk jatah makan 1.128 orang yang tercatat menjadi warga binaan saat ini. Dengan 397 beras itulah, saudara kita yang ada dalam bisa makan tiga kali sehari (pagi-siang-sore). Jadi, mustahil mereka kelaparan.

    Bahkan, keluarga warga binaan sebenarnya tidak perlu repot-repot bolak-balik mengantar makanan. Sebab, di dalam sana mereka cukup makan, bahkan lebih banyak dari rata-rata non warga binaan, seperti kita-kita ini.

    Lho kok bisa! Begini kalkulasinya.

    Bila jumlah warga binaan 1.128 orang menghabiskan 397 kg beras, maka setiap warga binaan setiap hari kebagian jatah makan sebanyak 2,841309823677582 kg. Bagaimana, jumlah yang sangat mengenyangkan, bukan?.

    Lalu bagaimana dengan lauknya?

    Menurut Kasubsi Administrasi dan Perawatan Rutan Bandarlampung, Ardeli Permata, lauknya berganti sesuai daftar menu yang telah terpajang di dapur rutan.

    Hari ini ayam, besok mungkin ikan, sayuran, bahkan diseling dengan ekstra fooding untuk menghindari kejenuhan warga binaan.

    Seberapa besar ayam atau ikannya. Wallahualam!

    Dan apakah bisa Gofood? Pasti tidak!

    Sekarang mari kita coba kalkulasi berapa rupiah yang dibutuhkan Rutan Bandarlampung untuk membeli beras sebanyak 397 beras itu setiap hari.

    Bila angka 397 kg setiap hari dan jumlah warga binaan konstan diangka 1.128 orang, maka anggaran pengadaan beras Rumah Tahanan Bandarlampung mencapai Rp3.771.500 setiap hari atau sekitar Rp113.145.000 setiap bulan atau Rp1,357.740.000 setiap tahun.

    Akumulasi itu dihitung dengan harga beras terendah pada bulan Juli 2023 seperti yang dilaporkan BPS Lampung. Pada Juli lalu, BPS Lampung melaporkan harga beras terendah yang diperjualbelikan di tingkat penggilingan mencapai Rp9.500 untuk beras kualitas medium jenis Ciherang yang banyak terdapat di Kecamatan Palas, Lampung Selatan.

    Bagaimana bila beras yang dipakai kualitas premium yang harganya jauh lebih mahal? Pastilah anggaran beli berasnya lebih besar lagi.

    Berdasarkan laporan BPS Lampung pada Juli harga beras tertinggi kualitas premium di tingkat penggilingan mencapai Rp12.000/kg. Jenis beras ini banyak tersedia di Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah.

    Bila diakumulasi dengan harga Rp12.000 itu, maka anggaran pembelian beras oleh Rutan Bandarlampung bisa menggembung mencapai Rp4.764.000/hari atau Rp142.920.000/bulan atau Rp1.715.040.000/tahun, dengan catatan jumlah 397 orang dan jumlah warga binaan konstan.

    Bila dikerucutkan, dengan asumsi beras yang dipakai adalah beras medium, maka anggaran makan warga binaan Rutan Bandarlampung setiap hari mencapai Rp26.992,44/hari atau Rp809.773,2/bulan atau Rp9.717.279,59/tahun.

    Bagaimana bila menggunakan beras premium seharga Rp12 ribu/kg? Silakan hitung sendiri.(IWA)