Tag: Bulog

  • Bos Bulog Perkirakan Harga Beras akan Terus Naik Tahun Ini

    Bos Bulog Perkirakan Harga Beras akan Terus Naik Tahun Ini

    Bandar Lampung – Harga beras diperkirakan akan terus mengalami kenaikan tahun ini, meski penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp10.900 terus digenjot pemerintah melalui Bulog.

    Perkiraan itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2024.

    Bayu Krisnamurthi mengatakan perkiraan itu didasari belum pulihnya produksi padi di sentra produksi padi, terutama di Pulau Jawa.

    “Badan Pusat Statistik bilang Januari hingga Februari Indonesia masih dalam defisit beras cukup besar,” katanya.

    Ia menjelaskan, penurunan produksi terjadi lantaran sebagian sentra produksi di pulau Jawa mengalami kemunduran musim tanam. Dengan demikian, waktu panennya pun akan mundur sehingga suplai beras dari dalam negeri negeri masih akan sulit.

    Untuk menahan lonjakan harga beras, Bulog berupaya memaksimalkan instrumen program SPHP berharga murah Rp10.900 per kilogram yang diimpor dari sejumlah negara.

    Penyaluran beras murah tersebut akan digencarkan pada Februari atau Maret 2024 untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah.

    Dia berharap ke depan produksi beras di Indonesia membaik dan pasokan beras impor juga dapat menambah cadangan pemerintah. Sehingga, harga beras di pasaran dapat segera melandai.

    Panel Harga

    Berdasarkan laman Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional, harga beras medium per Kamis, 11 Januari 2024, naik 0,15 persen menjadi Rp13.310 per kilogram. Sementara beras premium tercatat Rp 15.010 per kilogram.

    Sementara harga beras premium di Lampung pada Kamis, 11 Januari 2024 masih bertahan seharga Rp14.350/kg naik tipis Rp20/kg dibanding sehari sebelumnya. Harga beras premium tertinggi Rp15.000/kg di Lampung Selatan dan Pesisir Barat, terendah di Rp13.500/kg di Kabupaten Pesawaran.

    Sedangkan harga beras medium rata-rata di Lampung Rp12.900/kg, naik Rp30/kg dibanding sehari sebelumnya. Harga medium tertinggi Rp14.000/kg di Pesisir Barat. Terendah di Bandar Lampung Rp12.000/kg.(iwa)

  • Pergantian Dirut Bulog di Tengah Sepak Terjang Mafia Beras yang Masih Mengancam

    Pergantian Dirut Bulog di Tengah Sepak Terjang Mafia Beras yang Masih Mengancam

    AKHIRNYA Budi Waseso atau Buwas melepaskan jabatannya sebagai Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog). Buwas yang selama ini dikenal anti mafia beras harus ‘cabut’ dari kantor Bulog sejak Menteri BUMN Erick Thohir resmi mengangkat Bayu Krisnamurthi sebagai Dirut Bulog yang baru pada Sabtu (2/12/202).

    Bayu sebelumnya adalah Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog. Ia diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN nomor SK-341/MBU/12/2023 tanggal 1 Desember 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perum Bulog.

    Pergantian Dirut Bulog sudah tersiar lama, sejak April lalu. Namun pemerintah mempertahankan dan mengangkat kembali Budi Waseso yang merupakan jenderal polisi bintang tiga (Komjen)  memimpin Bulog untuk periode kedua pada 27 April 2023.

    Sebelumnya, ada pula kabar Menteri BUMN Erick Thohir sedang mempersiapkan Dirut Bulog yang baru. Bahkan, Erick memastikan sudah menyiapkan tiga nama sebagai pengganti Budi Waseso. Saat itu Erick mengatakan proses penggantian menggunakan mekanisme Tim Penilai Akhir (TPA). Namun Erick tidak kunjung mengumumkan tiga nama tersebut.

    Di tengah isu pergantian itu, sempat beredar kabar Budi Waseso dipersiapkan menggantikan Syahrul Yasin Limpo sebagai menteri pertanian. Kabar itu pun mentah. Syahrul Limpo kini ditahan KPK, sementara Menteri Pertanian diembankan kepada Amran Sulaiman.

    Selama menjabat Dirut Bulog, Buwas dikenal sangat anti mafia beras. Ia sempat mengungkap berkali-kali tentang adanya praktek pengoplosan dan pengemasan ulang beras Bulog menjadi beras premium yang terjadi di Pasar Beras Induk Cipinang (PBIC) oleh mafia beras.

    Buwas juga pernah mengungkapkan aktivitas mafia beras yang mengadakan rapat di dekat Kantor Perum Bulog pada awal tahun 2023 lalu.

    Seminggu setelahnya, Buwas menemukan dua pedagang yang mengemas ulang beras ukuran 50 kilogram (kg) menjadi ukuran 5 kg dan mengoplos beras Bulog dengan merek lain. Temuan itu diperoleh saat ia melakukan inspeksi mendadak di PIBC, Jumat (3/2/2023).

    Dia menjelaskan pemalsuan makin jelas jika ada beras Bulog yang dicampur dengan beras merek lainnya dan dijual secara komersial.

    Sikap Buwas yang anti mafia beras semakin nyata saat harga beras terus mengalami kenaikan pada Oktober 2023 lalu. Ia terang-terangan menyebutkan ada pihak yang memanfaatkan beras yang disalurkan Bulog untuk memperoleh keuntungan lebih.

    Buwas membeberkan, pihak yang nakal itu membeli dari Bulog itu Rp8.300/kg angkut gudang mereka jual langsung Rp12 ribu sampai Rp 13 ribu/kg dengan diganti karung.

    Tindakan para mafia beras ini tentu saja menimbulkan sejumlah dampak negatif. Misalnya adalah menyebabkan pemerintah kesulitan untuk menekan harga beras di pasaran.

    Buwas sebenarnya sudah mengendus praktik ganti karung itu dan berupaya mengatasinya dengan mengemas beras SPHP menjadi 5 kg. Namun praktik ganti karung dan penjualan di atas HET terus terjadi. Diduga, praktik inilah yang menjadi sebab kenaikan harga beras sulit dikendalikan.

    Lalu, bagaimana dengan Bayu Krisnamurthi, apakah Dirut Bulog yang baru ini akan setangguh Buwas?

    Kepada wartawan Bayu mengatakan ia siap melaksanakan amanah dan kepercayaan negara yang diembankan kepadanya.

    Ia juga memastikan akan melanjutkan kepemimpinan Budi Waseso yang menurutnya sudah baik dalam mengawal berjalan nya transformasi Bulog sampai saat ini.

    Bayu juga memuji kepemimpinan Budi Waseso karena mampu membawa Bulog melewati masa sulit dan mampu menjaga institusi Bulog menjadi yang kuat serta dapat menjalankan setiap misi yang ditugaskan negara dengan baik.

    Pelantikan Bayu tersebut menyusul hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan oleh Semen Indonesia Group (SIG) pada Jumat (1/12). RUPS LB itu resmi memutuskan Budi Waseso yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Perum Bulog diangkat sebagai Komisaris Utama SIG.(iwa)

  • Gemah Ripah Loh Jinawi: Menanam Padi atau Importasi?

    Gemah Ripah Loh Jinawi: Menanam Padi atau Importasi?

    SEBUTAN sebagai negeri ‘Gemah Ripah Loh Jinawi‘ semakin terkoreksi dengan situasi perberasan di Indonesia saat ini. Harga beras terus melambung tinggi alias mahal, meski berbagai pihak, baik di pusat dan di daerah melaporkan stok beras aman terkendali.

    Gemah Ripah Loh Jinawi bermakna kondisi masyarakat dan wilayah yang subur makmur, dimana sawah-sawah bisa menghasilkan banyak padi dengan produktifitas yang tinggi sehingga membuat petani makmur, dan masyarakatnya pun bersyukur bisa memperoleh beras dengan harga yang terjangkau.

    Terkait produktifitas, meski dinilai termasuk tertinggi (nomor dua di Asia di bawah Vietnam), produktifitas rata-rata di Indonesia masih berada pada angka 5,4 ton/hektar atau 2,8 ton di bawah produktifitas padi di lapangan yang pernah diteliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2008-2021 dimana sempat mencapai 8 ton/hektar.

    Selain persoalan produktifitas, persoalan tingginya biaya produksi juga menjadi pembentuk harga beras yang tinggi (mahal) yang terus bergerak naik dari tahun ke tahun sehingga swasembada beras berkelanjutan sulit diraih. Biaya produksi yang tinggi membuat malas petani untuk menanam padi, lantaran tak memperoleh margin yang memadai saat panen.

    Dilaporkan biaya produksi padi/beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain, seperti Thailand dan Vietnam.

    Laporan International Rice Research Institute (IRRI) pada 2016 menyebutkan ongkos produksi beras di Indonesia 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam, dan 2 kali lebih tinggi dari Thailand.

    Data itu menunjukkan rata-rata biaya produksi per satu kilogram beras di dalam negeri mencapai Rp4.076. Sedangkan biaya produksi di Vietnam hanya Rp1.679 per kg, di Thailand Rp2.291 per kg, dan di India sebesar Rp2.306 per kg.

    Bahkan, dibanding Philipina dan China, ongkos produksi padi/beras di Indonesia lebih mahal. Dalam laporan yang sama menyebutkan ongkos produksi padi/beras di Indonesia 1,5 lebih mahal dibandingkan di Philipina yang sebesar Rp3.224 per kg dan China Rp3.661 per kg.

    Kekalahan Indonesia dari negara produsen di atas juga diperburuk oleh rendahnya daya dukung
    mulai dari kecilnya lahan garapan petani dan persoalan lain, seperti benih, pupuk, akses permodalan, dan air. Semua persoalan itu berimbas pada proses bercocok tanam yang tidak efisien dan juga kapasitas petani yang juga sebagian besar masih belum produktif.

    Maka, tak mengherankan bila harga beras di Indonesia menjadi tinggi dan akan terus tinggi jika tidak cepat-cepat memperbaiki mekanisme produksi dan sistem distribusi yang lebih efisien melalui modernisasi dan transfer teknologi. Untuk yang begini sebaiknya Indonesia belajar dari Vietnam atau Thailand.

    Stabilitasi Harga Beras Model Pemadam Kebakaran?

    Selama bertahun-tahun pemerintah disibukkan dengan kegiatan menekan kenaikan harga beras melalui program operasi pasar. Program tersebut seperti pemadam kebakaran yang keberhasilannya tergantung kekuatan intervensi, kejujuran dan keseriusan (karena OP kerap disimpangkan) dan volume beras yang digelotorkan.

    Kini, program intervensi semacam OP tersebut telah dimodernisasi dengan munculnya program
    Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk memenuhi ketersediaan beras murah bagi masyarakat.

    Program itu gencar dilakukan sejak awal tahun 2023 disertai dengan program Bantuan Pangan (Bapang).

    Namun dua program itu nyatanya sampai September belum berhasil menekan mahalnya harga di pasar, padahal volume yang disalurkan cukup besar.

    Bahkan, untuk menekan harga Bulog telah membuat kebijakan ‘radikal’ yakni menyalurkan beras premium berharga murah Rp Rp47 ribu/5 kg langsung ke toko atau kios beras.

    Supaya beras SPHP tidak menyimpang ke distributor besar, Bulog mengemas beras SPHP 5 kiloan, demi
    menghindari kecurangan pedagang yang kerap menukar kemasan Bulog dengan merek beras premium lain.

    Upaya Bulog ini patut diapresiasi, meski harga beras di pasar masih mahal sampai hari ini. Keberhasilan program ini barangkali bisa dinilai pada akhir September 2023 ini dengan respon harga pasar yang diharapkan terus melandai. Namun bila pasar merespon sebaliknya, maka patut dicurigai ada masalah dalam pendistribusian beras SPHP dan ini menjadi tugas Satgas Pangan untuk menelisiknya.

    Importasi di Tengah Krisis Pangan Dunia

    Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa selama periode Januari hingga Agustus 2023, Indonesia telah impor beras sebanyak 1,59 juta ton.

    Beras tersebut diimpor dari tiga negara utama, yaitu Thailand, Vietnam, dan India.

    Impor beras terbanyak berasal dari Thailand, dengan volume mencapai 800.000 ton atau sekitar 50,36 persen dari total impor beras.

    Negara pengimpor beras terbesar kedua adalah Vietnam, yang menyumbang sekitar 674.000 ton atau sekitar 42,33 persen dari total impor.

    Kemudian dari India dengan kontribusi sebesar 4,16 persen atau sekitar 66.000 ton.

    Sisanya berasal dari Pakistan sebanyak 45 ribu ton atau sekitar 2,85 persen, dan negara-negara lainnya menyumbang sekitar 5 ribu ton atau sekitar 0,30 persen dari total impor beras yang dilakukan oleh Indonesia.

    Namun importasi tersebut kini bukan perkara mudah. Sebab, kata Jokowi saat ini krisis pangan mengancam negara-negara di seluruh dunia.

    Katanya, beberapa negara bahkan sudah mulai membatasi ekspor produk pangan mereka.

    Banyak negara sekarang lebih fokus pada menyelamatkan pasokan pangan dalam negeri daripada mencari keuntungan dari ekspor pangan.

    Contohnya adalah India, yang sebelumnya terkenal sebagai eksportir beras besar, sekarang telah menghentikan ekspor berasnya bersama 19 negara lainnya yang juga telah membatasi ekspor pangan mereka dengan tujuan untuk melindungi pasokan pangan dalam negeri dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri.

    Dibalik kabar tidak menggembirakan itu, Jokowi mengungkapkan bahwa IPB telah mengembangkan varietas padi yang mampu menghasilkan 12 ton beras per hektar sawah.

    Ia telah meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan varietas tersebut kepada para petani.

    Semoga pengembangan varietas baru hasil IPB ini berhasil. Semoga Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi, selamanya.

    *)Pemimpin Redaksi Sinarlampung.co

  • Persiapan Arus Mudik Idul Fitri 1444 H, Bolug Bakal Impor 500.000 Ton Beras

    Persiapan Arus Mudik Idul Fitri 1444 H, Bolug Bakal Impor 500.000 Ton Beras

    Jakarta (SL)-Pemerintah dalam waktu dekat akan segera mengimpor sebanyak 500.000 ton beras. Hal itu dilakukan agar kebutuhan bahan pokok selama Ramadhan dan arus mudik Idul Fitri 1444 hijriah tetap tersedia.

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait Impor beras tersebut, sebagaimana surat penugasan hasil keputusan rapat bersama Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2023 lalu.

    Dalam surat penugasannya, bahwa Bapanas memberi instruksi Perum Bolug untuk segera mengimpor beras dengan jumlah yang telah ditentukan.

    Penugasan itu tertuang dalam surat Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adhi kepada Direktur Utama Perum Bulog tertanggal 24 Maret 2023.

    Diketahui, hasil rapat bersama orang nomor satu di Indonesia, memutuskan agar Bulog mengimpor cadangan beras pemerintah (CBP) dengan target 2 juta ton sampai akhir Desember 2023.

    Sehingga dari target tersebut, Bolug diminta mengimpor 500.000 ton beras secepatnya sebagai pasokan arus mudik Idul Fitri 1444 hijriah.

    Dikatakan, tambahan pasokan beras dapat digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP), bantuan beras kepada sekitar 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan kebutuhan lainnya.

    Pemerintah akan memberikan bantuan sosial (bansos) pangan untuk 21,35 juta masyarakat kurang mampu mulai Maret hingga Mei nanti. Bansos tersebut berupa beras 10 kg, telur ayam, dan daging ayam.

    Pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp7,8 triliun untuk beras, termasuk biaya pembagian. Sementara anggaran untuk pengadaan telur dan ayam sekitar Rp450 miliar.

    Alhasil total bansos Lebaran tahun ini sekitar Rp8,25 triliun. Adapun beras yang digunakan untuk bansos ini adalah beras stok Bulog.

    Pekan lalu, CBP yang ada di Bulog sekitar 280.000 ton. Dalam suratnya kepada Bulog, Kepala Bapanas mengingatkan Bulog agar tetap menjaga kepentingan beras dalam negeri.

    “Sejalan dengan hal tersebut, kami menugaskan Perum Bulog untuk tetap mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023,” tulis Arief dalam suratnya, Jumat 24 Maret 2024.

    Sebelumnya, pada 16 Maret, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyinggung rencana untuk melakukan impor beras dari India untuk mencukupi kebutuhan CBP.

    Zulkifli Hasan mengakui bahwa usulan itu muncul setelah kunjungan kerjanya di India beberapa waktu lalu.

    Impor itu menurutnya dimaksudkan sebagai langkah mitigasi bila stok beras yang ada saat ini tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

    “Maksud saya beli dulu. Nanti masuknya setelah panen raya tidak apa-apa. Jadi Bulog punya stok tetapi di India,” katanya.

    “Jadi harus siap-siap. Siap-siap itu artinya kita harus punya cadangan di luar negeri kalau sewaktu-waktu diperlukan, nanti ada. Jangan sampai kita mau beli tidak ada barangnya,” jelasnya. (Red)

  • Indonesia Kebanjiran Beras Import Dari Negara Vietnam

    Indonesia Kebanjiran Beras Import Dari Negara Vietnam

    Beras Bulog Sudah Sampai Dipelabuhan Tanjung Wangi Sejak Rabo (21/2/2018) (Foto/Dok/Google)

    Banyuwangi (SL)-Sebanyak 20 ribu ton yang sudah berlebel Bulog sudah sampai dipelabuhan Tanjung Wangi sejak Rabo (21/2/2018) hingga kini masih tahapan pembongkaran untuk diangkut menuju menuju gudang-gudang Bulog di Banyuwangi.

    “Benar mas itu beras dari vietnam, tugas cek jumlah beras diatas kapal ada 4 orang, ada perwakilan dari Bulog, dari Pelindo, dari pihak kapal dan PT Jakarta Loid, jadi kalau beras turun 1, masing masing perwakilan dari perusahaan juga harus tahu semua,” Ungkapnya pada Faktanews.

    Kasub Drive IX Banyuwangi David Siswanto mengatakan, beras vietnam 20 ribu ton beras yang turun dipelabuhan Tanjung Wangi tidak untuk dikonsumsi dan tidak diedar di Banyuwangi maupun Jawa Timur.

    “Itu bisa jadi dikirim ke NTB, Papua. Beras itu hanya transit saja di pelabuhan Tanjung Wangi, dan berasnya disimpan di gudang bulog Banyuwangi dulu,”jelas David. (23/2/2018).

    Mengenai pembungkus (sak) beras tersebut juga mencantumkan Bulog, menurut David hal itu karena beras tersebut sudah menjadi milik negara atau Bulog setelah resmi mengimpor dari negara yang bersangkutan.

    “Setelah impor itu maka beras sudah milik Bulog, jadi sak beras bermerek bulog, tapi juga ada nama Vietnam juga di saknya,”jelasnya. (Rls)