Tag: Bunuh Diri

  • Mahasiswa UIN Ditemukan Tewas Tergantung di Gubuk Dekat Kampus Unila

    Mahasiswa UIN Ditemukan Tewas Tergantung di Gubuk Dekat Kampus Unila

    Bandar Lampung, sinarlampung.co-Seorang mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Edgar Niskaryo Zebua (24) ditemukan tewas menggantung di dalam Gubuk di komplek Belakang Kampus Unila, di Jalan Prof dr Ir Sumantri Brojo Negoro, kelurahan Raja Basa Induk, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu 27 Juli 2024.

    Saat ditemukan pemuda ini dalam kondisi menggantung dengan leher terikat tali di dalam gubuk itu, dengan kondisi kaki menempel dilantai gubuk. “Jadi kemaren Jumat 26 Juli 2024 sore, dia namanya E (24) udah ngilang nggak ada kabar, di chat ditelpon udah nggak ada kabar lagi, motor sama sepatunya masih ada di kosan saya,” kata teman korban bernama Perdana.

    Menurut Perdana, korban ditemukan sekitar pukul 06.45 WIB di gubuk kosong belakang kosan. Dikarenakan tidak ada kabar dari korban, Perdana berinisiatif untuk mencari korban disekitar kosan miliknya. “Jadi saya kepikiran inisiatif nyari dia disekitar kosan, dan ternyata ketemu di gubuk belakang kosan, ternyata temen saya udah meninggal dunia,” ungkapnya.

    Perdana, mengaku kemudian langsung meminta bantuan teman lainnya dan melaporkan kepada pihak Kepolisian dari Polsek Kedaton. “Ya terakhir bertemu korban, pada Jumat 26 Juli 20204 kemarin. Kemaren saya sempet ketemu, dia lagi ngobrol didepan kosan, korban disini cuman main ke kosan saya, dia mahasiswa UIN,” ujarnya.

    Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto membenarkan adanya peristiwa tersebut. “Benar, mba mahasiswa UIN Raden Intan Lampung. Kronologi dam motif korban nekat mengakhiri hidupnyanya masih dalam penyelidikan,” katanya.

    Dilokasi kejadian Budi Harto menyatakan pemuda tersebut merupakan mahasiswa. “Pukul 06.30 wib saksi Safe,i yang pada saat itu sedang di TKP mendatangi gubuk di TKP dan melihat pintu yang terbuka dan selanjutnya saksi mengecek kedepan pintu gubuk yang mana dia melihat korban sudah dalam keadaan tergantung dengan tali tambang dan tak bernyawa dengan kaki masih menyentuh lantai,“ kata Kapolsek, Minggu 27 Juli 2024.

    Saksi lalu memberitahukan rekannya dan selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kedaton. Setelah mendapat laporan dari warga Bhabinkamtibmas dan Babinsa datang ke lokasi tempat  penemuan mayat. Sekira Jam 08.30 Wib Tim Inafis dari Polresta dan Anggota dari Polsek Kedaton tiba di lokasi,

    Tim Inafis langsung melakukan olah TKP di tempat  penemuan mayat tersebut, setelah di lakukan olah TKP tidak ditemukan adanya tindak kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara korban meninggal murni karena bunuh diri selanjutnya guna penyidikan lebih lanjut Tim Inafis membawa Jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk di lakukan Visum.

    Sempat Bersama Pacar?

    Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung ENZ (24) yang ditemukan tewas gantung diri, sebelumnya sempat terlihat bersama pacarnya. “Dari informasi yang didapatkan dari saksi korban ini sempat bersama pacarnya, namun kita belum mengetahui apakah terjadi putus cinta atau seperti apa itu masih gali keterangan saksi-saksi,” kata Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra, Sabtu 27 Juli 2024.

    Kasat menambahkan, pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat ditemukannya seorang pria yang meninggal dunia dengan cara gantung diri. “Dari laporan ini kami mendatangi TKP di sebuah lahan kosong yang terdapat gubuk di wilayah di Jalan Soemantri Brojonegoro, Kecamatan Rajabasa. Korban ditemukan gantung diri di dalam gubuk tersebut,” ujar Dennis.

    Dennis juga membenarkan, ENZ tercatat sebagai mahasiswa UIN Raden Intan Lampung. Saat ini usianya 24 tahun. “Benar seorang mahasiswa di UIN, namanya ENZ, usia 24 tahun,” kata Dennis. (red)

  • Siswi SMA di Pesawaran Tewas Gantung Diri di Kusen Pintu Rumah

    Siswi SMA di Pesawaran Tewas Gantung Diri di Kusen Pintu Rumah

    Pesawaran, sinarlampung.co Seorang siswi SMA di Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran ditemukan tewas tergantung di atas kusen pintu rumahnya, Kamis malam, 29 Februari 2024.

    Salah Kepala Desa di Pesawaran, Rudi Maryoto menyebut, remaja berusia 15 tahun itu pertama kali ditemukan sekira pukul 22.00 WIB oleh ibu kandungnya sepulang dari menjenguk saudaranya di rumah sakit. Waktu ditinggal ibunya, korban berada di rumah seorang diri.

    “Jadi saat ibunya si korban pulang dan masuk rumah dan melihat anaknya sudah dalam keadaan tergantung di kusen pintu menggunakan sehelai kain selendang,” ujar Rudi.

    Rudi menuturkan, belum diketahui penyebab remaja itu gantung diri. Setahunya korban tidak pernah bermasalah dengan keluarganya atau faktor lain yang membuat gadis remaja itu nekad mengakhiri hidupnya. “Kita lihat saja hasil visum dari rumah sakit,” ucapnya.

    Sementara berdasarkan identifikasi tim Inafis Polres Pesawaran tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap korban. Hanya ditemukan cairan keluar dari kemaluan korban. “Petugas tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh korban,” ucap Kapolsek Gedongtataan AKP Mulyadi mewakili Kapolres Pesawaran, Jumat, 1 Maret 2024.

    Menurut keterangan kerabat korban, lanjut Mulyadi, siswi SMA itu diketahui tidak pernah ada masalah dengan keluarga. Ayah korban sudah lama meninggal dunia dan korban tinggal bersama ibu kandung dan sepupu korban.

    Dari keterangan lain, ada yang sempat melihat pacar korban mendatangi rumah tersebut. “Tetangga korban sempat ada yang melihat pacar korban datang kerumah dan memanggil-manggil korban namun kemudian bergegas pulang sebelum korban ditemukan meninggal dunia,” ujarnya.

    Mulyadi juga mengungkapkan, korban telah dibawa ke RSUD Kabupaten Pesawaran guna dilakukan visum luar dan belum diketahui pasti penyebab korban gantung diri. “Kemudian pihak keluarga korban tidak berkenan untuk dilakukan autopsi dan telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. jenazah korban telah dikebumikan,” pungkasnya. (Red/*)

  • Bahaya Pikiran dan Bunuh Diri

    Bahaya Pikiran dan Bunuh Diri

    Meningkatnya angka bunuh diri di Indonesia hingga Oktober 2023 telah menjadi isu serius yang membutuhkan perhatian mendalam. Menurut data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), tercatat 971 kasus bunuh diri sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober, mengungguli jumlah kasus di tahun 2022 yang mencapai 900 kasus.

    Angka ini mencerminkan potensi akibat dari pikiran “mumet” yang mungkin melanda individu dalam berbagai situasi.

    Masalah kesehatan mental yang sering tidak mendapatkan perawatan yang cukup seringkali menjadi akar penyebab dalam banyak kasus bunuh diri.

    Motivasi untuk melakukan bunuh diri sering dimulai dengan beragam alasan, yang berkembang hingga akhirnya tindakan tersebut dilakukan.

    Arthur Schopenhauer, dalam karyanya “The World as Will and Representation,” menjelaskan penderitaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, muncul dari kehendak yang tak pernah puas.

    Meskipun bunuh diri mungkin tampak sebagai pilihan, Schopenhauer menganggapnya sebagai tindakan putus asa yang tidak menghilangkan akar penderitaan yang mendasar.

    Ia mendorong pemahaman mendalam tentang kehendak, pengendalian keinginan yang tidak perlu, dan empati terhadap penderitaan orang lain sebagai alternatif yang lebih bermakna daripada bunuh diri.

    Kasus bunuh diri adalah tindakan sadar yang dilakukan oleh individu yang dengan sengaja mengakhiri hidup mereka sendiri.

    Dampaknya sangat serius dan berpotensi merusak, tidak hanya pada individu yang melakukan tindakan tersebut, tetapi juga pada keluarga yang ditinggalkan dan masyarakat di sekitarnya.

    Tindakan tragis ini membutuhkan perhatian mendalam terhadap masalah kesehatan mental dan perlunya upaya pencegahan bunuh diri yang lebih efektif untuk melindungi kehidupan manusia.

    Kesadaran akan tingkat keparahan tindakan bunuh diri adalah langkah awal dalam memahami dan mengatasi masalah ini.

    Dalam kehidupan yang penuh tekanan, kita sering merasa terjebak dalam kecemasan dan stres. Penting untuk segera mengatasi pikiran mumet dan memberikan dukungan yang diperlukan.

    Tindakan cepat dengan dukungan dan pemahaman adalah langkah penting untuk kembali ke keadaan yang lebih seimbang dan bahagia.

    Terdapat berbagai opsi sumber dukungan yang bisa diakses, seperti konseling, terapi, dan kelompok dukungan. Dengan demikian, ingatlah bahwa ada banyak sumber dukungan yang siap membantu Anda mengatasi pikiran mumet dan memberikan dukungan yang Anda butuhkan.

    Mencegah bunuh diri dari perspektif psikologi melibatkan pemahaman mendalam tentang kesehatan mental, identifikasi faktor risiko, dan penyediaan perawatan yang sesuai. Psikolog dapat membantu individu dengan mengenali penyebab dan gejala yang mungkin mendorong pemikiran bunuh diri.

    Serta memberikan terapi seperti Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) untuk merubah pemikiran negatif menjadi positif. Dukungan sosial juga dimainkan peran penting, dan psikolog dapat membantu individu membangun jaringan dukungan yang kuat.

    Intervensi krisis dan penggunaan obat-obatan psikoterapi dapat diperlukan dalam beberapa kasus. Pencegahan kekambuhan penyakit mental dan terapi kelompok juga menjadi fokus penting. Edukasi masyarakat dan peningkatan kesadaran tentang bunuh diri adalah langkah kunci dalam upaya pencegahan yang lebih luas.

    Kolaborasi antara profesional kesehatan mental, psikolog, dan dukungan sosial seringkali diperlukan untuk mencapai hasil yang positif dalam pencegahan bunuh diri. (Laila Qadariah/Alvhi Peci)

  • Sedang Susun Tesis, Mahasiswa ITB Asal Pamekasan Ditemukan Tewas di Kontrakan

    Sedang Susun Tesis, Mahasiswa ITB Asal Pamekasan Ditemukan Tewas di Kontrakan

    Bandung (SL) – Kasus mahasiswa Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB), asal Madura, ANH yang ditemukan tewas di kamarnya diduga akibat bunuh diri. Polisi menemukan tali yang digunakan korban, secarik kertas bertuliskan permohonan maaf.

    Kasat atuan Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Tri Handono mengatakan seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial ANH yang ditemukan tewas di kamarnya dan diduga bunuh diri, Minggu 22 Agustus 2021 dini hari.

    Menurut Rudi, mahasiswa tersebut tewas dengan cara gantung diri di kamar kontrakannya atau kamar indekos yang berada di Jalan Cisitu, Kota Bandung.

    “ANH ditemukan tewas pada Minggu dini hari. Positif gantung diri, dia menyiapkan tali, talinya ditemukan di luar kosan,” kata Rudi di Bandung, Minggu 22 Agustus 2021 siang.

    Rudi mengatakan, ANH terakhir diketahui sempat bertemu dengan rekan-rekannya pada Sabtu 21 Agustus 2021 malam. ANH juga menyimpan secarik kertas bertuliskan permohonan maaf.

    “Dia menulis di secarik kertas permintaan maaf dan menyiapkan barang,” katanya.

    Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan ANH mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil (S2) ITB angkatan 2018, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).

    “Almarhum sudah menempuh studi di ITB selama 3 tahun (6 semester), dan sedang dalam tahap menyusun tesis,” kata Naomi.

    Menurutnya, ANH merupakan mahasiswa yang berasal dari daerah Madura dan berdomisili di Bandung di rumah indekos yang berlokasi di Cisitu Lama, bersama beberapa rekannya yang juga berstatus sebagai mahasiswa Teknik Sipil ITB.

    Jenazahnya sempat di RSHS dan diurus pihak keluarga almarhum yang tinggal di Bandung. Jenazah akan dibawa pulang dan dimakamkan di daerah asalnya di Pamekasan Madura.

    “Institut Teknologi Bandung menyampaikan rasa duka cita yang mendalam,” kata Naomi (red)

  • Polsek Penawartama Identifikasi dan Olah TKP Penemuan Korban MD di Pohon Coklat

    Polsek Penawartama Identifikasi dan Olah TKP Penemuan Korban MD di Pohon Coklat

    Tulang Bawang (SL)-Polsek Penawartama melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa penemuan sesosok korban berjenis kelamin laki-laki meninggal dunia (MD).

    Korban ditemukan MD dalam posisi tergantung di pohon coklat, hari Rabu 27 Januari 2021, pukul 20.39 WIB, yang berada di belakang rumahnya di Kampung Makarti Tama.

    “Rabu malam, petugas kami melakukan identifikasi dan olah TKP peristiwa penemuan korban MD dengan cara gantung diri di pohon coklat. Korban diketahui bernama Sukardi (50), berprofesi tani, warga Kampung Makarti Tama, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Tulang Bawang,” ujar Kapolsek Penawartama AKP Heru Prasongko, S.Pd, mewakili Kapolres Tulang Bawang AKBP Andy Siswantoro, SIK, Kamis 28 Januari 2021.

    Kapolsek menjelaskan, menurut keterangan saksi Poniyem (43), yang merupakan istri korban, hari Rabu (27/01/2021), pukul 03.00 WIB, korban pergi dari rumah tanpa sepengetahuan istrinya. Istri korban baru bagun pukul 04.00 WIB dan melihat korban sudah tidak ada lagi di kamar serta posisi pintu dapur telah terbuka.

    Istrinya menunggu sampai siang dan korban tidak kunjung pulang, sehingga pukul 14.00 WIB, istrinya ini melapor kepada saksi Hermanto (31), selaku Rukun Kampung (RK), lalu saksi Hermanto bersama-sama dengan warga melakukan pencarian terhadap korban hingga sore hari dan korban belum juga ditemukan.

    Selesai magrib warga kembali melakukan pencarian terhadap korban, pukul 20.39 WIB, saksi Dedek Sulaiman (37), berhasil menemukan korban dalam keadaan MD dengan posisi tergantung di pohon coklat, yang berada di belakang rumah korban.

    “Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban dan penyebab korban MD adalah murni karena bunuh diri,” jelas AKP Heru.

    Hasil olah TKP dan pemeriksaan para saksi, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena korban sering mengeluh sakit kepala (mengalami sakit vertigo) dan korban diketahui sering menyendiri.

    Pihak keluarga korban telah membuat surat pernyataan kepada petugas untuk tidak dilakukan autopsi dan telah menerima peristiwa ini sebagai sebuah musibah.(Mardi)

  • Belum Sembuh Betul, Penderita Gangguan Jiwa Potong Tangan Pakai Golok

    Belum Sembuh Betul, Penderita Gangguan Jiwa Potong Tangan Pakai Golok

    Malang (SL)-Diduga belum sembuh betul, seorang penderita gangguan jiwa di Kabupaten Malang nekat memotong tangannya pakai golok. Beruntung, pria berinisial SKB tersebut diselamatkan warga.

    Warga mendapati tangan kanan SKB (58) putus dan membawanya ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Menurut Kasubag Humas Polres Malang, AKP Ainun Djariyah, saat aksi percobaan bunuh diri itu korban sedang berada di rumah, sendirian. Sementara istri dan anaknya sedang ke luar.

    “Korban langsung warga ke rumah sakit bersama keluarganya yang lain dengan menggunakan ambulans desa,” kata Ainun Djariyah, Minggu (15/12). Peristiwa ini terjadi di Desa Pandanlandung dan telah dilaporkan ke Polsek Wagir Polres Malang, Sabtu (14/12). Korban dalam kondisi terselamatkan dan saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.

    Keterangan keluarga, korban memang dalam dua tahun terakhir mengalami depresi atau gangguan jiwa. Keluarga sebelumnya sudah pernah membawa korban berobat ke Rumah Sakit Jiwa Porong Malang. Namun penyakitnya masih belum sepenuhnya sembuh dan sering kambuh. Setiap kambuh, korban selalu mencoba bunuh diri termasuk dilakukan dengan memotong tangan kanannya tersebut. [red]

  • Napi Lapas Wayhui Tewas Gantung Diri?

    Napi Lapas Wayhui Tewas Gantung Diri?

    Bandarlampung (SL)  – Hindari melamun dan menyendiri. Bila tidak? Akan tewas gantung diri seperti Raga Susanto (26), Jumat (16/11). Narapidana narkoba di Lapas Wayhui Bandarlampung itu sepertinya frustasi dengan vonis 6,6 tahun yang diterimanya.

    “Jasad Raga Susanto kami ketahui tergantung saat jajaran saya patroli membangunkan para penghuni lapas untuk shalat subuh di Blok D-II,” kata Kepala Lapas Narkotika Wayhui, Bandarlampung, Hensa.

    Korban warga Karimunjawa, Sukarame, Bandarlampung yang divonis penjara 6,6 tahun, itu ditemukan tergantung dengan kondisi leher terlilit sarung di teralis kamar tahanannya.

    Jajaran Polsek Jatiagung, Lampung Selatan, masih mengusut kejadian itu. Sementara jasad yang bersangkutan masih menjalani otopsi di RS Bhayangkara.

    Menurut sejumlah penghuni lapas, sebelum kejadian, Raga kerap melamun dan mengasingkan diri. (Fajarsumatera)

  • Pelaku Diduga Bunuh Diri di Apartemen Mediterania Miliki Banyak Sejata

    Pelaku Diduga Bunuh Diri di Apartemen Mediterania Miliki Banyak Sejata

    Jakarta (SL) – Polisi Jakarta Barat menemukan beberapa senjata api di dalam kamar Ommy Waisa Andrian, 43 tahun, korban penembakan di apartemen Mediterania, Selasa, 16 Oktober 2018. Ommy Waisa Andrian  yang diduga bunuh diri menggunakan senjata api miliknya itu juga memiliki beberapa senjata api ilegal.

    “Ternyata di kamarnya atau di TKP kami temukan senjata-senjata yang lain. Apabila tersangka atau korban tidak meninggal, tentunya akan menjadi perhatian terkait dengan Undang-undang Darurat terkait dengan kepemilikan senjata,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi, Rabu, 17 Oktober 2018.

    Adapun senjata api yang disita dari kamar korban Ommy Waisa Andrian adalah senjata MP4 standar militer kaliber 5.56 berjarak efektif kurang lebih 300 meter, senjata api Hunter CZ 43 dengan izin atas nama korban, senjata bareta tomcat yang digunakan untu bunuh diri, senjata All 19-11 kaliber 9 mm, senjata api NAA Magnum 22 mm, dan peluru kaliber 22. Ditemukan juga ratusan butir peluru, 198 butir peluru kaliber 45, kaliber 9 mm, kaliber 5.56,serta beberapa senjata lain yang ilegal.

    Karena tersangka yang memiliki sejata tersevut adalah korban bunuh diri, kata Hengki, maka kasus tersebut menjadi gugur sesuai pasal yang ada. Meski begitu polisi masih terus memburu dan mencari informasi didapatkannya senjata-senjata ilegal yang beredar. “Semestinya senjata tersebut tidak bebas dimiliki oleh warga sipil,” ujar Hengki. (tempo)

     

  • Skripsi Tak Kunjung Selesai, 6 Mahasiswa ini Nekad Bunuh Diri

    Skripsi Tak Kunjung Selesai, 6 Mahasiswa ini Nekad Bunuh Diri

    Bengkulu (SL) – Ini baiknya menjadi perhatian bagi mahasiswa juga dosen pembimbing yang sedang menjalani proses penyelesaian skripsi. Sebab, akibat stres dan depresi bisa membuat seorang mahasiswa nekad melakukan aksi bunuh diri.

    Berikut kisah nyata para mahasiswa yang nekad bunuh diri karena urusan skripsi.

    1. Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
    Cristian Sinaga (22 tahun), mahasiswa semester akhir Universitas Sriwijaya ini nekad mengakhiri hidupnya diduga karena depresi soal skripsi. Dia ditemukan di kamar mandi kosnya dalam kondisi tak sadar diri karena menggantung diri pada 20 Maret 2018 lalu. Kos korban terletak di Komplek Serai Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Korban ditemukan oleh Romondo yang merupakan kawan satu kosnya.

    Korban merupakan mahasiswa asal Sumatera Utara yang kuliah di Universitas Sriwijaya pada Fakultas Teknik angkatan 2014. Dari keterangan rekan-rekan korban, diduga kuat korban mengakhiri hidupnya karena skripsi tak kelar-kelar. “Dia sempat stres mikirin skripsi,” kata Jhon, rekan korban.

    2. Mahasiswa Universitas Kapuas, Kalimantan Timur
    Bonivasius Wiro (24 tahun) ditemukan tewas dengan cara menggantung diri di Dusun Lamau Desa Perongan Kecamatan Sekdanau Hulu, Kalimantan Timur pada Jumat malam 7 April 2017 lalu. Dia ditemukan di rumah bibinya sekitar pukul 22.00 WIB.

    Korban adalah mahasiswa semester akhir di Universitas Kapuas dan sedang menyusun skripsi. Dari keterangan Polisi, korban bunuh diri karena stres kuliah tidak selesai-selesai.

    3. Mahasiswa di Jakarta Selatan
    Dilansir dari Kompas.com, seorang mahasiswa berinisial Efr (20 tahun), ditemukan tewas menggantung diri dengan menggunakan kabel. Dia ditemukan tewas oleh ayahnya pada pukul 10.46 WIB Rabu 27 Juli 2016 lalu. Korban menggantung diri di di tangga dengan menggunakan kabel antena.

    Dari keterangan orang tua korban, korban diduga bunuh diri karena stres memikirkan skripsi yang ditolak dua kali. Selain itu, korban juga baru saja putus pacaran.

    4. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
    Dilansir dari merdeka.com, Frendis Agustinus Panjaitan (24 tahun) ditemukan tewas dengan posisi tergantung di pintu kamar kosnya di kawasan Padang Bulan, Medan Sumatera Utara pada Senin 20 Oktober 2014 lalu.

    Korban bunuh diri diduga karena stres memikirkan skripsi yang tak kunjung selesai. Selain itu, dari keterangan rekan korban, laptop korban juga hilang yang membuatnya bertambah stres.

    Korban diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Fisip Universitas Sumatera Utara semester akhir. “Dia bakal di DO kalau tidak selesai skripsi dalam waktu 3 bulan,” ungkap rekan korban.

    5. Mahasiswa STIKES Kendal
    Dilansir dari Kompas.com. Isnaini Agus Riyanto (23 tahun), mahasiswa semester akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kendal, Jawa Tengah ini ditemukan tewas dengan cara gantung diri di kamarnya di Asrama Brimob pada Minggu 13 April 2014.

    Dia nekad mengakhiri hidupnya diduga karena skripsi yang tak kunjung selesai. Korban ditemukan oleh ayahnya Aipda Sunawan yang saat itu hendak membangunan korban namun pintu kamar dalam keadaan terkunci. Ayah korban kemudian mengintip lewat celah lubang kunci dan betapa terkejut ketika mendapati putrinya tergantung dengan seutas tali plastik di kamarnya.

    Mengetahui keadaan itu, sang ayah dengan sigap mendobrak pintu kamar putrinya.

    Diakui ayahnya, selama ini korban tidak pernah mengeluh, namun diduga kuat korban bunuh diri karena soal skripsi yang tak kunjung selesai. Sebelum peristiwa bunuh diri itu, korban sempat membuat status di BBM nya berbunyi : besok hari terakhirku.

    6. Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jawa Tengah
    Dilansir dari Tribun, seorang mahasiswa bernama Valentina Anjuna Pangestika (23 tahun) ditemukan tewas di rumah kontrakkannya pada Selasa 16 Juni 2015 sore sekitar pukul17.30 WIB.

    Korban tewas dengan cara menggantung diri di kontrakannya yang terletak di Pulosari Kecamatan Sukoharjo Jawa Tengah. Korban diketahui adalah mahasiswa semester 10 di Universitas Veteran Bangun Nusantara. Dia nekad mengakhiri hidupnya diduga karena stres memikirkan skripsi yang tak kunjung selesai.

    Diketahui korban tewas dengan menggantung diri menggunakan tali sabuk bela diri. Korban ditemukan oleh Muh Azis, rekan kuliahnya. (net)

  • Katarak Tak Kunjung Sembuh, Seorang Janda Nekat Bunuh Diri

    Katarak Tak Kunjung Sembuh, Seorang Janda Nekat Bunuh Diri

    Jakarta (SL) – Katarak adalah lensa mata yang menjadi keruh, sehingga cahaya tidak dapat menembusnya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total.

    Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika katarak terlalu tebal. Kondisi ini biasanya memengaruhi kedua mata, tetapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain.

    Namun katarak yang tak kunjung sembuh juga mengakibatkan penderitanya frustasi (putus asa). Seperti yang terjadi dengan seorang janda warga Sukabumi, bernama Warungkiara Holijah (69). Dia nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamar rumahnya, akibat sakit katarak yang dideritanya tak kunjung sembuh.

    Sontak kejadian tersebut sempat menggegerkan Kampung Simpenan RT 02 RW 09 Desa Sukaharja, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jumat (21/9/2018).

    “Keterangan keluarga, dia sudah beberapa kali mencoba bunuh diri namun selalu diketahui. Diduga dia pilih bunuh diri karena depresi terhadap penyakit karatak yang dideritanya,” kata Kasubbag Humas Polres Sukabumi, AKP Sunarto, seperti dilansir dari forumkeadilan.com.  

    Lebih lanjut Sunarto mengatakan, selama ini Holijah tinggal bersama adiknya. Saat kejadian, korban ditemukan keponakannya, Leni (43) dalam posisi tergelantung memakai tali plastik warna kuning, sekitar pukul 07.30 WIB. Sontak, kabar gandir Holijah tersebar ke seantero kampung hingga sampai ke telinga Polsek Warungkiara.

    “Mendengar informasi itu, polisi langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi,” ujarnya.

    Menurutnya, dengan adanya kejadian tersebut pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Keluarga menganggap sebagai musibah.

    “Ya, keluarga menolak dilakukan autopsi karna menganggap sebagai musibah,” pungkasnya.