Tag: Citra Ayu Septina

  • Citra Ayu Septina Paskibraka Provinsi Asal Lampung Barat Luput dari Perhatian Pemda

    Citra Ayu Septina Paskibraka Provinsi Asal Lampung Barat Luput dari Perhatian Pemda

    Bandar Lampung (SL) – Citra Ayu Septina, pelajar SMA Negeri 1 Liwa, salah satu anggota pasukan pengibar bendera pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan RI tingkat provinsi, di lapangan korpri, komplek kantor Gubernur Lampung, mencuri perhatian para pejabat pemprov Lampung.

    Ironisnya, dia datang dari Lampung Barat tanpa dukungan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Dengan parasnya yang cantik dan didukung tinggi badan yang seimbang dengan rekan-rekan paskibra lainnya, pengibaran bendera merah putih pada 17 Agustus 2021.

    Citra membawa nama harum Negeri Beguwai Jejama, tapi ternyata Citra ‘berjuang’ sendiri sampai akhirnya ia bisa menjejakkan kakinya di halaman kantor gubernur di Kota Bandar Lampung.

    Khoirul Umur, ayah Citra, menceritakan putrinya bersama dua siswa lain asal Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lampung Barat dinyatakan lolos sebagai paskibra provinsi beberapa waktu lalu.

    “Citra diantar dengan mobil milik keluarga ke Bandar Lampung menjalani karantina di Hotel Kurnia II,” kata Khoirul, Kamis 19 Agustus 2021.

    Khoirul terkejut ketika sampai di lokasi karantina, Ia ditanyai Surat Perintah Perjalan Dinas (SPPD) dari Pemerintah Kabupaten Lampung barat.

    Khoirul kebingungan, karena Dinas Pendidikan Lampung Barat tidak memberikan sepucuk surat pun untuk mengantar anaknya. Berbeda dengan anggota paskibra dari daerah lain, yang dikawal oleh dinas pendidikan masing-masing daerah.

    Khoirul mengatakan sebelum seleksi di Provinsi Lampung, putrinya berkompetisi bersama peserta lainnya di kabupaten. Salah satu dari enam yang lolos dan akan mengikuti seleksi tingkat provinsi ialah putrinya yang kini duduk di kelas XI SMA.

    “Dinas terkait hanya mengantarkan ke enam peserta pada proses seleksi. Setelah dinyatakan hanya tiga siswi saja yang lolos, tidak lagi ada pengawalan dari dinas,” ujarnya.

    Meski tidak dikawal pemkab lagi, keluarga tetap mendukung dan memberi semangat kepada Citra. Sementara itu, paskibra asal MAN dikawal oleh kepala sekolahnya. “Saya rasa itu sebagai bentuk support dan semangat pihak sekolah terhadap anak didiknya,” imbuhnya.

    Khairul mengatakan anaknya sempat diberikan perhatian uang saku Rp300 ribu oleh pihak SMAN 1 Liwa, setelah dinyatakan lolos oleh pihak Provinsi.

    “Saya bukan mengharapkan uang atau lainnya, insyallah kami sekeluarga masih bisa memfasilitasi anak kami untuk berangkat ke provinsi menjalani karantina. Tapi bagaimana dengan siswi lain yang orangtuanya kurang mampu,” jelasnya.

    Khoirul sempat berkordinasi dengan dinas terkait untuk menanyakan sumbangsih Pemkab Lampung Barat sebagai bentuk dukungan moril maupun materil, namun dirinya mendapat keterangan bahwa kaitannya dengan pemberangkatan tersebut tidak ada anggarannya.

    Citra Ayu Septina menuturkan utusan dari daerah lain diperhatikan oleh dinas pendidikan setempat, mulai dari pengawalan sampai bantuan keuangan yang lumayan. “Teman-teman dari daerah lain banyak yang cerita kalo dari dinas ada yang diberi Rp700 ribu. Bahkan dari sekolahnya ada yang diberi Rp1 juta,” ucapnya.

    Menurut Citra, dia bersama anggota paskibra lainnya dikarantina sejak tanggal 8 Agustus dan baru selesai 18 Agustus kemarin. (Rls/red)