Tag: Dibunuh

  • Wartawan kabardaerah.com Biro Sulawesi Barat Demas Laira Tewas Dibunuh Luka 7 Tusukan Tergeletak di Jalan

    Wartawan kabardaerah.com Biro Sulawesi Barat Demas Laira Tewas Dibunuh Luka 7 Tusukan Tergeletak di Jalan

    Sulawesi Barat (SL)-Wartawan media online kabardaerah.com Demas Laira (28) ditikam orang tak dikenal di Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat. Korban tewas degan delapan tusukan, tergeletak di pinggir Jalan poros Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Mateng, Rabu 19 Agustus 2020 sekitar pukul 02.00 WITA dini hatri.

    Jasad korban tergeletak di jalan dengan luka tusukan hingga tembus di dada

    Demas Laira merupakan wartawan Kabardaerah.com atau media lokal berbasis online di Sumatera Barat. Korban telah dibawa ke rumah duka di Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah. Sebelum kejadian korban sempat bertemu dengan teman-teman komunitas motor Dinasti Of Max di Pasangkayu, ibu kota Sulbar. Malam itu, korban tidak diizinkan sama teman-temannya untuk melanjutkan perjalanan karena sudah tengah malam. Tapi korban tetap melanjutkan perjalanan.

    Kepala Satuan Reskrim Polres Mamuju Tengah Iptu Agung Setyo Negoro mengatakan Demas Laira ditemukan tewas di pinggir jalan poros wilayah Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, tadi pagi sekira pukul 02.00 Wita. “Awalnya kami kira korban kecelakaan lalu lintas. Setelah kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menemukan indikasi pembunuhan,” kata Agung kepada wartawan, Kamis, 20 Agustus 2020.

    Hasil pemeriksaan polisi, kata Agung, di tubuh wartawan Kabardaerah.com itu ditemukan luka tusuk sebanyak tujuh kali, di bagian ketiak kiri hingga tembus bagian dada. “Setelah melakukan olah TKP, kami membawa Demas ke Rumah Sakit RS Satelit, Mamuju Tengah, untuk melakukan visum,” kata Agung.

    Selain itu, hasil penyelidikan sementara, kata Agung, ada satu barang berharga korban diduga hilang. Beberapa barang lain, seperti sepada motor ditemukan di sekitar lokasi kejadian. “Ponsel korban tidak ditemukan di TKP. Saat ini masih dalam pencarian tim kami,” ungkapnya.

    Hasil olah TKP menemukan beberapa barang bukti milik korban berupa kartu Identitas KTP, SIM, Id Card Media Online kabardaerah.com dan Indometro.id, serta satu unit sepeda motor. “Selain itu kami juga menemukan satu buah sepatu tanpa ada pasangan nya yang belum di ketahui pemilik nya,” urainya.

    Kabid Humas Polda Sulawesi Barat, AKBP Syamsu Ridwan membenarkan. Jasad Demas ditemukan bersimbah darah di pinggir Jalan Poros di wilayah Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, pada Kamis, 20 Agustus, dini hari. “Iya benar (dugaan pembunuhan). Saat ini masih dalam penyelidikan,” kata Ridwan Kamis, 20 Agustus.

    Adik kandung korban, Lia (17), mengaku kakakny Demas Lair tidak pernah bercerita bahwa dirinya mendapat masalah ataupun membuat masalah dengan orang lain. Lia mengaku terkejut saat mendengar kabar bahwa kakaknya ditemukan tewas di pinggir jalan.

    Menurut Lia, korban sempat bertemu dengan teman-teman klub motornya di Pasangkayu, ibu kota Sulbar. Saat itu, dia tidak diizinkan sama teman-temannya untuk melanjutkan perjalanan karena sudah tengah malam. Tapi korban tetap melanjutkan perjalanan. “Korban juga kehilangan ponsel,” ujar Lia yang berharap pelaku segera ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

    Koordinator Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Indonesia Timur Upi Asmaradhana meminta Kapolri Idham Azis mengerahkan aparatnya di Sulbar agar serius mengusut tuntas kasus ini. “Jika benar korban dibunuh, maka pelaku harus ditangkap. Kita berharap motif pembunuhan tersebut juga terungkap,” harap Upi yang juga Koordinator Relawan Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB) ini.

    Sementara Pimpinan Media Nasional kabardaerah.com Aldoris mengaku geram mendengar kabar kematian wartawannya akibat di bunuh. Aldoris, meminta penegak hukum segera mengusut tuntas peristiwa ini, karna tindakan itu telah menciderai Kemerdekaan Pers serta mengkhianati kehidupan Demokrasi di Tanah Air.

    “Saya mendesak kepada Aparat Penegak Hukum agar secepat nya dapat menangkap pelaku dan otak pembunuhan itu, karna pembunuhan terhadap wartawan bukan lah hal yang biasa. Ini merupakan salah satu bentuk pembungkaman terhadap Pers, perlawanan perlawanan terhadap prinsip Negara Hukum,” kata Aldoris.

    Semestinya kata Aldoris, jika ada persoalan terhadap pers, masyarakat wajib menempuh mekanisme Hak Jawab sesuai ketentuan UU Pers 40/1999 bukan melakukan Intimidasi. Seandainya belum puas, bisa mengadukan permasalahan ke Dewan Pers. (Red)

  • Kronologi Pembunuhan Ina Antimurti yang Dibakar di Ogan Ilir

    Kronologi Pembunuhan Ina Antimurti yang Dibakar di Ogan Ilir

    Sumatera Selatan (SL) – Empat pelaku pembunuhan Ina Antimurti alias Asri (20), yang ditemukan tewas dengan kondisi dibakar akhirnya ditangkap Polres Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

    Empat pelaku yang ditangkap tersebut, mempunyai peran masing-masing. Sementara satu pelaku masih buron. Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, keempat pelaku ditangkap Selasa (22/1/2019).

    Keempat pelaku tersebut yakni, Feri (30), Abdul malik (22), DP (16), dan FB (16), yang semuanya tercatat sebagai warga Muara Enim. “Iya, keempatnya tadi malam sudah ditangkap, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Palembang,” kata Zulkarnain, Rabu (23/1/2019).

    Zulkarnain mengatakan, dari para tersangka didapatkan barang bukti berupa satu unit sepeda motor milik korban jenis Honda Beat dan satu mobil pickup yang digunakan para tersangka. “Satu tersangka atas nama Malik kita lumpuhkan karena mencoba melarikan diri ketika hendak ditangkap,” ujar Zulkarnain.

    Zulkarnain mengatakan dari dari ke 4 pelaku yang berhasil diamankan dua merupakan masih di bawah umur dan satu pelaku lagi masih buron. Menurut Kapoda, pihak keluarga sendiri sudah meyakini bahwa jasad korban merupakan benar Inah Antimurti lantaran dikenal dari ciri barang korban. “Motifnya sendiri diduga karena utang korban kepada Asri. Namun itu baru dugaan,” jelas Jenderal Bintang dua ini.

    Sebelum dibunuh dengan dara dibakar terlebih dahulu diperkosa bersama rekan lain. “Korban dibunuh menggunakan balok kayu, lalu AS dan Malik memperkosanya. Sebelum mereka mengeksekusi korban terlebih dahulu para tersangka ini pesta sabu,” jelas dia.

    Kasus terkuak saat polisi berhasil menemukan motor Honda Beat Putih milik korban berplat BG 3262 KAI yang dititipkan kepada Andika (26) warga Dusun 1 Desa Talang Taling Kecamatan Gelumbang. Dari penuturan Andika, motor tersebut dititipkan pelaku AS (DPO) dan Feri (30) pada hari minggu lalu. Dari informasi tersebut Feri berhasil ditangkap pertama kali oleh pihak kepolisian.

    Dirinya berperan mengikat korban, mengangkat mayat dan membuang mayat di TKP pembunuhan. Dari sebuah kamar kontrakan di Desa Talang Taling Kecamatan Gelumbang. Di tempat terpisah polisi juga berhasil menangkap pelaku lain atas nama FB (16).

    Empat tersangka kasus pembunuhan sadis dengan membakar korban Ina Antimurti. Empat pelaku ditangkap Tim gabungan Satreskrim Polres Ogan Ilir, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel dan Unit Reskrim, serta Polsek Gelumbang
    Empat tersangka kasus pembunuhan sadis dengan membakar korban Ina Antimurti. Empat pelaku ditangkap Tim gabungan Satreskrim Polres Ogan Ilir, Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel dan Unit Reskrim, serta Polsek Gelumbang (SRIPOKU.COM/RANGGA ERFIZAL)

    Dirinya mendapat tugas untuk mengawasi sekitar lokasi tempat mengeksekusi korban serta, ikut membuang mayat korban. “Saya hanya ikut memegang kakinya yang memperkosa Abdul Malik serta AS. Kalau membuang ke TKP saya juga ikut,” ujar FB saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang.

    Sementara tersangka Abdul Malik (22) satu otak pembunuhan juga ditangkap oleh pihak kepolisian pada Rabu dini hari. Dirinya sempat berusaha kabur dan melawan petugas saat akan ditangkap. Dari pengakuannya dirinya berperan memegang korban saat diperkosa oleh tersangka AS. “Iya, saya ikut memperkosa korban. Saya juga yang memegang ketika AS pertama memperkosa,” katanya.

    Tersangka terakhir yang ditangkap yakni YG (16). Dirinya berperan membeli bahan bakar untuk membakar korban. Berperan membeli minyak. “Aku yang beli minyak. Jadi kami samo-samo ngangkat korban ke TKP. Aku dak ikut memperkosa,” ujarnya.

    Sementara, pelaku terakhir yang merupakan otak pembunuhan berinisial AS hingga kini masih buron dan dalam pengejaran pihak kepolisian. Adapun dari barang bukti yang ditemukan dari tempat kontrakan tersebut, ditemukan sendal milik korban, kayu balok yang digunakan untuk memukul korban, mobil Daihatsu Granmax BG 9207 NH dan motor Honda Beat BG 3279 UN. Hasil tes urine ke empat pelaku juga terbukti jelas mengkonsumsi narkoba.

    Mobil pikap milik pelaku pembunuhan yang dipakai untuk membuang mayat dan kini sudah dimankan petugas Jatanras Polda Sumsel
    Mobil pikap milik pelaku pembunuhan yang dipakai untuk membuang mayat dan kini sudah diamankan petugas Jatanras Polda Sumsel (AGUNG DWIPAYANANA/TRIBUNSUMSEL.COM)

    Penemuan mayat wanita yang terpanggang di jalan Desa Sungai Rambutan SP II Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI) pada Minggu (20/1/2019) yang sempat membuat warga geger. Dari hasil otopsi dilakukan Tim Dokter Forensik ditemukan sejumlah barang yang diduga milik korban Inah, seperti cincin dan anting-anting, gelang serta jam tangan. “Kami dari pihak keluarga sudah meyakini bahwa korban merupakan jasad Inah Antimurti, karena ciri barang ditemukan adalah milik korban,” ungkap Jaka Saputra (26) sepupu korban dijumpai di RS Bhayangkara Palembang, Rabu (23/1/2019).

    Pihak keluarga menduga bahwa pelaku yang sekarang DPO AS merupakan pacar Asri dan pembunuhannya sudah direncanakan. “AS ini adalah pacar korban (Alm) kami mengetahui itu karena sejak hari Kamis dia (AS) sering menghubungi Inah, namun almarhumah sibuk lantaran mau mengurus KK,” ungkap Jaka.

    Inah Antimurti yang merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara perempuan ini diduga dibunuh terlebih dahulu sebelum dibakar dan diikat dengan kasur di rumah kontrakan Asri di Desa Talang-taling Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muaraenim. “As ini kami mendapat cerita dari kerabat merupakan bandar sabu di tempat tinggalnya. Jadi sebelum mereka membakar jenazah untuk menghilangkan jejak terlebih dahulu memperkosa korban, kami harap pelaku dihukum seberat-beratnya bahkan sampai hukuman mati,” jelas Jaka.

    Postingan Terakhir Inah Antimurti

    Postingan terakhir wanita yang dibakar dan ditemukan di jalan desa Sungai Rambutan SP II Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI) menunjukkan sebuah fakta baru. Seperti diberitakan sebelumnya melansir TribunSumsel, Sejumlah warga Desa Sungai Rambutan SP II Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI), mendadak geger.

    Pasalnya, Minggu sore (20/1) pukul 16.30, warga dikejutkan dengan temuan mayat berjenis kelamin perempuan yang dalam posisi hangus terbakar di hutan semak Desa Sungai Rambutan. Saat ditemukan, mayat berjenis kelamin perempuan yang belum diketahui identitasnya itu, dalam posisi diatas alas “spring bad” dengan kondisi jenazah terlilit kawat tembaga.

    Penemuan mayat tersebut berawal pada Minggu sore, (20/1) pukul 16.00, saksi Tugino (45), saat itu sedang menggembala kambing yang berjarak tak begitu jauh dari lokasi temuan mayat. Saat menggembala hewan ternak miliknya, Tugino tiba-tiba dikagetkan ada sebuah benda menyerupai ranjang besi tempat tidur dalam posisi terbakar.

    Lalu saat didekati, pada bagian tengahnya ternyata terdapat tulang tengkorak manusia yang telah hangus dan sulit dikenali. Atas temuan tersebut, ia pun langung memberitahu tahu warga dan melaporkan ke Kepala Dusun setempat sembari menghubungi aparat Kepolisian Polsek Indralaya.

    Menerima informasi adanya temuan mayat wanita terbakar, sejumlah aparat Kepolisian langsung meluncur ke-TKP. Kapolsek Pemulutan AKP Bambang Julianto SH memastikan bila itu merupakan sesosok mayat manusia berjenis kelamin perempuan. Karena dari hasil olah TKP dan penyelidikkan pada bagian sekitar mayat.

    Hasilnya, ditemukan sebuah properti berupa antingan, serta kepala ikat pinggang yang biasa dikenakan oleh seorang perempuan. “Dari hasil penyelidikkan diketahui, mayat tersebut berjenis kelamin perempuan. Namun identitas belum diketahui,” ujar Kapolsek Indralaya, Minggu (20/1).

    Dijelaskan Kapolsek, guna mendukung pengungkapan identitas mayat lebih lanjut dari TKP pihaknya mengamankan barang-barang bukti berupa spring bed yang sudah hangus terbakar, antingan yang dikenakan korban, kepala ikat pinggang perempuan, jam tangan, hp kecil yang sudah terbakar, serta kawat tembaga. “Mayat tersebut diduga berusia 17 – 20 tahun,” jelas AKP Bambang.

    AKP Bambang menambahkan, dari keterangan seorang saksi saat dilakukan pemeriksaan mengaku melihat ada sebuah mobil jenis truk melintas di TKP pada Minggu dinihari (20/1) pukul 02.00. Namun saksi tidak begitu mengetahui identitas jenis truk beserta nomor platnya. “Dari keterangan saksi tersebut masih kita dalami untuk giat penyelidikkan,” tambah Kapolsek.

    Selanjutnya, tim identifikasi Polres OI langsung membawa onggokkan tulang belulang manusia yang terbakar tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk divisum.

    Postingan Terakhir Inah Antimurti

    Berdasarkan pantauan dari sosial media pribadi miliknya, nampak Inah kerap mengunggah beberapa fotonya dengan anak dan teman-temannya di facebook. Untuk memperkuat apakah akun tersebut benar miliki Inah, Sripoku.com menelusuri beberapa postingan dengan nama Inah Antimurti yang ternyata telah banyak mendapat ucapan duka dari orang terdekat yang mengenalnya.

    Pada postingan terakhirnya, Inah memperbaru foto profilnya pada 12 Agustus 2018 lalu. Pada foto tersebut Inah berpose dengan baju berwarna hitam putih garis-garis dan rambut yang diurai. Sementara pada postingannya lainnya, Inah menuliskan sebuah curhatannya tentang hati yang terluka. “Kenapa hati luka tak bicara karna air mata jatuh tak bersuara,” tulis Ina pada 28 September 2017.

    Seperti diketahui, Ina telah bercerai dengan sang suami sekitar 2 tahun lalu. Hal ini berdasarkan pengakuan kakak perempuannya Juwita (34).

    Sebelum Mayat Ditemukan

    Juwita mengungkapkan jika Ina memang sempat pamit pergi ke desa Segayam Kecamatan Gelumbang pada sabtu siang sekitar pukul 11.00 untuk mengurus pemisahan nama Kartu Keluarga (KK) miliknya. “Adik saya sudah pisah sama suaminya. Sabtu kemarin dia (Ina) mau urus pemisahan KK sama mantan suaminya, dia (Ina) ngurusnya ke Segayam, karena waktu masih nikah memang tinggal di sana. Tapi setelah pisah Ina pulang ke rumah bapak di dusun Pedataran, teleponnya diangkat, saya tanya sudah sampai mana, dijawab Ina masih di daerah Gelumbang,” ucap Juwita.

    Saat hari itu, Ina pergi sendiri dengan menggunakan sepeda motornya. “Tapi sampai sekarang motor itu kami tidak tahu ada dimana. Belum ada kejelasan,” ujarnya.

    Berdasarkan penuturan Juwita, Ina bercerai sudah hampir dua tahun lalu, setelah menjalin biduk rumah tangga selama kurang lebih tiga tahun bersama mantan suaminya. Dari hasil pernikahannya, Ina dan mantan suaminya dikarunia seorang anak perempuan yang baru berusia 2 tahun 3 bulan. “Kalau alasan mereka cerai saya kurang tahu. Ina itu bukan orang yang suka cerita panjang lebar. Entah mereka tidak cocok atau bagaimana, kami pihak keluarga kurang paham. Tapi yang jelas adik kami itu, sudah tidak lagi sama suaminya,”terang Juwita.

    Setelah bercerai, Ina mengisi hari-harinya dengan menjadi penyadap karet di kampungnya. “Dia kerjanya nyadap, sama seperti saya,” ungkapnya.

    Juwita mengaku sampai saat ini pihak keluarga belum memberi tahu kabar hilangnya Ina pada mantan suaminya. “Karena kan sudah tidak ada hubungan lagi. Kami juga pihak keluarga tidak bisa sembarangan kasih informasi ke orang lain,” ujarnya. (tribun)

  • 31 Pekerja Jalan Trans Papua Dikabarkan Tewas Secara Sadis

    31 Pekerja Jalan Trans Papua Dikabarkan Tewas Secara Sadis

    Papua (SL)-Pihak Polda Papua membenarkan informasi terkait adanya pembantaian terhadap puluhan pekerja jalan dan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga Papua, Minggu 2 Desember 2018. “31 orang. Itu info dan laporan yang kami dapat,” ujar Juru Bicara Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Senin 3 Desember 2018 soal korban pembunuhan.

    Kamal memberikan perkiraan rincian korban. Ada 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD lalu dijemput dan dibunuh 7 orang di antaranya. Sementara satu orang belum ditemukan atau melarikan diri.

    Saat ini tim gabungan TNI dan Polri sedang menuju lokasi kejadian di Kali Yugi dan Kali Aurak Nduga. “Besok saya juga akan ke lokasi,” ujar Kamal.

    Kepala Balai Pembangunan Jalan dan Jembatan Nasional wilayah XVIII Osman Marbun saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. “Ya betul, kita tunggu info dari aparat perkembangan siapa-siapa saja yang menjadi korban,” katanya. (viva)