Tag: Dinas Perhutanan Lampung

  • Satu Pekan Tahura Wan Abdul Rachman Banjir Durian

    Satu Pekan Tahura Wan Abdul Rachman Banjir Durian

    Bandar Lampung (SL) – Pasar Durian menjadi salah satu bagian dari agenda besar dalam rangkaian Festival Wisata Hutan Lampung (FWHL) 2023. Festival yang pernah digelar tahun kemarin itu, kini kembali diluncurkan dengan empat agenda besar, salah satunya Pasar Durian.

    Berpusat di Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman Gunung Betung, Pesawaran, mulai 3 sampai 9 Juli 2023 mendatang, Pasar Durian dibuka berbarengan dengan agenda lainnya, yakni Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK).

    Kepala Dinas Perhutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan Pasar Durian dan HBBK di Tahura dibuka di hari yang sama bertepatan launching FWHL di Swiss-Belhotel, Bandar Lampung, pada Senin 3 Juli 2023.

    Selain Pasar Durian dan HBBK, terdapat event-event menarik lainnya yang akan digelar di berbagai UPTD KPH di lingkungan Dinas Kehutanan Lampung, mulai dari Juni hingga Oktober 2023.

    “Beberapa UPTD KPH yang akan menjadi tuan rumah antara lain Kota Agung Utara, Pesisir Barat, Liwa, dan Tangkit Tebak,” ujar Yanyan saat launching FWHL 2023.

    Sementara agenda lainnya, yakni Pos Tour atau perjalanan wisata ke salah satu wilayah UPTD KPH lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Agenda ini menjadi uji coba paket perjalanan wisata yang ditawarkan oleh UPTD KPH.

    FHWL jadi Ajang Promosi Potensi Wisata Lampung

    Selain mengutarakan empat agenda besar FHWL, Yanyan juga menjelaskan terkait tujuan utama dari festival bernuansa hutan dan alam tersebut.

    Selain sebagai wujud implementasi salah satu janji kerja Gubenur Lampung yaitu “Lampung Kaya Festival”, FWHL menjadi ajang promosi potensi wisata dan edukasi pemanfaatan wisata kawasan hutan di Lampung.

    Untuk itu, Yanyan menekankan pentingnya peran stakeholder untuk mempromosikan potensi wisata hutan yang ada di Sai Bumi Ruwa Jurai tercinta.

    “Selaras dengan tujuan pelaksanaan FWHL maka pada acara Launching ini kami mengundang teman-teman travel agent dan teman-teman pegiat media sosial, blogger dan influencer. Harapannya agar potensi wisata dalam kawasan hutan dapat dipromosikan secara proporsional,” papar Yanyan.

    Artinya, lanjut Yanyan, wisata di kawasan hutan tidak hanya menjadi ajang eksploitasi para pecinta wisata atau sekadar pembuat konten. Namun harus tetap menjaga esensi dari wisata minat khusus yang menawarkan perjuangan dan kesulitan untuk menikmati objek wisata dalam kawasan hutan.

    “Sehingga objek wisata dalam kawasan hutan tetap terjaga kelestariannya, tidak tergerus oleh kepentingan ekonomi dan konten semata,” pungkasnya. (Red)